Share

17. Pelarian

Syamil turun dari tubuh Erna setelah selesai menuntaskan hasratnya yang membara. Kedatangan perempuan itu ke Rumah Gadang membuat kesedihan Syamil menguap begitu saja.

"Ada masalah apa Uda sama Shanum?" Erna menjadikan lengan Syamil sebagai bantal. Dari samping, dia mengagumi hidung mancung yang pria itu miliki. Jemari Erna mengelus lembut dari pangkal sampai ke ujung hidung Syamil yang bangir.

Syamil menangkap tangan perempuan yang telah memyerahkan tubuhnya bulat-bulat itu, lalu mengecupnya lembut.

"Dia pulang terlambat, di antar oleh Gibran. Sebagai suami wajar aku bertanya kenapa dia terlambat. Namun, pertanyaanku malah membuatnya tersinggung. Ketika aku mengajaknya bercinta, dia terlihat enggan dan tidak antusias melayaniku. Tentu saja hatiku sakit diperlakukan demikian. Makanya, aku maki-maki dia bahkan aku mengancam untuk pergi. Dan Shanum sedikit pun tidak merespon kemarahanku. Bahkan di saat aku pergi dari rumah, tidak ada niatnya menahan langkahku. Buk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status