Share

25. Dia yang Ditinggalkan

"Urusan kita belum selesai, Siska. Aku akan sampaikan besok di kantor," ujar Melly tegas. Intonasinya kembali seperti seorang bos yang akan memecat karyawannya.

Siska tak menjawab. Ia hanya membungkuk hormat, lalu kembali melangkah ke luar dengan hentakan cepat.

Melly tak menoleh lagi. Ia hanya duduk menyeruput teh bunga telang, menelannya dengan tenang, lalu kedua sudut bibirnya melebar dibarengi binar mata kemenangan. Ia menyeringai.

"Biarkan aja Lian, Mel. Sekali-kali dia mesti dikerasi. Harusnya, dulu Papi didik dia dengan mandiri dan enggak dimanja berlebihan karena dari kecil hidupnya serba kecukupan, mau apa pun pasti dituruti," kata Hakim dengan perasaan menyesal.

"Gak ada orang tua yang salah, Pi, hanya kurang komunikasi aja. Dan Mbak Lian cuma butuh perhatian khusus makanya dia mengalihkannya ke hal-hal kaya gitu. Semua orang tua pun pasti mau manjain anaknya kalau kondisi memungkinkan. Eh ... kok, Melly malah nasehatin Papi. Maaf ya, Pi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status