Home / Pendekar / TULANG SUCI NAGA ABADI / BAB 13 : SERIGALA BULAN PERAK

Share

BAB 13 : SERIGALA BULAN PERAK

Author: Faisalicious
last update Last Updated: 2025-04-28 13:00:09

"Paman! Izinkan aku ikut berburu!"

Suara Xu Ming melesat cepat, tajam, dan terlalu lantang untuk dianggap guyonan. Han Su yang sedang tertawa kecil bersama Pak Tua Mo mendadak terdiam. Senyumnya perlahan meredup, digantikan pandangan yang menusuk.

Beberapa detik mereka saling pandang. Tak ada yang bicara. Lalu, Han Su perlahan memutar wajahnya ke samping, menatap Pak Tua Mo seolah ingin bertanya, "Apa ini kau izinkan?"

Pak Mo mengetuk ujung tongkatnya ke tanah dua kali. Tok. Tok. Matanya menatap cucunya lama. Wajahnya datar, tapi pandangannya mengandung sesuatu berat, mencurigai, tapi tidak menolak. Seolah ia tahu, kata-kata selanjutnya adalah pintu yang tidak bisa ditutup kembali.

Akhirnya, ia bicara. "Pergilah."

Xu Ming menegakkan punggung. Namun sebelum senyum sempat tumbuh, suara Pak Mo menyusul dengan lebih keras:

"Sebelum tengah hari, kau siapkan dulu dua hal, pil anti racun dan pil pemulihan Dao Qi. Ambil tombak di gudang Selatan yang

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 67 : XU MING TERLUKA

    “Sial… kenapa setiap tebasan pedangku tidak berpengaruh apa-apa?!” seru Xu Ming, geram, saat tubuhnya kembali terpental ke belakang, menggores tanah beku lembah dengan keras.Pedang tembaga tua di tangannya berdentang nyaring, bergetar keras setelah beradu dengan cakar hitam raksasa sang serigala bertanduk. Sudah puluhan kali mereka saling menebas, dan setiap kali pedangnya bergetar seperti akan pecah, sementara serigala itu nyaris tidak tergores sedikit pun.Di kejauhan, Han Mimi dan Liu Mei masih duduk bersila di belakang, mata tertutup, tubuh diselimuti kilau samar dari pil pemulihan Dao Qi yang masih bekerja menyembuhkan luka dalam mereka. Aura mereka belum pulih sepenuhnya. Mereka... belum bisa turun tangan.Xu Ming berdiri kembali, napasnya berat. Beberapa goresan cakar telah menghiasi bahunya, pahanya, dan sisi dadanya. Jubah biru tuanya koyak di banyak tempat, darah merembes dari sobekan itu, menciptakan bercak merah di atas kain lusuh yang dulunya bersih.“Aku bahkan... sudah

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 66 : KERJASAMA SEBUAH TIM

    “Xu Ming! Mereka datang dari segala arah! Kita… kita dikepung!” seru Han Mimi panik, tubuhnya gemetar saat merasakan aura ganas dari kawanan Serigala Lapisan Batu yang mulai menyergap dari balik kabut lembah.Gemerisik daun dan tanah basah tercabik oleh langkah puluhan makhluk yang haus darah. Udara menjadi berat. Nafas tercekik oleh tekanan qi buas.“Tenangkan dirimu. Jangan lengah!” bentak Liu Mei dengan nada dingin namun tajam bagaikan pecahan es.Suaranya menembus kegaduhan dan menggema dalam kesadaran Han Mimi. Suara itu bukan sekadar teguran melainkan tali yang menariknya kembali dari jurang ketakutan. Ini... adalah pertama kalinya Han Mimi benar-benar menghadapi bahaya nyata. Xu Ming melangkah maju, berdiri di antara Han Mimi dan gerombolan serigala yang mendekat. Bahunya sedikit menegang, namun matanya tetap tenang.“Nafasmu... atur nafasmu.” Ucapnya pelan, nyaris seperti bisikan, namun penuh kekuatan.“Bantu aku dari belakang. Jangan biarkan mereka menembus garis pertahanan.”

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 65 : LEMBAH SERIGALA HITAM

    Pagi baru menyelimuti Sekte Empat Pilar Penyucian. Kabut spiritual masih melayang tipis di sekitar gerbang timur saat Xu Ming tiba lebih awal. Di kejauhan, suara lonceng pagi terdengar samar dari arah pilar-pilar utama, seperti napas raksasa yang baru terbangun dari tidur panjang.Xu Ming berdiri tenang, jubah birunya berkibar ringan diterpa angin pegunungan. Tak lama, suara langkah kaki ringan terdengar dari sisi selatan. Ia menoleh dan tersenyum saat melihat sosok perempuan muda dengan jubah ungu tua dan rambut disanggul sederhana.“Xu Ming!” seru Han Mimi, melambai pelan.Ia membalas dengan anggukan. “Mimi. Sudah lama, ya?”Han Mimi tertawa kecil. “Hampir dua bulan kita tak bertemu sejak ujian masuk. Kau masih hidup rupanya.”“Aku masih tak percaya kau tiba lebih dulu dari aku...” Suara Han Mimi terdengar ringan, tapi di matanya terlihat hangatnya pertemuan lama. Ia melangkah cepat ke sisi Xu Ming yang tengah berdiri tenang di depan Gerbang Timur Sekte Empat Pilar Penyucian. Kabut

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 64 : PIL PENCUCI MERIDIAN

    “Cobalah ini dulu.”Gulungan giok dilemparkan perlahan oleh Tetua Liu Lian. Gulungan itu berputar di udara, memantulkan cahaya dari lentera giok di langit-langit, sebelum mendarat lembut di tangan Xu Ming. Ia membukanya perlahan.“Resep Pil Pencuci Meridian…?” gumam Xu Ming pelan. Matanya menyapu daftar bahan, akar giok muda, kelopak angin bulan, serbuk tulang rusa hijau, embun roh salju, dan serpihan kristal darah naga, semuanya bahan spiritual kelas menengah, namun sangat reaktif.“Pil Bintang Dua tingkat menengah,” kata Liu Lian seraya duduk bersila di atas bantalan batu giok, “Mulailah.”Xu Ming menunduk hormat. Ia menapaki lantai formasi perlahan, memasuki zona inti di mana Kuali Giok Sepuluh Ribu Binatang berdiri dengan gagah. Segera, tekanan spiritual dari formasi menyelimuti tubuhnya. Di titik ini, suhu ruangan mulai berubah, meski tak ada api menyala.“Fokus.” Suara Liu Lian terdengar lembut, namun seperti gema dalam kesadaran Xu Ming.Ia menutup mata sejenak, menarik napas p

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 63 : KEBUN LEMBAH OBAT

    Tanpa bisa menahan dorongan batinnya, Tetua Liu Lian maju satu langkah dan... memeluk Xu Ming dengan erat.“Bocah bodoh...! Kenapa kau menyembunyikan hal sebesar ini?! Api ini... ini adalah harta yang bahkan para tetua utama sekte pun akan gigit jari melihatnya! Kau menyadari apa yang kau miliki ini, hah?!”“Meskipun terakhir kali kau menolakku… aku tidak peduli.”Suara berat Tetua Liu Lian terdengar pelan namun mantap, saat mereka berdua duduk bersisian di pelataran dalam gua pemurnian, uap teh spiritual mengepul tenang di antara mereka. “Aku akan tetap menganggapmu sebagai murid langsungku.”Xu Ming menoleh perlahan, matanya sedikit melebar. Ia belum sempat menjawab, ketika Liu Lian melanjutkan dengan suara yang jauh lebih tegas.“Untuk urusan kau berlatih di Pilar Teknik Dao, aku akan bicara sendiri pada Shi Su agar tetap membiarkanmu di sana. Kau boleh menginjak dua jalan sekaligus. Tidak ada penolakan lagi.”Xu Ming terdiam sejenak. Perkataannya sempat tertahan di tenggorokan, nam

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 62 : APA ITU PEMURNIAN PIL?

    “Jadi ini… tempat kultivasi milik seorang tetua puncak?”Xu Ming berdiri terpaku di ambang gua. Namun, menyebut tempat ini gua... terasa seperti penghinaan bagi keagungannya. Dinding batu berhiaskan urat giok alami yang memancarkan cahaya keemasan. Langit-langit gua menjulang tinggi seperti aula istana, lengkap dengan formasi pemurnian yang mengambang di udara dan kolam-kolam esensi spiritual di tiap sisi. Aroma herbal tua yang lembut namun sangat padat mengisi udara, membuat napas terasa ringan, namun dalam.“Tempat ini...” Xu Ming menatap ke sekelilingnya, penuh kekaguman. “...lebih mirip kerajaan daripada gua.”Tiba-tiba, suara tawa pelan terdengar dari balik tirai spiritual di sisi kanan ruangan.“Heh... akhirnya kau datang juga, bocah nakal. Apa kau pikir bisa membuatku menunggu seumur hidup?”Xu Ming segera menoleh. Di sana berdiri Tetua Liu Lian, berjubah ungu keperakan, tubuhnya tegap meski usianya tak lagi muda. Rambut peraknya disisir rapi ke belakang, dan tangan kirinya men

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 61 : PILAR PEMURNIAN PIL

    “Aku masih tak percaya,” gumam Xu Ming sembari melangkah keluar dari Paviliun Pemburuan, “3000 poin kontribusi untuk misi Bintang 4... itu bahkan lebih dari cukup untuk membeli dua resep pil tingkat tiga.”“Benar,” Bing Bing muncul dari dalam kalung es-nya, melayang malas di samping kepala Xu Ming. “Tapi kau lupa satu hal penting kau belum punya tim untuk menjalankan misi itu.”Xu Ming tersenyum pahit. “Benar juga.”Ia menatap plat giok di tangannya. Ukiran empat bintang bercahaya samar di tengah permukaannya, dan begitu ia menyentuhkan telapak tangan pada kristal formasi kecil di sisi kiri plat, deskripsi lengkap misi muncul dalam benaknya:Nama Misi : Penyelidikan Runtuhan Tambang KunoTingkat : Bintang 4Lokasi : Lembah Serigala Hitam, 120 li selatan sekteTujuan : Menyelidiki aktivitas spiritual abnormal, amankan reruntuhan, kumpulkan pecahan mineral langkaPoin Hadiah : 3000 poin kontribusiCatatan : Waspada terhadap gerombol

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 60 : PAVILIUN PEMBURUAN

    “Seribu poin kontribusi...? Bukankah itu terlalu berlebihan hanya untuk satu resep pil bintang tiga tingkat menengah...?”Xu Ming mengeluh pelan saat melangkah keluar dari Paviliun Dagang. Jubah biru mudanya berkibar lembut tertiup angin, wajahnya yang biasanya tenang kini menunjukkan sedikit kebingungan. Di tangannya, tergenggam sebuah slip batu giok dengan ukiran halus bertuliskan nama pil: Pil Penyatu Inti Jiwa.Tiba-tiba, pak! Sebuah tangan mungil menepuk kepalanya dari atas. “Aduh!”“Bocah manja!” seru Bing Bing, muncul dari dalam kalung esnya, bersedekap di udara dengan wajah cemberut. “Kau pikir semua barang di dunia ini bisa didapatkan gratis?!”Xu Ming meringis, mengusap kepalanya. “Aku tidak bilang gratis… hanya saja, nilainya... besar sekali.”“Resep itu bisa membawamu menembus ke Dan Shi Bintang Dua, dan bukan cuma kau yang membutuhkannya. Kau menginginkannya, maka kau harus berusaha keras untuk mendapatkannya, bahkan jika suatu saat nyawamu sendiri yang jadi taruhannya.”

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 59 : PAVILIUN DAGANG

    “Bing’er… Sepertinya hari ini, aku tidak ingin menyentuh kultivasi terlebih dahulu.”Xu Ming menyandarkan punggung pada dinding gua kultivasi barunya, matanya menerawang ke langit-langit berhiaskan garis formasi tipis yang memancarkan cahaya lembut. Aura dalam gua masih terasa hangat dari terobosan yang ia capai kemarin.Bing Bing muncul dari dalam kalung esnya, melayang santai sambil menggeliat seperti baru bangun tidur. “Oh? Jadi hari ini tuan muda kita ingin jadi pemalas?”Xu Ming tersenyum tipis. “Bukan begitu maksudku. Aku hanya... butuh udara segar. Terlalu banyak hal terjadi dalam beberapa hari terakhir. Sepertinya aku perlu menikmati sedikit udara diluar gua, mendengar suara orang, mencium bau... kehidupan.”Bing Bing mengangguk mengerti, kali ini tanpa mengejek. “Itu tidak buruk. Lagipula, kau juga punya beberapa hal yang harus kau cari tau, kau terlalu banya mengurung diri dua bulan terakhir ini.”Xu Ming berdiri, menyeka jubah kultivasinya dari debu tak kasat mata. “Maksudm

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status