Share

2. POV M: tak sengaja tahu

Hari itu, mungkin adalah hari paling istimewa dalam hidupku karena hari ini ulang tahunku dan kekasihku sudah menyiapkan hadiah bahkan sebelum aku membuka mata. Ketika sinar matahari jatuh tepat di atas kelopak mataku Aku mengerjap untuk membuka mata dan langsung tersenyum mendapati kondisi kamarku.

Ada buket bunga mawar yang berukuran besar, ada kue dan cake buah serta kartu ucapan ulang tahun, juga boneka beruang dan sebuah kotak besar bersampul merah. Aku turun dari tempat tidur dan pergi membongkar kotak merah itu, isinya adalah kotak dan berikutnya lagi adalah kotak, aku terus membuka kotak-kotak itu sampai aku lelah hingga akhirnya aku mendapatkan cek uang belanja dengan jumlah cukup fantastis.

"Selamat ulang tahun Sayang, maaf, karena aku tidak memberi memberi ucapan secara langsung karena ada rapat pagi ini." Begitu bunyi kartu ucapan bertinta emas di sana. Aku tersenyum bahagia dan sekilas seolah melupakan semua masalah dalam hidupku dan kemelut yang terjadi hingga membuat diri ini terbelenggu dalam cinta yang tidak aku ketahui arahnya.

*

Aku langsung mandi dan mengganti baju mengenakan pakaianku yang terbaik lalu berjalan rapi dan langsung meluncur ke sebuah butik yang ada di lantai dasar mall terbesar di kota kami. Aku sudah lama mengincar tas dari sebuah brand ternama itu untuk kujadikan koleksi investasi.

Memang tidak mudah untuk mendapatkan tes dari brand itu karena kita harus membangun sebuah relasi dengan brandnya, prosesnya adalah mulai dari membeli barang-barang kecil hingga nilainya 1 miliar lalu kami baru bisa mendaftar keanggotaan. Kami bisa membeli satu unit tas edisi terbatas dalam satu tahun, karena pembelian tidak bisa dobel, hanya satu orang untuk satu tas, karena begitu eksklusifnya dan begitu istimewanya tas tersebut.

"Oh, aku terlambat ..." Seorang wanita dengan gaun ungu muda dengan rambut digerai sebahu dan memakai perhiasan berlian nampak kecewa sekali karena aku yang lebih dulu mendapatkan tas tersebut. Dia bilang dia juga sudah menjadi anggota tetap dan sudah melakukan pemesanan tapi karena ada double pemesanan di mana itu adalah kesalahan dari staff brand tersebut, maka akhirnya salah satu dari kami harus kecewa.

"Kalau begitu, ini buat Mbak aja, aku bisa menunggu launching berikutnya." Begitu ya kalimat yang kuucapkan yang langsung membuat wanita itu sangat bahagia bila dimatanya tidak mampu menyembunyikan betapa bangganya ia mendapatkan tas tersebut.

Aku tulus memberinya tanpa pamrih, tanpa meminta dia untuk memberiku hak eksklusif miliknya, tanpa harus bertukar jasa di mana ia juga harus mengantri produk untukku. Entah kenapa perasaanku mengarah untuk langsung saja memberikan tas itu padanya.

Malam harinya.

Mas Alfian datang ke apartemenku, kami merayakan ulang tahunku dengan makan spaghetti dan steak istimewa yang dibuat langsung oleh Mas Alfian. Setelah makan, kami duduk di balkon apartemen itu sambil minum wine, menatap gedung pencakar langit dan kelap-kelip lampu kota yang begitu semarak. Aku bersandar di bahunya sementara lelaki itu hanya dia menikmati momen indah di antara kami. Kami duduk bersisian sementara tangannya menggenggam tanganku, sesekali ia menoleh padaku lalu membelai pipiku dan mengecup bibir ini dengan mesra.

"Aku mencintaimu," bisiknya sambil menatap mataku dengan tatapan dalam. Selalu pandangan seperti itu membuat hatiku meleleh dan tertawan pada dirinya. Sekali lagi aku selalu jatuh cinta dan jatuh cinta lagi, berkali-kali, setiap harinya. Tapi sayang, aku harus tahu diri.

"Mas...."

"Ya...."

"Ini adalah hari ulang tahunku. Aku ingin kita pergi menonton atau menikmati drama teatrikal di gedung opera."

Lelaki itu langsung meletakkan gelasnya lalu menatap mataku dengan intens.

"Sayang, bukankah kita berjanji untuk tidak melakukan itu? Bukankah kau dan aku sepakat bahwa kita akan terus seperti ini. Jika kau dan aku pandai bersembunyi maka tidak akan ada masalah. Tapi jika kau nekat ingin melakukan niatnya maka kita semua akan celaka," ujarnya sambil mengeratkan genggaman tangan.

"Ah, hanya sekali Mas...."

"Demi kita ya sayang, aku ga mau kita putus gara gara aku ketahuan jalan denganmu," balasnya dengan senyum lebar.

Bola mataku hampir basah oleh air mata andai tidak kusadari diriku hanya orang ketiga. Aku mengalihkan pandangan, menahan perasaan getir sekaligus malu di dalam dadaku. Aku mencintaimu dan ingin menunjukkan pada dunia bahwa ia milikku, tapi itu tak bisa. Aku tahu, keinginan berjalan di tengah umum bersamanya adalah keinginan gila yang tidak akan pernah terjadi. Dia begitu ingin mengamankan dirinya dan tidak mau hubungan kami terekspos karena kalau istrinya tahu, maka hidup dan karirnya akan hancur.

"Begini saja Mas, kalau kau selalu merasa was-was dengan hubungan kita serta tidak nyaman berjalan denganku di ruang publik, mengapa kita tidak putus saja."

"Putus?" Lelaki terbelalak dan langsung mengarahkan bahuku agar posisi kami saling berhadapan dengan sempurna.

"Iya Mas, ini demi kamu, agar kau aman." Air mata itu menetes ke pipiku tanpa bisa kutahan lagi. Lelaki yang telah menjalin hubungan denganku selama dua tahun, langsung menyeka dan nampak sedih juga.

"Miranda, Jangan pernah meragukan perasaanku padamu... Sumpah aku tak bisa hidup tanpamu. Aku mencintaimu tapi aku membutuhkan keluargaku agar semua keinginan dan harapan kita bisa tercapai dengan sukses. Kau tahu sendiri mertuaku adalah penyokong karirku, tanpa dia, aku tidak bisa sampai di titik ini dan tidak akan pernah bisa memanjakanmu dengan uang dan benda-benda mewah."

"Tapi aku tidak menginginkan semua itu Mas, aku hanya ingin kau bersamaku..."

"Miranda, keluargaku sangat berarti untukku Sayang...."

Jawaban seperti itu sudah merupakan penolakan yang langsung membuat hatiku hancur berkeping-keping. Aku tidak mampu menyembunyikan air mata di hadapannya meski ini hari ulang tahun yang harusnya aku jalani dengan penuh kebahagiaan.

Kata orang, jika seorang punya wanita punya harga diri dan merasa dirinya adalah wanita baik-baik, maka dia tidak akan pernah mau menjalin hubungan dengan suami orang lain. Dia tidak akan hadir sebagai orang ketiga untuk menghancurkan cinta yang dibangun seseorang dengan separuh hidup dan kekuatan hatinya. Tapi entahlah, entah kenapa aku begitu jatuh hati kepada Mas Alfian. Aku jatuh cinta padanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status