Share

Tak Sengaja Bersahabat Dengan Kekasih Suamiku
Tak Sengaja Bersahabat Dengan Kekasih Suamiku
Penulis: Ria Abdullah

1. Tak sengaja kenal

Untuk pertama kalinya, saya membuat cerita dengan dua sudut pandang di mana Itu akan mengungkapkan perasaan tokoh utama dan antagonis secara bersamaan.

Lanjut sub dan like sebelum baca ya mommy sayang.

***

Plot twist, biasanya kejutan yang tidak diduga terjadi di sebuah film atau novel, tak kusangka hidupku lebih dramatis dari semua itu, aku tak sengaja bersahabat dengan orang yang akan paling kubenci, dia kekasih suamiku.

*

Kupikir hidupku sudah sempurna, saat menjadi istri dan ibu dari dua pasang kembar, punya suami yang mapan dan ekonomi kami beberapa tahun terakhir membaik. Jabatan suamiku naik dan dia dipercaya menjadi direktur pelaksana untuk semua proyek dan promosi di perusahaan tempat ia bekerja.

Aku menjalani hidup yang sudah dikatakan mewah, punya asisten dan sopir juga tidak pernah kekurangan uang belanja. Anak-anakku tumbuh dengan baik dan cerdas mereka bersekolah di sekolah internasional, orang tuaku dan mertuaku juga akur mereka juga sama-sama menyayangi kami. Jadi, apa yang aku cari?

Mungkin waktu, ya, suamiku terlampau sibuk jadi dia jarang sekali punya waktu di rumah. Tapi itu tidak membuatku merasa tidak dicintai olehnya, sikap dan perhatiannya tidak pernah luput meskipun tubuhnya berada jauh dari kami. Setiap dua jam dia akan menelponku dan menanyakan kabarku lalu mengirimkan kalimat-kalimat penuh cinta dan kerinduan, kadang Ia mengirimkan buket bunga dan hadiah-hadiah yang selalu membuatku tersenyum bahagia. Ia juga sangat pengertian dengan kebutuhan wanita sehingga kadang tanpa kuminta ia memanggilkan layanan salon dan konsultan belanja ke rumah.

Aku merasa seperti Ratu, temanku juga menyebutku Ratu, wanita yang selalu diratukan oleh suaminya di mana semua orang ingin kehidupan sepertiku. Aku bahagia dengan semua itu, aku bangga saat teman-temanku menyebut Mas Alfian sebagai figur lelaki yang diinginkan oleh semua wanita di dunia ini.

Sementara satu-satunya orang yang memiliki dia hanya aku dan aku bangga dengan itu.

Ya, kupikir begitu, sampai akhirnya pelan-pelan aku mendapatkan kenyataan pahit.

*

Suatu hari aku sedang berbelanja di sebuah butik mewah untuk mengincar tas yang sudah kuinginkan sejak lama. Kebetulan di hari itu tasnya tinggal satu, aku yang terlambat datang lima menit dari seorang wanita cantik terpaksa berebut tas dengannya.

"Oh, Tuhan, sayang sekali, padahal aku sudah menyisihkan uang tabunganku untuk membelinya, tapi kau lebih beruntung," ucapku sambil menyunggingkan senyum. Aku kecewa tidak mendapatkan tasnya, tapi aku tidak marah karena seseorang lebih beruntung dariku.

"Apa kau sangat menginginkannya?" tanya wanita berambut gelombang dengan kulit putih dan bentuk gigi yang rapi, senyumnya menawan dan suaranya sangat lembut. Dia membuatku tertegun untuk beberapa saat Karena kecantikan dan pesona dirinya.

"Ya, tapi itu sudah jadi milikmu."

"Kalau kau sangat menginginkan tas ini, maka aku akan berikan dia padamu, aku bisa menunggu launching terbaru tahun depan."

Dia mengangsurkan tas itu padaku, tas berwarna merah dengan kulit buaya premium dimana hanya diproduksi dua kali dalam setahun. Aku tercengang dengan kebaikannya.

Biasanya wanita lain tidak akan mau merelakan bahkan rela bertengkar demi mendapatkan item yang mereka inginkan, tapi entah kenapa wanita ini menyerahkan begitu saja padaku?

"Kenapa kau baik sekali?" tanyaku dengan heran.

"Hari ini hari ulang tahunku dan calon suamiku memberiku cek untuk belanja senilai tas itu, aku datang kemari iseng-iseng saja karena ingin membeli tas sebagai bentuk investasi. Aku tidak terlalu hobi memiliki tas mewah karenanya aku menyerahkan padamu."

Wah, uang belanja senilai 2 miliar? Luar biasa sekali aku yakin calon suaminya punya pekerjaan istimewa, mungkin seorang pengusaha kaya atau anak pejabat.

"Tapi ini tas edisi terbatas dan kau sudah mendapatkannya lebih dahulu."

"Betul sekali, dari tadi banyak orang yang menginginkannya, tapi entah kenapa hatiku mengarah pada Mbak dan ingin memberikannya pada Mbak saja," jawabnya tulus.

"Ya Tuhan, kau baik sekali dan itu terpancar dari wajahmu. Pantas saja kekasihmu sangat menyayangimu dan memberikan kau hadiah yang sangat istimewa, kau sangat baik," pujiku.

"Alhamdulillah, dia lelaki yang sempurna."

"Kalau begitu terima kasih ya...."

"Ya."

Begitulah perjumpaanku yang pertama di mana aku sama sekali tidak menyadari siapa dia yang sebenarnya.

Setelah hari itu, setelah aku mendapatkan tasnya, aku tidak lagi berjumpa dengan wanita cantik bertubuh 165 cm itu. Aku terkesan padanya dan mungkin aku tidak akan melupakannya.

*

Beberapa minggu setelahnya,

Di Gym.

Orang-orang sedang riuh membicarakan seorang anggota baru yang begitu menarik perhatian dan langsung membuat para coach tampan bertubuh atletis teralihkan padanya. Para coach yang biasa melatih nyonya-nyonya muda untuk memiliki tubuh impian, tiba tiba tidak lagi perhatian, mereka lebih mendekati wanita itu.

Aku penasaran sekali dan ingin bertemu dengannya, lalu tak kusangka wanita itu adalah wanita yang merelakan tasnya untukku di butik kemarin.

Aku terkejut sekali. Wajar saja ia menarik perhatian, wajahnya yang cantik, tubuhnya yang indah serta gerakannya yang lentur, membuat semua orang sukses iri padanya. Melihat ibu-ibu yang satu klub denganku terus iri dan mengghibah, aku hanya tertawa.

"Rupanya kau di gym ini juga?" Aku menyapanya saat dia sedang mengambil minum.

Wanita itu langsung berbinar dan antusias begitu melihatku.

"Wah, kita berjumpa lagi aku senang sekali. Benar, aku baru bergabung dua minggu lalu. Kabarnya gym ini sangat bagus dan pelatihnya juga kompeten, jadi, aku penasaran untuk bergabung."

"Senang bertemu denganmu lagi, tempo hari aku tidak memperkenalkan diri, namaku Gaida." Aku mengulurkan tangan padanya.

"Namaku, Miranda," balasnya sambil menerima uluran tanganku.

"Apa kau bergabung di sini atas referensi kekasihmu?" godaku yang mengingatkan dia kepada kekasihnya.

"Betul sekali dia juga memberikan referensi salon, klub kerajinan tangan dan beberapa keanggotaan lainnya."

"Wow, rupanya dia sangat perhatian dan nyaris mirip sifatnya dengan suamiku. Aku berkegiatan semua atas referensi dan pengawasannya."

Wanita itu kembali membulatkan mata dan terkejut lalu ia tertawa,

"Ya, kadang lelaki seperti itu Mbak, mereka menunjukkan perhatian yang disebut dominasi terselubung terhadap wanitanya. Mereka memperlakukan kita seperti layaknya dilayani, padahal mereka adalah raja sesungguhnya. Kita Wanita hanya ditakdirkan untuk selalu di bawah kendali," balasnya dengan tawa berderai.

"Baiklah, ayo kita lanjutkan pembicaraan sambil latihan," balasku sambil menepuk lengan tangannya dengan perlahan.

"Ayo," balasnya tertawa. Ketika ia tertawa, tawanya bercerai seperti tumpukan mutiara yang jatuh ke meja marmer, aku terpesona bahkan aku sebagai wanita sangat terpesona, bagaimana dengan pria?

*

Usai berolahraga kami menikmati fasilitas premium gym di mana mereka menyediakan breakfast dan softdrink secara gratis. Aku dan dia melanjutkan perkenalan dan keakraban kami dengan duduk di meja yang sama.

Entah kenapa aku tertarik padanya, saat bersepeda tadi, dia menceritakan banyak hal tentang kehidupannya, ilmu dan wawasannya luas serta Ia yang lugas saat diajak berdiskusi, membuatku merasa terkesan dan ingin berteman dengannya.

"Kau bekerja di mana?"

"Aku konsultan untuk desain interior," ujarnya.

"Pekerjaanmu menarik dan mungkin gajinya sangat besar, ya?"

"Insya Allah," jawabnya. "Karena aku baru di kota ini dan Mbak adalah orang pertama yang mengajakku bersahabat, maka aku akan membelikan layanan konsultasi gratis untuk desain interior rumah Mbak."

"Sungguhkah?" aku benar-benar antusias saat mendapatkan tawarannya.

"Aku ingin kau berkenalan dengan suamiku sehingga dia bisa mendesain ulang ruang kerjanya yang membosankan," jawabku.

"Benarkah? Di mana suami Mbak bekerja? tapi rasanya itu tidak sopan, makanya aku tidak akan bertanya," ujarnya sambil mengesap minumannya.

"Suamiku adalah direktur pelaksana di sebuah perusahaan elektronik dan jasa promosi, dia lelaki yang gila bekerja dan sibuk sekali. Tapi dia sangat menyayangi keluarga."

"Aku tidak ingin mengenalnya karena khawatir aku akan mencari tahu tentang dia," jawabnya sambil mengedipkan mata dan becanda.

"Sekalipun kau mengenalnya, kau tidak bisa memilikinya karena dia adalah suamiku." Aku berkata dengan penuh percaya diri dan hal itu membuat kami saling menertawai.

*

"Sayang ... ayo desain ulang ruang kerjamu, aku mengenal seorang desainer interior yang cukup terkenal, aku melihat portofolio pekerjaannya dan itu sangat menarik." Aku mengatakan itu saat sedang memeluk Suamiku di peraduan.

"Di mana kau kenal?"

"Di gym, namanya Miranda."

Suamiku terdiam beberapa saat sambil menghela nafas.

"Menarik sekali... tapi aku tidak tertarik mengenal wanita. Cukup kau saja wanita di dalam hidupku," balasnya sambil mendaratkan sebuah kecupan mesra di bibirku.

"Jangan Menggodaku," ujarku mencubit perutnya.

"Kau memang selalu pantas untuk digoda," balasnya sambil menggelitik sekaligus menciumiku bertubi tubi, aku tertawa. Di momen itu aku sangat bahagia dan merasa kehidupanku begitu sempurna. Canda tawa dan pelukannya benar-benar hal yang meredakan stres dan pikiranku, aku bahagia..

Tring...

Tiba tiba,

panggilan di ponselnya membuyarkan candaan kami, lelakiku bangun dari posisinya yang sedang memelukku erat lalu langsung menjawab panggilan dengan wajah serius.

"Oke, aku langsung ke sana!" Ujarnya dengan wajah tegang.

"Kenapa Mas?"

"Ada hal penting di mana aku harus turun ke lapangan dan menyelesaikan semua masalah yang ada. Maaf karena untuk kesekian kalinya aku tidak bisa menemanimu tidur atau menginap di rumah."

"Selalu begitu ya?" desahku sambil menarik nafas dalam.

"Maafkan aku, sayang," ucapnya sambil mengecup keningku dan langsung meluncur pergi begitu saja. Sekali lagi aku hanya bisa mendesah sambil memperhatikan tempat tidur kami yang sepi, selalu begitu, selalu tidak ada waktu untukku.

Entah ia bekerja atau dia di mana, aku tidak bisa menebaknya.

Lanjut apa enggak Bund??

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
istri yg cuman mengangkang dan menadahkan tangan bisa apa selain menerima.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status