LOGIN
Di vila milik keluarga Gu.
Hari ini merupakan hari jadi ke sekian dari pertunangan antara Dania dan Guwenki. Mereka akan bertemu, beberapa hari yang lalu mereka sudah sepakat memutuskan untuk menjadi pasangan resmi namun siapa sangka kedatangannya di vila keluarga Gu malah berubah menjadi kenangan terburuk di dalam hidupnya? Dania Ansel memegang satu kotak kue dengan lilin di atasnya, seperti biasa Dania tidak mengetuk pintu. Dania bisa bebas keluar-masuk dari Vila milik keluarga Gu. Melihat mobil Guwenki diparkir di luar vila, Dania sangat senang karena pikirnya Guwenki lebih dulu datang ke vila keluarga Gu untuk menunggu Dania dan merayakan hari jadi mereka bersama-sama. Ketika masuk ke dalam ruangan utama samar-samar Dania mendengar suara Guwenki bersama seorang wanita. “Ayo dorong lebih cepat, sayang!” “Oh, aku suka ini, kamu sangat membuatku tidak sabar, kamu juga sangat cantik sayang,” Guwenki terlihat sangat menikmati tubuh wanita di ranjangnya. Dania melihatnya dengan jelas di depan matanya dari daun pintu yang tidak ditutup dengan rapat. Pria yang sedang menikmati tubuh wanita di dalam kamar adalah Guwenki tunangaan Dania dan sebentar lagi Dania akan menikah dengan Guwenki. Tanpa bertanya atau meminta penjelasan dari Guwenki, Dania memutuskan untuk meninggalkan vila keluarga Gu secepatnya. Kue yang dia bawa dia jatuhkan tepat di pintu utama vila. Dania berjalan cepat ke halaman lalu masuk ke dalam mobil dan membanting pintu dengan wajah penuh emosi. “Aku sangat membencinya, bagaimana mungkin Guwenki begitu tega padaku? Di saat hari jadi kita yang ke dua tahun dia malah membawa wanita lain bahkan melakukan hubungan intim di ranjang! Teganya kamu Guwenki! Aku sangat membencimu! Aku pasti akan membatalkan pertunangan ini dengan keluarga Gu! Aku harus membatalkannya segera!” Dania sangat yakin dirinya akan bisa melepaskan diri dari pertunangan dengan keluarga Gu. Dania sama sekali tidak tahu tujuan Guwenki mendapatkan cintanya serta menikahinya hanya demi gelar besar keluarga Ansel. Dania hanya tahu Guwenki sudah sangat jahat karena tega berselingkuh dengan wanita lain. Yulia teman dekat yang sering diceritakan oleh Guwenki ternyata adalah selingkuhannya. “Pantas saja Guwenki terus-menerus memuji Yulia, Guwenki juga selalu mendukung Yulia. Ternyata mereka bersandiwara di depanku selama ini! Yulia seniman wanita yang terkenal itu adalah selingkuhan pacarku sendiri!” Dania Ansel mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia merasa sangat kacau. Padahal niatnya datang ke vila hanya untuk memberikan kejutan pada pacarnya tapi malah mendapatkan hadiah mengejutkan yang tidak akan pernah bisa Dania lupakan, hati Dania sangat sakit sekali. Dania menatap jas dokter yang belum sempat dia letakkan di ruangan kerjanya ada di kursi samping kemudi. Gelar dokter nomor satu di rumah sakit terbesar di kota A berhasil Dania dapatkan berkat kerja kerasnya dalam menangani operasi kurang lebih satu tahun yang lalu. Foto pemberian penghargaan sebagai dokter bedah terkenal bersama kedua orang tuanya juga selalu dia letakkan di dalam mobil. Melihat senyum ayah dan ibunya di dalam foto membuat luka di hatinya akibat patah hati menjadi sedikit terobati. “Hanya tinggal putus saja, apa susahnya? Aku memiliki jadwal untuk menangani operasi di rumah sakit. Aku harus tetap profesional meski perasaanku sangat hancur.” Setibanya di rumah sakit, Dania segera pergi ke dalam untuk menangani operasi. Asisten yang bertugas membantunya sudah melakukan persiapan. Sekitar dua jam pasien yang terkena tembakan peluru berhasil dia tangani. Dania menatap ke layar monitor, dia berhasil mengangkat dua peluru yang bersarang di paha dan lengan. Entah kenapa saat menatap wajah jenderal dengan status tinggi tersebut Dania merasa sangat familiar seperti sudah lama mengenalnya. Dania juga melihat tubuhnya sangat kekar dan kuat. Kulit pria yang sedang dia operasi begitu bersih tapi sedikit kasar di permukaan kedua telapak tangannya. Dania melihat dari catatan medis pria yang sedang terbaring di meja operasi kali ini merupakan seorang jenderal dan memiliki posisi tinggi di kota A. Ketua tertinggi meminta Dania Ansel untuk menanganinya karena keahlian Dania sudah diakui sebagai dokter nomor satu. Jenderal Sutangji? Kenapa aku merasa pernah mendengar nama ini? Wajah dan bentuk tubuhnya terasa akrab begitu aku melihatnya. “Peluru sudah berhasil diangkat, kondisi pasien normal dan tidak menunjukkan gejala, tekanan darah juga normal, napas dan denyut jantung semuanya stabil!” lapor salah satu asisten yang bertugas mengawasi membuyarkan lamunan Dania. Dania terdiam dan tidak segera menjawab, beberapa orang di luar termasuk Presdir dan Ketua pemimpin kota yang sedang mengawasi jalannya operasi ikut terkejut ketika Dania sempat melamun meski hanya sebentar saja. Presdir rumah sakit segera menanyakan melalui pengeras suara yang terhubung dengan ruangan operasi. “Apa yang terjadi? Apa ada gejala lain? Dokter Dania?” Dania menatap ke arah mereka lalu segera bicara pada asisten di sampingnya. “Lanjutkan sisanya!” “Baik, dokter!” *** Ketika melepaskan peralatan yang Dania kenakan dan menatap bayangan dirinya sendiri di depan cermin, Dania merasa buruk lantaran teringat dengan perselingkuhan Guwenki di belakangnya. Sebenarnya apa salahku? Kenapa Guwenki tega berkhianat dariku? Apa aku sangat jelek? Apa mungkin karena aku terlalu sibuk belakangan ini dan tidak memberikan perhatian pada Guwenki? Tapi, apakah itu masuk akal untuk dijadikan alasan dia berselingkuh dengan Yulia? Banyak pertanyaan muncul di dalam benak Dania. Tidak ada satu pun jawaban yang cocok untuk menjadikan alasan Guwenki mengkhianatinya. Dania menghela napas panjang lalu keluar untuk melaporkan hasil operasi pada keluarga pasien. “Keluarga Ji?” Beberapa orang berseragam datang menghampiri Dania dengan tergesa-gesa. Ini tidak sesuai dengan harapan Dania karena pikirnya akan ada pihak dari keluarga pasien menunggu. “Bagaimana hasilnya, Dok?” “Apa Tuan Ji baik-baik saja?” “Apa Tuan Ji kehilangan banyak darah, salah satu dari kami bersedia mendonorkan darah!” Dania tiba-tiba diserbu dengan pertanyaan beruntun. Dania tersudut dan hampir jatuh ke belakang. Tidak disangka tangan kekar menyangganya dan membuat tubuhnya tinggal di dalam pelukan. Dania terkejut sekaligus bersyukur, tapi setelah melihat wajah pria itu lebih teliti dia spontan melotot. “Tuan Ji? Bagaimana Tuan bangun dari meja operasi saat situasi ekstrim seperti ini?” Dania melotot, jantungnya berdegup kencang karena tidak percaya dengan apa yang dia lihat dengan kedua matanya sekarang. Dania merasa sedikit lebih lega karena ternyat tangan yang digunakan Sutangji untuk menyangga punggung Dania adalah tangan satunya yang tidak terluka. Sutangji tidak menjawab pertanyaan Dania, dia membantu Dania untuk kembali berdiri dengan posisi normal lalu berteriak pada rekannya yang sejak tadi menunggu di luar. “Aku baik-baik saja! Kalian pulanglah! Lanjutkan tugas kalian masing-masing!” perintahnya. Semua rekan berdiri dengan siaga kemudian serentak menjawab perintah. “Siap, Jenderal!” Dania melongo, semua orang berseragam militer sudah bubar dan sekarang tinggal dirinya bersama Sutangji di koridor. Pemimpin kota dan Presdir rumah sakit tidak menunjukkan batang hidungnya untuk menginterogasi Dania, hati Dania sudah cukup merasa lega.Karena rencana Xingyi gagal, keamanan di Kota alam Dewa sudah diperkuat kembali. Tugas Dania di sana juga sudah selesai. Dia pergi menemui Chang an.“Chang an, aku harus kembali ke dalam rombongan, aku pikir Sutangji akan terus menunggu dan tidak melanjutkan perjalanan ke wilayah Perbatasan. Jika terus menunda, masalah tidak akan teratasi,”“Aku sudah mengirimkan pesan bahwa kamu akan pergi menyusul, jadi tidak perlu terburu-buru,” ujarnya.Chang an tahu tugas tersebut sangat penting, bukan hanya satu dua monster kuno yang dibebaskan dari dalam meteor tapi mungkin lebih dari seratus.“Dewi Tinggi, monster-monster itu lebih dari puluhan, aku sangat cemas, aku tidak bisa membiarkanmu pergi mengatasi semua ini sendiri,” lanjutnya.Dania mengukir senyum di bibirnya. Wajahnya tidak menunjukkan rasa khawatir sedikit pun.“Segel iblis di tubuhku sudah sirna, apa kamu meragukan kekuatan Dewi Kuno? Jika aku tidak pergi sekarang maka rombongan itu.... bagaimana pada akhirnya?”Chang an tetap me
“Jika hanya kamu yang bisa menghapus segel iblis di tubuh Dewi Bulan, artinya ....” Chang an tidak melanjutkan ucapannya. Sebelumnya Cermin Kuno sudah dihancurkan oleh Xingyi. “Klan lima bintang sudah sangat keterlaluan!”Tanpa membicarakannya pun semuanya sudah sangat jelas.Dania yang terbaring di atas dipan giok mulia membuka matanya perlahan, pertama kali yang dia lihat adalah Xiaoer. Gadis itu terlihat sangat senang ketika melihatnya sudah siuman. “Xiaoer,” gumamnya. Dania bangun dan melihat penampilannya sudah berubah, tubuhnya terasa lebih kuat dan menjadi penuh dengan energi. “Apakah kamu yang membawaku ke sini?” tanyanya. Xiaoer menggelengkan kepalanya lalu kembali masuk ke dalam cermin. Tidak lama kemudian, pelayan istana datang dan membawakan nampan berisi aneka perhiasan, kosmetik, juga peralatan lain. “Yang-mulia Dewi, Dewa Tinggi mengutus kami untuk mempersembahkannya pada Anda,”Dania tidak membutuhkan barang-barang itu, dia tahu seharusnya saat ini dia berada di po
Sutangji baru selesai dengan urusannya, dia membetulkan kembali kereta yang atapnya dilepas pagi tadi. Dia menatap prajuritnya sedang menyiapkan api unggun, dia mengedarkan pandangan matanya ke sekitar, pria itu tidak melihat Dania.“Waning, ke mana gadis itu?” gumamnya seraya berjalan menatap ke sekitar. Dia melihat urutan tenda dan mulai mencari satu-persatu. Dia tidak menemukan keberadaannya. Ketika tiba di tendanya, Sutangji meminta prajurit untuk melihat ke dalam. “Nona Hu, tidak ada Jenderal,” lapornya.Ning er masih sangat mengantuk, dia bahkan tidak tahu ke mana perginya Dania. Di sisi lain, Yulia melihat kehebohan yang dilakukan Sutangji, wanita itu merasa sangat senang karena Dania dianggap sebagai saingan terberatnya untuk merebut perhatian Guwenki dan Sutangji.Yulia maju beberapa langkah mendekati Sutangji, dia mencoba mencuri perhatiannya. “Jenderal Agung Su,” sapanya dengan suara lembut.Sutangji menoleh, dia sedang sibuk mencari Dania dan wanita itu muncul di depan
Chang an membawa benda kuno itu, dia pergi menuju ke arah meteor yang tadinya menyegel jiwa dari para monster yang mengacau di alam manusia. Chang an tidak menemukan jejak apa pun. Orang yang bertindak merupakan ahli, bahkan sisa energinya pun tidak bisa dilacak olehnya. “Sangat aneh! Dari semua meteor yang ada di sini, kenapa tidak satu pun yang menunjukkan jejak penyelinap? Melihat caranya bekerja di sini, orang itu pasti bisa memecah segel dengan mudah. Bahkan klan dari Kota alam Dewa pun tidak akan pernah bisa menyembunyikan jejak mereka.”Chang an merasa para monster itu keluar secara alami dan segel dipatahkan dari jarah jauh. Jika orang itu mendekati meteor pasti akan menyisakan jejak-jejak di sana.Chang an putus asa, dia terpaksa turun kembali ke dunia fana. Untuk menunjukkan cermin hancur itu pada Dania. Awalnya dia sengaja menyimpan benda kuno itu untuk dia tunjukkan setelah Dania memulai kembali kebangkitannya sebagai Dewi Kuno. Dia ingin memb
Bibir Yulia terus cemberut, dia tidak mengira Dania akan begitu mujur dan Sutangji bersedia menolongnya. Apalagi Dania di sepanjang jalan berada di atas kuda Sutangji. Hati Yulia terasa terbakar menyaksikan pemandangan tersebut. Sutangji sepertinya juga terlihat sangat senang, bahkan mereka terus mengobrol sepanjang jalan. Sutangji memeluknya dari belakang sambil memegangi kendali kuda.***Di sisi lain, Chang an masih tidak muncul. Pria itu mendapatkan panggilan penting dari Kota alam Dewa, ini ada kaitannya dengan binatang kuno yang kembali hidup di alam fana. Mereka melaporkan bahwa bintang-bintang yang dulu menyegel jiwa monster dan binatang buas di masa lalu telah bebas. Di dalam aula pertemuan, Chang an duduk di singgasananya. Dia mendengarkan laporan dari semua orang yang memiliki jabatan di kerajaannya. Mereka membawa buku laporan masing-masing untuk diberikan pada Chang an.“Yang-mulia, jiwa binatang kuno yang tersegel di dalam bintang dan meteor terlepas, kami sama sekali
Yulia terus menaburkannya sambil bergumam dan mengawasi sekitar. “Setelah aku menaburkan bubuk ini, Waning sialan itu akan merasakan gatal di sekujur tubuhnya. Bubuk ini akan menyebabkan kulitnya menjadi penuh dengan ruam merah! Dengan begitu Putra Mahkota atau pun Jenderal Agung tidak akan ada yang tertarik lagi dengannya! Hahahahaha!”Yulia terus menaburkannya, dari ujung belakang kereta sampai ke arah kusir. Dia berjalan mundur sambil terus menaburkan obat gatal.Di belakang punggung Yulia, Dania membuka tirai pintu kereta dengan santai. “Heh Yulia!” Dania berkacak pinggang sambil menatap apa yang Yulia lakukan di dalam kerta kudanya.Yulia terkejut dan langsung memutar badan, bokongnya hampir saja mengenai wajah Dania. “Kau-kau! Apa yang kamu lakukan di sini?” tanyanya gugup.“Aku? Kenapa di sini? Kenapa pertanyaan yang seharusnya aku tanyakan padamu malah kamu tanyakan padaku? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Dania. Dia mengendus bubuk racun gatal. Dania mencubit ujung hid