"Kenapa energi Dao-ku tidak bisa mengalir dengan sempurna dari meridian ke inti dao ku ya? Apa aku salah mengarahkan pernapasan ke jalur benar?" Xu Ming menggerutu pelan sambil berjalan menyusuri jalan berbatu menuju timur puncak.Latihan hari pertama sudah berakhir, namun pikirannya masih terpaku pada teknik Niat Pedang yang gagal ia wujudkan secara utuh. Meski beberapa pujian samar datang dari Tetua Shi Su, ia tahu tebasannya masih belum membentuk kehendak sejati. Langkahnya terhenti begitu matanya menangkap bangunan besar yang menjulang di hadapannya."Oh... jadi ini, ya... Paviliun Harta itu."Xu Ming berdiri terpaku sejenak. Di depannya berdiri sebuah bangunan megah dengan tiga tingkat atap lengkung bertatahkan ubin hijau tua, menjulang dengan wibawa. Pintu masuknya setinggi lima puluh kaki berdiri kokoh, dihiasi pahatan naga dan pola awan yang seperti hidup dalam cahaya jingga senja.Pelataran lebar di depan gedung itu membuat Xu Ming merasa seperti semut kecil di hadapan raksas
"Sebelum memulai pelajaran pertama hari ini, aku ingin mengucapkan, selamat datang di Puncak Pilar Teknik Dao-ku." Suara dalam seorang lelaki tua menggema tenang dari atas pelataran utama.Langkah Xu Ming terhenti. Di hadapannya, pelataran bundar seluas lapangan terbuka membentang, dikelilingi hutan bambu hitam yang berdiri diam seperti penjaga kuno. Kabut tipis menyelimuti tanah, dan tekanan spiritual sudah terasa menggantung di udara.Di tengah arena berdiri seorang pria tua kurus berjubah biru gelap bersulam garis-sulir perak. Rambut putihnya tersisir rapi, sorot matanya tajam dan mantap. Dialah Tetua Shi Su, pemimpin Puncak Pilar Teknik Dao. Seperti yang telah disaksikan seluruh murid saat seleksi masuk sebelumnya, Tetua Shi Su setidaknya adalah seorang ksatria taraf empat puncak, dengan karakter Dao-nya yang disebut Pedang Krisantium Timur.Xu Ming berdiri di antara barisan murid luar baru. Ia mengenakan satu set seragam biru muda dengan lambang pedang empat penjuru di dada kiri
“Inti Dao-ku terbentuk dari gabungan dua esensi monster taraf lima…” Xu Ming berdiri tegak di tengah arena, suara tenangnya bergema di antara riak es yang masih melayang perlahan.“Kirin Api Tanah dan Garuda Petir Angin. Kharakter dao yang terbentuk dari kedua esensi itu seharusnya saling menolak. Tapi melalui pengendapan qi dan penyatuan kehendak, mereka menjadi fondasi bentuk Dao-ku, seekor Naga Es.”Ia mengakhiri kalimatnya pelan, namun udara tetap terasa berat. Uap embun beku masih menari di atas tanah beku tipis, dan proyeksi naga di belakangnya perlahan memudar tapi gaung kekuatannya masih tertinggal.Para tetua terdiam. Bukan karena ragu. Tapi karena tak satu pun dari mereka mampu menyembunyikan keterkejutan mereka sepenuhnya. Tetua Xuan Yi menatap Xu Ming tanpa berkata-kata. Sorot matanya bukan lagi sekadar kagum, tapi penuh evaluasi dan... harapan. Pak Tua Shi Su bahkan sedikit maju, seolah ingin melihat lebih dekat sisa jejak qi es yang menggantung di udara. Tangannya mengge
“Seribu poin Dao spiritual... Bagaimana mungkin!!!”Tetua Xuan Yi berdiri kaku. Matanya sedikit menyipit, lalu bersinar tipis, samar penuh ketertarikan yang sangat dalam.“Pak tua Mo...” Liu Lian bergumam lirih, menatap ke langit yang masih menyisakan percikan dari ledakan spiritual barusan.“Cucumu memang jenius yang hanya muncul sekali dalam seribu tahun.”Ia tersenyum tipis, samar, nyaris tak terlihat oleh para tetua lain. Kenangan perlahan mengalir di kepalanya masa muda yang penuh darah dan qi, saat ia masih bertulang sebagai seorang Dan Shi dan Mo, sahabat karibnya, sebagai ksatria garis depan. Dulu, di antara medan pertempuran dan botol-botol pil, mereka saling menggantungkan hidup. Suatu hari, ia pernah berkata, "Jika suatu saat aku tak bisa membalas persahabatanmu, maka anak atau cucumu akan menerima plat tembaga ini..."Kini, janji lama itu seolah menjelma nyata. Sementara itu, tak jauh dari sisi panggung, Xuan Yi masih berdiri diam. Sorot matanya tajam tapi penuh rasa terte
“Tahap pertama telah usai.” Suara Tetua Liu Lian terdengar berat namun tegas, menggema di pelataran yang kini jauh lebih lengang.Dari ribuan peserta yang sebelumnya memenuhi area seleksi, kini hanya sekitar empat ratus orang yang masih berdiri tegak. Sisanya telah tereliminasi karena inti dao yang dimiliki tidak berkualitas, sehingga nantinya tak akan berkembang dengan baik dalam berkultivasi, Sebagian lagi bahkan belum membentuk inti dao sejatinya, artinya lebih tak memenuhi syarat menempuh jalan kultivasiLiu Lian menyapu pandangan ke seluruh penjuru. “Semua calon murid yang telah lolos, bisa melanjutkan ke tahap berikutnya… Seleksi calon murid tahap kedua akan dipimpin oleh Tetua Xuan Yi.”Ia memberi isyarat ringan, lalu mundur selangkah ke barisan tetua. Seketika, seorang wanita berparas lembut melangkah maju. Rambut putih keperakannya dikuncir tinggi, matanya tajam seperti mata naga, dan gaun hitam dengan aksen ungu berhiaskan simbol naga tujuh warna berkibar lembut di udara. Au
“PERHATIAN!” suara berat dan dalam menggema di seluruh pelataran.Tetua dari Pilar Pemurnian Pil, lelaki tua berjubah putih berlapis merah terang yang sebelumnya melayang turun dari manifestasi Api Jatuh Sumber Kehidupan, kini berdiri paling depan, tangannya terlipat di balik punggung. Aura alkimia yang lembut masih menguar dari tubuhnya, membuat setiap Dan Shi muda secara refleks menundukkan kepala lebih rendah.“Aku, Tetua Liu Lian, mewakili Sekte Empat Pilar Penyucian, memimpin tahapan pertama dalam seleksi murid tahun ini.”Semua suara langsung menghilang. Hanya desiran angin lembut dan riak aura qi di udara yang tersisa.“Seleksi ini akan dimulai dari penilaian inti Dao,” lanjut Liu Lian. “Ini adalah pengujian kualitas dari meridian, inti dao dan juga kharakteristik dao yang kalian bentuk.”Ia menoleh sejenak, menyapu ratusan calon murid dengan tatapan tajam. “Mereka yang tidak memiliki pemahaman akan Dao, tidak layak menapaki jalur kultivasi. Mereka yang tak tahu siapa diri mere
“Kau yakin kita masih sempat sampai sebelum gerbang seleksi ditutup?” tanya Han Mimi sambil menyibak tirai kecil di sisi kereta, menatap hutan yang berganti menjadi jalur berbatu.Xu Ming mengangguk tanpa menoleh. “Kita masih punya waktu sebelum matahari tergelincir.”Han Mimi menghela napas. “Aku penasaran… Xu Ming, sebenarnya bagaimana caramu bisa ikut seleksi Sekte Empat Pilar Penyucian ini?”Xu Ming menoleh pelan. “Kenapa kau bertanya begitu?”“Karena...” Mimi melipat tangan di depan dadanya, nadanya setengah heran, “setahuku, hanya keluarga utama, faksi besar, atau keluarga tetua sekte yang mendapatkan plat tembaga resmi dari sekte setiap dua tahun untuk mengirim orang-orang berbakat mengikuti seleksi.”Ia menambahkan pelan, “Dan biasanya, selain mereka, hanya satu orang dari tiap desa afiliasi yang bisa ikut... melalui kuota potensi desa. Itu pun harus lolos penilaian awal.”Xu Ming menyipitkan mata, lalu bertanya, “Kuota potensi desa?”“Oh.” Han Mimi menoleh padanya, sedikit te
“Sudah siap?” Suara Bing Bing yang tajam dan cepat membelah keheningan kamar Xu Ming.“Tidak ada waktu lagi untuk bermalas-malasan. Kalau kau ingin lulus di seleksi nanti, fondasimu harus sempurna!”Xu Ming tersenyum tipis, duduk bersila di atas matras kultivasi. “Kau mengatakan hal itu sebanyak tiga kali sejak aku duduk tadi.”“Karena kau lamban seperti kura-kura!” sahut Bing Bing mendengus kesal melipat kedua tangannya sambil melayang di udara. “Mulai sekarang, pusatkan kesadaranmu. Fokus pada Lautan Jiwamu. Serap Buah Beku Jiwa perlahan. Jangan gegabah.”Xu Ming mengangguk. Ia menarik napas dalam, membuka cincin penyimpanannya, dan memunculkan kotak kristal berisi Buah Beku Jiwa. Begitu kotak terbuka, hawa dingin spiritual menyebar seperti kabut beku, menggigilkan udara di sekitar ruangan.“Lautan Jiwamu adalah fondasi utama sebagai Dan Shi,” lanjut Bing Bing dengan nada lebih serius. “Di dalamnya, inti spiritual dan esensi api-mu hidup berdampingan. Kalau fondasi itu goyah, kau bi
Suara dentang palu terakhir bergema tiga kali, menandai berakhirnya sesi pelelangan hari itu. Cahaya lampion kristal di atas panggung meredup perlahan, menyisakan sinar lembut yang menyelimuti aula. Suasana yang sebelumnya dipenuhi bisik-bisik penawaran dan hiruk pikuk transaksi kini berubah tenang. Para pelayan mulai bergegas menata kembali panggung dan membersihkan meja-meja kaca.Di bilik VIP, Xu Ming bersandar ke kursinya. Napasnya panjang dan teratur. Di sampingnya, Han Mimi sedang membaca lembaran hasil transaksi yang baru saja diberikan oleh pelayan.“Dengan diskon khususmu dan hasil tawaran yang berhasil dimenangkan,” ucapnya sambil mengangguk kecil, “kau mendapatkan tiga barang kelas atas hari ini. Tungku Kura-Kura Emas, Buah Beku Jiwa, dan... gulungan teknik Dao Pemurnian Ekstrem.”Xu Ming mengangguk pelan. Tidak terlihat euforia berlebihan, tapi sorot matanya menyiratkan kepuasan yang dalam, seperti seseorang yang berhasil melangkah di atas fondasi baru yang lebih kokoh.“D