Share

Mengungkap Kerisauan

Sebuah koper telah tertata rapi di samping pintu. Ada beberapa benda dan baju yang harus Dira bawa. Tak henti-hentinya Dira memandang ke arah koper. Tatapan cemas dan bingung tergambar di sana. Ngedumel dengan dahi mengernyit, Dira merasa tak siap untuk berangkat.

“Oalah, nasib-nasib ... cemanalah ini,” ucapnya dengan tatapan nanar.

Sengaja membanting kuat tubuhnya ke atas ranjang, lalu memandang tajam ke langit-langit kamar, Dira merasa kesedihan yang mendalam. Entah mengapa momen masa lalu kembali hadir dalam benaknya. Momen dimana ibunya masih berada di sisinya.

Saat itu Dira berusia lima tahun dan lahirlah Alia. Pembicaraan yang tak dimengerti Dira kecil pun terdengar.

“Pak, ini anak boru. Jangan diajarkan kuat. Aku enggak mau ya, anakku sampek kehilangan jati diri. Lihat itu si Dira, Cuma rambutnya aja yang panjang. Tingkahnya mirip anak lajang. Kalau Bapak mau anak laki-laki, nanti kita buat lagi. Dengar Pak?” ucap ibu Dira sembari menggendong Alia dalam pangkuannya.

“Hah! Ceman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status