TUKAR RANJANG

TUKAR RANJANG

By:  Dwrite  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings
55Chapters
14.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Aku menyukai suamimu, Mbak. Bagaimana kalau kita bertukar suami?" Karina tidak menyangka adiknya akan mengutarakan ide gila itu. Walaupun Karina tidak bahagia dengan Adam, tapi bertukar suami juga bukan ide yang bisa diterima. Namun, Karina tidak memungkiri hatinya juga masih bertaut pada suami adiknya. Apakah lebih baik Karina menerima penawaran adiknya? Tidak. Tidak bisa. Karina sudah menjadi istri Adam. Tidak mungkin ia kembali pada mantan suaminya. "Keputusanku sudah bulat. Kita akan mengesahkan pertukaran ini!" Adiknya benar-benar sudah gila.

View More
TUKAR RANJANG Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Arbell
...️...️...️...️...️
2023-07-18 22:11:52
0
user avatar
Arbell
...️...️...️...️...️
2023-06-29 06:15:20
0
user avatar
Arbell
...️...️...️...️...️
2023-06-19 23:06:38
0
default avatar
isbandiyah45
bagus.. bisa untuk pembelajaran
2022-11-24 03:20:05
0
55 Chapters
Bab. 1
"Mbak, sebenernya aku suka sama Mas Adam. Gimana kalau kita tuker suami? Kayaknya Mbak Karin juga masih punya perasaan sama Mas Baim!"Seketika Karina mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Dia menatap lekat wajah perempuan berusia dua puluh satu tahun ini lekat, lalu menggelengkan kepala."Nggak usah aneh-aneh, deh, Na. Mending bantu ibu sama Mbok Nah siapin makan di dapur sana. Mbak lanjut lipet baju dulu," sahut Karin berusaha mengabaikan permintaan ngawur Nana."Mbak Karina! Ayolah ... semua orang tahu Mbak nggak pernah diperlakuin baik sama Mas Adam. Tapi sama aku? Mbak tahu sendiri gimana perhatiannya. Dia bahkan tawarin aku buat jadi salah satu bintang iklannya!"Perempuan berjilbab itu tampak memejamkan mata sesaat. Sebongkah batu serasa baru saja menghunjam jantung. Harus diakui, penampilan adiknya yang lebih sering disapa Nana ini bisa membuat lelaki manapun gelap mata. Rambut pirang kemerahannya yang terurai panjang, tubuh indah menjulang seratus tujuh puluh sentimeter
Read more
Bab. 2
"Karina! Kamu dengerin saya, nggak, sih?" panggilan itu menarik Karin dari lamunan. Mobil bahkan sudah melaju meninggalkan pelataran kediaman Adiguna menuju jalan pulang.Menatap Adam yang duduk di balik kemudi, Karin menundukan kepala tanda menyesal."Maaf, Mas.""Maaf aja teros. Saya bosan dengarnya. Kalau kamu udah nggak mau dengar, potong aja kuping sekalian."Karin hanya bisa terdiam menanggapinya. Lagi pula kata-kata tajam yang terlontar dari mulut Adam sudah biasa dia dengar."Ayah, Ayah! Ara mau boneka Teddy itu. Boleh, ya!" Di tengah perjalanan Tiara tiba-tiba rewel meminta boneka. Bocah itu tampak loncat-loncat di kursi sembari menunjuk-nunjuk ke luar jendela."Nggak. Boneka kamu udah banyak, main aja sama boneka santet di rumah eyang sana!""Mas.""Kenapa? Bocah itu jangan terlalu dimanja. Nanti ngelunjak kayak kamu."Karina tampak menghela napas panjang."Turunin kita di sini kalau gitu," pinta Karin akhirnya."Nggak.""Ya udah kita loncat.""Eee ... jangan! Arrghh ... ya
Read more
Bab. 3
Nadila Arsinta atau biasa dipanggil Nana perempuan yang terlahir dengan memeluk bulan. Artinya dia tumbuh dengan selalu mendapatkan apa yang diinginkan. Mudah jatuh cinta juga mudah bosan.Hampir tiga perempat umur Karin habiskan dalam bayang-bayangnya. Selama itu dia selalu ada di sampingnya, jadi pendengar tapi tak pernah didengar. Permintaannya terakhir kali telah mengubah hidupnya. Apakah kali ini juga sama?Tukar suami? Meskipun disahkan secara hukum dan agama, tapi apakah itu masuk akal?Karin menekan pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening. Tidak. Kali ini dia bukan anak kecil lagi. Karin tak perlu mengikuti permintaan konyol Nana untuk yang ke sekian kali.Ya, sudah saatnya dia bebas dari kendalinya. Menciptakan kebahagiaan yang selama ini dia dambakan."Karina, oi! Ngapain kamu bengong di sana? Ngintipin cicak kawin?"Setengah terlonjak dia beralih pada Adam yang sudah duduk bersandar di kepala ranjang.Sejak kapan dia bangun?"Mas, tumben udah bangun? Biasanya kalau libur
Read more
Bab. 4
Tiara Ananda Prasetyo, bocah dengan mata bulat yang lahir dan tumbuh setelah berhasil melawan maut sejak dalam kandungan. Anak yang tak tahu apa-apa, tapi selalu jadi tameng akan kesalahan orang tuanya. Meskipun kenyataan Tiara tak terlahir dari rahimnya, Karin tetap memutuskan untuk mencintai bocah itu. Dan mengubur fakta serta masa lalu menyedihkan tentangnya. Sebagaimana janji yang sudah dia ikat dengan orang tuanya.Selama itu Karin hanya simpan faktanya seorang diri. Pura-pura tak tahu bahwa bocah itu adalah benih dari lelaki yang berjanji akan menempatkannya di posisi tertinggi hatinya, tapi kenyataan dia kalah berperang dengan hawa nafsunya.Namun, pada akhirnya hari ini sebuah rahasia yang telah dia simpan rapat selama empat tahun lamanya diketahui Adam ... lelaki yang dia pikir tak pernah peduli. Selalu bersikap masa bodo dan tak ingin tahu tentang apa pun kehidupannya dulu."Kok, kaget? Kayak yang habis kedapatan selingkuh aja kamu," cibirnya saat melihat mata Karin melebar
Read more
Bab. 5
Lima tahun lalu .... Hari ini cuaca tampak cerah di Kota Surabaya. Terlihat orang-orang lebih sibuk melakukan aktivitasnya, hingga jalanan dari dua arah pun padat merayap. Terletak di Bulak, daerah Utara Kota Pahlawan, sebuah ikatan suci baru saja terjalin di kantor KUA setempat. Kota ini akhirnya menjadi saksi pertemuan kedua insan yang akhirnya dipersatukan dalam sebuah ikatan halal. “Sah.”Kalimat sakral itu terdengar. Tampak sang mempelai wanita dengan pakaian kemeja putih dan rok hitam, menangkupkan wajah mengusap syukur, karena telah sah dipersunting lelaki pujaannya secara agama dengan bukti selembar kertas dengan materai bertanda tangan saksi. Dengan sudut matanya dia menatap Baim, suaminya, lalu menunduk malu. Tak menyangka, ternyata lelaki ini tak main-main dengan janjinya. Saksi dan wali duduk di kanan kiri kedua mempelai, dua di antaranya adalah keluarga sang mempelai wanita. Sebulan setelah mendengar kabar bahwa putrinya akan menikah-- Risma-- ibu kandung Karin mema
Read more
Bab. 6
"Mas Adam nggak mau cerai sama Mbak Karin, padahal udah jelas-jelas mereka nggak saling cinta, ngapain juga dipertahankan sampai empat tahun lamanya?" Nana tampak mendumel di sepanjang jalan menuju pulang, sementara itu Baim yang duduk di balik kemudi hanya bisa mencengkeram setir dengan pikiran melayang. Menyusuri masa lampau. Sesal hanya tinggal sesal, seandainya saja waktu itu dia tak terpengaruh hanya karena hasrat sesaat ... mungkin pernikahannya dan Karin masih bertahan sampai kini."Kita juga nggak saling cinta, tapi bertahan sampai empat tahun. Sungguh aku sangat bersyukur saat kau meminta cerai, Nana!"Seketika Nana menoleh, terbelalak matanya saat mendengar setiap kata yang terlontar dari mulut lelaki pertama yang merenggut kehormatannya ini. "Aku mencintaimu, Mas. Itulah alasan kenapa aku bisa bertahan selama empat tahun ini dengan lelaki sedingin dan sekasar dirimu!" bentak Karin. Seketika rahang Baim mengetat. Ia membanting setir, lalu menepikan mobil. Ditatapnya pere
Read more
Bab. 7
Tak ada yang Adam ucapkan lagi setelah mereka sampai di rumah sepulang dari kafe. Tentang Nana, Baim, juga rencana gila perempuan itu. Mulutnya rapat terkunci, meninggalkan tanda tanya besar menggelayut dalam benak Rina.Bahkan sudah seminggu tak ada kabar dari Nana yang mempertanyakan tentang keputusan Karin. Dia tiba-tiba menghilang begitu saja.Tak mengiriminya pesan atau panggilan telepon. Sebenarnya apa yang Adam bicarakandengan Nana hari itu sebenarnya? Pertanyaan itu masih saja menggelayut di benak Karin. "Buna!" panggilan Ara menarik Karin dari lamunan. Bocah itu tampak mengerjap-erjapkan mata bulatnya menatap perempuan itu kebingungan.Karin sunggingkan kedua sudut bibir. Kemudian mengusap pipi bocah itu lembut."Ya, Sayang?""Kapan Ayah ajak kita piknik?" Bibir bocah itu tampak memberengut dengan kedua tangan mungil yang memintal-mintal ujung kaus bergambar Hello Kitty-nya."Ah, sepertinya pemintaanmu terlalu berat, Sayang. Dia bersikap cukup baik saja, Bunda sudah sanga
Read more
Bab. 8
“Hari ini kita pindah ke Jakarta. Kemarin, Mas diberi kabar ada panggilan dari perusahaan besar di sana.”Sudah dua bulan sejak perubahan sikap Baim, hari ini tiba-tiba dia meminta Karin untuk mengemasi barang.“Perusahaan apa? Kenapa secepat ini, Mas?” tanya Karin heran, sembari menghentikan pergerakan tangan Baim yang tengah mengemasi pakaian di kamar mereka.“Udahlah, Rin. Nggak usah banyak tanya. Yang penting kita bisa segera mengesahkan pernikahan di mata publik, kebutuhan terpenuhi dan kamu nggak kelaparan!”Karin tertegun lama.Jujur, sebenarnya dia sangat ingin bertanya apa yang telah terjadi. Kenapa sikap Baim berubah? Kenapa dia tiba-tiba diterima kerja? Dan, kenapa mereka harus pindah?Semua pertanyaan yang menggelayut dalam benak, akhirnya hanya bisa dia telan sendiri. Pelan tapi pasti, mungkin Baim akan menjelaskannya.“Kuliahku?” tanyanya lirih.“Kamu bisa tunda kuliahmu untuk sementara, ya.” Baim menghampiri Rina, lalu meletakkan kedua tangan di bahunya.Karin menghela
Read more
Bab. 9
Plak!Tamparan keras mendarat di pipi Baim hingga meninggalkan bekas kemerahan di kulit putihnya. Lelaki itu hanya bisa bungkam sembari berlutut di hadapan istrinya.Tak perlu bertanya, dia sudah tahu seperti apa akhirnya. Gadis yang dia pikir hanya ingin main-main, rupanya telah menancapkan duri dalam rumah tangganya.“Katakan sekarang, Mas! Aku ingin dengar dari mulutmu, apa benar kamu menghamilinya? Apa benar benih yang tertanam di rahimnya adalah darah dagingmu?” Suara Karin menggelegar di ruang apartemen. Hanya berselang beberapa menit setelah Baim pulang kantor, dia menarik tangan lelaki itu kemudian menuntut jawaban.Baim terpaku. Dia akui kesalahannya yang khilaf saat bergumul dengan Nana. Walau bagaimanapun, dia hanya lelaki biasa. Imannya tak cukup kuat melawan hasrat lelakinya.Namun, dia tak menyangka semua akan berakhir sefatal ini. Kenikmatan sesaat yang dia rasakan justru menghancurkan segalanya. Menghancurkan rencana masa depannya.“I-iya.” Tak ada alasan untuk men
Read more
Bab. 10
"Omaa ...." Tiara langsung berlari ke arah Risma, lalu memeluknya.Perempuan setengah baya yang masih modis di usianya itu berjalan menghampiri Karin, lalu menatap putrinya dengan sorot mata yang aneh, hingga akhirnya Risma dan Tiara berlalu ke belakang.Sedangkan Karin dan Adam langsung duduk di sofa kosong yang terletak di samping kanan mereka, saat Hamdan memberi isyarat dengan dagunya."Jadi, Adam ikut juga?" Hamdan mulai membuka percakapan dengan mempertanyakan kehadiran Adam di sini. "Baguslah, begitu lebih baik. Kita bisa menyelesaikannya lebih cepat di sini," lanjutnya bahkan sebelum sempat Adam buka mulut untuk menjawab.Suasana tiba-tiba terasa tegang. Khususnya untuk Karin, sejak dulu dia memang tak pernah bisa menatap langsung ke dalam mata Hamdan. Dia dikenal dengan pribadi yang tegas. Lelaki setengah baya itu bahkan mendidik anak-anaknya dengan cukup keras, terlebih pada Karin.Sebisa mungkin Rina selalu menghindari Hamdan bila ada kesempatan. Terlebih setelah tragedi ti
Read more
DMCA.com Protection Status