Di luar dia bertemu dengan Kenzo, kali ini wajah Kenzo sudah tidak marah lagi. Varen mencoba mendekatinya, bagaimanapun juga dia harus mengucapkan terima kasih pada pria yang telah menyelamatkan nyawa istrinya.“Alexa sudah tidur, kembalilah untuk beristirahat. Terima kasih karena telah menyelamatkan istriku.”Pada saat ini, Kenzo ingin kembali melayangkan pukulannya ke arah Varen. Tapi dia mengingat lagi wajah Alexa yang sedang mengandung anak dari pria bajingan ini.“Lain kali jaga Alexa dengan baik, jika sampai aku menemukan lagi Alexa dalam keadaan berbahaya. Aku sendiri yang akan membunuhmu,” ucapan Kenzo tegas dan mengancam.Varen sendiri bukannya takut akan ucapan Kenzo, tapi dia merasa senang. Meskipun dia sendiri tahu bahwa Kenzo mencintai istrinya, tapi dia bahagia karena Kenzo masih memakai akal sehatnya dalam bertindak. Selama itu untuk kebahagiaan Al
Varen mengerutkan keningnya, “Kenapa dia bisa bersama dengan Kenzo? Rumah sakit? Apa yang terjadi?”Varen bergegas melajukan mobilnya menuju rumah sakit yang disebutkan oleh Bayu, kebetulan rumah sakit itulah yang paling dekat dengan tempat ini.Sementara di rumah sakit, Alexa kembali tertidur setelah mendapatkan pijatan lembut dari Kenzo. Otak kecilnya terasa sakit sekali dan perlahan-lahan dia mulai hilang kesadaran. Ternyata Alexa sudah bermimpi berada di suatu tempat yang sunyi.Ada gerbang besar yang bersinar dalam mimpinya, dia melihat ayahnya yang berada di sisinya, sementara ada Varen, Aerin dan kakaknya yang berada di seberang. Masing-masing dari mereka semua memanggilnya. Berharap dirinya bangun dari dalam mimpi.Sementara Alexa seolah tidak ingin berjuang untuk hidup, karena itu sia-sia. Ternyata orang-orang yang mendekati kematian tidak akan merasa takut.
Ekspresi wajah Damar mengerut, “Apa hubungannya denganmu, meskipun aku menyentuhnya juga dia bukanlah istrimu. Cepat kembalikan dia padaku!”Kenzo memandangnya semakin tajam, “Apakah kamu tidak bersedia mengatakannya? Kalau begitu, sepertinya kamu tidak menginginkan kedua tanganmu lagi.”Kenzo lalu mengambil sebuah kayu yang sudah dia lihat dari tadi, dia lalu mengangkat kayu itu dan mengayunkannya pada tangan Damar. Kenzo adalah seorang dokter, dia tentu tahu titik-titik mana yang jika dipukul akan membuat orang itu menjadi cacat.Setiap gerakannya sudah dia pelajari sejak duduk di bangku SMP, selain sebagai seorang dokter, Kenzo juga adalah pelatih taekwondo. Tidak ada gunanya medali yang dipajang di kamarnya jika dia tidak berhasil mematahkan tangan pria dihadapannya ini.Damar juga tidak dapat melarikan dirinya dari hal ini. Setelah 20 menit menyelesaikan tug
Sambil berbicara tangan Damar telah terulur ke depan lalu mencengkram dagu Alexa. Kemudian mengertakkan giginya dan berkata satu demi satu, “Alexa, apakah kamu mengira aku tidak berani menggerakkan tanganku? Dirimu yang hari ini bagaikan seekor semut untukku, yang dapat dengan mudah kusentuh. Apakah kamu mengira aku sungguh menghargai dirimu?”Alexa tersakiti oleh cengkramannya, dia merasa dagunya akan segera lepas dan langsung memarahinya, “Damar, apa kamu sudah gila? Apa yang mau kamu lakukan? Lepaskan aku!”Alexa berusaha keras untuk melepaskan, pandangannya kini dipenuhi dengan rasa benci dan menjijikkan. Akhirnya dengan segala kekuatannya, Alexa berhasil melepaskan diri dari cengkraman Damar.Damar terdorong hingga melangkah mundur, wajahnya menegang.“Pergi kamu dari sini, aku tidak ingin bertemu denganmu lagi.”Setela
Ketika mereka pergi dari pusat perbelanjaan, langit sudah mulai gelap. Bayu mengendarai mobil sambil bertanya, “Makan malam dulu baru pulang, kamu ingin makan apa?“Apa saja, asal mahal!” Krystal menjawab dengan cepat.“Aku tidak bertanya padamu,” jawab Bayu dengan lebih cepat.Krystal mencebikkan bibirnya kesal, “Kalau bukan aku, lalu Om bertanya pada siapa?”“Tentu saja pada wanita disebelahku.”Reaksi Olivia masih datar, dia lalu berkata, “Aku masih harus pergi ke rumah sakit, kalian makanlah!”“Ayolah, Tante, sebentar saja! Kita habiskan uang Om Bayu sekali-kali. Jika hanya aku dan Om Bayu, tidak seru.”“Krystal, kamu sudah dewasa, berhentilah merengek seperti anak kecil. Jika tidak makan di luar, maka kamu bisa makan di rumah!” Bay
“Kamu kangen dengan Tante Olivia, ya?” Dalam ucapannya muncul sebuah ide untuk membawa Olivia jalan-jalan, jika hanya berdua tentu saja Olivia akan menolak dengan tegas.“Iya, aku sangat merindukannya. Pasti Tante Olivia bertambah cantik, aku ingin meminta tips merawat diri darinya.”Bayu menggelengkan kepala tak berdaya, “Apakah kamu mau meneleponnya?”“Mau!” Dengan cepat Krystal menganggukkan kepalanya.Bayu lalu menekan tombol panggil pada nomor Olivia, lama sekali Olivia tidak mengangkat telepon darinya. Olivia pasti sengaja lantaran ingin menghindarinya.Lalu akhirnya panggilan itu tersambung, namun belum sempat wanita di seberang sana berbicara, Krystal sudah lebih dulu berkata, “Hallo, Tante Olivia ini Krystal.”“Hai, Krystal apa kabar?” Di seberang sana Olivia tak la