Share

3. POV M : penolakan

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2023-06-30 06:53:25

POV Miranda.

"Jangan menangis, ayo tersenyum," ujarnya saat aku tenggelam dalam kesedihan dan semua penolakan kekasihku secara halus. Kalau dia memang tahu kami tidak bisa bersama mengapa dia terus mempertahankan hubungan ini.

Dulu aku adalah konsultan desainer untuk kantornya, aku bekerja di sebuah perusahaan penyedia jasa arsitek dan layanan interior. Aku berkenalan dengannya saat mendesain langsung kantor untuk direktur utama dan ruang kerjanya. Kami akrab karena sering bertemu lalu pada akhirnya lelaki itu mengutarakan cintanya padaku.

Dia bilang dia kagum padaku yang meski seorang anak yatim piatu, tapi aku bangkit dan mampu mandiri, aku tumbuh dengan cerdas dan bisa berkarir layaknya wanita sukses yang datang dari keluarga harmonis dan kaya. Dia bilang, Aku adalah wanita edisi terbatas yang diinginkan semua pria di dunia ini.

Soalnya Aku sama sekali tidak tahu kalau dia punya istri, pikir dia lajang Karena Dia menghabiskan banyak waktu untuk mengurusi karir dan bisnis. Hampir sepanjang hari dan malam dia di kantor menghabiskan waktu, bergelut dengan kertas-kertas dan asistennya, juga laptopnya. Pelan-pelan aku juga mengagumi kinerja dan betapa seriusnya lelaki ini dengan komitmen karirnya. Kupikir kalau aku dan dia menikah kamu akan jadi pasangan yang hebat karena sangat berdedikasi dengan pekerjaan dan bisa menghasilkan uang yang banyak.

Harapan tinggal harapan, semuanya pupus di malam aku bercinta dengannya dan dia mengatakan yang sebenarnya, dia bilang dia sangat jatuh cinta padaku tapi dia tidak bisa menikahiku karena ternyata dia adalah milik orang lain.

Hari itu aku benar-benar sangat terluka dan minta putus dengannya, tapi entah kenapa dia langsung membenturkan dirinya ke dinding dan berusaha pergi ke balkon untuk menjatuhkan diri dari lantai 4 hotel tempat kami berkencan. Tentu saja aku panik dengan sikap dramatisas Alfian, dia menangis, dia terduduk di lantai sambil tergugu dan bilang lebih baik mati saja daripada putus denganku.

Ironisnya, dia bilang tidak bisa hidup tanpaku, tapi ketika aku mengajaknya menikah, dia bilang dia sangat mencintai keluarganya. Sungguh, kejomplangan hubungan yang tak bisa dimengerti. Dia mencintaiku tapi tidak bisa meninggalkan istrinya.

Ada rasa penasaran di bulan benakku untuk mengetahui siapa wanita yang beruntung itu. Kutahan diriku karena kalau aku tahu, aku pasti akan mencari tahu sampai tidak bisa berhenti melakukan itu. Aku akan akan terobsesi lalu kehilangan esensi kenyamanan hidupku. Tidak, aku tak mau.

*

"Sayang, kau harus menjaga kelenturan tubuh dan fisikmu, karenanya aku memberimu sebuah hadiah," ucapnya sambil mengangsurkan kontak berwarna coklat.

"Kenapa kau selalu memberiku hadiah Mas, ini bukan lebaran atau ulang tahunku?"

"Tidak masalah, bagiku setiap hari adalah lebaran, kau hadiah dalam hidupku," ujarnya sambil mengecup mesra, kubuka kotak itu dan mendapatkan kartu keanggotaan game gimana aku bisa berolahraga di tempat mewah dengan tarif yang sangat mahal. Aku terkesima melihat kartu keanggotaan berwarna merah marun dengan tulisan namaku di sana.

Miranda Aryadi.

"Sejak kapan kau menyiapkan ini?"

"Aku bukan cuma memperhatikan kesehatan dan dirimu, bahkan aku menyiapkan semuanya untuk kita termasuk detail-detailnya. Kita akan bangun rumah musim dingin di tepi danau, lalu ada kebun di bagian belakangnya sehingga kalau kau ingin buah atau sayur kau bisa langsung memetiknya. Kita akan duduk sambil menikmati roti buatanmu, minum Wine dan cahaya bulan. Aku juga ingin kita menabung untuk kendaraan di masa depan dan investasi di hari tua."

Aku langsung meneteskan air mata begitu mendengar rencana masa depan tentang kehidupan kami. Ucapannya seakan-akan aku adalah istrinya, aku adalah calon ibu anak-anaknya dan aku pula yang akan menghabiskan hari tua dengannya. Aku tak mampu membendung keharuan sekaligus sedih pada kenyataan kalau semua itu hanya mimpi yang dibangun di atas permukaan kaca yang seketika bisa saja pecah berkeping-keping. Jika istrinya tahu, maka hidup dan hubungan kami akan hancur,impian dan semua kata-kata manis yang diucapkan Mas Alfian hanya seperti debu di atas batu yang kemudian disapu oleh air hujan, lalu semuanya hilang tak berbekas.

Ingin kuakhiri hubungan ini tapi aku terlanjur mencintainya, aku terlanjur memberikan tubuh di mana aku menerima dia sebagai suamiku sehingga ia bisa menjamahku, aku juga terlalu memberikan 3/4 hatiku untuk dirinya, sisanya, Jika dia meninggalkanku, maka mungkin aku bisa gila.

"Aku mengerti perasaanmu kalau kau pesimis dengan hubungan kita. Tidak banyak hal yang bisa kujanjikan padamu kecuali aku akan selalu berusaha ada di sisimu dan mendatangimu setiap malam."

"Tapi sampai kapan aku jadi simpanan!"

"Siapa bilang kau simpanan, kau memiliki seluruh hatiku meski wanita itu memiliki tubuh dan statusku," ucapnya sambil mengecup ujung jariku dengan penuh perasaan, ia memejam dan air mata perlahan menetes dari netranya. Kalau sudah begitu Aku kehilangan kata-kata untuk mendebatnya karena egoku dikalahkan oleh rasa iba dan cinta.

Sungguh, aku tidak nyaman dengan hubungan ini. Aku tahu Mas Alfian begitu mencintaiku karena meski dia sudah berada bersama istrinya, kalau aku meneleponnya, maka dia akan datang. Dia selalu ada begitu aku memanggilnya jadi di bagian mana aku harus melakukan lelaki baik itu.

Malam ini dia datang, aku telah mengenakan pakaian tidur saat yang berwarna marun. Saat bel pintu berbunyi aku langsung membukanya begitu daun pintu terbuka pria itu langsung memeluk dan menyergap bibirku dengan mesra.

"Aku rindu, sepanjang hari di kantor Aku memikirkan dirimu," bisiknya sambil menjelajahi pipi dan leherku.

"Benarkah?" tanyaku sambil mendorong dadanya.

"Sungguh, aku sangat rindu padamu." Dia menggendongku, mendudukkan diriku di atas meja mini bar, membelai tubuhku lalu kami memadu asmara di sana, dengan penuh gairah.

Entah kenapa aku begitu menikmati percintaanku dengan Mas Alfian, meski aku tahu di seberang sana--istrinya yang entah siapa dia--pasti sedang gelisah memikirkan suaminya di mana dan sedang apa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tak Sengaja Bersahabat Dengan Kekasih Suamiku    52. putusan akhir

    "Anda yakin akan melakukan itu pada ayah keempat anak ibu?""Iya, kenapa aku harus ragu? saat ia mengelabuiku, aku sama sekali tidak mencurigainya. Aku percaya dan yakin bahwa dia akan menjaga kami semua, termasuk perusahaan dan karyawan yang bekerja. Dia sudah merugikan dan menipu. Kukira aku mengalami kemerosotan penjualan ternyata aku sedang ditipu oleh suamiku sendiri, aku terpaksa memangkas gaji karyawan dan melakukan hal-hal yang tidak terduga, jadi aku tidak akan mengampuni Alfian.""Tolong netralisir perasaan benci Anda karena kehilapan dia berselingkuh ini juga tentang perusahaan dan reputasi anda, orang-orang membicarakan anda sebagai wanita yang tidak bijaksana."Aku langsung berdiri begitu pengacara itu berkata dengan lancang."Beraninya kau mempertanyakan kebijaksanaanku, apapun keputusan yang kuambil sudah kupikirkan dengan detail, Aku tidak akan mengampuni lelaki itu dan kemanapun ia melangkah untuk coba lari dari tanggung jawab, maka aku akan mengejar dan tidak aka

  • Tak Sengaja Bersahabat Dengan Kekasih Suamiku    51. M: hasil tes

    Hasil tes laboratorium benar-benar mengejutkanku, di dalam keadaan yang sudah susah bertambah-tambah dan begitu besar usahaku untuk lepas dari Alfian, kini aku seakan disambar petir mendengar kenyataan bahwa sakit yang selama ini kutakuti telah menjangkiti diri ini.Ya, kanker vagina!Aku begitu shock begitu dokter mengatakan hal itu kepadaku, meski dia mengatakannya dengan lembut dan tetap berusaha untuk menguatkan hatiku bahwa semuanya masih bisa ditangani, tetap saja itu membuatku langsung putus asa dan drop."Kami akan segera lakukan biopsi dan radiotherapi, jangan takut, banyak kok orang-orang yang bisa survive dari kanker terlebih Anda baru berada stadium awal.""Tapi kenapa ini bisa terjadi dok, kenapa bisa secepat ini, kenapa penyakit itu bisa menjangkiti saya?""Maka hanya hal ini yang bisa saya sampaikan Mbak, bahwa tidaklah Tuhan menurunkan penyakit kecuali dengan obatnya, juga setiap kali kita diberi ujian, Tuhan tahu bahwa kita bisa melewatinya.""Saya takut dok, Saya

  • Tak Sengaja Bersahabat Dengan Kekasih Suamiku    50. M: kena kanker

    Aku tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhku selama memutuskan berpisah dengan mas Alfian. Apakah ini respon hati secara alamiah tiba-tiba mengalami kesepian? Ataukah siklus menstruasi yang terganggu dan frekuensi hubungan seks yang sudah jarang membuat diri ini sering pusing dan merasa tidak nyaman sendiri. Entahlah, tapi belakangan berat badanku turun dan rambut ini mulai rontok setiap kali mandi. Aku terkejut setiap kali menyisir rambutku dan tidak menyangka bahwa perubahan ini sangat signifikan.Kupikir setelah usai operasi dan luka kering semuanya akan selesai, tapi entah kenapa aku sering mengalami flek dan pendarahan juga nyeri yang tak tertahankan pada bagian kewanitaan padahal tidak seharusnya itu terjadi. Aku juga sering pusing, mual dan merasa lemah otot, tubuhku juga sakit semua, kadang pandangan mata ini berkunang-kunang dan tiba-tiba saja aku merasa drop.Menyadari semua ini, maka aku memutuskan untuk segera mengunjungi dokter untuk berkonsultasi.*Setelah pulang dari

  • Tak Sengaja Bersahabat Dengan Kekasih Suamiku    49 g : sulit bicara

    "Dengar Sayang, papa itu membuat kesalahan dan kesalahannya sudah sampai ke tahap kejahatan, Papa merugikan aset perusahaan di mana itu bukan uang mama secara pribadi. Itu uang milik orang lain dan titipan korporasi, tidak kita tidak boleh korupsi, mencuri atau menggelapkan.""Jadi papa mencuri?""Secara tersirat... begitulah.""Masak sih papa mencuri, bukankah selama ini Papa selalu mengajarkan kita yang baik-baik? Kenapa Papa mencuri?""Ada beberapa hal yang sulit untuk dimengerti dan hanya orang-orang dewasa saja yang tahu apa maksud kehendak dan keputusan mereka.""Jadi Mama tidak mengerti Kalau Papa seperti itu?""Tidak.""Tapi mama kan istrinya?""Memang betul mama istrinya, tapi, tidak semua hal yang Papa lakukan diceritakan pada mama.""Ya ampun, kasihan sekali Papa," ujar Malik mendesah sambil menepuk keningnya."Papa pasti akan membereskan semua masalah ini dan kembali menemui kalian.""Emangnya kalau Papa sudah membersihkan semua kesalahannya dan bertaubat Mama mau kembali

  • Tak Sengaja Bersahabat Dengan Kekasih Suamiku    48. SALAH UPDATE, SKIP

    "Sudah cukup, jangan bising di tempat usahaku aku harus menjahit dan memotong pola jadi aku persilahkan kalian untuk pulang ke rumah kalian sendiri!""Kamu ya Mbak, kamu sudah memutuskan untuk melepaskan Mas Nabil jadi tolong dong jangan beri Dia kesempatan untuk datang menemuimu dan merayumu!""Hei, kau! Tolong jaga ucapanmu, jika aku memukulmu aku akan terlihat tidak punya belas kasihan kepada hewan," ucapku mengejeknya, wanita itu makin gusar dan emosi. Dia melotot padaku sambil menarik nafas dengan dalam yang menandakan bahwa ia terkejut dengan perkataanku barusan."Jaga ucapanmu, Mbak, kenapa kamu menyebut tempat Sofia sebagai binatang?!" ujar Cici."Hei Sofia, apa kau tidak bisa menghancurkan diriku sendiri hingga kau harus membawa orang lain, apa kau lemah sampai harus melibatkan adikmu?""Hah?!" Wanita itu kehilangan kata-kata, dia benar-benar geram, dia berusaha untuk tegar dan tangguh di hadapanku padahal sebenarnya wanita itu akan mulai menangis karena tidak sanggup melawan

  • Tak Sengaja Bersahabat Dengan Kekasih Suamiku    47. dan meski ia menyakiti

    Meski Miranda telah menyakitiku tapi hati ini perih mendengar ia berkata kalau kini sedang sakit dan mengalami kenyataan yang begitu pahit kalau rahimnya diangkat.Di samping aku puas karena kejahatannya Tapi tetap saja hati nurani menolak bahwa aku tidak bisa sekejam itu untuk merayakan kemenangan dan bahagia di atas penderitaan orang lain. Bicara tentang penderitaan Miranda dan Alfian sudah membuat hidup mereka menderita oleh perbuatan mereka sendiri.Sebenarnya keputusanku hanya alasan untuk Karma Tuhan yang kini berlaku atas mereka. Lewat kami dan klien yang membatalkan kontrak di situ Alfian mendapatkan hukumannya Kini dia sedang berada di titik terendah di mana tidak ada satupun jalan keluar dan tempat untuk dia melarikan diri dari masalah. Pun tidak ada tempat baginya untuk mengadu, hendak memusingkan orang tua pun, orang tuanya sudah tidak berdaya karena sudah senja. Seharusnya seorang anak tidak menyakiti orang tua mereka dengan menambahkan beban meski mereka orang tua y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status