Joel mencoba untuk tetap bekerja dengan profesional meskipun penyesalan begitu menjalar di hatinya. Dia merasa hatinya kosong tetapi di masih mengabaikannya. Hari lepas hari, dan sudah seminggu Joel mencoba untuk beradaptasi namun dia tidak bisa menerima kenyataan ini.
Untuk mengusir semua penyesalan itu, Joel mampir di bar dan memesan minuman. Satu gelas, dua gelas, minuman itu belum cukup untuk membuatnya melupakan masalahnya. Akhirnya dia tidak bisa mengendalikan dirinya ketika tangannya terus menuang minuman alkohol ke dalam gelas.
Joel mabuk, dan dia mulai meracau. Bartender yang ada di sana mencoba untuk membantu, dan di waktu yang sama Georgina menghubungi ponsel Joel.
“Teman Anda mabuk berat. Saya yakin dia tidak bisa pulang sendirian,” ucap bartender.
Georgina bergegas mengganti piyamanya menjadi kaos dan celana panjang. Dia mengambil kunci mobilnya dan dia pergi meninggalkan rumahnya.
Sesampainya di bar, Georgina memapah Joel yang lebih tinggi darinya ke mobil. Georgina membiarkan Joel meracau, dan dia menaikkan kecepatan mobilnya.
Huek!
Joel muntah tepat di bawah jok mobil. Georgina merasa dia tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan karena bau alkohol dan muntah begitu menusuk hidungnya. Akhirnya dia mencari hotel yang paling dekat dari sana.
“Saya minta jasa pembersih mobil,” pinta Georgina ketika dia berdiri sambil memapah Joel di depan resepsionis.
“Baik, Nona.”
Seorang staff hotel membantu Gina untuk membawa Joel ke dalam kamar. Sesampainya di sana, staff itu pergi dan Gina melepaskan pakaian Joel. Dia hanya menyisakan celana boxer saja yang menempel di tubuh pria itu. Gina hendak pergi dari ranjang, tetapi tangannya ditangkap oleh Joel.
“Jangan pergi! Aku membutuhkanmu.”
Georgina berbalik dan tanpa dia duga Joel menciumnya dengan kasar. Berpikir jika Joel adalah tunangannya, akhirnya Georgina mau melayani hasrat Joel yang berkobar.
***
Georgina sangat terkejut ketika terbangun dan dia melihat seorang pria yang sangat dikenalnya tidur dengan sangat nyenyak di sampingnya. Georgina menyingkap selimut, dia semakin terkejut saat menemukan tubuh telanjangnya."Apa yang terjadi?" gumam Georgina. Meskipun dia wanita berusia dua puluh enam tahun, dan dia tinggal di negara yang memperbolehkan hubungan intim sebelum menikah, tetapi Georgina masih perawan. Bukan tanpa alasan dia menjaga mahkotanya. Sejak kecil hatinya sudah terpaku pada seseorang dan dia hanya ingin memberikan tubuhnya pada pria tersebut.
"Apakah kami benar-benar melakukannya?" Gina memutar ulang rekaman di kepalanya tentang kejadian tadi malam.
"Ya, Tuhan! Kami benar-benar melakukannya." Georgina menganga dan dia menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Sekarang aku sudah menjadi miliknya. Aku yakin dia pasti akan menikahiku." Tidak ada penyesalan ketika dia menyerahkan tubuhnya pada pria impiannya.
Georgina melihat ke samping, dia tersenyum melihat wajah damai pria yang sedang terlelap. "Aku tidak menyangka kalau kita akan melakukannya, Joel. Aku sangat mencintaimu, dan sampai kapan pun akan tetap seperti itu."
Georgina memutuskan mandi meskipun dia merasakan nyeri di bagian kewanitaannya. Tepat ketika dia keluar dari kamar mandi, dia melihat Joel bangun dengan ekspresi bingung. Georgina sumringah dan dengan hati senang dia menghampiri Joel. “Kamu sudah bangun?” Matanya berbinar ketika bertanya.
“Apa yang terjadi? Kenapa kita ada di kamar hotel?” Tatapan Joel berbanding terbalik dengan binar kebahagiaan yang ada di mata Georgina.
“Tadi malam kamu muntah di mobil dan aku mencari hotel paling dekat dengan bar. Akhirnya kita bermalam di sini, dan kita—”
“Stop!” Joel menghentikan Georgina dan dia memaksa pikirannya untuk mengingat kembali kejadian tadi malam. Tetapi sialnya, dia hanya mengingat dengan samar. Tadi malam dia hanya memikirkan Chesa saja dan dia berpikir jika Gina adalah Chesa.
“Aku tidak mungkin melakukan itu denganmu, Gina! Jangan berbohong!”
Hanya dalam satu detik senyuman dan binar kebahagiaan di mata Georgina menghilang. Joel menuduhnya berbohong padahal tidak ada yang salah jika mereka melakukan hubungan badan. Mereka telah dijodohkan sejak lama dan jika mereka menemukan waktu yang tepat, mereka pasti akan melangsungkan pernikahan.
“Kamu menuduhku berbohong?” Gina masih mencoba untuk menetralisir kekecewaannya dengan pikiran positif. Mungkin saja Joel terlalu terkejut dan dia tidak bisa berpikir dengan baik.
“Tentu saja kamu berbohong! Sejak dulu kamu yang menginginkan perjodohan ini. Kamu lupa kalau perjanjian kita sewaktu kecil hanya permainan anak-anak. Kamu menganggapnya serius dan sekarang kamu berpikir jika aku benar-benar adalah tunanganmu.”
“Jo, kenapa kamu mengatakan ini setelah kita melakukannya tadi malam? Kamu berjanji akan selalu menjagaku dan menyayangiku. Kenapa kamu menyakitiku, Jo?”
“Aku tidak mungkin melakukannya denganmu, Gina! Aku tidak pernah mencintaimu. Kamu pasti sengaja melakukannya di saat aku sedang mabuk.”
Georgina benar-benar tidak bisa menahan kekecewaannya lagi. Tangannya bergerak dan dia menampar wajah Joel. “Hanya karena wanita itu kamu tega mengatakan semua itu padaku. Kau sangat jahat, Joel. Aku sangat kecewa padamu.” Gina melepaskan handuk di kepalanya, memakai pakaiannya, dan dia menyisir rambutnya yang basah. Tanpa mengatakan apa-apa lagi dia pergi meninggalkan kamar hotel tersebut.
Sementara Joel, dia sedang memikirkan kejadian tadi malam. Dia merutuki dirinya sendiri karena kelalaiannya. Dia memang menyayangi Georgina, tetapi ketika orangtuanya memilih Gina sebagai calon istrinya dia mulai protes. Sejak kecil hidupnya serba diatur dan dia muak ketika pasangan hidupnya pun diatur oleh orangtuanya. Itu sebabnya dia selalu menolak ketika orangtuanya membahas tentang tanggal pertunangannya dengan Georgina.
“Bagaimana mungkin kami bisa menikah? Aku dan Gina sudah bersama sejak kecil. Kami berteman baik dan rasanya tidak mungkin jika kami harus menikah. Kenapa orangtuaku selalu mengatur hidupku? Apa aku tidak berhak untuk menentukan cintaku?
***
Georgina menangis sesenggukan di kamarnya. Dia pikir, setelah mereka bercinta maka semua akan baik-baik saja. Tetapi ternyata Joel tidak mengindahkah apa yang telah mereka lakukan, pria itu justru menuduhnya sebagai pembohong.
Sakit hati menyerang Georgina tetapi dia telah memberikan sesuatu yang dia jaga selama ini kepada Joel. Georgina tidak akan menyerah dengan mudah. Dia harus mendapatkan haknya dan satu-satunya pria yang dia inginkan menjadi suaminya hanya Joel.
Georgina menyeka air matanya, dan dia beranjak dari ranjang. Dia duduk di kursi, menghadap cermin sambil memikirkan langkah apa yang harus dia ambil setelah ini. Georgina mengambil kapas dan cairan pembersih, lalu dia menyeka riasan wajahnya.
“Tidak apa-apa. Joel hanya shock saja karena kejadian tadi malam. Dia tidak mungkin mengecewakanku. Sejak kecil dia selalu melakukan yang terbaik untukku. Aku akan menunggu sampai hatinya benar-benar tenang, setelah itu kami akan berbicara lagi.” Georgina menyemangati diri sendiri, menyangkal jika Joel tidak pernah mencintainya.
Georgina Moore dan Joel Raymond telah berteman sejak kecil karena pertemanan ibu mereka. Ketika masih kecil, mereka berdua sering bermain peran sebagai pasangan pengantin. Saat di sekolah, Joel juga sering melindungi Georgina dari bullyan teman-temannya. Joel berjanji akan selalu menyayanginya, bahkan akan melindunginya sampai mereka tua nanti. Sejak kuliah, Georgina pindah ke Italia karena ayahnya. Orangtuanya berpisah saat usianya masih dua belas tahun, dan saat itu dia lebih memilih untuk tinggal bersama dengan ibunya. Namun, karena keinginan untuk menjadi seorang perancang busana yang hebat, akhirnya dia menerima tawaran sang ayah untuk dikuliahkan di negaranya.Meskipun jarak telah memisahkan Joel dan Georgina, namun mereka masih berteman baik. Tetapi hubungan mereka mulai menjauh ketika orangtua Joel menginginkan Gina sebagai menantunya. Kala itu Georgina merasa sangat senang, berbanding terbalik dengan Joel. Joel merasa tertekan, berpikir jika orangtuanya sangat egois
Satu jam kemudian Joel tiba di restoran, dan dia mendesah ketika melihat Georgina sudah ada di sana. Joel menarik kursi dan dia duduk berhadapan dengan Gina. “Ada apa?” dia bertanya tanpa basa basi, seolah-olah bertemu dengan Gina hanya akan membuang waktu berharganya.“Duduklah sebentar!” balas Gina, masih mencoba kuat meski dia sakit karena sikap dingin Joel. Joel mendesah ketika dia duduk, dan dia menatap Gina dengan sorot mata dingin. “Aku tidak akan mau berbicara jika kamu masih menginginkan pernikahan dariku. Aku sudah mencintai wanita lain dan aku tidak mungkin menikah denganmu. Aku menyukaimu tapi bukan berarti aku harus menikah denganmu. Aku menganggapmu sebagai saudara karena kita sudah berteman sejak kecil.”Deg!Hati Georgina patah lagi sebelum dia memberi tahu kehamilannya. Awalnya dia ingin memberi tahu Joel tentang kehamilannya tetapi mendadak dia ragu.“Cepat katakan, Gina! Aku harus pulang dan memberi tahu orangtuaku tentang pembatalan pertunangan kita. Aku
Joel masuk ke rumah dan dia melihat Diane, ibunya. “Apa kau tahu kalau Gina akan pergi ke Italia?” tanyanya. “Tahu, Ma. Beberapa hari yang lalu Gina sudah memberitahuku.” Joel menjawab dengan ekspresi malas. Sikapnya akhir-akhir ini berubah, dia seperti tidak memiliki gairah untuk melakukan apa pun. “Apa kau tidak mau mengantarnya ke bandara?” Pertanyaan sang ibu membuat Joel terdiam. Dia bahkan tidak sempat memikirkan perasaan wanita itu karena dia sibuk dengan pekerjaannya. “Aku sudah menawarkan tumpangan tapi Gina menolak, Ma. Lagipula dia bukan tunanganku lagi,” jawab Joel. Diane mendesah dan dia melihat putranya. “Mama tahu hubungan kalian sudah berakhir, tapi kau jangan lupa kalau dia adalah temanmu sejak kecil. Dia tidak pernah melakukan sesuatu yang buruk selama ini. Apa kau akan mengakhiri hubungan kalian dengan cara yang buruk?” “Aku lelah, Ma. Aku mau tidur sekarang.” Joel menghindari percakapan dengan Diane. Dia sedang dalam mood yang buruk, dan dia tidak i
Mendapatkan dukungan dari orangtuanya membuat Georgina yakin untuk tinggal di rumah besar Darren. Meskipun sebenarnya dia lebih nyaman tinggal seorang diri di unit apartemennya namun setelah berpikir lagi akhirnya dia setuju. Paling tidak sampai anaknya lahir. Gina pasti membutuhkan mereka. Dia masih buta tentang kehidupan wanita hamil, apalagi tidak ada pasangan yang akan mendampinginya.Setelah dua hari tinggal bersama di apartemen, Gina akan mengantar ibunya ke bandara. Brittany akan kembali ke Shadowfall tanpa putrinya.“Nona, Tuan Moore meminta saya untuk mengangkut barang-barang Anda ke rumahnya,” ucap seorang pria. Dia adalah kurir yang ditugaskan Darren untuk memindahkan barang-barang Georgina..“Hanya dua koper dan dua kotak besar saja.” Gina menunjukkan barang-barang yang telah dia letakkan di ruang tamu. Dia hanya membawa barang-barang yang dia perlukan karena setelah anaknya lahir dia pasti akan kembali ke apartemennya.Pria itu memanggil rekannya dan mereka mengam
Dua tahun berlalu, “Mama,” panggil Zion sambil membawa langkah kecilnya untuk menghampiri Georgina yang sedang menyiapkan makanan untuknya. “Iya, sayang. Mama sedang menyiapkan makanan untukmu.” Zion memeluk kaki Gina ketika pengasuhnya datang menghampirinya. Ketika pengasuh itu ingin menggendong Zion, Gina melarangnya. “Biarkan saja, nanny,” ucap Georgina. Ketika makanan Zion sudah siap, dia membungkuk untuk mengambil putranya. “Kamu sangat lapar?” tanyanya sambil mencium pipi gembul Zion. “La-pal,” sahut Zion dan Gina semakin menciumi wajahnya karena tingkahnya begitu menggemaskan. “Baiklah. Sekarang waktunya kita makan.” Gina mendudukkan Zion di kursi bayi, lalu dia mendapatkan makanannya. Zion sudah terbiasa makan sendiri. Menurut Gina, dia akan mempelajari sesuatu ketika melakukannya. Zion tak sengaja menjatuhkan potongan daging di piringnya, dan Gina tersenyum sambil mengusap kepalanya. “Tidak apa-apa, sayang. Kamu tidak sengaja melakukannya jadi mama akan membe
Georgina tampil luar biasa dengan gaun pesta warna biru gemerlap yang menempel di tubuhnya. Bahu dan punggungnya terlihat, dan payudaranya mengintip untuk memberikan kesan seksi dan mempesona.Georgina mencium Zion sebelum dia pergi. “Mama tidak akan lama. Kamu bersama nanny di rumah, oke?”Zion melingkarkan tangan mungilnya di leher Gina dan mengangguk. “Boleh es krim?” anak berusia dua tahun itu meminta izin sebelum ibunya pergi.“Boleh, tapi tidak banyak.”“Oke, Mama.” Zion mencium pipi Georgina. Zion adalah kekuatan bagi Georgina untuk bertahan sampai sekarang. Gina rela bekerja keras dan mengumpulkan banyak uang demi masa depan Zion. Dia tidak mau bergantung kepada siapa pun, itu sebabnya dia ingin mengembangkan butiknya agar dikenal lebih banyak orang.Georgina turun menggunakan lift ketika Gabriel sudah menunggunya di depan. Georgina tersenyum ketika Gabriel membuka pintu mobil untuknya. “Kamu tampak luar biasa, Gina. Kamu sangat cantik,” puji Gabriel sebelum Geor
“Gina!”panggilan itu melambai di telinga Georgina ketika mereka hendak masuk ke dalam mobil. Georgina berbalik dan dia melihat Joel melangkah begitu cepat ke arah mereka.Tulang kaki Georgina goyah ketika Joel semakin dekat. Dia meremas tas di tangannya untuk memastikan pikirannya masih bisa diajak untuk bekerja sama.“Kamu mengenal dia?” Gabriel bertanya ketika dia melihat Joel dan dia mengembalikan tatapannya kepada Gina.“Di-dia hanya salah satu temanku sewaktu masih sekolah. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan teman lama di sini,” jawab Gina. Dia sedang berusaha menyembunyikan semua emosi yang menembus dadanya sekarang.“Oh, dia teman lamamu. Apa kalian dekat?” Gabriel bertanya lagi. Dia melihat Joel dan tatapannya memindai penampilan pria itu.“Kami adalah---” Joel ingin menjawab tetapi Gina memotong kata-katanya.“Kami tidak dekat. Kami hanya satu sekolah dan tidak terlalu dekat. Ayo kita pergi dari sini!”Joel hanya bergeming ketika Georgina mengabaikannya. Bahkan
Joel menarik kursi, dia mengambil tempat duduk di samping Zion ketika Gina masih memikirkan pertanyaannya. Meskipun Gina melarangnya, Joel tidak akan pergi dari sana.“Aku akan tinggal selama seminggu di sini. Aku tidak memiliki teman selain Tristan dan dia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Aku membutuhkanmu untuk menemaniku selama tinggal di sini,” ucap Joel. Dia melihat Georgina sebentar dan mengembalikan pandangannya kepada Zion. Ada getaran yang terjadi di dadanya namun Joel tidak mengerti kenapa dia merasakan hal aneh seperti itu.“Aku tidak punya waktu untuk menemanimu. Mungkin kamu bisa membayar seorang pemandu jalan,” jawab Gina setelah dia berhasil mengisi pikirannya yang kosong. Georgina harus tetap waspada agar Joel tidak bertanya tentang siapa ayah putranya. Dia benar-benar belum siap untuk mengatakan kebenaran pada pria itu. Kejadian tiga tahun lalu masih membekas di hatinya dan itu menyakitkan.“Bukankah kita teman lama? Kamu mengatakan seperti itu kepada kekasi