Home / Romansa / THE JERK IN LOVE / 3. Hari yang Sial

Share

3. Hari yang Sial

last update Last Updated: 2023-05-12 22:12:57

Chapter 3

Hari yang Sial

"Istri?" tanya Andrea.

Namun, pertanyaannya hanya menguap bersama udara yang dihirup karena beberapa pelayan yang berseragam menggiringnya menjauhi Xavier menuju lantai atas melewati tangga yang didesain meliuk dengan bagian handrail berwarna hitam, sedangkan bagian balusters berwarna emas, dan lantai dari batu granit berwarna putih dengan corak abu-abu pudar.

Terdapat dua tangga yang sama di ruangan itu, keduanya meliuk dan di tempat di tengah antara dua tangga terdapat sebuah meja kaca berukuran besar yang terdapat vas bunga dari keramik di atasnya. Kemudian tepat di atas vas yang berisi bunga segar itu terdapat lampu gantung kristal yang menyala.

Andrea semakin terbengong-bengong saat tiba di lantai atas, seluruh furniture di sana adalah sesuatu yang baru pertama kali dilihat olehnya hingga rasanya seperti sedang menonton tur keliling rumah keluarga artis Hollywood ternama.

Tiba di sebuah kamar, Andrea mengamati suasana kamar yang didominasi dengan warna putih, beberapa furnitur di sana bernuansa abu-abu muda dan kusen-kusen berwarna hitam sementara lampu gantung di langit-langit berwarna putih cerah dan lampu berwarna kuning di sudut-sudut ruangan.

Lalu seorang pelayan menyusul mereka di kamar itu dengan membawa dua kotak yang berisi pakaian dan sepatu, Andrea semakin kebingungan. Pakaian di dalam kotak itu berwarna biru laut, bukan berwarna hitam putih seperti yang dipakai pelayan. Sepatunya bahkan sangat cantik, ujungnya runcing dengan hak setinggi 7 cm berwarna putih gading.

"Bisakah aku bicara dengan majikan kalian?" kata Andrea.

Andrea baru saja mendapatkan firasat buruk karena sepertinya ia telah meminta pertolongan pada orang yang salah. Masih segar dalam ingatan Andrea kalau dia menawarkan balas jasa dengan menjadi pelayan.

"Tuan Muda menyuruhmu untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaian. Dia akan membawamu pergi ke jamuan makan malam."

Andrea mengangkat pakaian berbahan satin yang masih terlipat di dalam kotak lalu mengamatinya. "Apa ada pakaian yang lain?"

"Anda tidak menyukainya?" tanya pelayan.

Bukan tidak suka, tetapi ia terbiasa mengenakan kemeja dan kaus. Bukan gaun tanpa lengan dengan belahan dada yang rendah seperti itu. "Ini tidak cocok untukku."

"Tapi, Tuan Muda...."

"Persetan dengan Tuan Muda kalian!" dengus Andrea.

"Maaf, Nona. Kami hanya patuh pada Tuan Muda."

Sepertinya percuma berdebat dengan pelayan. "Kalian keluarlah, aku bisa mengganti pakaian sendiri."

"Tapi, Tuan Muda menyuruh kami untuk terus mengawasimu."

Mengganti pakaian adalah urusan mudah, tidak perlu repot-repot dibantu orang lain karena dirinya bukan Tuan Putri dan dia juga tidak akan bisa melarikan diri dengan keadaan seperti itu. Tidak ada mobil, ponsel, dan tidak tahu sekarang berada di mana.

"Aku harus berganti pakaian, apa kalian mau menontonku berganti pakaian?"

"Tuan Muda juga menyuruh kami membersihkan tubuhmu."

Memangnya aku sangat kotor? Andrea sampai mengamati dirinya yang tidak terlihat payah-payah amat. "Aku bisa mandi sendiri."

"Kami harus memastikan kau benar-benar bersih," kata pelayan.

Andrea jengkel bukan main mendengarnya. Ia calon dokter, tentunya paham betul seperti apa kebersihan itu. Tetapi, ia tidak ingin melawan lagi karena tidak ada gunanya melawan pelayan yang sepertinya sangat patuh, lagi pula jika berniat melarikan diri juga percuma, mobilnya entah berada di mana. Ponselnya juga kehabisan daya dan rumah di mana dirinya berada sangat jauh dari jalanan utama. Ia tidak bisa lagi ke mana-mana selain mengikuti alur yang dibuat pria bermata hazel itu.

Andrea lalu bersikap patuh, berdiam diri di dalam bathtub seraya mengamati detail kamar mandi itu dengan saksama sementara pelayan menggosok tubuhnya. Hari yang sial, batinnya.

Setelah mengenakan pakaian yang kebetulan sangat pas di tubuhnya, Andrea lalu mengenakan sepatu yang juga pas dan nyaman di kakinya kemudian duduk di kursi di depan meja rias.

"Nona, biar kubantu kau merapikan riasanmu," kata salah satu pelayan yang terlihat telah berumur. "Dan kalian keluarlah," katanya pada pelayan lain.

Pelayan itu dengan cekatan mengeringkan rambut Andrea, menyisirnya lalu menatanya dengan gaya sederhana.

"Nona, kau terlihat sangat cantik. Tuan Muda tidak salah memilihmu."

Andrea menelan ludah, pujian itu seperti pohon berduri yang melilit di tubuhnya. Menyakitkan. Andrea hanya bisa tersenyum simpul menanggapinya.

"Nyonya di sini... maksudku ibu Tuan Muda adalah orang yang sangat perfeksionis, dia mungkin akan menyulitkanmu. Tetapi, jika kau bisa mengambil hatinya dan tidak menyinggungnya, aku jamin kau tidak akan kesulitan apa pun ke depannya," kata pelayan itu.

Andrea tidak peduli dengan itu, dirinya adalah Andrea Bougenville yang bisa menyelesaikan masalah dengan cara apa pun. Dari cara yang biasa, tidak biasa, bahkan konyol sekali pu. Ia diam-diam menyusun rencana agar segera mungkin dapat pergi dari tempat itu secepatnya.

Tiba-tiba pintu terbuka, Andrea menoleh ke arah pintu dan ia tertegun melihat siapa yang berdiri di ambang pintu kamar. Jasmine Lane, kakak tirinya.

Bersambung....

Jangan lupa untuk tinggalkan komentar dan Rate!

Terima kasih dan salam manis dari Cherry yang manis!

🍒😊🌸

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Putry Ismayanti
aduhhhh ketemu
goodnovel comment avatar
kak rose
what?? ngapain jasmine lane ada di rmh itu? wow makin penasaran aku
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • THE JERK IN LOVE    End

    ENDAndrea melepaskan sepasang anting berlian yang melekat di telinganya, ia baru saja selesai melakukan foto untuk praweding yang bertemakan foto outdoor. Meskipun tema foto adalah outdoor sebenarnya Xavier dan Andrea mengambil foto tersebut di taman mansion tempat tinggal mereka. Menurut Andrea pengambilan foto di taman kediaman mereka lebih menghemat waktu sehingga ia dan Xavier tidak harus menyisihkan banyak waktu hanya untuk mendapatkan beberapa jepretan foto. “Apa kau perlu bantuanku?” tanya Xavier seraya memasukkan ponsel ke dalam saku celananya lalu melangkah mendekati Andrea. Ia baru saja selesai berbicara dengan sekretarisnya. Andrea tersenyum. “Bukankah kau harus segera pergi ke kantor?” “Masih ada empat puluh lima menit lagi sebelum pertemuan.” “Kau seharusnya memberikan contoh sebagai bos yang baik,” kata Andrea dan menatap Xavier dengan tatapan menggoda.“Aku lebih senang bersama istriku dibanding datang lebih awal untuk rapat yang membosankan itu.” Xavier menarik pi

  • THE JERK IN LOVE    37. Fakta Terkuak

    Chapter 37Fakta yang TerkuakXavier tidak menggubris pertanyaan Jasmine, ia melangkah melewati Jasmine menghampiri Andrea kemudian mengulurkan tangannya kepada Andrea.“Ayo pulang,” kata Xavier dengan begitu tenang.Andrea terlihat ragu-ragu, tetapi akhirnya menerima uluran tangan Xavier dan mereka pun berjalan melewati Jasmine yang masih berdiri terpaku di tempatnya. Tiba-tiba Xavier berhenti. “Jasmine, kuharap kau tahu posisimu,” kata Xavier dengan nada sangat dingin. “Di antara kita tidak pernah ada hubungan apa pun selain urusan pekerjaan.” “Aku tidak mengerti maksudmu,” kata Jasmine dengan sangat tenang.“Aku mendengar semua percakapan kalian tadi.” “Aku tidak bermaksud buruk, aku hanya bermaksud untuk melindungimu.” “Aku bisa menjaga diriku.”“Semua yang kulakukan adalah untuk melindungimu dari wanita yang mungkin hanya mengincar kekayaanmu saja.”“Kau tidak perlu mengkhawatirkan itu,” kata Xavier Lalu kembali melangkah meninggalkan Jasmine. Mereka menuju pintu keluar rest

  • THE JERK IN LOVE    36. mencintai Istriku

    Chapter 36Mencintai IstrikuAndrea berdiri di samping Xavier, menggamit lengan pria itu memasuki pesta di sebuah restoran di tengah kota Los Angeles. Ia mengenakan gaun berwarna hitam panjang dengan potongan leher asimetris dari desainer ternama, Andrea memilih gaun itu karena menimbang modelnya tidak terlalu terbuka di bagian leher.Baru saja mereka tiba di dalam ruangan VIP restoran, pandangan Andrea tertuju pada Jasmine yang duduk di samping seorang pria tua. Andrea menebak pria itu adalah tuan Lane, ayah Jasmine. Di ruangan itu ada empat orang, seorang pria berambut putih bangkit dari duduknya menyambut kedatangan Xavier dengan ramah. Pria itu adalah rekan bisnis yang Xavier maksud dan seorang wanita seusia Jasmine yang juga berada di sana mungkin putrinya, terlihat dari penampilannya yang mengenakan pakaian yang tidak sederhana dan tidak juga formal. “Silakan duduk, Tuan Muda Xarxas,” kata Mr. Sheldon, pria berambut putih dan Xavier menarik sebuah kursi di samping Jasmine untu

  • THE JERK IN LOVE    35. Sebuah Fakta

    Chapter 35Sebuah Fakta Andrea berdiri di balkon rumah sakit seraya berpikir jika analisa Sarah pastilah salah, ia tidak mungkin jatuh cinta pada Xavier meskipun ia tidak menampik jika Xavier memiliki paras rupawan dan daya tarik yang luar biasa. Wanita mana yang bisa menolak daya tarik Xavier? Apalagi di samping memiliki wajah rupawan Xavier juga pewaris satu-satunya kekayaan keluarga Xarxas yang menjadi nilai plus bagi pria itu. Andrea mencoba berpikir jernih. Xavier adalah pria yang bekerja sama dengan Jasmine, pria yang membuatnya terjerat dalam pernikahan yang tidak direncanakan, dan ingin membuatnya menjadi mesin pencetak anak untuk keluarga Xarsas sehingga dengan kesadaran itu sangat mustahil menurut Andrea kalau dirinya sampai jatuh cinta pada Xavier. Jika dirinya dan Xavier begitu akrab dan intim, menurutnya itu adalah hal yang mengalir begitu saja karena telah terbiasa dengan keberadaan satu sama lain selama ini. Tetapi, benarkah murni karena terbiasa dengan keberadaan Xa

  • THE JERK IN LOVE    34. Jatuh Cinta

    Chapter 34Jatuh Cinta Andrea terkejut manakala mendapati ibunya, Lilian Lane berdiri di depan konter ruangan staf kesehatan. “Andrea, bisa kita bicara sebentar?” kata Lilian. Andre menyapukan pandangan ke sekitar dan beberapa orang perawat ada di sana, ingin sekali mengusir Lilian tetapi seperti mustahil hingga akhirnya Andrea mengangguk dan menyusul langkah Lilian. “Bagaimana kabarmu, Sayang?” tanya Lilian ketika mereka tiba di pojok lorong yang sepi. “Ada apa?” tanya Andrea malas. Ia menduga kedatangan ibunya ada kaitannya dengan Jasmine. Lilian tersenyum menatap Andrea. “Bagaimana hubunganmu dengan Xavier?” “Hubunganku dan Xavier cukup baik.” “Baguslah, dan kuharap kalian tidak perlu bercerai.” “Kau sudah pernah mengatakannya.” “Aku serius,” kata Lilian sembari memindahkan tas di tangan kirinya ke tangan kanan.Andrea menatap ibunya dan tas mahalnya lalu tersenyum sinis. “Demi kepentinganmu? Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dari ini. jangan bermimpi.” “Aku memang bers

  • THE JERK IN LOVE    33. Ciuman rasa Kopi

    Chapter 33Ciuman Rasa Kopi Andrea tidak mengejawantahkan perintah Xavier, ia justru membalas tatapan Xavier, sementara debaran di jantungnya semakin kuat. Rasa hangat melingkupinya, getaran-getaran aneh menjalari seluruh tubuhnya bagaikan sengatan listrik. Ia belum pernah merasakan perasaan aneh seperti itu sebelumnya, terhadap siapa pun. Apakah karena jaraknya terlalu dekat dengan Xavier sehingga perasaan asing itu muncul? Andrea berusaha menemukan jawabannya secepat mungkin tetapi ia tidak mendapatkannya hingga bibir Xavier telah mendarat di bibirnya dan ia menerima ciuman Xavier. Membalasnya seperti Xavier menciuminya.Andrea perlahan menutup matanya, menikmati ciuman Xavier yang beraroma kopi. Tangannya mencengkeram kaus yang Xavier kenakan saat lidah Xavier membelai lidahnya, kenikmatan menjalari tubuhnya. Andrea semakin kuat mencengkeram kaus yang dikenakan Xavier.Sementara Xavier menahan tengkuk Andrea dengan satu tangannya lalu memindahkan satu tangan Andrea ke pinggangnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status