Takdir Cinta Sang Anak Koruptor

Takdir Cinta Sang Anak Koruptor

By:  naftalenee  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 ratings
99Chapters
6.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Hidup Winena tak lagi sama sejak kemalangan bertubi-tubi menghancurkannya. Ia digugat cerai oleh Faris, suaminya. Ayahnya yang seorang koruptor bunuh diri di sel tahanan. Diperparah dengan meninggalnya sang ibu karena serangan jantung. Winena kehilangan arah hidup. Ia pergi, jauh dari ingar bingar ibukota. Di sana, ia bertemu dengan Sena. Waktu yang Winena habiskan dengan Sena menumbuhkan cinta di hati keduanya. Tanpa tahu menahu bahwa mereka terpenjara dalam pusaran takdir yang rumit. Yaitu kenyataan bahwa Sena adalah jaksa yang memenjarakan ayah Winena. Dan saat kebenaran terkuak, luka di hati keduanya menganga lebar. Mereka hampir berpisah. Namun, cinta memperkuat ikatan mereka. Sayangnya, jalan terjal menghadang. Restu tak didapat. Orang tua Sena dengan tegas menyatakan bahwa mereka tak menerima calon menantu yang sudah janda dan terlebih lagi dari keluarga koruptor. Sementara itu, keluarga Winena juga tak menerima Sena yang mereka anggap sebagai biang sial karena membuat keluarga Winena terpuruk.

View More
Takdir Cinta Sang Anak Koruptor Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
naushin
kapan update lg Thor?
2022-10-28 10:05:54
1
user avatar
Lili NiNg MaRdanii
kpn up lg?
2022-03-23 13:00:02
1
user avatar
ria ria
awalnya udh seru, penuh konflik.. mau dilanjut kan thor...?? semangat yaa
2022-03-04 21:46:08
1
user avatar
lost stars
Ditunggu update-nya!!! ^^
2022-03-02 17:02:25
1
99 Chapters
Prolog
“Saya mau melaporkan suami saya atas tindakan KDRT,” ucap seorang wanita berusia akhir dua puluhan kepada salah satu petugas polisi yang siang itu sedang bertugas di sebuah Polsek di Jakarta Barat.Si polisi tak begitu menaruh perhatian dan masih fokus pada tumpukan file di mejanya.“Maaf, Pak, saya mau melaporkan suami saya atas tindakan KDRT,” ulang si wanita dengan suara yang lebih keras dan bernada tak sabar.“Bisa tunjukkan buktinya?” Si polisi masih tidak memberikan atensi penuh terhadap si pelapor yang gelisah di tempatnya duduk.“Di sini buktinya,” jawab si wanita dengan nada yang lebih keras.Si polisi akhirnya mengangkat wajah dan langsung berhadapan dengan seorang wanita muda yang berdiri kaku di hadapannya.Wanita itu tampak normal. Tidak seperti korban KDRT seperti yang dikatakan wanita itu sebelumnya.“Boleh tunjukkan bukti KDRT yang dilakukan suami Anda?” ulang
Read more
bab satu
“Faris, please, berhenti,” ratap Winena. Ia memegangi pipi kirinya yang kemerahan sambil meringis.Rasa panas dan perih menjalar saat sekali lagi tamparan keras itu melayang di pipi Winena hingga tubuhnya tersungkur. Kening wanita itu nyaris saja menghantam pinggiran meja rendah yang berada di ruang tamu rumahnya.“Dasar istri kurang ajar!” teriak laki-laki yang ia panggil Faris itu dengan garang. Suara kerasnya terdengar menakutkan. Menggelegar memenuhi ruangan.“Faris, kamu salah paham,” kata Winena dengan cepat dan . Ia menatap Faris dengan takut-takut. Permohonan untuk berhenti memukuli dirinya tercetak jelas di mata. “Aku cuma ngobrol sebentar sama Mario tadi. Kami nggak sengaja ketemu di depan–”Namun, seolah telinganya tuli, Faris tak peduli dengan penjelasan Winena. Faris kembali memukul Winena. Faris tak memedulikan istrinya yang sudah lemas dan terlihat sangat kacau dengan pakaian ya
Read more
bab dua
Seharian ini, hampir semua stasiun TV lokal ramai memberitakan tentang vonis hukuman 10 tahun penjara yang dijatuhkan hakim kepada terpidana korupsi Armandio Jati. Tak berbeda dengan tayangan di layar TV LED berukuran 32 inch di ruangan Pak Rudi–kepala jaksa di salah satu kejaksaan negeri di Jakarta. Ya, setelah kembali dari pengadilan, Pak Rudi langsung menyalakan TV bahkan sebelum mempersilakan jaksa juniornya, Sena, yang ikut masuk ke ruangannya itu duduk.“Kamu sudah bekerja dengan sangat keras di kasus ini, Sena. Saya bangga sekali sama kamu!”Kalimat yang dilontarkan oleh Pak Rudi itu tak begitu Sena perhatikan. Jaksa muda itu sedang fokus menatap layar TV yang menayangkan gambar Armandio Jati dalam balutan baju napi berwarna oranye diboyong polisi menuju ke rumah tahanan setelah persidangan berakhir.Ada kepuasan tersendiri yang Sena rasakan melihat si koruptor yang sempat menjadi buronan selama tiga tahun karena melakukan korupsi asuran
Read more
bab tiga
Selama beberapa detik, Sena tidak mengatakan apa-apa selain memandangi wanita di depannya dengan berusaha untuk tetap menunjukkan ekspresi normal.“Mbaknya mau pergi ke mana? Saya antar,” kata Sena dengan sangat hati-hati.“Pergi, saya harus pergi jauh dari sini.” Wanita bernama Winena–berdasarkan identitas diri yang sempat Sena lihat–itu menggeleng panik. Matanya memancarkan ketakutan dan perlahan air mata menggenang di pelupuk. Suaranya terbata-bata saat kembali berkata, “Dia mengusir saya pergi. Saya nggak tahu harus ke mana. Saya … saya nggak punya tempat untuk pulang.”Sena menahan napas. Tenggorokannya tiba-tiba seperti tersumbat sesuatu hingga rasanya seperti tercekik. Dadanya pun sesak.Sena tidak perlu diberitahu dua kali. Ia merasa ada sesuatu hal yang berbahaya yang tengah mengancam wanita di depannya. Bukannya ia ingin berasumsi, tetapi Sena bisa melihat tanda-tanda perlawanan dari memar-m
Read more
bab empat
Kosong. Hanya itu yang dapat Winena rasakan setelah ia menguras habis air matanya karena berita tentang kematian ayahnya. Winena menatap pantulan bayangan dirinya di depan cermin yang ada di kamar mandi kamar hotelnya dengan tatapan nanar. Rambutnya berantakan. Matanya merah dan bengkak. Bekas air mata mengering di pipi dan mungkin bercampur ingus dan keringat. Rupa wajahnya sudah tidak karuan.Winena menanggalkan pakaiannya satu per satu. Hingga tak ada sehelai benang pun yang menempel di tubuhnya. Dengan tangan yang agak gemetar, Winena menyentuh bekas memar yang membiru, luka lama dan luka baru yang seolah berkelindan menampakkan diri di setiap jengkal tubuhnya. Memar-memar biru itu yang selalu ia dapat setiap hari. Seolah menjadikan tubuhnya sebagai samsak adalah hal paling memuaskan untuk Faris.Namun, itu bukanlah sesuatu yang penting untuk diingat untuk saat ini. Winena terlalu terluka karena ayahnya pergi begitu saja setelah menorehkan banyak derita pada keluar
Read more
bab lima
Winena meninggalkan kamar hotel hanya membawa tas selempang kecilnya yang berisi ponsel dan dompet. Pakaian bekas yang Winena kenakan semalam ia tinggalkan teronggok di lantar kamar mandi kamar hotelnya. Sudah tidak ia butuhkan lagi. Saat mencapai luar gedung hotel 50 lantai itu, kebetulan sekali ada taksi yang baru saja menurunkan penumpang. Winena langsung masuk ke dalam taksi dan meminta supir taksi itu untuk mengantarkannya ke rumah sakit di mana jasad ayahnya sedang diautopsi. Membayangkan bagaimana tubuh ayahnya yang sudah tidak bernyawa dibedah demi mencari tahu pasti akibat kematian pria itu memberikan sensasi mengerikan pada tubuh Winena. Bulu kuduknya merinding, bukan karena kedinginan, melainkan karena dunianya yang sudah hancur itu dihentakkan hingga runtuh. Satu per satu rasa sakit yang membuat tubuhnya koyak itu menghantamnya terus-menerus. Saat tinggal setengah perjalanan menuju rumah sakit, pikiran Winena kemudian melayang ke momen-momen saat keluarganya masih utuh da
Read more
bab enam
"KAMU DI MANA, SENA?! MUTERIN INDONESIA DULU KAMU, HA? KENAPA NGGAK SAMPAI-SAMPAI?! KATANYA TADI SUDAH DEKAT?!" Gendang telinga Sena berdenging perih karena teriakan dari Pak Rudi. Belum ada sepuluh menit sejak Pak Rudi menghubunginya tadi, tidak bisakah atasannya itu bersabar sedikit? Sena juga bukannya sedang mengulur-ulur waktu untuk datang. Ia hanya sedang terjebak kemacetan lalu lintas. "Di jalan agak macet, Pak." "Jangan banyak alasan, Sena! Cepatlah datang dan selesaikan kekacauan yang sudah kamu perbuat! Tinggalkan mobilmu dan lari ke sini, Anak bodoh!" Sena menjambaki rambutnya dengan kasar. Pak Rudi yang benar-benar menunjukkan sisi terburuknya sebagai atasan. Sena nyaris lupa bahwa Pak Rudi selama ini selalu mengayomi anak-anak buahnya. Kali ini, Sena tidak melihat itu. Pak Rudi melimpahkan semuanya kepada Sena. Menyalahkan anak buahnya yang selama ini hanya tahu bagaimana caranya bekerja keras dan bekerja dengan baik. Bertanggung jawab pada setiap kasus yang diberikan k
Read more
bab tujuh - luka
Sena sudah tidak peduli lagi meski ia masih punya kewajiban untuk memantau proses investigasi atas kematian Armandio Jati. Sena terlalu marah dan muak kepada orang-orang yang dengan mudahnya menumpahkan semua kesalahan kepada dirinya sehingga ia langsung meninggalkan rumah sakit bahkan sebelum melihat jasad Armandi Jati dengan mata kepalanya sendiri. Ia mendengar suara salah satu rekan kerjanya yang memanggil-manggil namanya, tetapi Sena pura-pura tidak mendengar. Sena melangkah dengan langkah lebar-lebar menuju ke tempat mobilnya ia parkirkan beberapa saat yang lalu. Tanpa membuang waktu, Sena meninggalkan rumah sakit dengan mengemudikan mobilnya pada kecepatan tinggi hingga mendapat makian dan klakson beruntun dari kendaraan lain yang mau tidak mau harus mengalah jika tidak ingin terjadi kecelakaan. Pada momen ini, Sena benar-benar tidak peduli jika dirinya ditilang oleh polisi karenma melanggar peraturan lalu lintas. Yang ingin Sena lakukan sekarang adalah menjauh dari semua hal ya
Read more
bab delapan - kekecewaan yang besar
Masih sangat membekas di ingatan Winena saat ayahnya memberikan banyak sekali wejangan dan pelajaran hidup yang harus Winena terapkan saat dewasa nanti. Saat itu umur Winena baru memasuki 14 tahun. Ada banyak prinsip yang Winena pegang teguh karena nasihat dari ayah tercintanya itu. "Cinta pertama? Cinta pertamaku ayah! Nanti kalau sudah besar, aku mau menikah dengan ayah!" Terbersit dengan sangat jelas bayangan Armandio Jati yang tertawa hingga matanya menyipit kala mendengar anaknya berkata demikian. "Ayah sudah menikah dengan Ibu, Win. Kamu nggak bisa menikah sama Ayah. Nanti Ibu cemburu dan sedih." "Terus aku nikahnya sama siapa, Yah? Aku maunya yang kayak Ayah!" "Nanti, Win. Nanti kalau kamu sudah besar, kamu akan bertemu dengan laki-laki yang baik. Laki-laki yang jauh lebih baik dari Ayah." Armandio Jati adalah satu orang dewasa paling favorit dalam hidup Winena saat masa kecil dulu. Setiap ucapan dan tindakan pria itu selalu membuat Winena kagum. Bahkan, meski ibunya juga
Read more
bab sembilan - duka
Meski Tante Elis sudah memberitahu Winena jika keluarga besarnya sudah dikabari tentang meninggalnya Armandio Jati, Winena masih mengira bahwa rumah akan tetap sepi.Sebab, tetangga dan kerabat dekat keluarganya, bahkan keluarga besarnya satu per satu berpaling saat Armandio Jati beralih status dari tersangka menjadi terdakwa sejak berbulan-bulan lalu atas kasus korupsi yang menjeratnya. Namun, kematian Armandio Jati rupanya berhasil mengumpulkan mereka semua kembali di sini, di rumah Ibu, yang sudah beberapa bulan ini tidak Winena sambangi dengan alasan sibuk bekerja dan mengurus suami, juga karena Winena tidak sanggup melihat Ibu sedih. Menghindar dari Ibu terasa jauh lebih mudah baginya. Masih terdengar bisik-bisik tidak menyenangkan saat Winena melewati halaman rumah yang luas dan kemudian memasuki rumah yang sudah ramai dengan pelayat. Tentu saja tak ada yang bisa Winena lakukan. Penghakiman orang-orang itu valid dan bukan tanpa alasan. Armandio Jati memang bersalah, mempunyai t
Read more
DMCA.com Protection Status