Share

Chapter 5

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2024-12-06 15:19:54

Xuan Li menyibak lengan baju dan menyodorkan tangan kirinya ke depan. Di balik sikapnya yang tenang, ada kegelisahan yang tersembunyi. Ia sudah memikirkan setiap kemungkinan, namun tetap saja, ada rasa khawatir yang sukar ia jelaskan.

Penasehat istana mulai memeriksa nadi Xuan Li. Jemarinya yang sudah berpuluh tahun menangani berbagai kasus menyentuh kulit Xuan Li dengan perlahan, seolah merasakan riak-riak energi spiritual di balik lapisan daging. Mata penasehat terpejam dengan penuh konsentrasi, aliran energi murni itu terasa seperti sungai tenang yang mengalir di sepanjang meridian tubuh Xuan Li. Tapi, di tengah ketenangan itu, ia juga mendeteksi sesuatu yang lain, yaitu sebuah kekuatan besar, tak terduga, bersumber dari sebuah artefak yang tersimpan di dalam lautan kesadaran pemuda ini.

Artefak itu bukan sembarang benda. Penasehat istana membuka matanya perlahan, alisnya sedikit berkerut.

“Artefak ini…,” pikirnya. Artefak itu milik Wu Jin atau yang lebih dikenal sebagai Tabib Hantu Wu. Harta langka yang telah lama menjadi misteri di kalangan praktisi beladiri. Hal ini membuat penasehat istana semakin ingin tahu siapa sebenarnya Xuan Li dan bagaimana ia bisa memiliki harta sebesar itu.

"Apa hubunganmu dengan Tabib Hantu Wu? Dan dari mana kamu berasal?" Suara penasehat istana terdengar lembut tapi penuh kewaspadaan.

Xuan Li gelagapan mendengar pertanyaan itu, meski jauh di dalam hatinya, ia sudah menduga hal ini akan datang. Dalam sepersekian detik, pikirannya memutar ulang rencana yang sudah ia persiapkan dengan matang.

"Tabib Wu adalah guruku, sekaligus satu-satunya keluarga yang aku miliki. Namaku Wu Yu," jawab Xuan Li. Ini adalah identitas barunya, nama yang akan ia gunakan seterusnya setelah ini.

Penasehat istana memandang Xuan Li tajam, tetapi tidak banyak yang tahu tentang kehidupan pribadi Tabib Hantu Wu yang sangat tertutup. Ia juga tidak memiliki alasan kuat untuk meragukan pemuda ini.

Untuk membuktikan ucapannya, Xuan Li mengambil langkah lebih jauh. Dengan gerakan secepat kilat, ia menekan beberapa titik di tubuh penasehat istana. Jemari Xuan Li bergerak lincah, hampir tak terlihat oleh mata manusia biasa. Ini adalah teknik akupuntur rahasia yang diajarkan oleh Wu Jin secara langsung padanya, sebuah seni kuno yang tidak sembarang orang bisa pelajari.

"Lima tahun lalu, Anda terluka di bahu kiri dan membuat beberapa syaraf terputus. Anda juga mengalami lima cedera otot di kaki dan sembilan di sisi kanan tubuh. Setelah menyelesaikan setiap pertempuran, Anda pasti merasakan nyeri di persendian dan tulang hingga mengakibatkan beberapa bagian tubuh Anda memar dan membengkak. Apakah saya benar?"

Penasehat istana tercengang. Semua yang dikatakan Xuan Li benar adanya, seolah pemuda itu sendiri yang mengalami luka-luka tersebut. Ia bahkan belum sempat bercerita kepada siapapun tentang cedera lamanya, namun Xuan Li tahu semuanya.

"Jika Anda terus mengonsumsi ramuan pereda nyeri, maka sendi Anda akan mengeras dan tulang akan menjadi rapuh. Saya telah memperbaiki syaraf-syaraf yang rusak. Mulai sekarang, Anda akan merasa lebih baik tanpa perlu meminum ramuan apapun."

Penasehat istana meraba dadanya, merasa aliran darah dan meridian yang sebelumnya tersumbat kini mengalir dengan lancar.

"Terima kasih, anak muda. Aku berhutang budi padamu." Suara penasehat istana melembut. "Sepertinya aku tak punya alasan untuk tidak meloloskanmu. Setelah ini, Raja Jing sendiri yang akan memilih tabib untuk Tuan Putri. Aku akan mengusulkanmu secara pribadi pada beliau. Namun, keputusan akhir, aku tidak bisa menjamin."

Xuan Li menunduk hormat, senyum samar terukir di wajahnya. Langkah kecil ini telah memuluskan jalannya menuju tujuan yang lebih besar.

"Terima kasih, Tuan. Aku hanya ingin menyelamatkan Tuan Putri Jing Yue."

Penasehat istana mengangguk. Setelah itu, ia menyerahkan sebuah token giok kepada Xuan Li sebagai tanda kelulusannya dari seleksi. Xuan Li menerima token itu dengan penuh syukur.

Saat Xuan Li keluar dari ruang pengujian, wajahnya berseri-seri, meski ia berusaha menyembunyikan kebahagiaannya. Pemandangan ini menarik perhatian dua tabib yang lebih dulu lolos. Mereka mendekat dengan niat buruk.

"Dasar anak muda. Sudah gagal masih saja tersenyum."

"Siapapun akan senang bisa melihat istana megah ini. Mungkin dia sebaiknya melamar sebagai tukang sapu di sini."

"Hahaha, benar sekali."

Xuan Li membiarkan ejekan mereka berlalu begitu saja. Baginya, kesombongan seperti itu hanya menunjukkan kebodohan seseorang. Dengan tenang, ia melangkah ke sudut ruangan untuk menunggu proses selanjutnya tanpa menunjukkan rasa terganggu.

Namun, sikap acuhnya itu membuat kedua tabib semakin geram. Salah satu dari mereka menghampirinya lagi dan melontarkan kata-kata yang lebih tajam.

"Kenapa kamu masih di sini? Aku akan memanggil pengawal untuk membawamu pergi."

"Tidak usah membuang-buang waktu. Dia akan pergi sendiri setelah puas melihat-lihat," ujar yang satunya sambil tertawa.

Xuan Li menghela napas, rasa sabarnya mulai diuji. Ia lalu mengeluarkan token giok dari saku bajunya dan memperlihatkannya di hadapan mereka.

Wajah kedua tabib itu langsung berubah. Mereka tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Token ini pasti kamu curi!" salah satu tabib berteriak. "Pengawal! Tangkap bocah ini!"

Pengawal bergegas datang dan memeriksa keadaan. "Apa yang terjadi?" tanyanya.

"Dia mencuri token seleksi. Tangkap dia!"

"Jangan menyentuhku," suara Xuan Li dingin. Aura gelap mulai mengalir keluar dari tubuhnya dan nyaris tak terkendali, tetapi ia segera menekannya kembali dengan bantuan artefak batu hitam pemberian Wu Jin.

Amarahnya berdesir dan bayangan niat membunuh menyelimuti hatinya, namun ia mengingat nasihat Wu Jin. ‘Kendalikan amarahmu atau kamu akan membayar mahal untuk itu.’

Pengawal yang termakan hasutan para tabib itu berusaha mendekati Xuan Li, namun aura iblis di sekitar pemuda itu membuat mereka ragu.

Akhirnya, Xuan Li berhasil menenangkan dirinya. "Tidak masalah, aku akan menunggu di luar."

Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, salah satu tabib menahan bahunya, energi spiritualnya menekan Xuan Li dengan kuat.

"Serahkan token itu!"

Dalam sekejap, Xuan Li memutar tubuhnya dan membuatnya berhadapan muka dengan si tabib.

"Ambil sendiri jika kamu bisa!" Wajahnya tetap tenang, tanpa emosi.

Tabib itu mencoba merebut token, namun Xuan Li menghindar dengan mudah berulang kali. Akhirnya, Xuan Li mengambil inisiatif, menekan beberapa titik vital di tubuh si tabib untuk mengunci gerakannya. Tabib itu berdiri seperti patung yang tidak bisa bergerak maupun berbicara.

Temannya berusaha membantu, namun sia-sia. Tidak ada yang bisa melawan teknik rahasia Wu Jin.

Keributan yang semula hanya menjadi tontonan samar di halaman kini menarik perhatian lebih banyak orang. Mereka berkerumun karena merasa penasaran dengan apa yang terjadi.

Xuan Li tetap berjalan dengan tenang, tidak menghiraukan pengawal yang tadi mengejarnya. Namun, sorot mata para pengawal kini berubah menjadi ragu-ragu dan sedikit ketakutan. Tidak ada yang berani mendekatinya lebih jauh.

Tiba-tiba, suara berat dan tegas memecah suasana.

"Apa yang terjadi di sini?"

Suara itu bergema dari balik dinding istana dalam. Segala kesibukan mendadak berhenti. Semua orang menoleh dan situasi menjadi tegang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
tinta emas
menarik ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 447

    Lonceng Pengubah Takdir bukanlah artefak yang bisa dikendalikan semudah merebut pedang dari tangan lawan. Ia adalah hukum itu sendiri. Keberadaan yang lahir dari benturan takdir dan waktu, mengandung kekuatan yang tidak bisa dijinakkan oleh kehendak semata, sekalipun oleh tubuh giok.Saat Xuan Li mencoba meraih kendali atasnya, kekuatan mengerikan meledak dari inti lonceng. Aura itu memukul balik, mengalir seperti banjir yang membalik arus sungai dan menelan dirinya mentah-mentah.Dewa Langit Surgawi tertawa. Suaranya menggema di seluruh ruangan, kasar dan menindas, bagai petir yang menertawakan petani di tengah badai.“Lonceng itu bukan milikmu, bocah,” katanya sambil melangkah maju. “Itu adalah milik surga. Dan surga tunduk padaku.”Tubuh Xuan Li terlempar ke belakang. Retakan muncul di permukaan tubuh gioknya, merambat seperti sarang laba-laba. Aura yang sebelumnya kokoh kini terguncang. Suara geraman lirih keluar dari tenggorokannya saat lututnya menyentuh lantai batu altar.Di d

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 446

    Ketika Dewa Langit Surgawi perlahan membalikkan badan, menatap Xuan Li yang seharusnya masih terbelenggu. Namun yang ia dapati justru hal sebaliknya.Pola cahaya yang tadinya mengikat tubuh Xuan Li kini telah retak dan runtuh sepenuhnya. Suara patahan halus menyertai pecahnya belenggu, seperti kaca yang jatuh di ruang hening. Aura tubuh giok menyembur keluar, dingin dan mematikan, bercampur dengan gelombang energi jiwa yang tak wajar.Xuan Li berdiri tegak. Tubuhnya tak lagi diguncang tekanan. Matanya tenang, namun dalam kedalaman sorotnya, menyala kilatan yang belum pernah ada sebelumnya.“Sudah cukup,” ucapnya lirih.Lalu ia bergerak.Tanpa peringatan. Tanpa basa-basi.Tubuh giok Xuan Li menyala hitam kebiruan. Energi spiritual yang berputar di dalamnya seperti gelombang bintang yang terkompresi dalam ruang kecil. Ia meninju ke depan, langsung ke arah dada Dewa Langit Surgawi.Ledakan udara tercipta seketika. Ruangan altar bergetar. Cahaya merah yang tadinya bersinar dari pecahan l

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 445

    Xuan Li menutup mata, lalu menyelam masuk ke dalam kesadaran batinnya."Wu Hei," bisiknya dalam hati. "Bantu aku. Belenggu ini tidak bisa kutembus."Sosok bayangan kelam muncul dalam lautan kesadaran. Wu Hei berdiri di atas pusaran energi hitam, wajahnya menyiratkan keraguan."Kau tahu aku tidak bisa menghancurkannya," jawab Wu Hei dengan suara dalam. "Belenggu ini dibentuk dari hukum dimensi milik Raja Iblis itu sendiri. Itu bukan sesuatu yang bisa dikoyak begitu saja."Xuan Li membuka matanya perlahan di dunia nyata. Nafasnya tetap teratur. Tapi dalam hati ia kembali bertanya, "Kalau begitu, adakah cara lain?"Wu Hei diam sejenak. Kemudian ia mengangguk pelan. "Ada. Tapi tidak mudah. Energi dari mantra pengikat itu bisa diserap. Tapi untuk menyerapnya, aku butuh bantuan Wu Rong.""Lakukan," jawab Xuan Li tanpa ragu. "Sebelum Dewa Langit Surgawi mengambil pecahan Lonceng Pengubah Takdir atau tubuh ini."Namun Wu Hei justru menatapnya tajam. "Kita butuh pengalih perhatian. Serahkan pe

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 444

    Lorong itu sunyi dan diselimuti kabut pekat. Setiap langkah Xuan Li dan Mo Xiang hanya menghasilkan gema samar, seperti suara mereka ditelan ruang hampa. Udara di sekitarnya terasa berat, bukan karena tekanan energi, tetapi karena sesuatu yang lebih dalam, sebuah keterasingan dimensi yang tidak wajar.Mereka telah berjalan cukup lama tanpa berbicara. Tidak ada cahaya selain kilau samar dari dinding kabut yang sesekali berkedip. Tak satu pun dari mereka berani mengedarkan energi spiritualnya. Kewaspadaan terhadap sosok yang mengawasi mereka sebelumnya masih tertanam kuat.Namun, setelah beberapa saat, mereka berhenti.Mo Xiang menatap sekeliling, dahinya mengernyit. “Kita sudah pernah melewati bagian ini.”Xuan Li memejamkan mata sejenak. Ia menelusuri kembali jejak energi di pikirannya. Hasilnya sama, mereka tidak maju. Hanya berjalan dalam lingkaran.“Formasi ilusi,” gumamnya. “Tapi ini bukan sekadar jebakan visual. Ada unsur dimensi yang ikut diputar.”Ia merentangkan tangan, menc

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 443

    Mo Xiang membuka mata perlahan. Pandangannya kabur sesaat sebelum akhirnya fokus pada sosok Xuan Li yang duduk tak jauh darinya. Ekspresi Xuan Li tidak seperti biasanya. Wajahnya tegang, sorot matanya penuh perhitungan, dan napasnya sedikit berat.“Ada apa?” tanya Mo Xiang, suaranya serak. “Kau terlihat... tidak tenang.”Xuan Li tak langsung menjawab. Ia memutar pandangan ke sudut ruangan, lalu menatap balik ke Mo Xiang.“Kita sedang diawasi,” ucapnya pelan. “Aku merasakan seseorang masuk ke ruangan ini tadi. Ia tidak menyerang, hanya mengamati. Tapi aura yang ia bawa, itu milik ras iblis tingkat tinggi. Sangat terlatih, dan... sangat berbahaya.”Mo Xiang mengerutkan dahi. “Kenapa tidak langsung menyerang kita?”“Belum tahu,” jawab Xuan Li sambil menutup matanya sejenak, mencoba menenangkan pikirannya. “Mungkin sedang menilai sesuatu.”Mo Xiang mencoba duduk tegak, namun tiba-tiba tubuhnya tersentak. Ia terbatuk, menahan rasa sakit dari dalam tubuhnya. Meski cadangan energi spiritual

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 442

    Liang Zheng berdiri di depan balkon tinggi Istana Langit, menatap ke arah langit kelam yang diselimuti awan abadi. Angin malam di wilayah ras iblis terasa dingin menusuk, namun hatinya jauh lebih beku.Sejak lama, ia memendam rasa pada Liang Xue. Namun baginya, Liang Xue selalu seperti puncak gunung es, dingin, tajam, dan tak tersentuh. Tak peduli berapa kali ia menunjukkan kesetiaan, Liang Xue tetap menjaga jarak, menganggapnya sekadar kerabat... bukan pria yang layak dipertimbangkan.Kini, Liang Xue kembali dari celah dimensi bersama dua pria asing, salah satunya bahkan dikabarkan mengalahkan entitas darah yang selama ini jadi mimpi buruk para iblis. Liang Zheng tak bodoh. Ia melihat gelagat berbeda pada Liang Xue. Tatapan matanya saat menyebut “jangan perlakukan mereka sebagai tawanan” mengandung sesuatu... yang membuat darahnya mendidih.“Aku tidak bisa membiarkan ini berlanjut,” gumamnya pelan.Ia mengepalkan tangan. Satu-satunya cara memastikan Liang Xue tetap menjadi miliknya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 441

    Celah dimensi menutup perlahan di belakang mereka, menyisakan kesunyian berat di udara. Liang Xue berdiri dengan tubuh lemah, darah mengering di ujung bibirnya. Ia memandang sekilas ke arah Xuan Li dan Mo Xiang yang tak sadarkan diri di belakangnya.“Kalian berdua... bukan orang biasa,” gumamnya lirih.Ia menoleh pada pasukan khusus yang berdiri rapi menantinya. Para iblis itu mengenakan jubah hitam dengan pola merah yang hanya dimiliki oleh pengawal istana dalam. Aura mereka tajam dan mengancam, namun saat ini mereka semua berlutut, menunggu perintah.“Bawa mereka ke ruang pemulihan. Perlakukan sebagai tamu... bukan tawanan,” kata Liang Xue dingin. “Kalau mereka menunjukkan gelagat aneh, beri laporan langsung padaku.”“Dimengerti, Ratu Langit!” seru mereka serempak.Liang Xue menghela napas berat, lalu berjalan ke dalam gerbang utama istana. Tubuhnya menggigil, energi spiritualnya masih belum stabil. Ia tahu betul, jika ia tidak segera menutup diri dan memulihkan diri, ia bisa hancur

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 440

    “Jadi kau sudah tahu siapa aku sebenarnya,” suara Xuan Li datar, dingin seperti ujung pedang yang belum pernah tercabut. “Kalau begitu, aku tak perlu menyembunyikan apa pun lagi.”Udara di sekitarnya langsung bergolak. Kilatan cahaya lembut, hampir tidak terlihat, muncul dari pori-porinya. Dalam sekejap, seluruh tubuhnya dipenuhi pola-pola kuno yang bersinar redup. Energi tubuh gioknya diaktifkan penuh—tak tertahan lagi.Tidak ada satu makhluk hidup pun yang menyaksikan wujud aslinya. Hanya entitas darah yang lahir dari jutaan jiwa terkorbankan yang kini menjadi saksinya.“Hahahaha! Tubuh giok! Aku sudah menanti saat ini selama berabad-abad!” Raungan entitas itu menggema tanpa suara, menghantam langsung ke dalam kesadaran. “Dengan tubuhmu, aku akan melampaui batas dunia ini. Tidak akan ada makhluk, dewa, atau iblis yang bisa menandingi kekuatanku!”“Tentu saja… kalau kau bisa mengambilnya dariku.” Xuan Li berdiri tegak, tanpa ragu.Cahaya di sekelilingnya berputar, menyatu dalam pusar

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 439

    Suasana berubah drastis.Kabut merah yang melayang di atas sungai darah bergolak hebat. Dari kedalaman tanah, sesuatu merangkak naik, bukan tubuh, tapi kehendak jahat. Entitas itu bukan makhluk biasa. Ia adalah kumpulan kesadaran penuh dendam, lahir dari jutaan jiwa yang dikorbankan di tempat ini.Xuan Li berdiri diam, namun matanya tajam. Aura dari entitas itu menekan setiap helaan napas."Makhluk itu... bukan lagi roh. Ini kehendak yang dibentuk dari penderitaan. Jiwa yang tak pernah tenang," gumamnya lirih.Mo Xiang yang berdiri di sisinya langsung mencengkeram gagang pedang. "Kita bertarung?""Tidak seperti itu," jawab Xuan Li. "Kekuatan fisik tidak akan berguna di sini. Ini ranah kesadaran."Dengan satu gerakan tangan, Xuan Li memanggil kekuatan dari dalam Lautan Kesadarannya. Cahaya hitam menyala samar di antara jari-jarinya. Api Jiwa Gelap, teknik pengendalian jiwa tingkat dua yang hanya bisa digunakan oleh mereka yang memiliki tubuh khusus… tubuh giok.Dari telapak tangannya,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status