Share

Bab.6

"Hallo Mbak Aisha. Sendirian aja? kasiaaaaan banget sih!” cibir wanita tidak tahu malu itu kepadaku. Sementara laki-laki bermodal dengkul yang berdiri disampingnya, hanya tersenyum sinis.

Aku tidak menanggapi mereka, karena takut terpancing emosi. Aku harus tetap menjaga sikap, karena sedang berada di tempat umum.

“Mba Aisha mau kemana? kok buru-buru banget. Enggak mau lihat kemesraan Kita berdua lagi?” ucap wanita itu sedikit berbisik ke arahku. Aku menghindarinya, tidak sudi rasanyaberdekatan dengan wanita kotor sepertinya.

“Kamu seharusnya belajar kepada Sarah, bagaimana caranya memuaskan Suami dengan baik!” timpal Mas Adnan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Amarah di dalam hatiku berdebur bagai ombak yang sedang pasang. Siap menerjang benda apapun yang menghalangi jalannya. Aku sudah berusaha bersabar, namun mereka membuat emosi terpancing. Saat Aku akan meluapkan amarahku, terjadi sesuatu hal yang tidak terduga.

“Hai guys, ini dia pasangan kumpul kebo yang lagi naik daun. Yang laki-laki namanya Adnan Sanjaya, pemilik rumah makan ayam bakar yang terkenal itu loh, guys!” ucap Alma seraya menunjuk kea rah Mas Adnan. Sementara tangan kanannya sedang memegang ponsel yang sejak tadi merekam percakapan Kami sebelumnya.

“Itu tidak benar. Alma, jangan fitnah Kami. Matikan kameranya, matikan!!!” teriak Mas Adnan lantang. Dia merangsek berniat merebut ponsel dari tangan Alma.

Namun dengan sigap, Alma berkelit dan menghindari Mas Adnan. Dia menarik tanganku dan mengajak berlari menjauhi mereka. Kami berhenti berlari saat berada di parkiran dan memastikan mereka tidak mengejar. Kami mengatur nafas yang sedikit ngos-ngosan karena cukup jauh berlari.

“Kamu ngapain sih Al pakai ngerekam mereka segala. Kamu hapus aja videonya, enggak ada gunanya juga buat Kamu!” ucapku sedikit kesal dengan Alma.

Menurutku, dia terlalu ikut campur dengan masalahku. Aku tidak mau masalah rumah tanggaku menjadi konsumsi publik.

“Kata siapa enggak ada gunanya buat Aku? kalau video ini viral, Aku bakal banyak uang. Terus sekalian bisa membalas sakit hati sahabatku ini!” jawab Alma cengengesan.

“Kamu enak dapat uang, tetapi reputasiku di pertaruhkan. Publik akan tahu kalau keluargaku telah berantakan!” sanggahku.

“Reputasi yang mana, cantik? justru posisi ini menguntungkan buat Kamu. Enggak ada di belahan dunia manapun yang mendukung perselingkuhan. Percaya deh, malah nanti bakal banyak yang menaruh simpati dan dukungan buat Kamu!” cicit Alma panjang lebar.

“Terserah Kamu aja deh. Awas aja ya kalau sampai terjadi hal yang tidak di inginkan karena video itu, Kamu yang harus tanggung jawab!” gertakku.

“Siap, Bos. Kamu tenang aja, enggak akan berpengaruh sama kehidupan Kamu. Entah kalau ke kehidupan laki-laki pengkhianat itu!” ujar Alma dengan senyum kemenangan.

“Sha, Kamu tahu enggak?” tanya Alma tiba-tiba datang ke meja kerjaku dengan senyum sumringah.

“Enggak tahu!” jawabku cuek. Tanganku dengan lihai mengetik pada keyboard komputer yang ada di hadapan.

“Udahan dulu kerjanya, ini sudah jam istirahat. Memangnya Kamu enggak mau ke kantin?” tanya Alma lagi.

“Mau!” jawabku singkat. Dalam hati Aku tertawa, karena berhasil membuat Alma kesal dengan sikapku.

“Eh ini Anak, ngeselin banget ya. Di ajak ngomong baik-baik malah cuek bebek gitu!” sungut Alma seraya memajukan bibirnya.

Aku terbahak melihat tingkahnya. Akhirnya Aku menghentikan aktifitas dan menatap wajahnya dengan serius.

“Ya udah, Kamu mau ngomong apa? kayaknya tadi mau kasih tahu sesuatu deh,” tebakku.

“Video Mas Adnan beneran viral, Sha. Udah dua juta penonton yang lihat. Keren kan?” ucap Alma bersemangat.

“Apa? serius” tanyaku seolah tak percaya.

“Kalau enggak percaya, Kamu lihat saja sendiri!” ujar Alma seraya menyerahkan ponselnya.

Terlihat video Mas Adnan dan selingkuhannya saat kompak mengejekku. Benar yang dikatakan Alma, video itu sudah di tonton lebih dari dua juta penonton. Bahkan yang memberikan komentar tembus hingga ratusan ribu

[Gila…pelakor zaman sekarang semakin gak punya urat malu] isi komenan yang paling teratas.

[Kalau gue jadi bininya, udah gue tampol habis-habisan tuh pelakor gak tahu malu!]

[Istri udah bening begitu masih aja di selingkuhin. Mana selingkuhannya modelannya begitu. Kayaknya si Mas harus periksa ke Dokter Mata tuh!]

[Salut sama Mbaknya sabar banget ngadepin suami model begitu. Fix gue mendukung buat tinggalin suami pengkhianat itu]

Dan masih banyak lagi komentar yang membanjiri video tersebut. Kebanyakan yang berkomentar mendukungku dan membuli habis-habisan Mas Adnan dan selingkuhannya.

Aku tidak tahu harus berkomentar apa. Hanya satu yang menjadi beban fikiran. Apa Mas Adnan tahu kalau videonya sudah tersebar dan menjadi viral? bagaimana tanggapan keluarganya?

“Al, mungkin enggak kalau akibat video itu akan berpengaruh ke usahanya Mas Adnan?” tanyaku ragu.

“Mungkin banget, Sha. Secara zaman sekarang hampir semua orang melek teknologi dan bermain media sosial. Biar tahu rasa tuh si Adnan!” jawab Alma dengan santainya.

Aku terdiam mendengar jawaban Alma. Sebenarnya ada rasa tidak tega, jika keviralan video itu berimbas kepada usaha Mas Adnan. Selama ini, dia yang menjadi tulang punggung keluarganya.

“Kamu kenapa? enggak usah sok merasa bersalah gitu deh. Adnan pantas mendapatkan itu semua. Dia menyia-nyiakan istri yang setia dan mandiri kayak Kamu. Biarkan dia menyesali perbuatannya!” ujar Alma tegas.

Ada benarnya juga yang dikatakan Alma. Mas Adnan pantas menerimanya. Dia saja tidak memikirkanku dan anaknyaKaren atdia tidka menghargai pernikahan Kita selama ini. Dia lebih memilih pelakor yang menemaninya di saat sukses dan meninggalkanku yang menemaninya dari nol.

“Sha, kapan mau urus perceraian Kamu? video ini sudah cukup untuk menjadi alat bukti di persidangan nanti!" ujar Alma mengingatkan.

“Mungkin minggu depan, Al. Aku mau ajukan cuti dulu sama Pak Bos!” jawabku lirih.

Hari minggu pagi saat Aku sedang menyuapi Adeeva di taman belakang rumah, terdengar suara Bik Darmi memanggil.

“Ibu, maaf ada tamu!” ucapnya ragu.

“Siapa?” tanyaku.

“Anu, ada Ibunya Bapak Adnan dan Kakaknya!” jawab Bik Darmi lirih.

Hatiku terhenyak mendengar nama Ibu Mertua dan Kakak ipar. Ada keperluan apa mereka datang kemari? Apa ini ada hubungannya dengan video viral yang kemarin?

“Baik Bik, terimakasih!’ ucapku.

“Adeeva, Kita ke depan yuk. Ada Oma dan Oom!” ajakku pada Adeeva.

Adeva yang sedang asyik bermain boneka, hanya mengangguk pelan. Aku menuntunnya melangkah menuju ruang tamu.

Dari kejauhan, nampak Ibu mertua dengan memasang wajah sendu. Sebaliknya, wajah Mas Irwan terlihat ketus.

“Assalamualaikum, Bu!” sapaku seraya meraih punggung tangan Ibu Mertua dan menciumnya dengan takzim.

“Waalaikum salam, Aisha” jawab Ibu Mertua seraya tersenyum yang dipaksakan. Sementara kepada Mas Irwan, Aku hanya melemparkan senyum

Adeeva juga menyalami Ibu Mertua dengan senyum gemasnya, pun kepada Mas Irwan dia melakukan hal yang sama.

“Adeeva, main sama Bik Darmi dulu ya. Mama mau bicara sama Oma dan Oom dulu!” ucapku seraya menyentuh pipi gembul Adeeva.

“Iya,” jawab Adeeva patuh. Dia berlari menuju dapur, mencari Mbok Darmi.

“Aisha, ada masalah apa sebenarnya antara Kamu dan Adnan?” tanya Ibu Mertua dengan hati-hati.

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Revida Anugrah
melihat sosok Aisha yg amt sabar menghadapi penghianatan suaminy.....bisa buat pelajran bagi kita smua tuk para wanita...........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status