Share

4. Kekaisaran Shewu

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2025-03-28 13:02:35

Di jantung benua kuno Angkara, berdirilah Kekaisaran Shewu, sebuah negeri megah yang sejak ribuan tahun silam dikenal sebagai "Negeri Pelindung Timur." Kekaisaran ini dipimpin oleh seorang kaisar yang bijaksana Kai Yuan, penguasa generasi ketujuh dari Dinasti Yuan yang telah mempersatukan banyak suku dan wilayah di bawah satu panji kebesaran.

Shewu diapit oleh dua gunung agung: Gunung Guyu di barat, dan Gunung Shayu di timur. Kedua gunung ini seperti penjaga abadi yang melindungi pusat kekaisaran dari ancaman luar. Di antara kedua gunung tersebut terbentang Lembah Mun Chu dan Lembah Mon Yong, yang menjadi jalur utama perdagangan, peperangan, dan juga persekongkolan tersembunyi. Lembah-lembah ini indah tapi berbahaya, dipenuhi kabut sepanjang tahun dan sering menjadi tempat hilangnya pasukan maupun pengelana.

Namun, yang paling menakutkan dari negeri ini adalah Hutan Hitam Wengi, hutan lebat di selatan yang menutupi sepertiga wilayah kekaisaran. Pepohonannya menjulang tinggi menutup langit, dan di dalam kegelapan abadi hutan itu hidup binatang buas—macan api, burung-burung bayangan, bahkan makhluk legenda yang hanya berani dibisikkan oleh penduduk: manusia serigala yang muncul hanya saat bulan merah, dan iblis kuno yang dipercaya berasal dari zaman sebelum peradaban.

Kaisar Kai Yuan, meski dikenal damai dan berwibawa, memerintah dalam dunia yang tidak pernah benar-benar tenang. Setiap tahun, wilayah perbatasan terusik oleh serangan dari bangsa-bangsa tetangga. Maka dari itu, anak keduanya, Pangeran Rai Yuan, ditugaskan sebagai panglima utama kekaisaran.

Rai Yuan adalah sosok yang cerdas, pemberani, namun penuh perhitungan dan misteri. Setiap tahun, ia memimpin pasukan menuju perbatasan, menahan serangan, atau bahkan melancarkan serangan balasan. Di medan perang, Rai Yuan dikenal dengan julukan “Manusia Yang Haus Darah”, karena kedatangannya selalu disambut oleh genderang perang dan kemenangan yang mutlak tanpa menyisakan satupun musuh.

Tiga kekaisaran besar yang mengelilingi Shewu adalah:

Rongewu, di utara—sebuah kekaisaran militeristik yang kuat dan kejam. Diperintah oleh Jenderal-Kaisar Tai Chung, negeri ini selalu mengincar jalur Lembah Mun Chu untuk membuka akses ke laut timur. Mereka terkenal dengan pasukan pemanah dari bukit es dan kereta perang berlapis besi.

Mangewu, di barat—sebuah negeri gurun dan padang garam, tempat para dukun dan penyihir kuno menetap. Kaisar Lou Michin memimpin dengan campuran siasat dan ramalan, dan dikenal memiliki perjanjian rahasia dengan makhluk-makhluk dari Hutan Wengi. Banyak prajurit Shewu yang hilang di barat tak pernah ditemukan, diduga menjadi korban sihir kabut pasir.

Nemewu, di tenggara—lebih kecil secara militer, namun sangat makmur dalam perdagangan dan penguasaan jalur laut. Mereka lebih suka menyuap dan meracuni daripada bertarung terbuka. Namun diam-diam, keluarga penguasa Nemewu, yaitu Klan Hei, sering menjadi dalang dari berbagai kekacauan politik di Shewu. Mereka menanam mata-mata di istana, bahkan di sekitar keluarga Kaisar.

***

Sua menatap tajam ke arah Rai, hatinya masih berdebar keras setelah kejadian tadi. Lelaki itu tidak hanya mencuri ciumannya, tetapi juga meninggalkan tanda kepemilikan di lehernya. "Apa maksud Anda, Yang Mulia?"

“Tanda itu, terhubung dengan jantungku. Setiap detakan, kau bisa merasakannya. Begitu juga denganku. Kau tidak perlu khawatir, karena jika suatu saat aku mati, tanda itu akan lenyap. Kau mungkin akan paham jika terus berada di sisiku. Jadilah tabib pribadiku!" kata Rai dengan nada tegas, matanya yang tajam tak melepaskan tatapan dari Sua.

"Maaf. Aku tidak bisa," jawab Sua tanpa pikir panjang.

Alis Rai terangkat, tidak terkejut dengan jawaban itu. "Kau yakin? Dengan kemampuanmu, kau bisa mendapatkan perlindungan dan kehidupan yang lebih baik di bawah naunganku."

"Tidak," Sua menggeleng tegas. "Aku punya urusan yang lebih penting. Aku harus kembali

ke Kediaman Perdana Mentri."

Ekspresi Rai berubah dingin. "Kediaman Perdana Menteri? Jangan-jangan, kau puteri sulung perdana mentri? Tapi, menurut rumor, dia gadis yang sangat cantik?" Kemudian, dia menampakkan senyum dengan mendekatkan wajahnya di hadapan Sua.

"Cantik?" Sua berpaling tersenyum tipis. "Aku seorang master herbalis, menjadi cantik kembali bukanlah hal yang sulit!"

Ucapan itu membuat Rai terdiam sejenak. 'Master herbalis? Meskipun gadis ini sangat terkenal, rupanya dia menyembunyikan bakatnya dengan baik.' Lelaki itu memandang gadis di hadapannya dengan penuh penilaian. Tubuhnya kurus, pakaiannya compang-camping, wajahnya tampak sedikit lesu menahan lelah.

Rai menghela napas pelan, lalu duduk menyandarkan tubuhnya di bawah pohon besar. "Sangat lelah. Aku akan kembali ke istana saat matahari terbit." Lelaki itu berpura-pura memejamkan mata seolah-olah merasakan kantuk. Namun, diam-diam mencuri pandang, berharap Sua ikut beristirahat di sisinya.

Tanpa diduga, Sua telah berbaring beralaskan bantal pangkuannya. "Tidak boleh tidur. Anda harus berjaga malam ini. Anggap saja sebagai bayaran, karena aku telah menyelamatkan Anda dari para pembunuh itu."

Keterkejutan yang luar biasa untuk seorang pangeran yang haus darah. "Kau adalah wanita paling berani yang pernah kujumpai. Apa kau tidak takut aku akan berbuat sesuatu padamu?"

Tidak ada jawaban. Sua tertidur menyamping membelakangi Rai. Suara hembusan napas pelan dan teratur terdengar nyaring.

"Sudah tidur?" Dahi Rai mengernyit. "Benar-benar tidak ada rasa takut." Lalu ia tersenyum melepaskan jubah luarnya dan menyampirkan ke tubuh Sua sebagai selimut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Gzenn
jangan² othor Iki chindo jowo ......
goodnovel comment avatar
Elis Suseno
kwkwkwkwk....jowo asli
goodnovel comment avatar
titi
sewu, mangewu, moncong, monyong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   Squel

    Langit Beishan sore itu kelabu, awan berat menggantung rendah di atas jalan pegunungan. Mobil yang dikendarai Yan Zhenyu melaju membawa keluarganya pulang menuju Yancheng. Di dalamnya, Sua duduk di kursi penumpang depan, sementara dua anak mereka, Yan Zhenrui dan Yan Anli, berada di kursi belakang. Hujan mulai turun, tipis namun menusuk pandangan.Di tikungan tajam, sebuah truk dari arah berlawanan tergelincir, remnya gagal. Tabrakan tak terelakkan. Benturan keras menghancurkan sisi mobil, kaca pecah beterbangan, logam berderit diiringi suara ban menjerit.Ketika semuanya berhenti, Zhenyu dan Sua sudah tak bernyawa. Zhenrui, meski penuh luka, masih hidup, tubuhnya terjepit di antara kursi dan pintu yang penyok. Anli, terpental keluar dari mobil, jatuh di tepi jurang berbatu. Kepalanya menghantam batu besar, darah mengalir di pelipis. Pandangannya meredup menjadi abu-abu buram, lalu gelap.Tim penyelamat tiba, namun tak menemukan Anli. Di tengah badai hujan, tubuh kecil itu tergelincir

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   227. Akhirnya

    Ledakan susulan mengguncang ruangan bawah tanah. Pipa-pipa pecah, semburan uap panas melesat ke segala arah. Lantai bergetar hebat seakan seluruh bangunan hendak menelan mereka hidup-hidup.Kakek Jin menghentak tongkatnya ke tanah. “Cepat! Lewat tangga logam tadi sebelum tertutup reruntuhan!”Zhenyu mengangkat Sua, memapahnya meski tubuhnya sendiri masih gemetar. “Kau masih bisa jalan?”Sua mengangguk cepat, meski wajahnya pucat pasi. “Aku baik-baik saja.”Tangga logam berderit saat mereka menanjak. Asap hitam mengejar dari bawah, seperti cakar setan yang berusaha menyeret mereka kembali.Saat hampir mencapai pintu keluar. Balok baja jatuh dari atas, menghantam tangga. Zhenyu refleks menahan dengan bahu, menjerit tertahan saat logam panas membakar kulitnya.“Rai!” Sua berteriak panik, berusaha menariknya.Gigi Zhenyu terkatup rapat, matanya penuh tekad. “Naik duluan! Aku menyusul!”“Tidak!” Sua menolak keras, tangannya gemetar tapi terus menarik lengan Zhenyu. “Aku tidak akan meningga

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   226. Resonansi Yin-Yang

    Cairan hijau menyapu lantai, panas dan berbau asam. Kabut kimia mulai menggerogoti logam di sekitarnya, menimbulkan suara yang menyeramkan. Alarm semakin keras, lampu merah berputar-putar seolah menertawakan pilihan Sua.Sua terengah, tangan masih menggenggam tongkat yang kini penuh retakan akibat benturan. Dadanya naik-turun, mata menatap kehancuran itu tanpa berkedip.Zhenyu hendak menariknya pergi, tapi tiba-tiba tubuhnya tersentak keras. Ia jatuh berlutut, kedua tangannya mencengkeram kepala. “Aahh…!” teriakannya memecah suara mesin.“Rai!” Sua langsung berlutut, panik. “Apa yang terjadi?”Kakek Jin meraba udara, wajahnya pucat. “Sial… resonansi saraf! Cairan itu… ternyata bukan hanya penopang kloning, tapi juga penghubung dengan tubuh Zhenyu. Bian Yu sudah menanam kait di dalam sistemnya!”Napas Zhenyu terputus-putus, saraf di lehernya bergetar liar seakan ada arus listrik yang menyiksa. “Luqi… kalau tabungnya hancur… aku juga—”Sua langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   225. Tubuh dalam tabung

    Bian Yu tergeletak di lantai, tubuhnya kaku seperti patung. Hanya matanya yang bisa bergerak liar, penuh kebencian. Suara seraknya keluar dengan susah payah.“Kalian pikir… aku akan kalah hanya karena jarum tua itu?”Sua melangkah maju, wajahnya dingin. Tongkat Kakek Jin masih di tangannya, bergetar karena amarah. “Kau sudah kalah sejak kau memilih menginjak hidup orang lain.”Bian Yu terkekeh, napasnya berat. “Kau… tidak mengerti… Semua aset itu… dunia tidak akan peduli siapa penemunya. Mereka hanya peduli siapa yang… menamainya.”Zhenyu mendekat, menendang pisau bedah yang jatuh di samping tubuh Bian Yu. “Kalau begitu, biarkan aku memperkenalkanmu dengan nama baru… pengkhianat.”Bian Yu mendengus, darah merembes dari sudut bibirnya. Matanya menatap Sua tajam, seperti ingin menancapkan kata-katanya ke dalam hati. “Luqi… bahkan tanpa aku, dunia tetap akan melahapmu. Mereka akan menelan semua yang kau ciptakan. Kau hanya ilusi kecil… seorang tabib yang terlalu percaya pada ‘kebaikan’.”

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   224. Tongkat kakek

    Udara di dalam laboratorium terasa dingin menusuk, bercampur bau logam dan cairan kimia. Lampu putih menyilaukan memantul dari dinding kaca, membuat ruangan itu seperti panggung steril yang tak menyisakan ruang untuk bernafas.Di tengah ruangan, Bian Yu berdiri tegak di depan kapsul kaca bercahaya, jas putihnya rapi seakan ia hanyalah seorang dokter biasa. Tapi sorot matanya menyimpan kilatan dingin penuh kemenangan.“Ah… akhirnya,” ucapnya, suaranya tenang tapi tajam. “Kelinci percobaanku datang sendiri, bersama sang tabib kecil yang keras kepala.”Sua menegang, giginya terkatup rapat. “Bian Yu…” suaranya bergetar menahan amarah. “Kau mencuri semuanya. Formula, catatan, bahkan namaku. Dan sekarang kau masih berani menatapku dengan wajah seakan kau pahlawan?”Bian Yu tersenyum sinis, berjalan pelan mengitari kapsul kaca. “Sua Luqi… kau jenius, tapi lemah. Kau sibuk menyelamatkan nyawa, sementara aku menjadikannya mata uang. Dunia tidak bergerak dengan belas kasih. Dunia bergerak denga

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   223. Laboratorium & Aset Finansial

    Malam itu, setelah pertarungan di rumah kayu, mereka tidak langsung bergerak ke Yancheng. Tubuh Zhenyu penuh memar, lengan Sua tergores dalam, dan Kakek Jin jelas kelelahan.Mereka memilih bersembunyi di sebuah penginapan tua di pinggir Beishan, jauh dari jalur patroli. Ruangan kecil hanya berisi ranjang kayu keras, meja bundar, dan lentera minyak yang redup.Sua duduk bersandar di dinding, jarum akupuntur menancap di lengan Zhenyu. Tangan kecilnya cekatan meski gemetar karena letih. “Kalau kau terus bergerak tanpa istirahat, syarafmu bisa kembali rusak. Ingat, tubuh ini memang bukan milikmu sejak awal.”Zhenyu terdiam, menatap wajah Sua dalam cahaya remang. Ada beban dalam kalimat itu, tapi ia memilih tidak menjawab. Sebaliknya, ia meraih tangan Sua, menekannya ringan. “Aku masih bisa berdiri karena kau. Itu cukup.”Sua menunduk, menyembunyikan sorot matanya yang bergetar.Kakek Jin, yang duduk di sudut dengan tongkatnya, berdeham kecil. “Kalian berdua boleh menunda kata-kata, tapi ja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status