Share

Bab 441

Author: Patricia
Arnold keluar dari kamar mandi. Pintu kamar mandi itu tepat menghadap rak baju di ruang tamu, sehingga tidak ada cara bagi keduanya untuk menghindar.

Mereka langsung bertatapan.

Arnold memegang setumpuk pakaian bersih yang dia bawa. Rambutnya masih basah dengan tetesan air yang mengalir turun dan membasahi kaus yang dia kenakan.

Leher dan pipinya juga basah, terlihat seperti campuran air dan keringat. Saat pandangannya jatuh pada Nadine, kepalanya seolah-olah meledak.

Gadis itu mengenakan tank top hitam yang pas, menonjolkan lekukan tubuhnya yang anggun. Tank top itu agak pendek, memperlihatkan sebagian kecil pinggangnya yang ramping, dengan pusar yang terlihat jelas.

Lengan yang ramping, tulang selangka yang terlihat, kulit yang putih bersih semakin mencolok dengan kontras dari warna pakaiannya. Pemandangan itu persis seperti sosok Nadine yang muncul dalam mimpinya ....

Nadine terpaku di tempat, bahkan kaus oversized yang dia pegang di tangan, terlupakan begitu saja.

"Pak ... Arnold .
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Abdul Halim
Mungkin dari sini awal kisah cinta Arnold dan Nadine. Thanks ya thor ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 442

    Mereka sudah beberapa kali bekerja sama sebelumnya, jadi semuanya berjalan lancar. Arnold bertugas mencuci sayuran dan membantu pekerjaan kecil lainnya sembari mengikuti instruksi Nadine dengan patuh.Sementara itu, Nadine fokus memotong bahan-bahan dan memasaknya.Tak butuh waktu lama, dua hidangan daging, dua sayuran, dan semangkuk sup sudah terhidang di meja makan. Mereka duduk berhadapan. Arnold mengambilkan sepiring nasi dan menyerahkannya kepada Nadine terlebih dahulu.Nadine menerimanya dengan senyum. "Terima kasih." Suasana kembali tenang dan normal, seolah-olah insiden canggung sebelumnya tidak pernah terjadi.Setelah selesai makan, Arnold masuk ke dapur untuk membantu membersihkan seperti biasanya. Nadine mengambil piring yang dia serahkan, mengelapnya hingga kering dengan handuk, lalu menyusun satu per satu.Keduanya bekerja sama dengan sinkron, rapi, dan tanpa kendala. Namun, saat mereka mengurus sampah ....Ketika Nadine dan Arnold membungkuk secara bersamaan untuk mengika

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 443

    "Ya," jawab Arnold singkat.Nadine tersenyum kecil. "Jadi, malam ini masih jogging?"Arnold menjawab, "Masih. Mau ikut?""Tentu!"Mereka berdua kembali ke apartemen masing-masing untuk berganti pakaian olahraga. Setelah siap, mereka bertemu lagi di depan pintu, lalu turun bersama dan mulai jogging.Matahari sudah tenggelam dan langit mulai gelap. Malam perlahan menyelimuti, menggantikan sisa-sisa cahaya senja. Ketika mereka menyelesaikan putaran pertama, bulan mulai bersinar terang dan bintang-bintang kecil mulai bermunculan di langit.Namun, di putaran ketiga, Nadine mulai menyerah."Pak Arnold ... kamu lari saja, aku istirahat sebentar," ujarnya dengan napas terengah-engah.Arnold berhenti bersamanya. "Kamu baik-baik saja?"Nadine yang seluruh tubuhnya basah oleh keringat dan pipinya memerah, menjawab, "Bukan karena capek, sih, tapi ... rasanya panas sekali."Rambutnya sudah basah kuyup dan keringat mengalir di sepanjang wajahnya hingga menyerap ke dalam kaus olahraganya. Arnold berp

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 444

    Arnold tersenyum tipis. "Belum.""Oh ... paham-paham! Lagi PDKT, ya?"Arnold tidak menanggapi. Beberapa pria itu menganggap keheningannya sebagai jawaban."Kalian sudah kenal berapa lama?"Arnold berpikir sejenak. "Lebih dari setahun.""Wah, lama juga! Sudah setahun lebih, tapi belum berhasil? Ini nggak benar, Kak. Tinggi, ganteng, tapi begini? Sayang banget!"Arnold hanya menghela napas pelan dan memilih untuk diam."Dengar nih, kukasih tips jitu. Hampir semua wanita nggak bakal tahan kalau pakai cara ini ...."Arnold tampak acuh. Namun, begitu pria itu mulai bicara serius, Arnold tanpa sadar mendengarkan dengan lebih saksama.Dalam perjalanan pulang, Nadine terus berbicara. Semangatnya masih tinggi setelah melihat permainan Arnold. "Pak Arnold, tadi waktu kamu slam dunk itu keren sekali! Gayamu waktu ...." Dia berbicara sambil menirukan gerakan Arnold, seolah-olah menghidupkan kembali momen di lapangan.Arnold berjalan di sampingnya, sesekali menanggapi dengan singkat. Namun, senyum

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 445

    "Begitulah caranya! Kalau kamu bisa bikin dia merasa bahwa kamu itu pria yang bisa diandalkan, dia pasti akan merasa aman untuk membuka hatinya dan akhirnya jatuh ke pelukanmu!""Sudah paham, 'kan?"Arnold merasa masuk akal. Hanya saja, ada satu bagian yang tidak disetujuinya. Pura-pura tersandung dan menciumnya, lalu memeluknya dengan erat untuk memperdalam ciuman ....Pertama, itu terlalu berbahaya. Kedua, itu bukan tindakan seorang pria sejati. Itu bukan cinta. Sebaliknya, itu bentuk dari ketidakhormatan terhadap wanita.Namun, dirinya yang berada dalam mimpi, malah melakukan hal yang "tidak menghormati" wanita. Bahkan, dia bertanya tanpa sadar, "Nadine ... enak nggak?"Arnold terbangun karena kaget. Dia langsung terduduk di tempat tidur sambil memeluk kepalanya dengan frustrasi bagaikan seorang anak yang melakukan kesalahan.Entah berapa lama kemudian, suasana hatinya baru kembali tenang. Dia pun turun dari tempat tidur dan berjalan ke depan lemari untuk mengambil sebuah celana dal

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 446

    Karena saat ini Nadine sudah naik kereta cepat menuju Kota Linong, Vera akan merayakan ulang tahunnya yang ke-80, jadi tiga bersaudara Keluarga Wicaksono memutuskan untuk mengadakan pesta besar untuknya. Tentu saja, Nadine sebagai generasi muda juga diminta untuk pulang.Tanggal acara sudah ditentukan jauh-jauh hari dan akan berlangsung selama tiga hari. Karena bukan di hari libur, jadi dia harus mengambil cuti.Freya masih berada di luar negeri untuk menghadiri konferensi akademik. Kali ini perjalanannya akan cukup lama. Karena perbedaan waktu, Nadine tidak meneleponnya, melainkan mengirim email izin cuti lebih awal.Untungnya, Freya mudah diajak bicara. Bukan hanya memberikan izin, tetapi juga meminta Nadine menyampaikan beberapa pesan ucapan selamat.Pukul 2 siang, kereta cepat tiba di stasiun. Irene datang menjemputnya dengan mobil."Di mana Ayah?" tanya Nadine langsung setelah naik mobil. Dia menoleh ke kiri dan kanan, tetapi tidak melihat ayahnya dan merasa agak aneh.Irene punya

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 447

    "Aku sih nggak takut malu. Tapi, yang aku khawatirkan itu kalau para kerabat nanti nanya, kok tinggal di apartemen sebagus ini, tapi mesin cuci saja nggak punya? Aku nggak mungkin jawab nggak punya uang, 'kan? Orang tuaku sudah bantu beli rumah, nggak ada sisa lagi. Mertua juga nggak bantu apa-apa ....""Setelah mereka pergi pulang nanti, mereka pasti bakal kasih tahu semua orang. Aku sama Herman sih nggak masalah, soalnya setahun sekali juga jarang balik kampung. Tapi, aku takutnya malah Ibu yang malu.""Tapi kalau Ibu merasa nggak masalah, aku bakal menyambut kerabat-kerabat di rumahku dengan senang hati. Soalnya aku memang suka suasana ramai!"Chyntia tersenyum ramah sambil menyelesaikan ucapannya, menunggu Vera untuk memberikan keputusan. Namun, di dalam hati, dia sudah memaki habis-habisan.'Yang benar saja. Aku sendiri belum menikmati rumah baruku, masa iya aku izinin kerabat-kerabat dari desa tinggal di sana? Hanya orang bodoh yang bakal setuju!'Tatapan Vera agak berubah. "Kare

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 448

    Chyntia tersenyum lebar dan melanjutkan, "Jeremy dan Irene tinggal di vila besar. Kerabat-kerabat dari kampung bisa tinggal di rumah mereka! Rumahnya luas, bertingkat, mewah, dan canggih. Bahkan kalau cuma tidur di lantai pun nggak bakal terasa nggak nyaman!""Jangankan belasan orang, puluhan orang juga bisa ditampung! Apalagi vila Red Pearl mereka dekat banget sama hotel tempat pesta diadakan. Tinggal jalan kaki saja, jadi nggak perlu repot-repot antar jemput!"Semakin Chyntia bicara, semakin dia merasa rencananya masuk akal. Dia mengangguk dengan yakin hingga lupa bahwa rumahnya sendiri juga berada di kompleks yang sama, bahkan sama-sama memenuhi kriteria itu.Jeremy akhirnya menemukan kesempatan untuk berbicara. Beberapa kali dia ingin menyela, tetapi selalu tidak kebagian giliran."Sebenarnya, aku juga berpikir begitu. Kalau rumah Kak Herman dan Kak Chyntia nggak bisa, aku sudah berdiskusi dengan Irene. Kami bisa menampung para kerabat di rumah kami."Lagian, cuma tiga hari. Vera s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 449

    Hanya si bungsu, Jeremy, yang sedikit kurang beruntung. Katanya lulusan universitas ternama, tetapi ujung-ujungnya jadi guru. Pofesi ini memang terdengar bagus, tetapi penghasilannya kecil!Wanita tua itu berkali-kali berpikir dalam hati, 'Ternyata anak Vera nggak semuanya hebat! Kukira semuanya sangat beruntung.'Namun, kenyataannya ... ternyata Jeremy juga bisa sukses! Vera benar-benar wanita yang sangat beruntung ....Semakin dipikirkan, wanita tua itu semakin merasa iri dan terus menyuruh cucunya makan lebih banyak. Sudah sampai di sini, tentu harus puas-puasin!Selain delapan orang dari keluarga wanita tua ini, ada satu keluarga lagi yang Jeremy panggil bibi. Mereka juga membawa seluruh anggota keluarga kemari.Saat wanita itu masuk ke rumah, reaksinya hampir sama seperti wanita tua itu. Sambil melihat-lihat, dia tak henti-hentinya terkagum. "Jeremy, kamu sudah sukses besar ya?""Sekarang jadi guru bisa dapat penghasilan sebesar ini?" Dia menurunkan suaranya, bertanya dengan nada

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 745

    "Aku memang belum pernah menerbitkan jurnal, belum ada hasil akademi. Tapi, gimana dengan hasil-hasil yang dimiliki Nella selama ini? Memangnya kamu nggak tahu apa-apa?"Mata Diana sedikit berkilat. "Aku nggak paham apa yang kamu maksud.""Kamu mungkin lupa, sebagai putri Keluarga Yudhistira, aku paling nggak kekurangan uang dan relasi. Cuma perlu sedikit uang, aku sudah bisa sewa orang buat cari informasi tentang Nella. Mudah saja. Kamu tahu apa yang aku temukan?"Diana tampak terkejut."Di dunia ini nggak ada hal yang begitu kebetulan. Bu, margamu dan marga Nella sama. Kalian punya hubungan keluarga, 'kan?""Terus, kenapa?" tanya Diana. Nada bicaranya keras, tetapi terkesan rapuh.Clarine tersenyum mengejek. "Kenapa? Nilai Nella waktu SMP jelek banget, tapi pas SMA tiba-tiba jadi genius. Bukan cuma menang berbagai kompetisi, dia juga menerbitkan makalah yang dimuat di majalah bergengsi. Apa perlu aku bantu kamu cari tahu semua detailnya?""Kamu ...." Diana terdiam, tubuhnya gemetar k

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 744

    Kompetisi Ilmu Hayati Mahasiswa Nasional diadakan setahun sekali. Tiga tahun lalu, kompetisi ini secara resmi masuk dalam daftar peringkat kompetisi mahasiswa nasional untuk perguruan tinggi umum yang dirilis oleh kelompok kerja evaluasi dan manajemen kompetisi perguruan tinggi asosiasi pendidikan tinggi.Sejak saat itu, kompetisi ini menjadi salah satu ajang akademik tingkat nasional yang diakui oleh kementerian pendidikan.Ini juga merupakan kompetisi paling bergengsi di bidang ilmu hayati untuk mahasiswa di seluruh negeri.Kompetisi ini terdiri dari dua kategori, penelitian ilmiah eksploratif dan inovasi kewirausahaan yang dibagi dalam jalur berbeda dan berlangsung dalam periode yang sama.Tujuannya untuk menguji kemampuan inovasi mahasiswa dan proses penelitian eksperimen mereka.Tanpa diragukan lagi, Nadine jelas akan ikut serta. Begitu mendengar kabar ini, Mikha dan Darius langsung bersemangat hingga menggosok tangan mereka. Bagaimanapun, bonus nilai di akhir semester saja sudah

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 743

    Bahkan, Jinny tidak panik meskipun nilai rata-rata ujian akhirnya hanya 70 dan ada beberapa mata kuliah yang nilainya pas-pasan. Toh dia memang tidak ambil pusing soal itu. Untuk apa capek-capek mikirin hal yang bukan prioritas?Sebagai perempuan, kuliah tinggi-tinggi, mengejar gelar dari kampus top, pada akhirnya tujuannya hanya untuk menikah dengan pria mapan dan hidup enak.Saat ini, dia duduk di antara Nella dan Clarine. Wajahnya tenang, tidak terburu-buru, seolah-olah dia hanya penonton yang tidak terlibat.Nella tahu Jinny punya pacar tajir dan sekarang tidak peduli lagi pada urusan akademik. Wanita ini hanya ingin menikah dengan pria kaya.Nella paling jijik dengan tipe-tipe perempuan yang hanya mengandalkan pria kaya dan ingin hidup sebagai istri manja.Namun, yang membuatnya bingung adalah Eden juga terlihat santai seperti Jinny. Laboratorium mereka sedang dalam masa perbaikan. Selain Diana, orang yang paling panik seharusnya adalah Eden!Beberapa topik riset penting yang dita

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 742

    Diana menantang, "Pergi saja! Kalau aku kena masalah, kamu juga bakal kena batunya!"Clarine membalas, "Siapa takut ...."Diana menyipitkan mata. "Clarine, kayaknya kamu lupa gimana dulu bisa keterima S2?"Langkah kaki Clarine langsung terhenti.Diana tertawa kecil. "Aslinya kamu itu nggak lulus tes. Kalau bukan karena aku buka jalan untukmu, kamu pikir kamu bisa berdiri di sini hari ini?""Silakan saja kalau kamu mau lapor, aku nggak akan halangi. Pokoknya kalau harus jatuh, kita jatuh bareng. Kalau aku dipecat, kamu yang masuk pakai cara kotor dengan sogok sana sini juga bakal kena. Bagus, 'kan?"Clarine sampai gemetar karena marah. "Dasar nenek sihir jahat!""Jahat?" Diana mendengus. "Kita sama saja."Tanpa nilai tambahan dari proyek, nilai akhir semester Clarine benar-benar menyedihkan. Dia gagal di tiga mata kuliah. Nilai mata kuliah lainnya pun rata-rata cuma 70-an. Kalau orang lain tahu, dia bisa ditertawakan. Bahkan nilai Kaeso si penjilat itu pun lebih bagus dari dia!Setiap k

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 741

    Selain itu, laboratorium atas nama Diana dilaporkan karena tidak memenuhi standar keselamatan kebakaran dan terpaksa menjalani perbaikan.Sampai sekarang pun perbaikannya belum juga disetujui. Selama masa itu, sudah pasti tidak mungkin ada hasil akademik apa pun. Jadi, dalam rapat kali ini, tim Diana jauh lebih sunyi dibanding sebelumnya.Kaeso yang biasanya setiap rapat selalu menyeringai sinis, kali ini justru diam seperti ayam di kandang.Wajah Clarine pun tampak masam. Karena laboratorium sedang dalam proses perbaikan, proyek riset yang sebelumnya susah payah dia rebut dari Diana juga ikut menguap.Saat dia mencoba meminta Diana mengaturkan proyek lain, dia malah langsung disemprot habis-habisan."Proyek! Proyek! Aku juga ingin proyek! Sekarang labku harus diperbaiki, semua proyek mandek. Terus, aku harus cari di mana buat kamu?""Lagi pula, kalaupun aku punya proyek, kamu yakin sanggup mengikuti ritmenya dan menghasilkan sesuatu yang konkret?""Jangan serakah kalau nggak sanggup!

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 740

    Nadine sempat termangu, lalu tertawa geli. "Ada! Tentu saja ada! Aku kasih ke kamu, kamu bantu kasihkan ke dia ya?""Oke, oke!"Nadine mengambil beberapa kaleng lagi dan meletakkannya di mobilnya."Hehe. Kak Nad, kamu baik banget!""Aku rasa kamu dan Darius cocok juga." Usai mengatakan itu, Nadine turun dari mobil, lalu menarik koper dan berjalan menuju gedung apartemen.Mikha sama sekali tidak menyadari nada menggoda dalam ucapan tadi. Dia mengeluarkan ponselnya dengan gembira."Halo! Darius! Kamu di apartemen nggak? Aku bawain dendeng dan saus daging sapi buat kamu! Ya, dari Kak Nadine."Di seberang sana, Darius menyahut, "Ya, aku di apartemen. Kamu datang saja.""Oke deh! Aku bakal sampai dalam 20 menit.""Hm, hm."Setelah menutup telepon, Darius segera berlari turun, mengenakan jaket, dan mengganti sepatu. "Nenek, siang ini aku nggak makan di rumah, malam ... malam juga nggak pulang!""Kamu mau ke mana?""Balik ke apartemen!""Eh? Bukannya sudah janji makan di sini hari ini?"Dariu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 739

    Terutama Safir, selama dua hari ini tinggal di vila, matanya sudah membaik, pinggang juga tidak sakit lagi. Sepanjang hari dia tersenyum, makannya juga lahap sekali.Corwin sampai memanggil dokter pribadi, sopir, serta pengawal kemari. Sepertinya, mereka sudah siap untuk tinggal lama di sini.Irene sempat khawatir Jeremy tidak terbiasa. Hasilnya ...."Terbiasa dong! Kenapa nggak? Ibu bisa tanam bunga dan sayur bareng aku, Ayah juga bisa main catur sama aku."Sebelumnya, dia justru bingung apa yang harus dilakukannya selama liburan musim dingin. Irene kebanyakan menghabiskan waktu di ruang kerja untuk mengetik. Namun, sekarang Jeremy bukan hanya punya partner bercocok tanam, tetapi juga teman bermain catur.Irene hanya bisa tersenyum. Sepertinya dia yang berpikir terlalu jauh.Jeremy pun terkekeh-kekeh melihat istrinya. "Hehehe."Nadine hanya tinggal dua hari. Hari ketiga, dia langsung balik ke Kota Juanin. Eksperimen belum selesai, tesis juga harus dikejar sebelum tahun baru.Seperti o

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 738

    Rebut? Stendy langsung tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, harus yakin bisa direbut juga."Paulus berkata, "Kalau nggak coba, bagaimana bisa tahu nggak bisa direbut?""Kenapa? Kamu ingin merebut Bibi Irene? Hah. Kamu harus bisa melewati Kakek dan Nenek dulu," kata Stendy.Paulus yang tidak tahu harus bagaimana menanggapinya pun langsung menatap Stendy dengan tajam. "Wanita mana yang sebenarnya sudah meninggalkanmu? Coba ceritakan."Stendy pun terdiam."Bukankah tadi kamu begitu pandai melawan? Kenapa tiba-tiba jadi diam?" sindir Paulus."Kamu juga nggak kenal," jawab Stendy.Paulus juga tidak bertanya lebih lanjut lagi, melainkan mengangkat gelasnya. "Sini. Kita jarang bisa bertemu seperti ini, ayo kita minum."Klang.Setelah mengatakan itu, keduanya bersulang dan menelan kembali kekhawatiran masing-masing.Saat malam makin larut. Stendy yang sudah minum cukup banyak pun pandangannya mulai kabur. Sebaliknya, Paulus yang sudah minum banyak pun ekspresinya tetap terlihat sadar dan tang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 737

    "Apa? Pria berengsek ini begitu hebat? Datang ke bar untuk mabuk pun sampai bawa pengawal?" kata gadis itu."Mana tahu," jawab temannya.....Stendy sengaja meminta dua pengawal untuk mendekat. Setelah telinganya akhirnya tenang, dia kembali menuangkan segelas minuman untuk dirinya lagi. Namun, kali ini dia tidak minum dengan liar seperti semalam lagi, melainkan meminumnya perlahan-lahan dan ekspresinya datar. Pada saat itu, pandangannya tiba-tiba berhenti dan fokus pada tempat duduk yang tidak jauh darinya.Saat menyadari ada orang yang mengamatinya, Paulus melihat ke arah yang sama dan ternyata matanya bertemu dengan mata anaknya. Suasananya menjadi hening sejenak dan keduanya langsung mengalihkan pandangan mereka.Setelah berpikir sejenak, Stendy membawa botol minuman dan mendekati tempat duduk Paulus. Dia langsung duduk di samping ayahnya dan bertanya, "Wah, datang buat minum ya?"Paulus melihat ke sekeliling sekilas dan berkata, "Omong kosong."Jika datang ke bar bukan untuk minum

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status