Beranda / Romansa / Takdir Cinta / Kepergian Amelia

Share

Takdir Cinta
Takdir Cinta
Penulis: Yetti S

Kepergian Amelia

Penulis: Yetti S
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-25 22:59:40

“Nadya!” Indra berteriak memanggil anak sulungnya untuk segera menghadapnya. Pria paruh baya itu terlihat marah dan tangannya yang sedang memegang sepucuk surat terlihat bergetar. Wajahnya terlihat merah padam.

“Iya, Papa. Ada apa?” tanya Nadya dengan napas yang memburu karena dia berlari untuk memenuhi panggilan orangtuanya.

“Baca ini!” seru Indra. Dia lalu menyerahkan sepucuk surat yang ada di tangannya.

Nadya meraih sepucuk surat itu dan membacanya dengan seksama. Matanya seketika membulat setelah membaca surat yang ternyata dari adiknya, Amelia.

Surat itu berisi tentang permintaan maaf dari Amelia kepada keluarganya karena dia telah pergi untuk menjalani hidup dengan kekasihnya, Reza. Amelia meminta supaya keluarganya tidak mencarinya karena dia tidak ingin kembali, dia ingin hidup mandiri dengan pujaan hatinya.

“Papa percaya dengan surat ini?” tanya Nadya. Dia memicingkan mata serta melipat surat itu, lalu dimasukkannya kembali ke dalam amplop.

“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanya Indra. Pria paruh baya itu mengernyitkan dahinya, merasa bingung dengan pertanyaan putri sulungnya itu.

“Ini jelas bukan Amelia yang menulis, Pa. Papa tahu sendiri kalau Amelia itu anaknya manja, sehingga tidak mungkin dia pergi begitu saja dari rumah.” Nadya mengemukakan penilaiannya sendiri yang membuat Indra terdiam memikirkan ucapan anaknya itu yang terdengar masuk akal.

Nadya adalah anak sulung dari keluarga Darmawan yang dikenal karena kecantikan dan kepintarannya. Karena itu ayahnya, Indra Darmawan menjadikan Nadya sebagai wakil di perusahaan yang dia pimpin. Indra memang menyiapkan Nadya sebagai penggantinya kelak apabila dia sudah memasuki masa pensiun.

Indra sering bertukar pikiran dengan Nadya untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang datang silih berganti. Seperti saat ini saat Indra menemukan surat dari anak bungsunya yang sudah pergi dari rumah.

Perilaku Nadya sangat berbeda dengan adiknya, Amelia. Amelia adalah seorang anak yang cantik tapi manja, sehingga kadang membuat kesulitan bagi orangtuanya. Seperti saat ini dia pergi dari rumah yang membuat orangtua mereka panik.

Nadya mengernyitkan dahinya. Dia memikirkan sesuatu yang dapat menjadi bahan pertimbangan Indra untuk melakukan tindakan selanjutnya.

“Kalau Papa tidak keberatan, aku akan mencari Amelia dengan bantuan seseorang.” Nadya mengemukakan idenya yang seketika membuat Indra menatapnya dengan tatapan tajam.

“Seseorang?” tanyanya tidak mengerti maksud dari perkataan Nadya.

“Aku akan mencari Amelia dengan didampingi seseorang dari perusahaan jasa keamanan yang akan aku sewa untuk mendampingi aku. Aku akan mencari Amelia sampai ketemu. Aku akan membawanya kembali pulang ke rumah.” Nadya menatap wajah Indra lekat, seolah minta persetujuan pria paruh baya itu untuk langkah yang akan dia ambil.

“Kenapa kamu tidak menyewa orang saja? dan suruh dia membawa Amelia pulang! jadi kamu tidak perlu ikut dalam pencarian.” Indra memberikan saran kepada putrinya itu, karena dia khawatir akan keselamatan Nadya.

“Aku ikut dalam pencarian karena aku ingin membujuk Amelia secara langsung, Pa.” Nadya menatap Indradengan tatapan penuh permohonan, agar diijinkan ikut serta secara langsung dalam pencarian Amelia.

Indra diam sesaat untuk mempertimbangkan permintaan putrinya itu. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya dia mengijinkan putrinya itu untuk ikut serta dalam pencarian Amelia.

“Lalu apa rencanamu untuk melakukan pencarian adikmu itu? harus diingat, kalau Papa tidak ingin berita perginya Amelia dengan pacarnya itu diketahui oleh publik. Papa tidak mau hal ini menjadi konsumsi publik yang bisa mencoreng nama baik keluarga.” Indra berkata dengan tegas sebelum melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerjanya meninggalkan Nadya seorang diri di sana.

“Baik, Pa,” ucap Nadya lirih.

***

Keesokan harinya, Nadya pergi ke kantor seperti biasanya seolah tidak terjadi sesuatu dalam keluarganya. Hal ini sudah biasa dilakukannya semenjak dia remaja. Kedua orangtuanya mengajarkan kepadanya dan Amelia untuk tidak pernah menunjukkan kesedihan mereka atau masalah mereka kepada orang lain. Kedua orangtuanya tidak ingin kalau masalah mereka sampai diketahui oleh publik dan menjadi perbincangan di mana-mana. Mereka hanya boleh menceritakan tentang kebahagiaan mereka di depan umum. Kedua orangtuanya ingin menunjukkan kalau keluarga mereka adalah keluarga yang harmonis.

Nadya menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya di kantor. Kemudian dipanggilnya asisten pribadi Indra yang merangkap asistennya juga. Tak lama Andi, sang asisten memasuki ruangannya dengan langkah yang lebar menuju tempat Nadya duduk saat ini.

“Ada apa, Bu Nadya? ada yang bisa saya bantu?” tanya Andi sopan.

“Kamu tahu tentang perusahaan jasa keamanan terbaik di Jakarta? bisa diinformasikan kalau kamu tahu tentang perusahaan itu?” Nadya berkata dengan raut wajah yang serius.

“Ibu mau menyewa seorang bodyguard?” tanya Andi memastikan keinginan Nadya.

“Bisa diartikan seperti itu.” Nadya menjawab sambil tersenyum tipis.

“Saya tahu, Bu. Nama perusahaannya PT. Jasa Utama. Kalau nomor teleponnya nanti saya kirim melalui pesan.” Andi kemudian mencari sebuah nomor yang telah tersimpan di telepon genggamnya.

Ting.

Bunyi notifikasi pesan masuk di telepon genggam Nadya, membuat wanita itu meraih benda pipih yang tergeletak di atas meja. Nadya kemudian membuka pesan itu yang ternyata dari Andi. Kemudian dia simpan nomor itu untuk dia gunakan dalam rangka mencari adiknya dengan menggunakan jasa bodyguard.

“Ada lagi yang bisa saya bantu, Bu?” tanya Andi.

Nadya menggelengkan kepalanya seraya berucap, “Tidak ada. Terima kasih atas bantuannya, Ndi.”

Andi kemudian pamit untuk pergi dari hadapan Nadya setelah wanita cantik itu menggelengkan kepalanya.

Sepeninggal Andi, Nadya termenung memandang nomor yang bisa dihubungi untuk membantunya menemukan Amelia.

Ditekannya tombol nomor sesuai dengan yang tertera di telepon genggamnya. Dalam hitungan detik panggilan teleponnya diangkat. Kemudian terdengar suara bariton di seberang sana, yang seketika membuat Nadya teringat seseorang di masa lalunya.

Nadya memejamkan mata dan menangkup wajahnya, mencoba menghilangkan bayangan seseorang dari masa lalunya.

“Devan,” gumam Nadya bermonolog.

Tiba-tiba matanya berkaca-kaca saat menyebut nama itu. Nama itu yang sudah dua tahun lamanya tidak pernah terucap dari bibirnya. Dan kini di saat dia ada masalah, Nadya merindukan seseorang yang memiliki nama tersebut.

[Halo...halo...halo!] sapa seseorang dari seberang sana. Dan membuat Nadya tersadar dari lamunannya, bahwa saat ini dia sedang melakukan panggilan telepon dengan seseorang.

“I-iya, halo. Ini dengan PT. Jasa Utama?” tanya Nadya tergagap ketika menjawab sapaan seseorang dari seberang sana.

[Iya, benar. Ada yang bisa dibantu?] tanya orang yang ada di seberang sana, yang membuat Nadya kembali fokus pada tujuannya menelepon kantor itu.

“Saya ingin menyewa jasa bodyguard untuk menjaga saya dan adik saya.” Nadya sedikit berbohong karena sebelum mencapai kesepakatan, dia tidak mau mengungkapkan masalah sebenarnya pada orang lain yang belum dia kenal.

[Oh baik, kalau begitu silakan datang ke kantor kami agar dapat berbincang langsung di sini. Nanti saat anda sudah tiba di kantor kami, katakan kalau anda ingin bertemu dengan Pak Devan. Dia yang akan menangani masalah operasional.]

Ucapan orang di seberang sana membuat tubuh Nadya membeku. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Dia segera melanjutkan kembali pembicaraannya dengan orang di telepon itu.

“Baik saya akan datang ke kantor anda siang ini, setelah jam makan siang,” ucap Nadya tegas, menunjukkan kesungguhan hatinya.

[Baik kami tunggu kedatangan anda siang ini.] sahut orang yang ada di seberang sana.

Setelah panggilan telepon berakhir, Nadia termenung. Dia memikirkan ucapan orang tadi.

“Devan, apakah itu kamu?” ujarnya bermonolog.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Takdir Cinta   Buka Puasa Ala Devan

    Mengetahui hal itu, Devan segera berantisipasi dengan selalu ada di dekat istrinya itu. Dia cuti selama lima hari kerja, sehingga masih bisa menemani istrinya di rumah.“Kamu tenang aja, Sayang. Kamu nggak sendiri, kok. Ada Mas dan baby sitter yang akan membantu kamu nanti untuk mengurus bayi kembar kita. Mama juga akan siap membantu kok. Jadi jangan panik, ya. Kamu pasti bisa,” hibur Devan.Nadya menganggukkan kepalanya dan tersenyum menatap sang suami. Dia lalu merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Dan memejamkan matanya. Namun, tak lama terdengar tangisan Deny. Nadya kemudian membuka kembali kelopak matanya seraya berkata, “Bawa kemari, Mas. Sini aku kasih ASI.”Devan tersenyum dan meraih bayi laki-lakinya dari baby crib, lalu menyerahkan pada Nadya. Bayi laki-laki yang tampan itu kemudian menyusu dengan lahap. Hingga setelah beberapa menit, bayi itu selesai menikmati ASI sang mama. Belum sempat Nadya menutup kembali pakaiannya, Dendy pun menangis. Hal itu membuat Nadya mengusap

  • Takdir Cinta   Baby Blues

    “Congratulations!!”Nadya yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi ditemani oleh Devan, terkejut ketika membuka pintu kamar mandi. Mereka disambut oleh Kayden dan Carissa.Mereka membawa satu kotak kue dan bunga untuk Nadya. Carissa segera memeluk dan mencium pipi Nadya kiri dan kanan bergantian. Sedangkan Kayden hanya bersalaman dengan Nadya.“Terima kasih, ya. Kalian jadi repot bawain kue dan bunga segala,” sahut Nadya terharu.“Anak kalian ganteng-ganteng dan cantik. Mudah-mudahan aku dan Carissa cepat diberi momongan juga,” ucap Kayden sambil mengedipkan sebelah matanya pada Carissa, yang seketika menjadi tersipu.“Aamiin. Semoga doa kamu dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa,” sahut Devan.“Nadya, aku salut sama kamu yang sudah menjadi ibu dari ketiga bayi yang lucu dan menggemaskan ini. Bagaimana hamil anak kembar tiga?” tanya Carissa penasaran.“Rasanya sudah pasti senang, tapi saat perut sudah membesar berat juga bawa perutnya,” sahut Nadya.“Tenang saja, Sayang. Nanti kalau kam

  • Takdir Cinta   Nama Bayi

    Kini hanya ada Nadya dan Devan di ruang rawat inap itu. Setelah Runi pulang, Devan pun memberitahu mertuanya tentang Nadya yang sudah melahirkan. Laura, ibu Nadya sangat senang mendengar kalau anaknya sudah melahirkan. Beberapa bulan yang lalu anak bungsunya sudah memberinya seorang cucu. Kini Nadya memberikan tiga cucu sekaligus padanya. Hati Laura pun begitu bahagia. Dia mengatakan pada Devan, akan segera ke rumah sakit.Tangan Nadya kini berada dalam genggaman tangan Devan. Seluruh wajahnya pun sudah dihujani kecupan oleh suaminya yang tampak bahagia itu.“Nad, terima kasih. Terima kasih, kamu sudah berjuang untuk melahirkan anak-anak kita. Kamu seorang wanita yang hebat. Aku bahagia, Nad,” bisik Devan di telinga Nadya.“Aku juga bahagia, Mas. Rasanya aku menjadi wanita yang sempurna setelah melahirkan ketiga anak kita.” Nadya menarik wajah Devan untuk dia cium dengan penuh kasih sayang.Telapak tangan Nadya mengusap rahang kokoh Devan dengan lembut. Dia merasa hidupnya terasa leng

  • Takdir Cinta   Jadi Seorang Ibu

    Runi dengan dibantu Mang Ujang memapah tubuh Nadya menuju mobil yang sudah siap sedia. Nadya dan Runi berada di kursi penumpang bagian belakang.“Bibi...nanti kalau suami saya pulang dari main golf, katakan kalau saya membawa Nadya ke rumah sakit. Nadya mau melahirkan,” ucap Runi yang diangguki oleh asisten rumah tangganya.“Iya, Bu,” titah si Bibi patuh.Setelah itu, Mang Ujang mengemudikan mobil keluar dari halaman rumah dengan kecepatan agak tinggi.Sementara itu, Runi tetap melakukan panggilan telepon pada Devan, hingga akhirnya panggilan teleponnya diangkat juga oleh anaknya itu.“Halo, Mama. Maaf aku baru angkat teleponnya, tadi habis meeting dan telepon genggam aku tertinggal di meja kerjaku,” ucap Devan di seberang sana.“Keenan...saat ini Mama sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Mama mengantar Nadya ke sana karena perut Nadya sudah mulai mulas terus dari tadi. Sepertinya akan melahirkan,” sahut Runi.“Ok, Ma. Aku akan menyusul ke sana. Tolong jaga istri aku ya, Ma. Aku tu

  • Takdir Cinta   Tendangan Si Triplets

    Enam bulan kemudian.Devan menghujani perut istrinya dengan kecupan. Telapak tangannya yang lebar pun mendarat di sana.“Hey, kalian capek habis bermain tadi, ya?” tanya Devan sambil terus mengelus perut istrinya yang telah kembali seperti semula, tidak ada tonjolan di sana-sini.“Mereka istirahat dulu lah, Mas. Mungkin mereka kasihan sama Mamanya, karena perut Mamanya jadi sakit akibat gerakan mereka,” timpal Nadya.Devan terus meraba-raba perut Nadya, berharap kalau ada gerakan dari dalam sana karena merasakan sentuhannya.“Ya sudah deh, kalian istirahat dulu. Tapi, kalian bertiga yang akur, ya, di dalam sana. Kalian akur di dalam perut Mama saat ini, dan nanti kalian juga harus akur saat sudah lahir, ok,” ucap Devan yang kembali menghujani perut sang istri dengan kecupan.Tak lama setelah Devan mengecup perut sang istri, wajah Devan terasa ada yang menendang dari dalam perut Nadya. Hal itu tentu saja membuat Devan dan Nadya tertawa senang.“Mereka merespon ucapan dan sentuhan aku,

  • Takdir Cinta   Menjadi Satu

    Dua bulan kemudian.Tiba saatnya pernikahan antara Kayden Carissa dilangsungkan. Pernikahan itu sendiri digelar di salah satu hotel bintang lima, di Jakarta. Tampak pengamanan yang cukup ketat dari aparat kepolisian, maupun dari pihak keamanan hotel. Hal itu agar pernikahan tersebut berjalan dengan kondusif.Di salah satu ruang di hotel itu, yang di jadikan ruang ganti pengantin, tampak Carissa melihat tampilan dirinya di cermin saat dia sudah selesai dirias oleh seorang make-up artis. Runi, Ibunda Kayden itu memilihkan busana pengantin untuk Carissa dan Kayden di butik sahabatnya, tempat dimana Devan dan Nadya dulu menggunakan busana pengantin dari butik tersebut. Ibunda Carissa menatap takjub wajah anaknya yang kini tampil memukau. Wajah cantik Carissa semakin cantik dengan riasan sempurna dari make-up artis tersebut. Tubuh ramping Carissa berbalut kebaya warna putih dan kain batik coklat yang menyempurnakan penampilan gadis itu di hari bahagianya, pada hari ini.“Anak Mama cantik s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status