Share

Hasutan Noval

Pak Satpam sebenarnya ragu akan membukakan gerbang. Matanya terus saja menuju lantai tiga di mana biasanya Leo berada di sana. “Apa yang ditunggu? Cepat buka gerbangnya!” pinta Mira terburu-buru. Bekas air matanya masih terlihat jelas. Nada bicaranya sedikit bergetar.

Pak Satpam memulai membuka gerbang untuk Mira dengan menghela napas panjang, karena terpaksa melakukannya.

Mira kemudian keluar dari rumah itu dalam keadaan menangis dan hanya membawa tas cangklong kesayangannya. Jiwanya saat itu bingung harus ke mana. Kalau pulang ke rumah Bapak dan ibunya, maka akan banyak pertanyaan yang harus dia jawab. Dia tidak mungkin mampu berbohong di hadapan mereka. Belum lagi setelah mendengar semuanya, mereka pasti akan sangat sedih. Mira tidak menginginkan itu. Air matanya kembali tidak terbendung merasakan kekalutan pikiran. kembali Kakinya terus saja melangkah tidak tentu arah.

Tiba-tiba di pikirannya terbesit mengingat Noval. Membuat langkahnya berhen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status