Sementara itu dikediaman Bagaskara. Kini terlihat seorang wanita paruh baya sedang mempersiapkan hidangan untuk sarapan pagi. Tentu saja dibantu oleh asistennya, karena wanita itu tidak bisa bergerak bebas itu karena dia harus menggunakan kursi roda.
"Pagi Ma," Sapa seorang pemuda lalu menghampiri wanita paruh baya itu."
"kenapa harus repot-repot nyiapin sarapannya sih, Ma? Kan udah ada bibi," Lanjut pemuda itu lalu mengecup pipi mamanya. Yang sudah selesai menata menu sarapan dimeja makan.
"Gak apa-apa sayang, mumpung kamu mampir ke rumah. Kan Jarang-jarang Mama bisa nyiapin sarapan buat kamu. Semenjak kamu kuliah kamu jarang pulang, malah lebih sering pulang ke apartemen. Mama kan jadi kangen sama putra Mama yang tampan ini," Ucap wanita paruh baya itu dengan tersenyum manis pada sang putra.
"Maaf ya Ma. Habis kalau aku pulang pergi ke kampus dari sini, perlu waktu dua jam dan itu lumayan membuang waktu Ma. Aku nya juga cape kalau kejauhan, lagi pula kan Ada Vanessa yang nemenin Mama. Igel janji deh bakalan sering berkunjung ke rumah nengokin Mama kalau igel ada waktu luang," Ucap Rigel. Ya, dia adalah Rigelaldo Damian Bagaskara putra semata wayang dari Panji Bagaskara.
"Pagi Ma, eh ada Bang Igel tumben ada disini?" Tanya Vanessa yang baru saja datang dan langsung mengecup pipi sang mama kanan dan kiri. Lalu dia duduk disamping mamanya yang kini tersenyum pada putrinya.
"Pagi bawel, iya nih lagi kangen sama Mama, Papa dan adik abang yang bawel ini. Tapi papanya lagi ada tugas malam dan belum juga pulang," Ujar Rigel. Sambil menyantap sarapannya.
"Oh. Tapi kok Nessa gak tahu kalau Abang datang? Emang Abang datang jam berapa semalam?" Tanya Vanessa. Lalu gadis itu kini mulai menyantap sarapannya.
"Jam 10 malam. Kamu udah tidur, Mama tadinya juga udah mau tidur eh denger suara berisik didapur. Tapi pas Mama samperin ada abang kamu sama bi Tari lagi bikin nasi goreng buat abang kamu. katanya laper," Jawab wanita paruh baya itu, sedang sang empu tidak mau repot-repot menjawab dia malah asyik menyantap sarapannya dengan lahap.
"Pagi semua, wah lagi pada ngumpul nih? Ada Igel juga, Nak. Kapan kesini?" Tanya Panji. Dan menghampiri istrinya lalu mengecup kening sang istri.
"Pagi Ma, hari ini ada jadwal terapi ya?Nanti Papa antar terapinya? Tapi setelah Papa istirahat. Kita kerumah sakitnya setelah makan siang," Lanjut Panji. Setelah menyerahkan tas kerjanya pada bi Elis, pelayan khusus yang menjaga istrinya.
"Gak usah Pa. Kalau Papa cape, Mama pergi sama bi Elis aja terapinya. Papa harus banyak istirahat kan cape habis jaga malam," Jawab Wanita paruh baya itu dengan tersenyum manis ke arah suaminya. Dia merasa sangat bersyukur bisa menjadi istri dari dokter Panji selain tampan, pria itu sangat baik hati dan mau menerima keadaannya tanpa mengeluh sedikit pun ditambah putranya yang begitu menyayanginya. Dia sangat bersyukur atas kebahagiaan yang Tuhan berikan padanya.
Dulu saat dia tahu kalau bayinya meninggal dalam kandungan, dan rahimnya yang harus diangkat membuatnya nyaris frustasi dan hampir gila. Dia seperti tidak ada gairah hidup lagi, dan sering ingin mencoba mengakhiri hidupnya. Tapi, untung saja ada putra dokter Panji yang selalu menghiburnya dan sedikit demi sedikit mulai menyembuhkan frustasi yang dialaminya karena celotehan dan tawa riang Rigel membuatnya perlahan menyayangi putra dari dokter Panji. Dan keberadaan Rigel menjadi obat penawar atas kehilangan bayi, yang belum sempat digendongnya dan belum dia lihat wajahnya.
"Tuan, nyonya Jasmin hari ini jadwal terapinya jam 15.00. Karena tadi dokter Mira menghubungi saya. Dia ada keperluan penting jadi jadwal jam terapinya diubah," Ucap bi Elis. Yang kini datang memberi tahukan kabar tentang apa yang dokter Mira katakan padanya. Karena dokter Mira tahu kalau pasiennya itu mempercayakan urusan jadwal terapinya pada bi Elis yang menjaga Jasmin saat dokter Panji sibuk dengan tugasnya menangani pasien-pasiennya, dan bi Elis pun mengurus Jasmin dengan sangat baik dan telaten.
Ya akhirnya setelah membujuk Jasmin dengan dalih menjadi mama untuk Rigel putranya. Panji pun menikah dengan Jasmin setelah dia sembuh dari depresinya. Dan karena tidak ingin membebani orang tuanya akhirnya Jasmin pun menerima lamaran dokter Panji karena dia juga tidak ingin berpisah dengan bocah tampan yang lucu dan menggemaskan seperti Rigel.
Akhirnya dengan pernikahan sederhana yang hanya dihadiri orang tua Jasmin dan ibu dari dokter Panji. Jasmin pun resmi jadi istri dokter Panji dan ibu dari Rigel. Setelah pernikahan terjadi dan mereka Sah menjadi suami istri, akhirnya dokter Panji membawa anak, istri dan juga ibunya pindah ke Australia.
Dan 5 tahun kemudian saat sedang berjalan-jalan ditaman bersama seorang suster yang Panji pekerjakan dirumahnya untuk menjaga Jasmin. Tidak sengaja Jasmin mendengar suara tangis bayi, dan begitu menemukan sang bayi Jasmin langsung jatuh cinta pada bayi itu, terlebih dibalik selimut yang digunakan bayi itu ada akte lahir bayi dan sepucuk surat yang mengatakan siapa saja yang menemukannya ibu si bayi meminta tolong agar mau merawat bayi mungil yang cantik itu. Vanessa lah bayi yang Jasmin temukan ditaman waktu mereka tinggal di Australia, dengan persetujuan Panji akhirnya Jasmin pun resmi mengadopsi bayi itu meski lumayan rumit tapi dengan ada nya surat dari ibu kandungnya mereka pun bisa mengadopsi bayi perempuan itu. Yang kinj diberi nama Vanessa Gladysa Bagaskara, untunglah bayi itu berwajah Asia jadi seoring berjalannya waktu ada sedikit kemiripan dengan Panji dan Jasmin.
Setelah usia Vanessa 15 tahun mereka pun menceritakan semuanya sebelum akhirnya mereka pindah kembali ke Jakarta. Meski Vanessa sempat sedih dan kecewa. Namun, akhirnya karena kasih sayang yang besar dari keluarga Panji dan Jasmin. Vanessa pun perlahan bisa menerima dan dia sangat menyayangi orang tuanya itu. Meski hanya orang tua angkat tapi Vanessa begitu sangat menyayangi mereka Panji, Jasmin dan Rigel. Begitu pun Jasmine, Panji dan Rigel mereka pun sangat menyayangi Vanessa sepenuh hati seperti putri kandung dan adik kandung mereka sendiri.
*****
"Sampai kapan Kak Rigel mau nyembunyiin hubungan kita? Aku udah bosen kak jadi kekasih yang statusnya selalu disembunyikan," Rajuk seorang perempuan, yang kini tengah berdiri dibalkon apartemennya.
Setelah selesai sarapan Rigel mendapat telepon dari kekasihnya, dan setelah mendapat telepon dari kekasihnya itu Rigel pun pamit pada orang tua dan juga adiknya.
Dan disinilah Rigel kini di aparteman kekasihnya yang merajuk menuntut status yang jelas padanya.
"Sabar dong sayang, tunggu sebentar lagi. Aku janji aku akan memutuskan dia saat hari terpentingnya yaitu saat pesta ulang tahunnya nanti. Jadi kamu sabar ya sayang tinggal sebentar lagi kok. Hanya tinggal tiga bulan lagi, dan setelah itu aku akan menjadi milikmu seutuhnya cuma kamu sayang," Ucap Rigel. Lalu dia pun memeluk wanita itu. dari belakang dan sesekali mengecup pipinya dan menopangkan dagunya dibahu sang wanita, sambil menikmati suasana Jakarta dipagi hari.
"Nanti malam aku nginap di aparteman kamu ya, Kak." Rengek gadis itu dengan suara manjanya.
"Tentu dong, apa sih yang nggak buat wanita kesayanganku," Sahut Rigel lalu mengecup bahu perempuan itu.
"Yeee..., Makasih ya Kak. Kamu terbaik." Seru perempuan itu, lalu memutar tubuhnya dan memeluk Rigel. Membuat Rigel tersenyum lalu merenggangkan pelukannya dan gadis itu pun mendongak untuk melihat wajah tampan Rigel. Lalu tanpa basa-basi lagi Rigel langsung memagut bibir wanita itu, mereka pun akhirnya berciuman mesra cukup lama setalah pagutan bibir mereka terlepas mereka pun saling tersenyum.
Dan Tanpa Mereka sadari akan ada hati yang hancur dan terluka, jika saja orang itu mengetahui hubungan Rahasia mereka.
"I love you Kak Rigel."
"Love you to my Sweet heart."
"Kita berangkat sekarang. Kakak Antar kamu sampai kampus," Ucap Rigel.
"Gak usah kak. Aku bawa mobil sendiri aja, bahaya kalau sampai ada yang lihat aku kekampus pergi bareng Kakak."
Rigel pun hanya mengangguk dan mengecup sekilas bibir gadisnya itu. Lalu dia pamit pergi lebih dulu setelah mengecup kening perempuan itu. Setelah Rigel meninggalkan apartemen itu, baru lah gadis itu pun pergi dengan senyuman yang mengembang dibibirnya.
Bersambung
Setelah satu minggu pernikahan Seara dan Rigel berlalu, Revano tampak murung kini dia melajukan motornya tanpa tujuan, hatinya sangat sedih dan entah kenapa rasanya ingin sekali Revano menangis saat melihat mengingat insiden waktu Seara menabrak motornya dan berakhir dengan perdebatan dia ingin mengulangi Masa-masa itu kembali dia rindu berdebat dengan sahabat kecilnya itu, hatinya terasa sakit saat mengingat kini Seara sudah menjadi milik orang lain. Revano patah hati."Kenapa rasanya sakit sekali melihat kamu bersanding dengan pria lain Ara," Ucap Revano dengan hati yang kini terasa hancur berkeping-keping. Revano tengah duduk sendirian di sebuah taman, ya dia tiba-tiba menghentikan motornya di taman tempat biasa Revano dan Seara menghabiskan waktu bersama. Namun tiba-tiba Revano mendengar suara tangisan yang membuat bulu kuduknya merinding. "Ya Tuhan siapa yang menangis dimalam-malam begini, harusnya aku tidak berada disini, haru
Kini Bayu dan Vanessa sedang berada dirumah Rigel dan Seara, acara pun sudah dimulai, suasana pun cukup ramai sampai acara akan selesai pun rumah Seara dan Rigel masih terlihat ramai. "Yang mas harus ke kantor dulu, ada meeting dadakan, harusnya sih Rigel yang memimpin meetingnya, tapi gak mungkin kan dia ninggalin acaranya meski sudah mau selesai, jadi untuk sementara mas yang akan menggantikannya, dan kamu disini dulu ya jangan pulang ke apartemen dulu, nanti kalau sudah selesai mas akan jemput kamu kesini," ucap Bayu pelan, yang kini tengah berdiri disamping istrinya. "Oh ya udah, tapi hati-hati ya bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut yah," sahut Vanessa. "Iya sayang, emm.... Satu lagi jangan bilang sama mereka ya kalau mas ada meeting mendadak menggantikan Rigel. Tahu sendiri kan Abang kamu itu suka merasa gak enakan orangnya, jadi bilang aja ada kerjaan mendadak kalau ada yang nanya,, berbohong sedikit demi kebaikan gak apa-apa kan yang," ucap Bayu lagi, y
FLASHBACK ONVanessa masih terus menangis sambil memeluk tubuh Bayu yang terbujur kaku dan terus memanggil Bayu tanpa henti.namun tiba-tiba monitor detak jantung Bayu kembali normal, dokter yang melihat itu begitu takjub keajaiban benar-benar terjadi pada pasiennya itu.Melihat itu para dokter menyuruh seorang suster untuk membawa Vanessa keluar agar dokter bisa menangani Bayu, mendapatkan perintah itu suster pun langsung menarik tubuh Vanessa dengan lembut."Dokter akan menangani kekasih anda nona, jadi kita tunggu diluar ya agar dokter bisa berkonsentrasi," ucap suster itu, mendengar ucapan sang suster Vanessa pun menurut lalu mengikuti suster itu keluar dari ruang UGD."Mas Bayu akan selamat kan sus?" tanya Vanessa masih dengan isakan tangisnya."Do'akan saja semoga ada keajaiban," jawab suster itu dengan tersenyum menenangkan Vanessa, mendengar itu Vanessa pun langsung memeluk ibunya dengan tangis yang mengharu biru karena Tuhan menunju
"Maaf Dokter bagaimana keadaan pasien?" Tanya David saat melihat dokter keluar dari ruang UGD."Anda siapanya pasien?" Tanya salah satu dokter itu."Saya masih keluarga pasien," sahut David yang kini terlihat khawatir saat melihat raut wajah Dokternya."Pasien dalam keadaan kritis, hanya keajaibanlah yang bisa menyelamatkan pasien, sebaiknya anda banyak-banyak berdo'a, karena jika dalam 24 jam pasien belum ada perubahan, dia bisa koma dan lebih parahnya bisa meninggal dun-""Tidak...!" Jeritan Vanessa pun terdengar dan kini Vanessa kembali pingsan dalam dekapan Anara."Ya Tuhan Nara, kenapa kamu ajak Nessa kesini, mas kan sudah bilang nanti biar mas yang beri tahu kabar tentang Bayu," ucap David yang langsung menghampiri Anara dan mengambil alih Vanessa untuk dibawa ke kamar inapnya."Maaf mas, tadi Nessa yang memaksa ingin tahu keadaan Bayu, aku tidak tega melihat dia mem
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, Vanessa baru saja pulang dari kampus karena hari ini dia harus melakukan praktek di sebuah rumah sakit yang ditunjuk oleh universitas tempat dia menggapai cita-citanya.Diruang tamu keluarganya sudah berkumpul untuk makan malam bersama seperti biasanya."Mom kira kamu pulang agak larut jadi kami tidak menunggumu, habis kamu gak ngasih kabar, untung kamu datang tepat waktu,” ucap Anara yg melihat putrinya baru saja pulang."Kak Bayu sudah pulang tadi siang," ucap Alana yang seakan mengerti apa yang Vanessa cari sebelum dia duduk disamping Mommynya."Apaan sih kak, memang apa peduliku," Ketus Vanessa. Dengan raut wajah sebaliknya."Sudah-sudah sebaiknya kita makan sekarang," ucap Anara mengalihkan pembicaraan Kedua putrinya, dia tidak ingin suasana ruang makan jadi tidak enak karena perselisihan yang mungkin saja akan terjadi jika tidak segera dilerai.Suasana ruang makan kembali hening hanya dentingan
"Mommy," panggil Alena yang berteriak dari ruang makan."Iya sayang mommy kesana," sahut Anara agar putrinya itu tidak terus berteriak."Tante mau mengurus keperluan sekolah Ale dulu ya, kamu istirahat saja nanti tante bawakan makanan untuk kamu," ucap Anara dengan senyumannya."Iya tante makasih dan maaf jadi merepotkan," ucap Bayu yang merasa tidak enak pada Anara yang sangat baik dan lembut. Mirip sekali dengan Vanessa, seharusnya dia merasa bersyukur bisa memiliki gadis seperti Vanessa bukan malah menyia-nyiakannya dan sekarang dia sangat menyesali perbuatannya dulu pada Vanessa."Jangan sungkan. Ya sudah tante tinggal dulu ya, kamu istirahat," ucap Anara, Bayu pun mengangguk dan memejamkan matanya setelah Anara keluar dan menutup pintu kamarnya.Sesampainya diruang makan. David, Alena, Dewa dan Alana sudah berkumpul untuk sarapan bersama dengan menu yang sudah tersaji dimeja makan."Nessa mana, Mom?" Tanya Alana. Yang tidak melihat Vane