Home / Romansa / TRAUMA / 09. Revulsion

Share

09. Revulsion

Author: kunkimmm
last update Last Updated: 2021-04-01 13:21:12

Perasaan bangga memenuhi diri Ethan, kedua tungkainya melangkah lebar dengan sudut bibir terangkat. Menyusuri koridor yang sedikit lenggang, mengingat jam kerja kantor di mulai satu jam lagi. Tentu, ini masih terlalu pagi untuk para pegawai datang.

Perasaan Ethan sedang dalam keadaan baik, bahkan sangat baik. Sampai-sampai mendadak jadi begitu bersemangat datang ke tempat kerja lebih awal, tidak seperti biasanya.

Entahlah, Ethan hanya sedang merasa senang. Ini lebih dari sekedar memenangkan tender dengan nilai selangit. Perasaan ini, lebih dari itu.

Alasannya sederhana, hanya membayangkan Kim Sara dalam genggamannya, miliknya, seutuhnya.

Ada apa dengan dirinya? Mengingat itu semua saja, sudah mampu membuat Ethan menyeringai tipis, di sela-sela langkahnya yang melangkah di koridor.

Ahh, itu sungguh luar biasa. Batin Ethan.          

Ethan terlalu fokus pada lamunannya, sehingga tidak menyadari seorang wanita dengan rok span di atas lutut dan kemeja putih, pakaian khas pegawai kantor. Berjalan tergesa ke arahnya, dan menabrak bahunya cukup kuat. Sampai-sampai si wanita terjatuh dengan bokong mencium marmer juga kertas-kertas bawaannya berhamburan.

Sedangkan Ethan yang masih berdiri tegap, tidak goyah barang sedikit saja atas acara tabrakan kecil tersebut. Wajahnya kembali berubah datar dan malas.

Satu alisnya terangkat, menatap dengan kening berkerut pada sosok wanita yang tengah meminta maaf padanya berkali-kali, sambil mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan di atas lantai.

"Maaf, maafkan saya Tuan," sesal si wanita.

Ethan masih berdiri tegak di tempatnya, dengan pandangan lurus mengarah pada si wanita. Terlihat jelas, jika Ethan tidak berniat untuk membantunya.

Mengingat suasan hati Ethan sedang dalam keadaan bagus, lantas Ethan hanya menghela singkat. Lalu mengangguk singkat saat si wanita selesai mengumpulkan kertasnya, lalu membungkuk hormat pada Ethan.

"Saya sungguh minta maaf Tuan, lain kali saya akan lebih berhati-hati," ucap si wanita, masih mencoba meminta maaf. Meski jelas-jelas Ethan sudah memaafkannya, meski tidak kentara.

"Tidak apa-apa, aku mengerti."

Iris Ethan meneliti penampilan wanita tersebut, dia masih menunduk enggan menatap Ethan. Siapapun tahu, jika wanita di hadapan Ethan bukan wanita biasa.

Dari gestur tubuh, cara berbicara, dan sorot matanya. Ethan bisa melihat, jika wanita ini bukan wanita ceroboh ataupun wanita bodoh.

Namun, suara dering ponsel milik Ethan membuat pertemuan singkat itu hanya berlalu singkat begitu saja. Satu panggilan darurat dari asistennya, membuat Ethan melangkah cepat meninggalkan si wanita.

...

Dulu, Sara sempat menjadikan Ethan Lee sebagai segalanya di hidup Sara.

Sara pernah mendeklarasikan Ethan sebagai segalanya di hidup Sara, sebelum kemudian semua itu di hancurkan oleh lelaki itu sendiri.

"Jangan mengikat rambutmu, aku tidak suka. Membayangkan kulit cantikmu di lihat oleh lelaki lain selain diriku, itu membuatku marah."

Seringkali Sara bertanya kepada dirinya sendiri, mengapa kalimat-kalimat sederhana dan terkesan picisan, tidak bermutu itu masih saja melekat di benaknya.

Padahal, itu hanya satu dari sekian banyak kalimat tolol yang selalu Ethan ucapkan pada setiap wanita.

Tetapi, tetap saja. Sekuat apapun Sara meyakini bahwa itu tidak berarti, bukan apa-apa. Kalimat itu selalu terngiang di benaknya. Seperti saat ini, ketika Sara bangun tidur di jam sepuluh pagi, menatap pantulan dirinya yang acak-acakan dengan rambut di ikat asal.

Satu minggu berlalu, sejak pengakuan mengejutkan Ethan di rumah sakit hari itu, Sara tidak lagi bertemu Ethan sampai hari ini. Selama itu juga Sara menghabiskan waktunya untuk tidur, tidur dan tidur tanpa melakukan apapun. Mengunci rapat-rapat pintu apartemen, mematikan ponsel. Menolak siapapun yang mencoba menemuinya, terutama Ethan.

Meski jauh di dalam sana, meski sangat kecil. Sara berharap, seseorang akan mendobrak pintunya, mencarinya dan memastikan bahwa Sara baik-baik saja. Entah itu kakaknya, ataupun orang tuanya.

"Sekali-kali pakai pakaian yang nyaman untuk kau pakai, jangan seragam kantor terus menerus. Kau jadi terlihat seperti tante-tante."

Ethan tahu, betapa Sara begitu membenci seragam kantor yang setiap hari melekat pada diri Sara. Ethan tahu, betapa Sara sangat menginginkan untuk sekedar mengenakan celana jins dan kaos longgar, dengan sepatu kets membalut kedua kakinya dan berjalan santai menyusuri jalanan Seoul. Bukan sepatu hak tinggi, dan kemeja putih dan rok span yang tidak nyaman.

Sara benci mengingat Ethan yang begitu mengetahui banyak hal mengenai dirinya, sedangkan ia tidak tahu apapun tentang lelaki itu.

Yang sampai saat ini Kim Sara tahu, Ethan itu brengsek, Ethan Lee itu rusak. 

Jika di ingat-ingat kembali pada masa ketika Sara masih belum menjadi mendadak tolol hanya karena atas nama omong kosong cinta, karea hal-hal sederhana yang Ethan berikan, katakan, juga perlakuan lelaki itu. Seharusnya Sara tahu itu hanyalah cara Ethan untuk membawa Sara pada permainannya, untuk membuat Sara terjatuh pada lelaki itu.

Kini, Sara tidak baik-baik saja, ah bukankah sejak awal Sara memang tidak baik-baik saja, terutama setelah penolakan Ethan. Kendati demikian Sara mencoba, mencoba untuk kembali mengikuti alur permainan yang akan Ethan mainkan sekali lagi, dan lihat siapa yang akan menjadi pemenangnya kali ini.

Dengan seulas senyum miris terpatri di bibirnya, Sara menyentuh rambut hitam sepinggang miliknya. Ia harus melakukan sesuatu sebelum datang ke kantor hari ini, setelah absen satu minggu lamanya. Mari kita lihat, apakah Ethan sudah siap dengan permainannya.

 ...

Dalam kurun waktu hampir dua puluh menit berlalu, Ethan tidak henti-hentinya menghembuskan napas panjang, sesekali irisnya menatap dalam pada pintu. Benaknya berkecamuk dengan berbagai hal terus menerus berputar.

Beberapa saat lalu sekretarisnya memberi Ethan sesuatu berupa surat pengunduran diri, terlalu mendadak. Kendati demikan, ternyata Han Shianㅡsekretaris Ethan sebelumnyaㅡsepertinya memang sudah merencanakan hal ini sejak awal. 

Ryu Seja, wanita itu. Shian bahkan sudah mempersiapkan pengganti dirinya, wanita sama yang tidak sengaja menabrak Ethan pagi tadi. Meski Ethan akui kemampuan dan prestasi yang di miliki Seja tidak main-main. Tebakan Ethan tidak pernah meleset, Ryu Seja memang bukan wanita sembarangan. 

''Anda memiliki rapat penting hari ini, jadi saya sudah mempersiapkan semuanya. Saya tidak ingin membuat Anda kerepotan tanpa sekretaris di sisi Anda. Sekali lagi saya minta maaf.''

Begitulah ucapan selamat tinggal dari Han Shian, bahkan di saat dia akan lepas tangan dari segala urusan mengenai Ethan Lee pun dia masih saja memikirkan atasannya. Jadi Ethan merasa sedikit tidak terima saat Shian memutuskan untuk mengundurkan dirinya.

Seja bekerja dengan baik, bahkan sangat terbilang cekatan mengingat ini hari pertamanya bekerja. Semua keperluan sudah siap dalam waktu singkat dan Ethan hanya duduk manis di kursinya, menunggu rapat di mulai. Bukankah itu sangat bagus, setidaknya Shian melakukan pekerjaan terakhirnya dengan sangat baik. Dianmeninggalkan harta karun dengan cuma-cuma.

...

Akhirnya, hari ini tiba juga. Sudah berapa lama? Ethan tidakterlalu ingat, mungkin satu minggu? Sejak Ethan melakukan pengakuan gilanya. Yang jelas untuk beberapa waktu belakangan ini, jam seolah berdetak lambat, hari tidak segera berlalu. Entah apa yang terjadi dengan diri Ethan, yang jelas hari ini Ethan merasa lega, entah untuk hal apa. Ethan sendiri tidak mengerti.

Semua orang sudah berkumpul di ruang rapat sejak bermenit-menit yang lalu. Mereka semua tengah menunggu, termasuk Ethan dengan Seja yang duduk di sampingnya. Menunggu pemeran utama rapat yang di selenggarakan hari ini. Rapat peresmian kerja sama mengingat sebelumnya gagal karena Sara pingsan ditengah rapat, dimana sebentar lagi akan segera di mulai.

Mendadak semua orang di ruang rapat sunyi, tepat ketika suara langkah menggema dan pintu utama ruang rapat terbuka lebar. Seolah eksistensi seorang Kim Sara, adalah sesuatu yang luar biasa. Tentu saja, mengingat wanita itu absen dari kantor satu minggu lamanya. Bahkan, beberapa karyawan dan rekan timnya sempat mengira Sara tidak akan datang.

Tetapi, Sara mematahkan semua prasangka semua orang. Hari ini, Sara menampakkan dirinya, beberapa orang bahkan sempat melongo.

Kim Sara datang, dan dia masih terlihat baik-baik saja seperti biasanya. Tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatian semua orang termasuk Ethan yang sejak awal kedatangan Sara, kedua irisnya tidak henti-henti menatap tajam tidak suka pada Sara.

Jiran yang sudah menanti-nanti kedatangan Sara, segera mempersilakannya untuk duduk. Lalu berbisik pelan.

"Anda terlihat berbeda Miss."

Sara tersenyum tipis, membalas tanpa menatap Jiran. "Kau suka rambut baruku?" tanya Sara yang mengerti maksud dari pernyataan Jiran.

Jiran tersenyum canggung, menatap Sara yang mulai sibuk dengan berkas rapat. "Anda jadi terlihat lebih cantik."

Sara melirik sekilas pada Jiran di sampingnya, "terima kasih."

Sedangkan di ujung meja sana, iris Ethan tidak meninggalkan Sara barang seinci pun. Tatapan tajamnya seolah mengatakan dengan jelas bahwa Ethan sedang dalam mood tidak baik.

"Kau tahu, aku sangat tidak menyukai wanita yang mewarnai rambutnya. Jadi, jangan sekali-kali kau mewarnai rambutmu."

Ethan pernah mengatakannya, dengan sangat teramat jelas pada Kim Sara dulu. Mengutarakan ketidaksukaannya, pada si wanita.

Tapi hari ini, Sara seolah tengah menantang Ethan. Dengan mewarnai rambutnya yang hitam legam menjadi perak menyala. Satu hal kecil namun berefek besar pada Ethan.

Baiklah, jika ini yang kau inginkan. Kau duluan yang menantangku Kim Sara.

[]

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nenaa
curiga pokoknya 🙄
goodnovel comment avatar
M dhen
hayoloooh 😅
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TRAUMA    67. A Happy Ending ( AU )

    Waktu benar-benar mengubah banyak hal, Ethan tidak sedang membual atau apalah itu, Ethan seirus dengan itu. Meskipun tentu tidak semuanya berubah, seperti halnya Sara yang masih saja tetap keras kepala dalam setiap kesempatan, dan Ethan akan menjadi pihak yang selalu mengalah untuknya.Perubahan lainnya juga seperti Hajin dan istrinya Hyeji yang menikah sekitar setahun yang lalu, Taekyung yang semakin aktif sebagai aktor film dan drama, Minjoon menjadi pengacar ternama, dan juga Jooin yang kata Sara akhir-akhir ini sedang dekat dengan seorang wanita. Mereka semua memang berubah dan Ethan sendiri mengkui itu, tetapi kelakuan mengesalkan mereka semua yang selalu datang ke rumah Ethan seolah rumah Ethan taman bermain tampaknya tidak akan pernah berubah.Saat ini rumah Ethan sudah mirip penampungan orang-orang aneh, dimana Hajin dan istrinya yang sibuk memasak di dapur untuk menyiapkan makanan untuk semua orang. Lalu Jooin, Taekyung dan Minjoon yang sedang asyik berm

  • TRAUMA    66. Heaven Sent You to Me ( AU )

    Sejak bertahun-tahun yang lalu, Ethan tidak pernah mengenal apa itu kasih sayang maupun sesuatu bernama cinta. Yang Ethan ketahui selama ini hanyalah hidup dengan penuh percaya diri, dan dapatkan apapun yang kau inginkan meskipun Ethan harus mengejarnya sampai ke ujung dunia dengan nafas tersenggal sekalipun. Ethan mempelajari itu semua dari selama Ethan tumbuh di panti asuhan sejak dirinya perlahan mulai mengerti apa itu kehidupan, entah itu ketika Ethan yang terkadang berebutan mainan dengan anak-anak lain, atau merebutkan pakaian yang di donasikan oleh seseorang ke panti asuhan. Mengingat panti asuhan yang menjadi tempat Ethan besar, hanyalah panti asuhan kecil di pinggiran kota Seoul. Selama Ethan besar di sana, Ethan belajar tentang mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dari tangan-tangan orang lain yang juga menginginkan hal yang sama dengan Ethan. Ethan harus lebih tangguh, lebih kuat, lebih percaya diri, lebih egois, dan lebih serakah agar hal-h

  • TRAUMA    65. Dying in Your Arm ( AU )

    Ethan tidak pernah tahu bagaimana rasanya kematian, ataupun akhir dari dunia. Karena Ethan belum pernah mengalami kematian dan sejenisnya, dan lagi dunia masih baik-baik saja juga jauh dari kehancuran.Tetapi mungkin, mungkin rasanya akan jadi seperti yang Ethan rasakan saat ini.Saat Ethan mengambil ponsel yang ditinggalkan Sara, Ethan tidak segera kembali dan justru sedikit membicarakan hal yang lupa dia katakan pada Jooin selama rapat dadakan tadi. Sehingga membuat dirinya tinggal sedikit lama di apartemen Jooin dan tidak segera mengambil ponselnya.Jika saja ponsel milik Jooin yang terus bergetar di atas meja tidak segera Jooin ambil, mungkin saja rasa kematian dan akhir dunia benar-benar akan Ethan rasakan.“Basement! Seseorang mencoba menyerang Sara di basement! Cepat turun kemari!”Suara Jiran yang berbicara dengan suara panik dan tak beraturan di panggilan ponsel milik Jooin, dengan mengatakan hal paling menakutkan yang pernah Etha

  • TRAUMA    64. Don't Leave Me ( AU )

    Sekitar jam sebelas, tiga jam sejak Ethan datang ke apartemen Jooin. Akhirnya rapat dadakan tersebut selesai.Jiran sudah pulang lebih dulu beberapa saat sebelumnya, dan Jooin sedang sibuk membereskan dokumen yang berserakan di atas meja.Ethan yang memerhatikan bagaimana wajah pucat Jooin hanya bisa menggeleng pelan, kasihan sekali kakak iparnya yang satu ini. Disaat kondisinya jauh dari kata baik malah Ethan buat sibuk dengan berbagai pekerjaan yang menumpuk dikarenakan saat ini Hiraga kehilangan pemiliknya, dan beberapa pemegang saham seperti perusahaan Ethan mencoba memperbaikinya dengan fondasi yang baru.Tetapi itulah yang Ethan suka, ia sangat suka melihat Jooin yang kerepotan olehnya. Pemandangan semacam ini merupakan hiburan tersendiri untuk Ethan.Alih-alih membantu Jooin, Ethan justru menjauh dari ruang tamu dengan pandangan menelisik mencari keberadaan Sara.Saking fokusnya Ethan dengan urusannya hingga lupa jika dia datang kemari bersa

  • TRAUMA    63. Dream ( AU )

    Meski sudah berlalu hampir tiga bulan lamanya sejak perintah penangkapan Dojun, namun sampai saat ini lelaki itu masih belum juga tertangkap. Status buron masih melekat di depan nama Dojun, dan kemungkinan tak akan pernah lepas.Sekitar dua minggu sebelumnya, Sara maupun Ethan mendapati kabar bahwa kedua orang tua Dojun bunuh diri saat di dalam tahanannya. Lalu disusul Jeny yang juga menusuk lehernya dengan sumpit beberapa hari kemudian hingga tewas.Cukup mengejutkan memang, Sara tidak menyangka jika ketiganya akan bertindak sampai sejauh itu.Dalam perjalanan menuju apartemen Jooin pagi ini, Sara menatap bangunan yang dilewati mobil dengan isi kepala bertebaran. Memikirkan bagaimana keadaan Dojun saat ini, apa yang dilakukan Dojun, dan bagaimana reaksinya kala mendengar kabar tersebut.Ethan sendiri yang duduk di kursi balik kemudi hanya sesekali melirik Sara lewat ujung matanya, semenjak kabar kematian Yoochan dan istrinya serta Jeny, Sara jadi l

  • TRAUMA    62. Agaist ( AU )

    Televisi besar di ujung ruangan masih menyala, dengan si pembawa berita yang terus menerus menyebut nama Ethan, Jooin dan Dojun sampai membuat Ethan yang duduk di kursi kebesarannya menghela bosan dengan pemberitaan yang sama dalam beberapa hari terakhir.Lalu perhatian Ethan berpindah pada Seja yang duduk saling berhadapan dengan Jooin, jangan lupakan juga Jiran yang duduk di sebelah Jooin. Ketiganya terlihat sibuk membahas masalah departemen store yang sempat mendapati masalah semenjak Hiraga jatuh, dikarenakan ada beberapa store dan produk yang berasal dari Hiraga.Kedua iris Ethan menatap ketiganya dengan dagu di tangan, terlihat bosan dengan pemandangan yang tersaji di depannya.Sebelumnya tidak ada posisi wakil Direktur sama sekali di perusahaannya, semua urusan penting hanya Ethan sendiri langsung yang melakukannya. Ethan dan beberapa sekretaris lainnya termasuk Seja, yang urusan menangani ini-itu.Ethan tidak memerlukan wakil atas posisinya, karen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status