Di sebuah rumah yang megah, lebih tepatnya di sebuah dapur yang minimalis terlihat seorang gadis tengah sibuk bertempur dengan peralatan dapur padahal jam baru saja menunjukkan pukul 04.45 masih begitu pagi bukan? Namun, gadis itu terlihat semangat untuk memasak di pagi itu.
"Pagi Sayang," Sapa seorang wanita paruh baya. Namun, masih terlihat cantik dan anggun meski usianya sudah tidak muda lagi. Wanita itu hanya bisa menggelengkan kepalanya saat dia masuk ke dapur dan melihat sang putri tengah sibuk dengan peralatan dapur.
"Eh, Pagi Bunda, udah bangun?" Gadis sedikit kaget, karena tiba-tiba ada yang menyapanya. Gadis itu pun menoleh dan melihat sang Bunda yang kini tengah berdiri disampingnya.
"Bukan bangun sih sayang, tapi kebangun karena haus. Eh, air di botol yang ada di kamar Bunda habis. Bunda lupa isi Air di botol minum semalam, jadi Bunda turun deh buat ambil minum, ini kamu kebiasan deh kalau mau masak rambutnya pasti lupa dikuncir," Ucap wanita paruh baya itu sambil menguncirkan rambut putrinya dengan kunciran karet karena memang hanya itu yang ada di sana.
"He he lupa Bun. Makasih udah dikuncirin," Sahut gadis Remaja yang kini kembali sibuk dengan peralatan dapur. Ya dia adalah Seara Arleta Kusuma Putri semata wayang dari Arka dan Kaira Kusuma.
"Emang masak apa sih sayang? Sampai-sampai kamu lupa kuncir rambut sendiri, dan lagian tumben masih pagi baru juga jam 05.00 subuh loh ini biasanya jam segini pasti tidur lagi kalau abis sholat subuh, Bibi aja paling baru bangun," Ucap Bunda. Lalu sang bunda kini mulai melihat masakan yang membuat putrinya sibuk dan pasti bangun dipagi buta hanya untuk memasak makanan itu.
"Lagi masak puding, terus sama Masak Ayam Rendang kesukaan Kak Rei Bun." Gadis itu menjawab sambil tangannya dengan lihai mengaduk masakannya, karena sang Bunda sudah mengajarkan gadis itu sejak dia masih kelas 8 SMP dan kebetulan gadis itu sangat senang belajar memasak.
"Wah pasti enak nih, putri Bunda kan jago masak, tapi kok masaknya banyak banget sih, sayang? Emang kamu mau ngundang siapa, Nak? Atau mau ngundang Rei dan Orang tuanya, apa Rei mau lamar putri ibu yang cantik dan manis ini," Goda Sang Bunda. Membuat Putrinya kini tersipu malu karena godaan sang Bunda untung saja dia sedang membelakangi Bundanya jadi sang Bunda tidak melihat raut wajah meronanya.
"Aku masih pengen kuliah Bun, pengen lulus terus jadi sarjana dan meneruskan perusahan ayah, jadi entar aja mikirin soal nikahnya, kalau Aku udah bisa handle perusahan Ayah," Jawab sang putri terdengar biasa saja padahal tadi wajahnya sempat merah merona.
"Sea sayang, jodoh, takdir rejeki ada ditangan Tuhan, kamu harus ingat apa yang Bunda katakan kalau kita sebagai manusia ciptaannya hanya bisa berencana tuhan lah yang menentukan. Jadi jangan terlalu memfokuskan pada satu tujuan saja, jika memang Rei jodoh kamu dan dia melamar kamu, entah itu hari ini besok dan kapan pun itu, kamu gak boleh nolak loh, Nak. Karena mungkin Rei adalah jodoh kamu, tapi jika suatu saat hubungan kamu dan Rei harus berakhir kamu juga gak boleh terlalu larut dalam kesedihan, kamu harus menerima mungkin, Nak Rei bukan jodoh kamu dan Tuhan menyiapkan jodoh lain yang terbaik buat kamu," Ucap Bunda Seara. Dia adalah Kaira ibu dari Seara Arleta.
"Iihh... Bunda kok omongannya agak serem gitu sih, bikin bulu kuduk Sea merinding tau," Sahut Seara dengan sedikit tertawa kecil.
"Isshh..., kamu kalau Bunda Kasih tahu, malah ngeledekin gitu. Kamu kira Bunda hantu apa bikin bulu kuduk kamu merinding, udah ah mending lanjut masak. Terus ini buat apa masak banyak kayak gini?" Tanya Kaira pada putrinya.
"Ini tuh Sea mau bawa buat acara nanti malam Bun, Kan hari ini Anniversary 2 tahunnya hubungan Sea sama Kak Rei, Bun. Jadi sea mau kasih kejutan sama kak Rei. Nanti sepulang kuliah Sea mau mampir ke apartement Kak Rei buat nganterin makanan kesukaan dia," Jawab Seara. Gadis itu pun tersenyum, dia membayangkan wajah terkejut kekasihnya saat mendapatkan kejutan darinya.
"Hey, pagi-pagi anak gadis Jangan ngelamun yang nggak-nggak. Kamu kan."
Kaira mencoba menegur Karena melihat putrinya terdiam sambil senyum-senyum tidak jelas. Lalu Kaira pun menjawil hidung putrinya itu. Dan itu membuat Seara tersadar dari lamunannya.
"Aww..., sakit Bunda. Bunda gak seru ah, orang Sea lagi bayangin wajah tampan kak Rei, dia tuh ganteng banget Bun kalau lagi senyum, saat dia senyum pasti cewek-cewek dikampus bakalan klepek-klepek sama kak Rei, aku tuh cewek paling beruntung karena bisa jadi cewek kak Rei." Seara berucap sambil mengusap hidungnya yang tadi sang bunda cubit.
"Bukan kamu yang beruntung, tapi Rei yang bruntung karena bisa dapet putri Bunda yang cantik dan baik hati ini. Meski terkadang manja dan masih kolokan kayak anak kecil."
Dan perkataan Kaira terakhir Membuat Seara cemberut karena setelah dipuji langsung dijatuhkan oleh sang bunda.
"Bunda," Rengek Seara. Dengan bibir mungilnya yang mengerucut karena sang bunda. Terus menggodanya
"Tuh kan ngerengek kayak anak kecil, udah ah. Eh sayang, ngomong-ngomong gak kerasa ya udah dua tahun aja kamu pacaran sama Rei? Awet juga hubungan kalian, Udah ah putri Bunda gak boleh merajuk lagi ya. Mending sini biar Bunda bantuin masaknya jadi apa lagi yang mau dimasak?" Tanya Kaira pada putrinya.
"Gak ada Bun masakannya udah selesai kok, eh tapi ini Bun, tolong tuang rendang Ayamnya ke kotak makan 5 potong aja Bun, sisanya biar buat kita sarapan, dan pundingnya aku udah pisahin satu loyang, dan satu loyang lagi buat dimakan sama-sama," Jawab Seara. Kaira pun hanya mengangguk mendengar arahan dari putrinya itu.
"Wah gadisku dan wanitaku sudah sibuk di dapur aja nih? Padahal masih pagi banget, lagi pada masak apa emang? Masih pagi udah wangi masakan," Ucap Sang Ayah yang tiba-tiba datang dan menyapa putri dan istrinya. Lalu dia menuju tempat kulkas berada untuk mengambil air karena kehausan.
"Bunda lupa bawa air minum ya semalam? Ayah ampe kehausan. Eh, pas dilihat botol airnya kosong," Lanjut Arka lalu mengambil gelas untuk menuang air dan langsung meminumnya karena kehausan.
"He he iya, Yah, Bunda semalam lupa isi air dibotol, tadi sih turun mau ambil minum buat Ayah. Tapi malah lihat gadis kita ini lagi asyik masak," Sahut Kaira sambil menuang ayam Rendang yang Kaira masak ke dalam kotak makan dan mangkuk.
"Hem ternyata anak gadisku sekarang udah besar ya? tapi tetep bagi Ayah gak akan berubah, kamu masih gadis kecil Ayah, yang paling Ayah sayang," Ucap Arka sambil mengelus kepala Seara yang kini tersenyum.
"Iya Ayahku sayang, Sea akan tetap jadi gadis kecil Ayah sampai kapan pun. Sea sayang banget sama Ayah sama Bunda juga, makasih ya, Ayah, Bunda. Karena udah jadi orang tua yang terbaik buat Sea dengan kasih sayang yang melimpah untuk Sea," Ucap Seara lalu memeluk Ayah dan Bundanya secara bergantian.
"Wah wah, pagi-pagi udah disuguhin kemesraan antar anak, Ayah dan Bundanya Nih."
"Nenek...!" Seru Seara saat melihat bu Ras menghampirinya, tanpa sungkan Seara pun langsung memeluk nenek Ras, karena Seara begitu sangat menyayangi nenek Ras seperti dia menyayangi ayah, bunda, oma dan juga opanya.
"Cucu nenek," Ucap nenek Ras. Lalu memeluk Seara dengan erat.
"Bunda udah bangun, bukannya katanya kemarin Bunda lagi gak enak badan?" Tanya Kaira. Yang kini membawa makanan ke meja makan untuk sarapan.
"Udah mendingan Kai. Kemaren itu cuma punggung Bunda sedikit ngilu aja maklum penyakit orang tua, tapi udah mendingan kok, semalam bi Ika udah mijitin Bunda," Jawab bu Ras sambil mengelus rambut cucu kesayangannya itu.
"Nenek sakit? Kok gak bilang Sea sih Nek?" Seara bertanya karena merasa khawatir lalu mengeratkan pelukannya pada sang Nenek.
"Nggak parah kok sayang, Cucu nenek yang manja," Ucap bu Ras. Membuat Seara mengerucut kan bibir mungilnya yang malah terlihat menggemaskan.
"Nanti Arka antar ke dokter ya Bun. Sekalian mau jengukin klien Arka yang semalam masuk rumah Sakit," Timpal Arka sambil membantu sang istri menata makanan dimeja makan.
"Iya Bun, mending ke dokter biar diperiksa, sekalian kamu ajak bunda ke dokter syaraf mas. kemarin bunda juga bilang kalau kakinya kekilir saat dikamar mandi, untung ketahuan bi Ika, takutnya ada urat syaraf yang kecetit gitu," Ujar Kaira setelah selsai menata makanan dimeja makan.
"Gak usah Ka, Kai. Bunda ketukang urut aja, jangan bicara berlebihan ah nanti ada yang nangis," Ucap nenek Ras. Lalu mengedipkan matanya pada Kaira dan Arka agar gadis yang dalam pelukannya tidak khawatir.
"Gak ada penolakan," Sahut Kaira, Arka dan Seara tiba-tiba secara bersamaan. membuat nenek Ras tersenyum, dia sangat bersyukur bisa mengenal keluarga baik hati dan hangat seperti keluarga Kusuma ini sampai bi Ika Pun mengira kalau bu Ras adalah bunda dari Kaira karena tidak ada yang menyinggung soal dulu saat nenek Ras masih jadi asistenya. Begitu pun dengan Sandra dan Arya karena mereka menganggap nenek Ras sudah seperti bagian dari keluarga mereka.
Setelah nenek Ras setuju. Arka dan Kaira pun kembali ke kamar untuk membantu suaminya bersiap-siap. Begitu pun dengan Seara. dia juga sudah kembali ke kamarnya untuk bersiap karena ada jadwal kuliah pagi, nenek Ras juga bersiap untuk ikut pergi ke Dokter bersama Arka. Dan kini tinggal Bi Ika lah yang yang berada di dapur untuk membersihkan peralatan masak bekas Seara memasak dan hari ini kerjaannya menjadi ringan karena tidak harus membuat sarapan untuk majikannya. Dan dia sangat berterima kasih pada nonanya yaitu Seara Arleta Kusuma.
Bersambung
Sementara itu dikediaman Bagaskara. Kini terlihat seorang wanita paruh baya sedang mempersiapkan hidangan untuk sarapan pagi. Tentu saja dibantu oleh asistennya, karena wanita itu tidak bisa bergerak bebas itu karena dia harus menggunakan kursi roda."Pagi Ma," Sapa seorang pemuda lalu menghampiri wanita paruh baya itu.""kenapa harus repot-repot nyiapin sarapannya sih, Ma? Kan udah ada bibi," Lanjut pemuda itu lalu mengecup pipi mamanya. Yang sudah selesai menata menu sarapan dimeja makan."Gak apa-apa sayang, mumpung kamu mampir ke rumah. Kan Jarang-jarang Mama bisa nyiapin sarapan buat kamu. Semenjak kamu kuliah kamu jarang pulang, malah lebih sering pulang ke apartemen. Mama kan jadi kangen sama putra Mama yang tampan ini," Ucap wanita paruh baya itu dengan tersenyum manis pada sang putra."Maaf ya Ma. Habis kalau aku pulang pergi ke kampus dari sini, perlu waktu dua jam dan itu lumayan membuang waktu
Seara baru saja sampai dikelasnya setelah menitipkan makanan yang dia bawa untuk dia berikan kepada Kekasihnya sebagai kejutan dihari jadi mereka yang ke 2 tahun, dia berencana akan ke apartemen sang kekasih, setelah kelasnya berakhir nanti tentu saja tanpa memberi tahu Kekasihnya itu."Taniaa...!" Seru Seara saat melihat sang sahabat yang dua hari tidak masuk kuliah."Sea!" Sahut Tania. Terkejut saat melihat Seara memasuki kelas dan berseru memanggil namanya."Kangen." Seara langsung memeluk sahabatnya itu."Baru dua hari belum sebulan,"Ucap Tania sambil terkekeh, lalu mereka pun berpelukan erat."Pelukan mulu dasar Teletubbies." Vibir seseorang yang baru saja memasuki kelas membuat Seara melepaskan pelukannya dari Tania."Dasar Pinokio tukang ngiri," Sembur Seara sambil memberi tatapan tajamnya."Heh gadis manja, namaku Revano bukan Pinokio," Ujar cowok
Rigel dan Tania masih berdiri didekat pintu dari semenjak kepergian Seara, mereka seperti patung tidak bergeser sedikitpun dari tempat mereka berdiri tadi."Kak bagaimana sekarang? Seara sudah tahu tentang hubungan kita. Meski Kakak berencana mengakhiri hubungan kalian tapi aku tidak menyangka Seara akan mengetahuinya secepat ini," Ucap Tania yang kini mulai merasa tidak tenang."Entahlah aku juga sangat terkejut. Aku kira Sea tidak akan datang ke apartemenku, ini semua salahku kenapa aku sampai lupa untuk mengecek ponselku. Tapi ya sudah lah semua sudah terjadi, sebaiknya aku antar kamu pulang karena pikiranku sedang kacau saat ini," Ujar Rigel. Tania pun mengangguk setuju dia pun perlu menenangkan diri karena terlalu terkejut dengan kehadiran Seara diapartemen Rigel dan membuat hubungan Rahasianya dengan Rigel terbongkar. Lalu mereka pun keluar dari aparteman tempat tinggal Rigel untuk mengantarkan gadis itu ke apartemennya.
Beberapa teman kampus yang berpapasan dengan Seara merasa aneh dengan sikap Seara yang dingin dan tanpa senyum, karena biasanya gadis itu akan berjalan dengan ceria dan menyapa siapa saja yang berpapasan dengannya tidak lupa dengan senyuman manisnya yang selalu dia tampilkan pada siapapun. Karena itu lah saat melihat Seara terlihat dingin dengan wajah tanpa senyum, membuat teman-temannya merasa aneh dan curiga kalau Seara sedang mengalami masalah yang besar."Pagi Seara, tambah cantik aja nih." Goda seorang pria yang kini ikut berjalan disamping Seara.Namun tidak ada respon sedikit pun dari Seara. Karena memang dia sedang dalam mood buruk, dia terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun. Seara terus berjalan untuk menuju ke kelasnya."Anjir. Gue dicuekin, malu euy serasa ditolak sebelum berjuang ini mah," teriak cowok yang sok-sokan menyapa Seara dan sok kenal dengan Seara si Primadona kampus. Padahal Seara kenal juga
Seara baru saja memarkirkan mobilnya diparkiran kampus. Kali ini dia tidak ingin merepotkan satpam kampusnya untuk memarkirkan mobilnya, jadi dia memutuskan untuk memarkirkan mobilnya sendiri.Baru saja Seara keluar dari mobil, tiba-tiba tangan Seara ditarik sesorang dengan kasar membuat Seara terkejut, dia mengira itu adalah Revano yang sedang bercanda padanya, tapi saat mendengar suara bentakannya membuat Seara sadar bahwa itu bukanlah sahabatnya Revano dan dia sangat mengenali suara itu.Rigel.“Sakit Kak,” Cicit Seara karena tangannya dicengkram sangat kuat oleh pria itu membuat Seara kesakitan dan mungkin pergelangan tangannya sudah memerah karena cengkraman tangan Rigel yang kuat.“Hahaha sakit ya? Lo bilang tadi sakit kan? Lo denger ya gara-gara lo Tania jadi gak mau kekampus, dia trauma karena bullyan teman-teman satu kelasnya. Dan itu karena siapa? Itu karena lo sialan!” Be
Kelas pun sudah selesai. Seara dan yang lainnya kini sudah diizinkan pulang karena sudah tidak ada lagi mata pelajaran dikelas mereka. “Ra, lo bawa mobil gak? Kalau enggak gue anterin lagi ya? Motor gue baru diambil kemarin sore,” Ucap Revano sambil memasukan bukunya kedalam ransel. “Makasih Van, tapi gak usah hari ini aku bawa mobil kok. Soalnya tadi bunda nitip Bahan-bahan kue jadi aku harus mampir ke toko yang menjual Bahan-bahan kue,” Jawab Seara yang kini sudah siap dengan tasnya yang sudah di cangklong di punggungnya. “Oh oke deh kalau gitu, soalnya gue juga mau mampir dulu ke bascame mau latihan futsal. lo hati-hati ya dijalan jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya.” Revano mencoba memperingatkan. “Siap bos,” Sahut Seara sambil memberi hormat lalu kemudian tertawa kecil. “Dasar.” Revano pun mengacak rambut Seara lalu mengajaknya ke parkiran bersama-sama sambil bercanda mereka
Sementara itu Ditempat lain Seara baru saja tiba dirumah sakit. Setelah sampai didepan lobi rumah sakit, bi Elis pun langsung keluar dari mobil untuk meminta bantuan para perawat pria untuk mengangkat tubuh Seara dari dalam mobil.Dua perawat pria pun datang dengan membawa brankar yang sudah disediakan untuk membawa pasien darurat seperti Seara ini contohnya. Lalu mereka pun menggotong tubuh Seara dari dalam mobil dan meletakkannya di brankar dangan Hati-hati. Dan Dengan sigap kedua perawat itu membawa Seara menuju ruang IGD untuk segera ditangani.Jasmin dan Elis juga sang supir tengah menunggu didepan ruang IGD. Jasmin terlihat sangat khawatir karena kondisi sang gadis yang memang sangat mengkhawatirkan, ya wanita paruh baya itu adalah Jasmin ibu sambung dari Rigelaldo Damian Bagaskara.“Bi tolong tlpn putraku, bilang sama dia suruh datang kerumah sakit sekarang,” Ucap Jasmin. Yang sedang ketakutan dia takut
Rigel baru saja sampai dirumah sakit. Dia terlihat sangat khawatir dengan keadaan sang mama. Meski bi Elis sudah menjelaskan kalau Jasmin baik-baik saja dan yang menolongnya lah yang terluka lumayan parah. Setelah dapat alamat rumah sakit sekaligus ruang inap orang yang menolong sang mama. Rigel pun bergegas menuju ruang rawat itu, sampai dia melupakan janjinya untuk datang untuk bertemu Tania diapartemen milik gadis itu.Setelah tiba didepan ruang rawat. Rigel pun menetralkan nafasnya yang memburu karena tadi berlari dari lobi hingga ke ruang rawat. Dia pun membuka pintu ruangan itu, setelah nafasnya kembali normal.“Mama, apa yang terjadi?" Rigel menghela nafas lega saat melihat ibunya baik-baik saja."Sukurlah Mama tidak apa-apa,” Ucap Rigel. Yang langsung menghampiri sang mama yang kini tengah duduk di sofa, yang kini sudah duduk di sofa dengan bantuan sopirnya.“Mama gak apa-apa sayang, justru gadis itu yang luka parah.