Share

8

"Veyana!" Sebuah tepukan cukup keras mendarat di pundakku.

Aku menoleh dan mendapati Ray tengah menatapku dengan mata elangnya, "Bareng, yuk!"

Aku terperangah mendengar ucapannya itu. Lagipula kenapa cowok mesum ini berangkat lebih pagi dari biasanya. Padahal aku lebih sering melihatnya terlambat.

Aku tak menggubris ajakannya dan berlalu pergi melangkah lebih dahulu. Rasanya risih harus berdekatan dengannya apalagi menjadi pusat perhatian oleh murid yang lain.

Bukannya berlalu pergi, dia malah mengekori langkahku dan berusaha mengimbanginya. "Tunggu dong!" uja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status