Share

Bab 8

Author: Putri Tidur
last update Last Updated: 2024-05-26 12:25:43

Dengan ekspresi kesal Raja terpaksa keluar dari ruangan Raden. Sebelum keluar, Raja mengingatkan Raden akan tugasnya dan itu membuat Stevani terkejut tak percaya.

"Tuan Muda jangan lupa untuk menjemput Nona Adel atau anda akan mendapat masalah jika saya melapor pada Nyonya Besar." Raja segera berlalu tak lupa untuk memberikan Stevani tatapan mengintimidasi dan itu berhasil membuat Stevani takut padanya.

"Aku tau, keluarlah!" Bentak Raden melirik Stevani.

Setelah Raja keluar.

"Sayang, siapa itu Adel? Kenapa kamu harus menjemputnya?" Stevani merengek dan merajuk pada Raden.

Raden si buaya darat langsung berdiri dari kursinya dan memegang wajah Stevani yang sangat menggoda.

Cupp!

Raden mengecup singkat bibir merah Stevani.

"Jangan hiraukan dia. Kamu tau kan, jika aku tidak bisa berpaling darimu? Hmm?" Raden semakin melanjutkan aksinya.

Kali ini tangan nakal Raden mulai berjelajah di paha mulus Stevani dan itu berhasil membuat Stevani tanpa sadar mulai mendesah.

Pukk!

Stevani memukul pelan lengan Raden.

"Sayang, apa yang kamu lakukan? Lepaskan, ini di kantor." Stevani mulai terangsang saat dengan nakalnya Raden mencium daun telinganya.

"Tidak apa-apa sayang, ini kan kantorku. Aku bebas melakukan apapun di sini. Hmmm sayang, aku sangat merindukanmu. Kenapa kamu tidak datang selama beberapa minggu ini?"

"Aku sibuk pemotretan sayang. Masa kamu gak tau sih," ujar Stevani manja dengan bibir mengerucut yang semakin membuat Raden tidak tahan.

"Hmm karena itu aku akan menghukum mu!" Raden menjatuhkan barang yang berada di atas meja dan membuat posisi Stevani menjadi terlentang dengan kaki mengambang.

Stevani paham maksud Raden dengan gerak-gerik ini. Dan ini kesempatan Stevani untuk menjebak Raden.

Dengan senang hati Stevani yang sudah ahli dalam hal ini, mulai melayani Raden. Dan hal ini yang berhasil membuat Raden semakin tergila-gila pada tubuh Stevani.

"Sayang ... Sudah ... Cukup ... Hentikan ... Bagaimana jika ada orang yang masuk?" Stevani yang mulai banjir mulai menggeliat saat tangan nakal Raden bermain di rawa miliknya.

"Sudahlah, nikmati saja. Aku tau kamu juga butuh ini, 'kan?" Raden menyeringai melihat Stevani memejamkan mata sembari membusungkan dada.

Tak menunggu waktu lama untuk melakukan pemanasan, Raden melepas pengaman milik Stevani dan menyampakkannya ke sembarang arah tanpa membuka baju Stevani karena Stevani memakai gaun ketat.

Saat dirasa sudah siap, Raden membuka paha Stevani lebar-lebar dan mengisi selanya dengan bebas. Raden membuka celananya dan juga pengamannya agar lebih mudah untuk menyervis senjatanya yang sudah lama tidak dibelai.

Dan ya, mereka melakukannya. Terdengar desahan dan desisan yang menghiasi ruang kerja Raden dan juga ucapan ambigu yang melengkapinya.

"Hmhp ... Sayang ... Raden ...."

"Bagus, panggil namaku ...."

"Raden ... Hmm ... Kamu sangat liar,"

"Aku kuat, 'kan?"

Raden dan Stevani selesai bertempur saat Raja dengan sengaja menelpon Raden berulang kali agar Raden ingat akan tugasnnya.

Dengan kesal Raden terpaksa menyudahi kegiatan nikmat bertabur keringat mereka dengan sekali pelepasan.

Bagi Stevani ini tentu sangat kurang baginya karena Stevani biasanya bermain dalam beberapa ronde.

Raden merapikan pakaiannya dan Stevani juga merapikan pakaiannya meskipun Stevani belum puas.

Raden memberikan Stevani sebuah cek dan memintanya agar beristirahat karena nanti malam mereka akan melanjutkannya dan itu disetujui oleh Stevani.

"Sayang, pakailah cek ini untuk berbelanja dan pergi ke salon. Oke? Nanti malam aku ingin kita melanjutkannya," ujar Raden mengecup lama bibir Stevani.

"Oke, aku akan menunggumu sayang. Aku pastikan aku akan menang malam ini," ujar Stevani menggoda dan segera pergi.

"Ya, berlatihlah untuk itu." Raden mengedipkan satu matanya sebagai kode.

Setelah Stevani keluar, Raden menghela nafas kesal saat mengingat wajah Raja dan Adelia yang selalu membuatnya kesal.

Raden mengambil kunci mobilnya dan juga ponselnya lalu keluar dari ruangannya mencari Raja.

"Hei, kenapa kamu selalu menggangguku?" Raden melampiaskan kekesalannya saat mendapati Raja tengah bersantai di ruangan sekretarisnya.

"Saya hanya mengingatkan anda, Tuan. Jika ingin protes silahkan protes dengan Nyonya Besar," jawab Raja dengan tenang.

"Cihh, sialan. Katakan dimana sekolah anak kecil itu?"

Raja memberikan alamat sekolah Adelia melalui ponselnya menggunakan pesan Whats Up.

"Bukankah anda beruntung, saya tidak melaporkan anda dan juga wanita murahan itu kepada Nyonya Besar?" Sinis Raja yang seperti mengutarakan ancaman.

"Kamu asistenku, tapi kamu malah memata-mataiku dan melaporkannya pada orang tuaku. Dasar sialan!" Dengan kesal Raden berjalan ke arah lift menuju lobi dan segera pergi ke alamat yang Raja kirim.

Seperti itulah Raja, tegas, berwibawa dan berani. Yang paling penting dan utama, Raja adalah bom waktu bagi Raden karena Raja selalu berada di sekitarnya dan mengawasinya padahal Raja adalah asistennya.

Di sekolah Adel, semua orang terlihat keluar dari gerbang secara bergantian dengan wajah sumringah.

Adelia sudah pulang lebih dulu tadi, karena Adelia harus pergi ke rumah orang tuanya dengan menggunakan angkutan umum.

Adelia tidak yakin jika Raden bersedia menjemputnya, oleh sebab itu Adelia tidak ingin berharap lebih padanya dan tidak ingin menunggu.

Raden sampai di depan gerbang sekolah dan dengan sabar menunggunya sembari mencarinya. Namun Raden tidak dapat menemukannya sampai siswa di sekolah terlihat kosong dan hanya menyisakan beberapa orang saja yang terlihat sedang menunggu jeputan.

Raden tidak punya nomor ponsel Adelia, terpaksa Raden menghubungi Raja dan meminta nomor ponsel Adelia.

Raja tertawa mendengar penderitaan Raden hari ini. Sembari terus tersenyum, Raja memberikan nomor ponsel Adelia pada Raden.

"Bahkan orang ini tidak punya nomor ponsel istrinya sendiri," gumam Raja bermonolog.

"Ohh Raden, gadis yang malang."

Sedang di tempat lain Adelia dan Dimas baru saja turun dari angkutan umum bersama karena rumah mereka memang satu jalan.

Dimas tidak tau jika Adelia sudah pindah ke rumah Raden, maka Dimas mengajak Adelia untuk pulang bersama.

"Del, aku boleh gak mampir ke rumah kamu?" Dimas memulai modusnya untuk mendekati bahkan menempeli Adelia.

"Maaf, lain kali aja ya, Mas. Aku lagi ada yang mau dikerjain," ujar Adelia beralasan karena takut pernikahannya ketahuan.

"Yaudah deh gak apa-apa. Kamu hati-hati ya," ujar Dimas saat mereka harus berpisah jalan.

"Oke, kamu juga."

Baru beberapa langkah Adelia berjalan, ponselnya mulai berdering dan saat Adelia melihatnya itu adalah nomor yang tidak ia kenal.

Adelia ragu menjawab panggilan itu, tapi akhirnya Adelia menjawab panggilan itu karena berpikir itu telpon penting.

"Halo, dengan siapa?" Adelia bertanya dengan suara lembut. Namun Adelia terkejut hingga hampir menjatuhkan ponselnya saat orang di seberang telpon berbicara dengan memakinya.

"Hei anak kecil. Dimana kamu? Aku menunggumu di sekolah tetapi kata temanmu kamu sudah pulang. Apa kamu gila?" Bentak Raden yang membuat Adelia seketika menangis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Final Ending

    Raja mulai menikmati waktunya saat ini bersama Kania dengan saling menyalurkan hasrat yang sempat tertahan sebelumnya.Tanpa melepas panggutannya Raja mulai membuka kancing baju Kania satu persatu. Kania yang kaget hanya tersentak sejenak dan melepaskan panggutan mereka namun kembali menyesap menikmati manisnya bibir Raja sembari memejamkan mata.Selesai dengan pemanasan singkat, Raja membawa Kania masuk ke dalam kamar dengan menggendongnya dari arah depan sedang Kania menyilangkan kakinya di punggung Raja untuk melanjutkan aktivitas halalnya.Raja membaringkan tubuh Kania dengan lembut ke atas ranjang dan mulai mengungkung Kania.Kania mulai bergetar geli saat bibir Raja berjalan dari dagunya ke leher lalu berhenti di atas gunung kembar milik Kania dan Raja bisa merasakan getaran tak biasa itu.Kania memejamkan mata sembari mwnggigit bibir bawahnya menikmati setiap sentuhan yang Raja berikan padanya.Tubuh Kania kini menggelinjang tegang dengan dada membusung saat tangan Raja dengan

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-1

    "Yasudah, kamu tunggu disini. Aku akan segera kembali membawa makanan dan juga pakaian untukmu." Raja segera berlalu setelah memakai kembali pakaiannya dan meninggalkan Kania sendirian di dalam kamar hanya dengan handuk."Oke," singkat Kania membenarkan posisi handuknya.Kania tidak tahu harus memanggil Raja dengan sebutan apa sekarang karena sebelumnya Raja memarahinya karena masih menggunakan panggilan secara formal pada Raja.Sembari menunggu Raja datang, Kania keluar dari kamarnya masih dengan menggunakan handuk untuk melihat-lihat isi rumah yang tidak begitu besar tersebut."Apa yang kamu lakukan?" tanya Raja yang muncul tiba-tiba di belakang Kania dan mengejutkan Kania yang asik melihat-lihat lukisan yang terpajang di sekitar kamar."Ah itu, aku, aku cuman lihat-lihat aja kok." Kania yang kaget pun menjawab sembari tergagap."Ambil, ini pakaianmu. Aku akan menyiapkan makanan." Raja menyerahkan sebuah kantung tas berisi pakaian baru yang baru Raja beli di toko terdekat untuk Kani

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-2

    Setelah acara doa selesai, Kania dan Raja menandatangi semua berkas dan juga buku nikah mereka yang diurus secara kilat dan express oleh anak buah Raja.Kini Raja dan Kania telah resmi menjadi sepasang suami dan istri. Dan orang tua Kania berarti juga akan menjadi orang tua Raja.Setelah semua acara selesai, Kania dan Raja serta Burhan dan Sulis berpisah karena Raja dengan terang-terangan ini berduaan dengan Kania."Bapak, Ibuk, anak buah Raja nanti akan bawa Bapak dan Ibuk ke rumah Raja yang baru. Di sana belum ada orang, jadi itu kesempatan untuk Bapak dan Ibuk untuk beradaptasi. Saya dan Kania akan berada di sini untuk malam ini dan akan menyusul besok. Oke?" Raja menjelaskan."Baiklah, Nak." Burhan dan Sulis menjawab sembari menahan tawa sedang Kania bersemu merah."Hati-hati ya, Pak, Buk." Kania mencium tangan kedua orang tuanya yang hendak berangkat.Anak buah Raja membawa Burhan dan Sulis ke Jakarta tepatnya di rumah baru Raja yang belum dihuni oleh siapapun.Sedang Raja kembal

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-3

    "Hmm, kamu sangat polos atau bodoh? Atau, apakah kamu berpura-pura?"Raja menarik kedua tangan Kania ke pinggangnya dan mulai menempelkan bibirnya ke bibir hangat Kania.Kania yang kaget juga takut, memaksa agar Raja melepaskan tangannya.Plakkk!Satu tamparan mendarat ke wajah dingin Raja dari Kania."Maaf!" Kania perlahan berjalan menjauh dan hendak kabur karena takut Raja akan berbuat tak senonoh padanya dan Kania tidak ingin hal itu terjadi."Pergilah, maka aku akan menyiksa keluargamu!" Kania terhenti saat mendengar ancaman Raja yang sangat menakutkan.Rasanya Raja yang saat ini sedang bersama dengan Kania bukanlah Raja yang biasa, Raja yang membuat Kania kagum padanya.Saat ini Kania telah kehilangan perasaan bangga dan takjubnya pada Raja dan berubah menjadi perasaan kesal dan juga takut."Jangan, aku mohon ...." Kania kembali dan memohon di bawah kaki Raja."Itu tergantung bagaimana perlakuanmu terhadapku!""Aku akan menuruti anda, tapi jangan dengan hal ini." Kania memelas de

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-4

    Raja membawa Kania dan keluarganya ke sebuah tempat. Bukan mereka, tapi hanya Burhan dan Sulis.Raja meminta anak buahnya yang mengikuti mobilnya dari belakang agar membawa Burhan dan Sulis ke sebuah penginapan yang masih berada di sekitar Bandung sedang Raja membawa Kania ke tempat berbeda.Sedang anak buah Pak Darto pergi mendatangi rumah Pak Darto dan memberi kabar jika ada sebuah komplotan yang menyerang mereka dan menculik Kania serta keluarganya.Pak Darto yang murka setelah mendengar laporan anak buahnya mulai mengepalkan tinjunya, mengeraskan rahangnya dan memukuli anak buahnya."Dasar kalian bodoh! Gak becus! Cari sampai ketemu siapa orang yang berani membawa calon istriku! Siapa yang berani menantangku?" Pak Darto mengamuk dan menghancurkan barang-barang di rumahnya dan membuat kedua istrinya ketakutan.Pak Darto segera berganti pakaian untuk mendatangi rumah Kania dan mencari tahu apa yang telah terjadi beberapa jam yang lalu."Pasti pria sombong itu yang membawa calon istr

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-5

    Clara menoleh ke arah terakhir kali Clara melihat Ameera dan Steve bermain. Clara kebingungan dan mulai berjalan mendekati ke arah odong-odong yang tadi Ameera dan Steve naiki.Seketika kepanikan Clara menyerang saat tidak dapat menemukan Ameera dan Steve di sekitar odong-odong ataupun mereka.Clara berbalik dengan wajah paniknya dan membuat Niko juga panik."Sayang, anak-anak gak ada. Tadi mereka di sini." Clara menarik tangan Niko ke arah odong-odong yang tadi Ameera dan Steve naiki."Maksud kamu gak ada gimana, Sayang?" Niko bergegas menyisir pandangan untuk mencari Ameera dan Steve."Sayang, dimana mereka?""Ayo coba kita cari. Tenang, Sayang. Tolong tenang, jangan panik." Niko berusaha menemangkan Clara walau dirinya juga sebenarnya panik.Di sini, Niko dan Clara panik karena kehilangan Ameera dan Niko sedang di tempat lain, Raja sibuk dengan masalah Kania.Dari kejauhan Raja memantau Pak Darto dan anak buahnya mendatangi rumah Kania dengan membawa beberapa gaun dan juga perhiasa

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Bab 100

    Raja bingung mendengar Pak Darto yang sejak tadi terus memanggil Kania calon istrinya dan menatap Pak Darto dengan tajam."Kania? Apa kamu pulang kampung hanya untuk menikahi pria tua beristri ini?" Raja dengan santai menunjuk ke wajah Pak Darto dengan tangannya."Apa karena hutang itu? Kalau gitu katakan berapa hutang mereka, saya akan membayarnya!" "Tadinya saya kira anda pegawai bank, ternyata tidak. Ckk, kalau gitu anda siapa?" Pak Darto menuding Raja dengan jarinya."Ckk, hahahahh." Raja tertawa setelah melepar ke arah Pak Darto sebuah cek kosong dan menghinanya.Pak Darto sangat tersinggung dan marah saat Raja menghinanya namun Pak Darto semakin murka saat melihat kedua istrinya berjongkok dan hendak berebut cek yang Raja lemparkan."Berdiri! Hentikan! Kemarikan cek itu!" Pak Darto merampas ceknya dari salah satu istrinya dan merobeknya."Terserah saja, yang penting berarti hutang mereka lunas, 'kan?" Raja berjalan maju dan menarik kerah baju Pak Darto."Beraninya anda, orang a

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Bab 99

    Raja sudah berada di rumah Kania dan bertemu dengan orang tua dan adik perempuan Kania sedang Kania sedang pergi ke pasar terdekat.Keluarga Kania menyambut Raja dengan baik setelah Raja memperkenalkan diri sebagai bos Kania dan tujuan Raja datang ke rumah Kania tidak lain adalah ingin membantu membiayai pengobatan ayah Kania, Burhan.Kania yang baru pulang dari pasar bersama ibunya, Sulis merasa terkejut melihat mobil yang seperti Kania kenali berada di halaman rumahnya.Namun Kania mencoba tetap berpikir positive tentang hal itu dan bersikap biasa saja di hadapan ibunya."Mobil siapa ini ya, Nia?" Sulis bertanya pada Kania walau tidak menuntut Kania untuk menjawab."Kania gak tau, Buk. Yuk kita masuk dulu," ujar Kania santai.Mata Kania melotot kaget saat dirinya baru saja masuk ke dalam rumah dan melihat Raja di sana sedang mengobrol dengan ayahnya yang sedang sakit.Perasaan bingung, malu dan juga sedih bersatu dalam benak Kania. Tapi sebisa mungkin Kania harus mengatur perasaanny

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Bab 98

    Di tempat lain, Raja masih belum tidur sampai dini hari karena sibuk dengan laptopnya. Steve tidur dengan cepat tadi saat Raja memberinya susu hangat dan menidurkannya di ranjang kamarnya."Aku menemukanmu, Kania." Raja bermonolog dengan suara pelan saat layar laptopnya menunjukkan posisi Kania berada."Dia tidak menelpon aku ataupun Steve, apa dia merencanakan sesuatu?" Pikir Raja sembari mengusap wajah lelahnya."Aku akan mencoba mencari tau soal ini besok. Steve sudah nyaman dengan wanita ini, akan sulit bagi Steve untuk beradaptasi dengan pengasuh baru jika Kania tidak kembali dalam waktu dekat." Raja bermonolog lagi namun kali ini sembari menatap Steve yang tengah terlelap."Steve butuh Kania. Bukan aku yang butuh," ujar Steve lagi yang masih tidak ingin mengakui perasaannya.Setelah selesai dengan tugasnya, Raja membaringkan tubuhnya sejenak di samping Steve dan mengistirahatkan matanya yang terasa kering dan lelah karena harus bekerja sejak pagi.Pagi hari.Setelah Steve bangun

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status