แชร์

bab lima

ผู้เขียน: naftalenee
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-04-22 16:00:03

Winena meninggalkan kamar hotel hanya membawa tas selempang kecilnya yang berisi ponsel dan dompet. Pakaian bekas yang Winena kenakan semalam ia tinggalkan teronggok di lantar kamar mandi kamar hotelnya. Sudah tidak ia butuhkan lagi.

Saat mencapai luar gedung hotel 50 lantai itu, kebetulan sekali ada taksi yang baru saja menurunkan penumpang. Winena langsung masuk ke dalam taksi dan meminta supir taksi itu untuk mengantarkannya ke rumah sakit di mana jasad ayahnya sedang diautopsi. Membayangkan bagaimana tubuh ayahnya yang sudah tidak bernyawa dibedah demi mencari tahu pasti akibat kematian pria itu memberikan sensasi mengerikan pada tubuh Winena. Bulu kuduknya merinding, bukan karena kedinginan, melainkan karena dunianya yang sudah hancur itu dihentakkan hingga runtuh. Satu per satu rasa sakit yang membuat tubuhnya koyak itu menghantamnya terus-menerus.

Saat tinggal setengah perjalanan menuju rumah sakit, pikiran Winena kemudian melayang ke momen-momen saat keluarganya masih utuh dan bahagia. Menjadi anak tunggal kesayangan ayah dan ibunya. Ia dimanjakan dalam porsi yang cukup. Tidak pernah kekurangan cinta dan kasih sayang. Membuat dirinya tumbuh menjadi gadis penyayang, yang kemudian mencurahkan rasa sayangnya kepada sang suami—yang ternyata masih tidak cukup membuat Faris tinggal, tidak cukup membuat Faris bisa membalas dengan curahan kasih yang sama. Winena juga dididik oleh orang tuanya menjadi pribadi yang tangguh, yang membuat Winena bisa sampai di titik ini dalam keadaan hidup. Berkali-kali jatuh, namun ia masih bisa berdiri walau kemudian harus berjalan tertatih-tatih.

Bicara tentang keluarga kecilnya, Winena teringat Ibu. Sakit sekali membayangkan bagaimana hancurnya dunia Ibu jika mengetahui kabar duka ini.

Saat pertama kali didatangi KPK dua tahun lalu, Ibu menangis histeris. Ditambah lagi saat ayah Winena kabur dan menjadi buronan, Ibu mulai sakit-sakitan. Darah tinggi, kolesterol, mag akut, hingga stroke. Segala penyakit mendadak hadir, melemahkan tubuh Ibu—yang dulu Winena tahu bahwa Ibu adalah wanita terkuat yang pernah ia kenal. Saat ayah Winena akhirnya ditangkap polisi, Ibu sampai masuk rumah sakit dan diopname selama beberapa hari.

Dari proses penyidikan hingga kasus ayahnya naik ke pengadilan, kondisi Ibu tidak pernah lagi membaik. Batinnya terus tertekan hingga memengaruhi sakit fisik yang tak mau sembuh. Winena kelimpungan. Tidak hanya ayahnya yang menjadi semakin jauh darimya, Ibu juga. Winena mendadak kehilangan dua sosok yang begitu ia sayangi karena kasus sialan itu. Winena seolah lupa bagaimana rasa cinta dan kasih sayang ayahnya yang dulu selalu tercurah. Winena mendadak benci kepada ayahnya. Karena membuat ibunya menanggung penderitaan. Karena membuat Winena kehilangan sumber kebahagiaan.

Kemarin, saat vonis itu akhirnya dijatuhkan, Winena tidak punya tenaga untuk menghubungi Ibu. Winena tidak sanggup mendengar tangis Ibu yang menyayat hatinya. Sesal itu tidak bisa lagi diukur. Seharusnya, Winena pulang dan memeluk Ibu. Menguatkan Ibu agar bisa bertahan. Sekarang bagaimana? Ibu benar-benar kehilangan cinta dalam hidupnya. Ibu kehilangan teman hidupnya yang dulu berjanji akan berada di sisi Ibu.

Ibu pernah sekali bercerita kepada dirinya saat ayahnya berjanji, "Aku mencintaimu. Dan karena aku tidak ingin melihatmu menderita karena kehilangan, aku rela kamu yang pergi duluan. Aku akan menyusul secepatnya."

Ayahnya sudah mengingkari janji untuk tidak pergi terlebih duku sebelum Ibu.

Ibu, apa yang akan terjadi kepada Ibu dan aku setelah ini? lirih Winena dalam hati.

Winena tersenyum miris sembari menahan rasa sakit di dada. Luka membayang di matanya yang sayu. Ayahnya tidak hanya mengingkari janjinya untuk Ibu. Tetapi juga janji-janji yang dibuat dengannya dulu. Ayahnya berjanji akan selalu ada di sisi Winena, kapanpun Winena membutuhkannya. Namun, gugur sudah janji itu. Beberapa bulan terakhir ini, pada masa-masa sulitnya, ayahnya tidak ada. Ayahnya juga berjanji akan memberikan nama untuk cucu pertamanya. Namun, janji itu tak akan pernah bisa ditepati. Belum ada lagi benih yang tumbuh di rahim Winena setelah keguguran setengah tahun yang lalu. Ayahnya berjanji akan berlibur dengannya, dengan Ibu, dan dengan suami Winena saat akhir tahun, untuk menebus waktu-waktu yang habis untuk kesibukan masing-masing. Karena setelah Winena menikah, jarang sekali bisa menghabiskan waktu dengan keluarga untuk sekadar mengobrol ringan sebentar. Dan janji itu tidak terealisasikan karena ayahnya terlibat kasus.

"Maaf, Bu, apa Ibu buru-buru untuk segera sampai ke rumah sakit?"

Suara supir taksi menginterupsi lamunan Winena.

Winena menoleh dengan kernyitan samar di kening. "Kenapa, Pak?"

"Macet, Bu."

Winena menghela napas. Ini bahkan masih jam enam pagi lebih sedikit. Tapi dunia sudah sangat sibuk. "Tidak bisa lewat jalan alternatif, Pak?"

"Nanti di tikungan depan sana, Bu."

Tikungan yang dimaksud supir taksi itu masih berjarak sekitar tiga ratus meter.

"Semoga di sana tidak macet ya, Bu," kata supir taksi yang sepertinya melihat kekhawatiran di wajah penumpangnya. 

Winena hanya mengangguk. Lalu kembali menatap ke luar jendela. Kembali teringat kepada Ibu.

Apa yang harus ia katakan kepada Ibu? Bagaimana caranya ia menenangkan Ibu jika wanita itu histeris seperti dulu?

.

.

Tante Elis

Sudah di jalan, kan, Win?

Tante tunggu di sini

Datang ya, Win

.

.

Winena kembali mendapat pesan dari Tante Elis saat taksi berbelok ke arah jalan alternatif. Pesan dari Tante Elis memang tidak ada yang ia tanggapi sejak tadi. Mungkin itu yang membuat Tante Elis terus mengiriminya pesan. Wanita itu masih menanti kedatangan keponakannya. Dengan tangan bergetar Winena akhirnya membalas pesan itu singkat. Mengabarkan bahwa ia sebentar lagi akan sampai di rumah sakit.

Semakin dekat dengan tempat tujuan, kekhawatiran Winena bertambah besar. Sejak ayahnya dipastikan terjerat kasus korupsi, Winena nyaris menutup pergaulan. Ia tidak bisa menampung penghakiman menyakitkan yang ditudingkan orang-orang sehingga ia memilih mengurung diri.

Sayangnya, di rumah, keadaan tidak lebih baik. Suaminya yang selama ini menjadi tumpuan saat dirinya butuh pegangan, mendadak menjadi orang paling tega. Diawali dari ujaran-ujaran menyakitkan yang entah dari mana asalnya, hingga berlanjut pada pukulan di punggung, tendangan di perut. Seolah belum cukup ditampar dengan kegilaan yang datang bertubi-tubi, Winena harus kehilangan anak. Ia keguguran. Faris yang saat itu seolah kerasukan setan, membabi buta menghajar Winena, tidak tahu jika istrinya sedang mengandung. Faris yang membunuh anaknya sendiri dan pria itu malah menyalahkan Winena karena tidak becus menjaga diri sendiri dan tidak becus menjaga anak.

"Bu, maaf. Sudah sampai," tegur supir taksi dengan agak sungkan saat taksinya sudah menepi, berjarak beberapa meter dari kerumunan yang memadati dekat pintu masuk ke rumah sakit.

Winena mengembuskan napas panjang. Ia memejamkan mata sejenak untuk menghimpun kekuatan.

"Terima kasih, Pak," kata Winena sebelum turun dari taksi.

Atas bantuan Tante Elis dan suaminya, status Winena sebagai anak kandung Armandio Jati tidak terendus wartawan hingga hari ini. Kerabat terdekat keluarga Winena berhasil diminta tutup mulut, lebih tepatnya karena mereka sudah tidak sudi berurusan dengan Winena dan ibunya.

Pihak-pihak lain yang mengenal baik keluarga Winena pun tidak menggembor-gemborkan masalah dengan ikut-ikutan menghujat dan menjatuhkan keluarganya. Mereka masih cukup menghargai Winena yang selama ini mereka kenal sebagai sosok yang berbudi pekerti baik. Sehingga Winena seharusnya tidak perlu khawatir saat supir taksi menurunkannya tepat di depan rumah sakit, di dekat kerumunan yang ramai akan gempuran wartawan dari berbagai media yang berlomba-lomba mendapat liputan eksklusif. Polisi dan aparat keamanan yang dikerahkan rumah sakit itu nyaris kewalahan menangani para wartawan karena kalah jumlah.

"Kamu bisa, Winena. Ini bukan apa-apa," bisik Winena kepada dirinya sendiri dengan suara bergetar.

Ia berusaha berjalan tegak meski rasanya ia seolah tersedot oleh gravitasi dan nyaris tersungkur.

Langkahnya tidak terlalu mantap saat melewati sisi kanan kerumunan yang cukup untuk dilewati pejalan kaki yang mau masuk ke gedung rumah sakit.

Sesampainya di dalam yang sudah terbebas dari wartawan, Winena bertanya letak gedung khusus autopsi kepada resepsionis. Resepsionis menunjukkan arah dengan lancar dan jelas.

Winena melanjutkan langkah. Semakin dekat ke tempat itu, langkahnya kian melambat. Sanggupkah dirinya bertemu dengan ayahnya yang sudah tidak bernyawa? Sanggupkah ia melihat ayahnya terbujur kaku, yang tak lagi mampu menghirup udara yang sama dengan dirinya?

Winena tahu bahwa sebenci-bencinya ia terhadap ayahnya, ia tidak akan sanggup. Mau bagaimanapun juga pria itu tetap ayahnya. Ayah yang selalu mencintainya.

Kedatangannya langsung menarik mata Tante Elis dan suaminya yang baru selesai ditanyai oleh pihak kepolisian.

Tante Elis menghambur ke arah Winena yang berdiri mematung, menarik keponakannya ke dalam pelukan erat. Kemudian tangis itu mengudara.

"Kamu... kamu yang sabar ya, Win. Yang sabar," isak Tante Elis pilu.

Tante Elis tidak berusaha menyembunyikan kesedihannya. Sementara Winena, air matanya seolah menguap dan mendadak kering. Rasa sakit itu menggerogoti dari dalam, betapa pun sakitnya, Winena tidak bisa menangis.

***

naftalenee

Halooo, maaf baru bisa update setelah nyaris dua bulan. Ada yang nungguin cerita ini nggak nih ya??? Semoga adaaaa biar ke depannya aku bisa update lebih rajin hehe

| ชอบ
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Mbuh Lah
nungguin dong kak
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Takdir Cinta Sang Anak Koruptor   Epilog

    Anakku tersayang, WinenaSaat kamu menerima surat ini, mungkin Ayah sudah tidak ada di dunia lagi. Melalui surat ini, Ayah ingin mengatakan betapa besar rasa syukur dan rasa bangga Ayah bisa memiliki kamu sebagai anak. Kamu sudah berkali-kali mendengar dari Ibu kalau dulu kami sangat menanti-nantikan kehadiran anak dalam pernikahan kami yang sudah bertahun-tahun. Saat kami sudah nyaris menyerah, kamu hadir melengkapi kebahagiaan kami. Kamu selalu menjadi kebahagiaan kami, Win.Bahkan, saat hubungan Ayah dan Ibu sudah tidak seperti dulu lagi, kami selalu mencintai kamu sama besarnya seperti saat kamu masih berada di rahim ibumu.Tentang keadaan Ayah dan Ibu yang telah berubah dan akhirnya berimbas ke kamu, menyakiti kamu, Ayah minta maaf, Nak. Maaf, karena Ayah sudah merusak keluarga impian yang selalu kamu inginkan.Winena, Ayah sangat menyesal karena menciptakan dunia yang mengerikan untuk kamu tinggali. Tetapi Ayah yakin kalau kamu akan bisa menemukan dunia yang lebih indah daripada

  • Takdir Cinta Sang Anak Koruptor   bab sembilanpuluh tujuh - takdir cinta sang anak koruptor

    "Kamu ingat nggak sih, Win, kalau kamu masih punya utang ke aku yang belum kamu bayar?" Sena memainkan rambut panjang Winena. Ujung-ujung jarinya perlahan turun, menyentuh tulang selangka Winena yang tidak tertutup apa-apa. Setelah pergumulan Sena dan Winena di atas tempat tidur beberapa saat yang lalu, mereka masih bergelung di balik selimut tanpa mengenakan pakaian kembali. Bukan karena malas bergerak, tetapi Winena tidak cukup puas jika hanya satu ronde. Mereka hanya istirahat sejenak sebelum melanjutkan kesenangan bersama. "Utang apa? Es krim?" Winena mengernyit. Sena berdecak, tetapi tak urung terkekeh. Soal cemilan, mereka punya selera yang berbeda sehingga mereka tak pernah mengusik cemilan milik masing-masing. Tetapi semuanya berubah begitu saja saat Winena hamil. Segala jenis cemilan yang dulu tidak disukainya, kini semuanya masuk ke perut. Terutama cemilan-cemilan milik Sena yang dulunya selalu dihindari Winena. "Bukan, Sayang. Tapi soal renang. Udah berapa kama sejak kam

  • Takdir Cinta Sang Anak Koruptor   bab sembilanpuluh enam - happy ending

    Dua tahun kemudian.....Rasanya, seperti mimpi.Tujuh tahun yang lalu, saat Winena menikah dengan Faris rasanya tidak seperti ini. Saat itu, Winena hanya melewatinya dengan hati yang berbunga-bunga dan perasaan yang menggebu-gebu ingin segera menyambut kehidupan rumah tangganya bersama Faris.Bersama Sena, Winena terus-menerus menemukan perjalanan yang benar-benar baru yang menantang dan penuh kejutan. Segalanya terasa berbeda. Dan Winena tidka punya waktu untuk membandingkan dengan pernikahan pertamanya dahulu. Sebab, Winena terlalu bahagia karena akhirnya bisa mengikatkan diri dalam janji suci pernikahan bersama Seba setelah lika-liku hubungan mereka selama dua tahun terakhir.Rasanya, seperti baru pertama kali Winena mendengar namanya disebutkan dengan merdu dalam ijab qabul. Winena menangis terisak saat haru menyelebungi seluruh sel dalam tubuhnya yang meneriakkan kebahagiaan.Rasanya, seperti baru pertama kali Winena merasakan jantungnya berdebar keras saat akan menyambut malam

  • Takdir Cinta Sang Anak Koruptor   bab sembilanpuluh lima - be with me

    Nindi sontak kembali berbalik untuk menatap Sena dan langsung memberikan tatapan tajam dan sengit yang bisa diartikan sebagai, "Kenapa wanita itu ada di sini?" "Lho, Mas nggak bilang kalau lagi ada yang jenguk." Ibu masuk diikuti Winena yang sama sekali tidak menatap Sena. "Kalau tahu begitu tadi porsinya bisa Ibu lebihin biar kita bisa sekalian makan siang bersama." "Nindi udah mau balik kok, Bu," balas Sena dengan tatapan yang tidak lepas dari Winena yang sibuk mengeluarkan makanan dari kantong plastik yang tadi wanita itu bawa. "Cantik namanya. Persis seperti orangnya," puji Ibu. "Teman Sena di kejaksaan juga, Mbak Nindi?" Sena dapat melihat gerakan tangan Winena yang terhenti selama beberapa detik sebelum kembali melanjutkan kegiatannya. Wanita itu masih pura-pura tidak memedulikan Sena maupun Nindi. "Bukan, Tante." Nindi yang lebih dulu mendekat untuk menyalami tangan Ibu. Hanya jabat tangan singkat, tanpa mencium punggung tangan. "Saya public figure. Bekerja di dunia hibura

  • Takdir Cinta Sang Anak Koruptor   bab sembilanpuluh empat - harapan

    Sena termenung lama menatap ke luar jendela rumah sakit setelah rekan-rekan kerjanya yang menjenguknya satu per satu pamit undur diri. Sudah beberapa hari lalu Sena mendengar cerita singkat dari Tante Elis bahwa Winena sekarang ada di Jakarta. Bahwa Winena sudah keluar dari tempat kerjanya di Yogyakarta karena keadaan Om Tirta memburuk. Winena ada di dekatnya. Setelah tiga bulan lamanya Sena berjauhan dengan Winena, kini Sena bisa kembali berdekatan dengan wanita yang ia cintai dan rindukan dengan sangat. Sena sempat berharap setelah mengetahui bahwa wanita itu juga sempat menunggui dirinya selama operasi yang kedua. Namun, hingga satu minggu kemudian, saat Sena sudah diizinkan pulang, Winena tidak datang lagi. Sena sadar bahwa dirinya sekarang tampak sangat menyedihkan karena masih mengharapkan sosok yang telah mencampakkannya tanpa mau diajak kompromi sama sekali. Namun, harap itu benar-benar tak bisa dipupus, terutama setelah kunjungan Tante Elis yang tidak lagi menunjukkan kebe

  • Takdir Cinta Sang Anak Koruptor   bab sembilanpuluh tiga - titik balik?

    "Ibu mau minta maaf, Win," ucap Ibu setelah sepuluh menit menit awal hanya berbasa-basi.Pagi tadi, saat Winena sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit, Ibu mengirim pesan. Mengingatkan Winena tentang rencana pertemuan mereka. Dan Winena pun langsung setuju untuk bicara di kantin rumah sakit saja sekalian makan siang."Minta maaf untuk apa, Bu?""Karena pernah melukai hati kamu dengan kata-kata menyakitkan dan membuat hubungan kamu dengan Sena rusak. Ibu sangat menyesal karena menempatkan kalian pada situasi sulit. Maafkan Ibu ya, Nak."Winena dihantam rasa sakit di dada karena ucapan Ibu yang terdengar begitu sedih. Membuat Winena ingin menangis. "Bukan salah, Ibu. Perpisahan saya dan Sena terjadi karena pilihan saya sendiri."Ibu tersenyum sedih. "Pilihan kamu itu ada karena penolakan demi penolakan keras Ibu terhadap kamu, kan? Ibu yang minta kalian berpisah. Ibu yang menginginkan kalian hanya berteman."Winena diam saja. Sebab, apa yang dikatakan Ibu benar adanya. Namun, Winena

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status