Aku tak kuasa menahan air mata setelah Mbak Gaida menjambak dan mempermalukan diriku di depan Mas Alfian. Ketika wanita itu menutup pintu dan pergi begitu saja Mas Alfian segera menghampiri dan berusahamemeluk diriku. Aku menepisnya."Lihat mas, lihat perlakuannya, aku sakit Mas," ujarku sambil bersurut menjauh."Ya Tuhan, maafkan aku yang tak bisa melindungimu dari gangguan istriku, aku benar benar menyesal," jawabnya dengan wajah sedih."Pergilah kau Mas!" Ucapku sambil membuang muka, "jangan datangi lagi diriku agar istrimu tidak terus menyalahkanku. Aku lelah seperti ini...""Sayang ...."lelaki yang selalu ku dambakan untuk menjadi suamiku itu dan menghabiskan sisa hidupku bersamanya segera mendekat dan membawa tubuhku ke dalam dada bidangnya, ia memelukku, sekalipun aku menepisnya ia tetap berusaha merangkul tubuhku, dia melakukannya dengan penuh kelembutan, dia menatapku dengan tatapan melelehkan sehingga aku tidak sanggup menolak keinginan dirinya. Ia memelukku dengan erat."Ma
"Dan meski aku sudah memperingatkanmu tapi kau masih saja peduli wanita itu, alasanmu kasihan?" tanyaku pada Pria yang baru saja mengatakan ia peduli pada kekasihnya."Dia tak punya siapa siapa sejak lama, kau tahu kisah hidupnya. Kehilafan diriku yang membuat kehidupannya akan berubah, jangan kejam Gaida. Kasihan wanita itu ....""Kalau kau begitu kasihan padanya berarti kau sangat mencintainya dan itu sudah memastikan kau tidak akan meninggalkannya!""Kenapa pemikiranmu sejauh itu, meski aku menyukainya, tapi aku sadar aku punya istri!""Kalau sadar punya istri maka tinggalkan dia!" teriakku marah, aku tahu persis meski tanpa diceritakan bahwa lelakiku tidur dengan selingkuhannya. Mana mungkin ada pria dan wanita dewasa hanya berhubungan dengan saling genggam tangan saja, pasti mereka juga bercinta."Aku yakin kau sangat menikmati percintaanmu dengan wanita itu, sehingga kau sampai lupa dengan istrimu sendiri. kau tidak ingat sudah lama kau tidak menyentuhku? Aku tahu persis kau
Aku tahu persis siapa diriku dan posisiku selama ini aku tahu persis dengan siapa aku berhubungan, apa yang telah terjadi serta dengan siapa aku terlibat. Ya, Gaida Anindya Hartono. Pewaris perusahaan konstruksi Deka perkasa dan Hartono Group. Siapa yang mengira, bahwa aku kemudian bersahabat dengan wanita itu lalu terjadilah hubungan akrab kemudian permusuhan yang tidak bisa dicairkan. Siapa yang menyangka kalau aku jatuh cinta pada suaminya, aku perebut yang tidak pernah ingin merebut, aku hanya ingin memiliki tanpa menyakiti siapapun. Lagi pula di dunia ini siapa yang tidak mau bersama kekasih mereka, pasti semua orang yang jatuh cinta pasti menginginkan kebersamaan, pasti memimpikan sebuah kebahagiaan dan rumah tangga yang akhirnya langgeng, menghasilkan keturunan yang baik serta kemakmuran.Aku dan Mas Alfian membangun mimpi-mimpi itu dengan semua janji dan kata-kata dia yang begitu meyakinkan aku percaya padanya dan tidak pernah sedikitpun curiga. Bertahun-tahun iya membangun
"... Kau membawakan dia makan, sedang sarapanmu yang kusiapkan di rumah tidak kau makan, bagus...."Lelaki itu segera menggeleng untuk menyangkal ucapanku aku tertawa dengan sandiwara dirinya, ironis sekali ucapan yang baru saja kukatakan di atas, dia sama sekali tidak mau sarapan di rumah sementara ia bersusah payah untuk membawakan sarapan bagi Miranda. Kalau dipikir-pikir selingkuhannya itu bukanlah anak kecil lagi di mana ia harus dilayani agar bisa makan, kalau lapar wanita itu bisa cari makan sendiri tak harus dilayani."Aku hanya kebetulan lewat saja jadi aku mampir untuk ....""Menunjukkan betapa kau sangat mencintai wanita ini?" Aku sendiri yang menyambung ucapan suamiku. Dia sekali lagi menggeleng sambil menelan ludah dan terlihat begitu khawatir. "Aku bisa mengerti betapa tergila-gilanya dirimu kepada Miranda. Siapa yang tidak jatuh hati pada gadis cantik dan seseksi ini," ujarku sambil mengitari wanita berambut panjang dan bergelombang itu. Wanita itu meremas jemarinya,
Karena tidak punya pilihan lain lelaki itu terpaksa menghubungi nomor Miranda yang tertera di ponselku. Dia terlihat khawatir dan gemetar tapi lebih khawatirnya kalau aku akan marah dengannya."Halo?""Iya, Mas. Kok kamu menghubungi aku dari hp-nya Mbak Ghaida?""Begini Miranda, Aku ingin minta maaf kalau mungkin kedepannya aku tidak akan bisa menemuimu.""Lho, kenapa?""Aku...uhm, untuk sementara waktu ...."Karena sudah tidak sabar menunggu ucapan Mas Alfian maka aku terus mendesak dan mencubit lengannya."Aku mungkin tidak akan bisa berhubungan denganmu lagi karena aku ingin kembali ke istriku," jawabnya."Oh, begitu ya... ya ga apa apa, kalau memang itu yang terbaik buat kamu," jawab Miranda yang sedikit tersedak. Ia mungkin sedih sekali dengan ucapan Mas Alfian. "Mir, ehmm, a-aku...""Sudah Mas, selamat tinggal," ujar wanita itu yang langsung mengakhiri telpon.Suamiku langsung lemas begitu Miranda mengucapkan kata selamat tinggal. Dia terlihat sedih dan langsung diam saja semen
"Maaf, aku tak bisa berhubungan lagi denganmu."Deg!Ucapan Mas Alfian membuat napasku seakan berhenti, jantungku seolah dipukul oleh beban yang begitu besar saat Calon suamiku mengatakan hal itu. Dia bilang kami harus putus, ya, yang benar saja?Tapi, aku segera sadar begitu tahu kalau dia menghubungi nomorku lewat ponsel istrinya. Boleh jadi ia mengatakan itu ketika sedang dibawah tekanan. Istrinya memaksanya, karena itulah aku segera mengakhiri panggilan, tak payah mendengarkan obrolan omong kosong.Sepanjang malam aku berpikir tentang bagaimana cara mengambil kembali hati kekasihku, aku mencintainya jadi sulit bagiku untuk lepas darinya.Aku berencana untuk mengembalikan semua hadiah yang dia berikan, barang barang yang pernah Mas Alfian berikan adalah barang barang yang punya nilai kenangan serta cerita. Aku yakin dengan bersandiwara di hadapannya lelaki itu akan luluh Katakanlah aku nekat, resiko yang akan kuterima lumayan berat, boleh jadi istrinya akan menghajar dan menyakit
"Jadi, anda benar-benar akan menghancurkan suami Anda? Saya salah satu masalah yang terjadi sekarang sangat serius.""Saya tidak akan ceritakan detailnya tapi anda pun secara pribadi mengakui kalau perbuatan Mas Alfian sangat merugikan. Dan karena ini adalah sesuatu yang merugikan maka tolong lakukan sesuatu untuk menyingkirkan lelaki itu.""Baik Bu.""Oh ya, lakukan semuanya secara rahasia dan jangan sampai rencana kita tembus ke permukaan sebelum Alfian melakukan tindakan pencegahan dan mencari cara untuk melindungi dirinya.""Siap Bu."Ini bukan tentang seorang suami yang diambil oleh wanita lain, atau perselingkuhan dan drama yang sudah dilakukan hampir 12 tahun, ini tentang kepercayaan yang diobrak-abrik di mana semua itu tidak bisa dipulihkan.Aku tidak terlalu peduli andai aku yang meninggalkanku dan pergi bersama Miranda mungkin hati ini akan terluka, tapi aku tidak akan terlalu tenggelam dalam luka sebab aku masih punya uang dan selama aku masih bisa mencukupi kebutuhan hidu
Aku dan temanku Rika berjanji untuk minum teh bersama di sebuah kedai di perempatan kota. Kedainya berkonsep Paris dengan kursi berukir klasik diletakkan yang sedemikian rupa di bagian pelataran kafe. Bunga bunga dengan nuansa shabby pink ditata alami dengan sulur yang merambat cantik ke jendela. Aku betah dan selalu nyaman berada di tempat bersih dan sejuk itu, lebih ditemani oleh sahabat dekatku yang selalu ada untuk mendengar semua keluh kesah dan cerita diri ini."Jadi, Apa rencanamu tentang Alfian?""Kami akan berpisah.""Kenapa selalu berpisah, Kenapa perceraian seakan solusi klise untuk masalah rumah tangga? Bukannya kalian selalu harmonis dan mesra, semua orang menginginkan rumah tangga dan pasangan seperti dirimu dan Alfian. Ada apa sekarang.""Suamiku berselingkuh," jawabku sedih."Sungguhkah?" Rika nampak terkejut, wanita yang suaminya seorang tentara itu mungkin akan sangat tidak menduga dengan apa yang kurasakan sekarang mengingat dirinya sudah terjamin status dan posisi