Share

PART 17

last update Huling Na-update: 2025-06-07 09:34:15

Sepulang dari Gunung Prau, badan Rio terasa remuk redam. Bohong jika orang mengatakan tidak merasakan capek atau lelah setelah melakukan pendakian. Apalagi beban yang harus ia bawa di punggungnya. Saat ia ingin menikmati tidur panjangnya, namun sayangnya alarm jam weker miliknya sudah bernyanyi dengan nyaringnya. Dengan mata yang masih kriyip-kriyip, segera Rio menuju ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Tidak sampai setengah jam kemudian akhirnya Rio telah selesai bersiap siap dan segera menuju ke rumah Retno. Dalam perjalanannya yang terasa damai apalagi dengan suasana Jogja yang pagi ini terlihat cerah dan hangat sungguh seperti suasana hatinya. Tidak ia sangka jika dirinya akan melabuhkan hatinya kepada seorang janda bernama Tri Retno Wahani.

Saat sampai di rumah Retno, semua masih terlihat sepi dan sunyi. Bahkan lampu rumah belum di matikan, yang sebagai pertanda pula jika Susi belum pulang dari mudiknya. Segera saja Rio masuk melalui pintu belakang rumah. Ia sudah di berikan kun
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tante Retno, I Love You    PART 120

    Bersama dengan Prima, siang ini Rio menjemput orangtuanya di Yogyakarta Internasional Airport. Selama perjalanan menuju ke bandara, Rio memilih duduk di samping Prima. Biarlah temannya yang menyetir dengan kasar ini menyetirinya, nanti baru ketika perjalanan pulang ke hotel, kemudi mobil akan ia ambil alih. Jika tidak, bisa-bisa orangtuanya akan teler dan pucat saat sampai di hotel.Saat mereka sampai di Bandara, ternyata kedua orangtuanya telah mendarat dan menunggunya di pintu keluar Yogyakarta Internasional Airport. Melihat kedatangan kedua orangtuanya, Rio langsung tersenyum dan memeluk Ayah dan Bundanya secara bergantian."Kamu sehat-sehat, Ri?" Tanya Ari ketika Rio memeluknya setelah memeluk Elina.Sebagai bentuk rasa hormat kepada orangtua temannya, Prima juga men

  • Tante Retno, I Love You    PART 119

    Retno memeluk Wulan sambil mengucapkan kata-kata kerinduannya. Rio yang melihat itu baru menyadari betapa miripnya Retno dengan ibunya. Rasanya ia bisa melihat wajah Retno kelak saat berusia 60 tahunan."Bu, aku kenalin sama Rio, ya?""Rio? Kamu sama dia ke sininya?""Iya," ucap Retno lalu ia membalikkan tubuhnya. "Ri, sini. Aku kenalin sama ibu."Rio melangkahkan kakinya ke depan dan segera saja ia berkenalan dengan Wulan."Rio.""Wulan."Setelah jabat tangan itu terurai, Wulan langsung memandangi anak dan calon menantunya ini. Walau usia mereka terp

  • Tante Retno, I Love You    PART 118

    Rio menoleh ke sisi sebelah kirinya dan menemukan Retno yang sedang tampak melamun. Sejak ia sampai di rumah Retno tadi, Rio bahkan tidak sempat duduk dan mengobrol dengan Retno. Mereka langsung menuju ke garasi karena jadwal mereka yang cukup padat hari ini."Yang?" Panggil Rio saat mobil yang ia kemudikan berhenti di sebuah lampu merah."Hmm..?""Kamu kenapa diam saja dari tadi? Lagi ada masalah?""Aku sedang menyiapkan diri saja andai nanti Mama dan Papa menolak kehadiran ibu di acara kita besok."Rio tersenyum dan ia memegang lengan kanan Retno dengan tangan kirinya."Yang, kalopun orangtua ka

  • Tante Retno, I Love You    PART 117

    Pagi ini Nico menatap Rio yang baru saja menikmati secangkir kopi panasnya di halaman belakang rumahnya. Mereka sedang menunggu Manda yang sedang menikmati aktivitas berenangnya. Rasanya ada beban yang mendera hatinya setiap kali melihat wajah Rio. Sial, semua ini karena acara makan siangnya dengan Retno kemarin. Benar, jika ia berhasil menjaga rahasia Rio, tapi siapa sangka jika kini ia juga harus menjaga rahasia Retno dari Rio. Menyadari jika Nico menatapnya sejak tadi, akhirnya Rio menanyakannya kepada Nico."Lo kenapa lihatin gue dari tadi? Naksir lo?""Najis gue naksir sama lo. Gue masih normal.""Terus kenapa justru lihatin gue, bukannya lihatin Manda yang lagi berenang?""Habis baju berenangnya si Ma

  • Tante Retno, I Love You    PART 116

    Retno duduk di hadapan Nico sambil menatapnya lekat-lekat. Sudah hampir setengah jam ini dirinya meminta Nico untuk jujur kepadanya namun tetap saja Nico memilih bungkam."Kenapa kamu masih diam saja, Nic?'"Enggak, Mbak. Aku enggak diam ini.""Lalu sebenarnya apa yang terjadi.""Jawaban aku sama dengan apa yang Rio sampaikan ke Mbak Retno."Ya Tuhan, Retno merasa kesabarannya yang setipis tisu ini sudah di ujung tanduk. Tidak mungkin juga ia akan memaksa anak orang sampai menangis agar jujur kepadanya. Dengan berat hati, akhirnya Retno membuka tasnya dan mengambil sebuah amplop coklat. Ia taruh amplop coklat dengan cap salah satu nama bank swasta ternama di ne

  • Tante Retno, I Love You    PART 115

    Retno duduk di kursi kerjanya yang ada di dalam butik. Ia tatap handphone miliknya sambil mengetuk-ngetuk pelan handphone itu di atas meja kerjanya. Dalam hatinya ia sudah yakin jika akan menanyakan kepada Rio perihal semuanya, namun bagaimana jika Rio curiga dari mana ia mengetahui semua itu? Sudah cukup Rio membenci Mikha, jangan sampai Rio tahu jika ia menguping semua ini dari pembicaraan Mikha di telepon dengan temannya.Cukup lama Retno berpikir hingga akhirnya ia memilih membalas pesan Rio dengan pesan saja. Rasanya itu lebih aman untuk dirinya karena ia memiliki waktu untuk berpikir tentang apa yang akan dirinya katakan kepada Rio. Di samping itu, saat ini Rio sudah memasuki jam kerjanya. Tidak mungkin Retno akan mengganggu konsentrasi Rio dengan bahasan yang tidak terlalu penting ini.Retno : Ri, maaf

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status