Share

Bab 9

Penulis: Putri Tidur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-27 13:27:34

Raden berhenti memarahi Adelia saat mendengar suara tangis Adelia.

"Cukup, dasar cengeng! Katakan kamu dimana?" Raden menjadi tidak tega setelah mendengar isakan tangis Adelia yang disebabkan olehnya. Bagaimana pun Adelia masih anak kecil, wajar jika Adelia lebih cengeng.

"Saya ... Saya di rumah Bunda." Di tengah isakan tangisnya, Adelia menjawab pertanyaan Raden.

"Tunggu di situ, aku akan segera kesana." Raden menutup ponselnya dengan kasar

Hati Adel masih sangat lembut. Adelia tidak pernah dibentak oleh orang tuanya, maka Adelia akan langsung menangis saat ada orang yang membentaknya.

Adelia sampai di rumah Yulia dengan mata yang masih memerah.

"Assalamualaikum, Bunda ...."

"Waalaikumsalam, Nak. Sini nak, uda makan?" Yulia sangat senang melihat Adelia pulang ke rumahnya.

Namun ekspresi wajah Yulia berubah setelah melihat mata Adelia yang murni mencerminkan sebuah kesedihan.

"Kamu kenapa, Del? Ada apa? Sini cerita sama, Bunda." Yulia langsung berdiri memeluk Adelia.

"Gak apa-apa, Bunda. Tadi Adelia jatuh di jalan. Ayah mana, Bun?" Adelia terpaksa berbohong agar bundanya tidak kepikiran.

"Astaghfirullah, Adel. Ada yang luka, Nak?" Yulia mengecek tubuh Adelia namun tidak menemukan apapun.

"Syukurlah jika tidak ada luka. Ayah pergi me mesjid, ada apa kamu pulang, nak. Apa kamu ada masalah?" Yulia dengan lembut mencoba bertanya pada Adelia.

"Gak ada, Bun. Mereka semua baik. Adelia hanya kangen sama Ayah Bunda." Adelia memeluk manja Yulia.

Tak lama, Raden sampai di halaman rumah Yulia. Ini adalah hal sulit bagi Raden karena Raden harus berpura-pura bersikap baik dan lembut pada keluarga Adelia.

"Assalamualaikum, Bun. Saya mau jemput Adelia, tadi saya telat jemput Adel-nya jadi Adel pulang ke rumah Bunda deh. Raden minta maaf ya, Bunda." Raden menyalami Yulia dan duduk di samping Adelia hingga membuat Adel ketakutan.

"Waalaikumsalam, Nak. Begitu, yaudah yuk makan dulu. Bunda uda masak tuh," ujar Yulia dengan nada lembut, sangat jauh berbeda dengan nada suara Yola, mamanya Raden.

Ini kali pertama Raden makan di rumah orang lain selain rumahnya dan Raden tidak bisa menolaknya karena takut jika mertuanya akan tersinggung.

Raden terkejut saat mencicipi makanan yang Yulia masak.

"Bunda, sambel tempe ini sangat enak. Boleh Raden bawa pulang?" Raden dengan lahab dan tanpa malu-malu makan dengan rakusnya seperti orang yang sedang kerasukan.

Adelia dan Yulia menatap aneh ke arah Raden. Tapi Yulia senang melihat Raden menyukai masakannya.

"Boleh, nanti Bunda akan siapkan untuk kalian bawa pulang." Dengan tersenyum Yulia menambah porsi makanan Raden.

"Cukup, Bunda. Kalau makanan ini habis, Ayah makan apa?" Dengan polosnya Adelia menyinggung makanan yang Raden makan hingga Raden tersedak dan malu.

"Hush kamu tuh, liat tuh suami kamu jadi tersedak. Kasih air, kasihan tau ...." Yulia menepuk pelan lengan Adelia dan menunjuk ke arah Raden.

Adelia memberi Raden segelas air dengan terpaksa. Setelah merasa lebih baik, Raden membersihkan mulutnya dengan tissue yang tersedia di atas meja.

"Del, ayo aku antar pulang. Aku harus balik ke kantor soalnya." Raden mengajak Adelia pulang agar tidak membuatnya menjadi lebih malu.

"Hmm duluan aja, aku bisa pulang naik angkot nanti," jawab Adelia ragu.

"Nanti Mama marahin aku loh, Del. Kamu tega?" Raden pura-pura memegang lembut tangan Adelia padahal Raden menekannya.

"Yaudah, kamu pulang dulu aja, Del. Lain kali kamu juga kan bisa datang lagi." Yulia menengahi dengan adil.

"Yaudah deh, Adelia pulang ya, Bun." Dengan wajah murung Adelia mengambil tasnya dan memeluk Yulia.

Ini benar-benar sangat berat bagi Adelia. Harus meningggalkan rumah orang tuanya dan pergi ke rumah mertuanya.

Tak lupa Yulia membawakan sisa lauk yang sangat disukai Raden pada Adelia walau Adelia keberatan.

Raden berpamitan pada Yulia dan menitip salam pada Adnan, ayah mertuanya.

Raden dan Adelia masuk ke dalam mobil dengan keadaan canggung. Raden mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang bisa dibilang stabil.

"Hei anak kecil, tolong jangan sering menyusahkanku. Simpan nomorku, telpon aku jika kamu butuh sesuatu. Paham?" Raden tidak henti-hentinya memarahi Adelia di sepanjang perjalanan hingga mereka sampai dan Adelia tertidur.

Adelia masih mengenakan pakaian sekolah dan juga hijabnya. Setelah Raden memberhentikan mobilnya sejenak Raden menatap wajah polos Adelia yang terlihat sangat imut dan menggemaskan.

Sekejap kemudian Raden membuang pikirannya tentang Adelia dan membangunkannya.

"Hei anak kecil, bangun. Kita uda sampai," ujar Raden menggoyangkan lengan Adelia.

Adelia terkejut saat Raden menyentuh lengannya dan hampir memukulnya. Adelia memang selalu waspada saat ada pria asing yang ingin menyentuhnya. Dan Raden kagum akan hal itu.

"Turun! Aku akan langsung pergi ke kantor. Bawa saja makanan itu ke kamar," pinta Raden.

"Baik, Tuan." Rasanya Raden tidak senang dan nyaman mendengar panggilan yang keluar dari mulut Raden.

"Kenapa kamu berbicara formal padaku? Bagaimana jika ada orang yang salah paham?" Raden yang kesal mencegah Adelia melangkah jauh sebelum dirinya selesai berbicara.

Adelia berbalik dengan tatapan bingung.

"Lalu aku harus memanggil anda apa?"

"Terserah, yang penting jangan 'Tuan'. Kamu sama saja seperti pria kaku itu," ujar Raden yang asik menggerutu.

"Baik, Kak."

"Itu lebih baik, sana ... Aku pergi!" Entah kenapa terasa sangat menyenangkan untuk Raden mengganggu Adelia karena respon dan reaksinya yang polos.

Adelia masuk ke dalam rumah tak lupa memberi salam dan menyapa para pelayan dengan ramah. Hal itu yang membuat para pelayan menyukai Adelia.

"Mbak Ita, uda makan?"

"Uda, Non. Terima kasih. Mau saya bantu bawa tasnya, Non?"

"Tidak. Terima kasih. Mama kemana, Mbak?"

"Nyonya lagi keluar, Non. Mungkin sore baru akan kembali."

"Oh oke, Adelia masuk ke kamar duluan ya, Mbak." Dengan sopan Adelia berpamitan dan segera berlalu.

Para pelayan senang akan kehadiran Adelia yang cukup perhatian pada mereka. Adelia juga kadang tak segan membantu pekerjaan mereka walau mereka melarang karena takut dimarahi Pak Darto.

Pak Darto melaporkan pada Yola bahwa Adelia sudah pulang bersama dengan Raden. Yola senang mendengar kabar itu dan berharap Raden dan Adelia bisa saling mengenal lebih dalam.

Saat Raden sampai di kantor, tiba-tiba Raden ingat pada gadis yang mengatakan jika Adelia punya Sugar Daddy selain dirinya dan itu membuatnya tertawa geli.

Bagaimana bisa anak kecil seperti mereka memahami arti dari kata 'Sugar Daddy'?

Raden paham, mungkin yang dimaksud oleh gadis itu adalah Raja.

"Anak-anak jaman sekarang sangat lucu. Sepertinya mereka kebanyakan baca komik atau novel romantis." Raden dengan asik bermonolog lalu tertawa seperti orang gila.

Bahkan karyawannya pun menatapnya dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya.

"Apakah Tuan Muda mulai gila atau kerasukan? Ahh aku merinding," ucap pelan salah satu karyawan yang berpapasan dengan Raden.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Final Ending

    Raja mulai menikmati waktunya saat ini bersama Kania dengan saling menyalurkan hasrat yang sempat tertahan sebelumnya.Tanpa melepas panggutannya Raja mulai membuka kancing baju Kania satu persatu. Kania yang kaget hanya tersentak sejenak dan melepaskan panggutan mereka namun kembali menyesap menikmati manisnya bibir Raja sembari memejamkan mata.Selesai dengan pemanasan singkat, Raja membawa Kania masuk ke dalam kamar dengan menggendongnya dari arah depan sedang Kania menyilangkan kakinya di punggung Raja untuk melanjutkan aktivitas halalnya.Raja membaringkan tubuh Kania dengan lembut ke atas ranjang dan mulai mengungkung Kania.Kania mulai bergetar geli saat bibir Raja berjalan dari dagunya ke leher lalu berhenti di atas gunung kembar milik Kania dan Raja bisa merasakan getaran tak biasa itu.Kania memejamkan mata sembari mwnggigit bibir bawahnya menikmati setiap sentuhan yang Raja berikan padanya.Tubuh Kania kini menggelinjang tegang dengan dada membusung saat tangan Raja dengan

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-1

    "Yasudah, kamu tunggu disini. Aku akan segera kembali membawa makanan dan juga pakaian untukmu." Raja segera berlalu setelah memakai kembali pakaiannya dan meninggalkan Kania sendirian di dalam kamar hanya dengan handuk."Oke," singkat Kania membenarkan posisi handuknya.Kania tidak tahu harus memanggil Raja dengan sebutan apa sekarang karena sebelumnya Raja memarahinya karena masih menggunakan panggilan secara formal pada Raja.Sembari menunggu Raja datang, Kania keluar dari kamarnya masih dengan menggunakan handuk untuk melihat-lihat isi rumah yang tidak begitu besar tersebut."Apa yang kamu lakukan?" tanya Raja yang muncul tiba-tiba di belakang Kania dan mengejutkan Kania yang asik melihat-lihat lukisan yang terpajang di sekitar kamar."Ah itu, aku, aku cuman lihat-lihat aja kok." Kania yang kaget pun menjawab sembari tergagap."Ambil, ini pakaianmu. Aku akan menyiapkan makanan." Raja menyerahkan sebuah kantung tas berisi pakaian baru yang baru Raja beli di toko terdekat untuk Kani

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-2

    Setelah acara doa selesai, Kania dan Raja menandatangi semua berkas dan juga buku nikah mereka yang diurus secara kilat dan express oleh anak buah Raja.Kini Raja dan Kania telah resmi menjadi sepasang suami dan istri. Dan orang tua Kania berarti juga akan menjadi orang tua Raja.Setelah semua acara selesai, Kania dan Raja serta Burhan dan Sulis berpisah karena Raja dengan terang-terangan ini berduaan dengan Kania."Bapak, Ibuk, anak buah Raja nanti akan bawa Bapak dan Ibuk ke rumah Raja yang baru. Di sana belum ada orang, jadi itu kesempatan untuk Bapak dan Ibuk untuk beradaptasi. Saya dan Kania akan berada di sini untuk malam ini dan akan menyusul besok. Oke?" Raja menjelaskan."Baiklah, Nak." Burhan dan Sulis menjawab sembari menahan tawa sedang Kania bersemu merah."Hati-hati ya, Pak, Buk." Kania mencium tangan kedua orang tuanya yang hendak berangkat.Anak buah Raja membawa Burhan dan Sulis ke Jakarta tepatnya di rumah baru Raja yang belum dihuni oleh siapapun.Sedang Raja kembal

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-3

    "Hmm, kamu sangat polos atau bodoh? Atau, apakah kamu berpura-pura?"Raja menarik kedua tangan Kania ke pinggangnya dan mulai menempelkan bibirnya ke bibir hangat Kania.Kania yang kaget juga takut, memaksa agar Raja melepaskan tangannya.Plakkk!Satu tamparan mendarat ke wajah dingin Raja dari Kania."Maaf!" Kania perlahan berjalan menjauh dan hendak kabur karena takut Raja akan berbuat tak senonoh padanya dan Kania tidak ingin hal itu terjadi."Pergilah, maka aku akan menyiksa keluargamu!" Kania terhenti saat mendengar ancaman Raja yang sangat menakutkan.Rasanya Raja yang saat ini sedang bersama dengan Kania bukanlah Raja yang biasa, Raja yang membuat Kania kagum padanya.Saat ini Kania telah kehilangan perasaan bangga dan takjubnya pada Raja dan berubah menjadi perasaan kesal dan juga takut."Jangan, aku mohon ...." Kania kembali dan memohon di bawah kaki Raja."Itu tergantung bagaimana perlakuanmu terhadapku!""Aku akan menuruti anda, tapi jangan dengan hal ini." Kania memelas de

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-4

    Raja membawa Kania dan keluarganya ke sebuah tempat. Bukan mereka, tapi hanya Burhan dan Sulis.Raja meminta anak buahnya yang mengikuti mobilnya dari belakang agar membawa Burhan dan Sulis ke sebuah penginapan yang masih berada di sekitar Bandung sedang Raja membawa Kania ke tempat berbeda.Sedang anak buah Pak Darto pergi mendatangi rumah Pak Darto dan memberi kabar jika ada sebuah komplotan yang menyerang mereka dan menculik Kania serta keluarganya.Pak Darto yang murka setelah mendengar laporan anak buahnya mulai mengepalkan tinjunya, mengeraskan rahangnya dan memukuli anak buahnya."Dasar kalian bodoh! Gak becus! Cari sampai ketemu siapa orang yang berani membawa calon istriku! Siapa yang berani menantangku?" Pak Darto mengamuk dan menghancurkan barang-barang di rumahnya dan membuat kedua istrinya ketakutan.Pak Darto segera berganti pakaian untuk mendatangi rumah Kania dan mencari tahu apa yang telah terjadi beberapa jam yang lalu."Pasti pria sombong itu yang membawa calon istr

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Ending H-5

    Clara menoleh ke arah terakhir kali Clara melihat Ameera dan Steve bermain. Clara kebingungan dan mulai berjalan mendekati ke arah odong-odong yang tadi Ameera dan Steve naiki.Seketika kepanikan Clara menyerang saat tidak dapat menemukan Ameera dan Steve di sekitar odong-odong ataupun mereka.Clara berbalik dengan wajah paniknya dan membuat Niko juga panik."Sayang, anak-anak gak ada. Tadi mereka di sini." Clara menarik tangan Niko ke arah odong-odong yang tadi Ameera dan Steve naiki."Maksud kamu gak ada gimana, Sayang?" Niko bergegas menyisir pandangan untuk mencari Ameera dan Steve."Sayang, dimana mereka?""Ayo coba kita cari. Tenang, Sayang. Tolong tenang, jangan panik." Niko berusaha menemangkan Clara walau dirinya juga sebenarnya panik.Di sini, Niko dan Clara panik karena kehilangan Ameera dan Niko sedang di tempat lain, Raja sibuk dengan masalah Kania.Dari kejauhan Raja memantau Pak Darto dan anak buahnya mendatangi rumah Kania dengan membawa beberapa gaun dan juga perhiasa

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Bab 100

    Raja bingung mendengar Pak Darto yang sejak tadi terus memanggil Kania calon istrinya dan menatap Pak Darto dengan tajam."Kania? Apa kamu pulang kampung hanya untuk menikahi pria tua beristri ini?" Raja dengan santai menunjuk ke wajah Pak Darto dengan tangannya."Apa karena hutang itu? Kalau gitu katakan berapa hutang mereka, saya akan membayarnya!" "Tadinya saya kira anda pegawai bank, ternyata tidak. Ckk, kalau gitu anda siapa?" Pak Darto menuding Raja dengan jarinya."Ckk, hahahahh." Raja tertawa setelah melepar ke arah Pak Darto sebuah cek kosong dan menghinanya.Pak Darto sangat tersinggung dan marah saat Raja menghinanya namun Pak Darto semakin murka saat melihat kedua istrinya berjongkok dan hendak berebut cek yang Raja lemparkan."Berdiri! Hentikan! Kemarikan cek itu!" Pak Darto merampas ceknya dari salah satu istrinya dan merobeknya."Terserah saja, yang penting berarti hutang mereka lunas, 'kan?" Raja berjalan maju dan menarik kerah baju Pak Darto."Beraninya anda, orang a

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Bab 99

    Raja sudah berada di rumah Kania dan bertemu dengan orang tua dan adik perempuan Kania sedang Kania sedang pergi ke pasar terdekat.Keluarga Kania menyambut Raja dengan baik setelah Raja memperkenalkan diri sebagai bos Kania dan tujuan Raja datang ke rumah Kania tidak lain adalah ingin membantu membiayai pengobatan ayah Kania, Burhan.Kania yang baru pulang dari pasar bersama ibunya, Sulis merasa terkejut melihat mobil yang seperti Kania kenali berada di halaman rumahnya.Namun Kania mencoba tetap berpikir positive tentang hal itu dan bersikap biasa saja di hadapan ibunya."Mobil siapa ini ya, Nia?" Sulis bertanya pada Kania walau tidak menuntut Kania untuk menjawab."Kania gak tau, Buk. Yuk kita masuk dulu," ujar Kania santai.Mata Kania melotot kaget saat dirinya baru saja masuk ke dalam rumah dan melihat Raja di sana sedang mengobrol dengan ayahnya yang sedang sakit.Perasaan bingung, malu dan juga sedih bersatu dalam benak Kania. Tapi sebisa mungkin Kania harus mengatur perasaanny

  • Tarik Ulur Cinta sang CEO   Bab 98

    Di tempat lain, Raja masih belum tidur sampai dini hari karena sibuk dengan laptopnya. Steve tidur dengan cepat tadi saat Raja memberinya susu hangat dan menidurkannya di ranjang kamarnya."Aku menemukanmu, Kania." Raja bermonolog dengan suara pelan saat layar laptopnya menunjukkan posisi Kania berada."Dia tidak menelpon aku ataupun Steve, apa dia merencanakan sesuatu?" Pikir Raja sembari mengusap wajah lelahnya."Aku akan mencoba mencari tau soal ini besok. Steve sudah nyaman dengan wanita ini, akan sulit bagi Steve untuk beradaptasi dengan pengasuh baru jika Kania tidak kembali dalam waktu dekat." Raja bermonolog lagi namun kali ini sembari menatap Steve yang tengah terlelap."Steve butuh Kania. Bukan aku yang butuh," ujar Steve lagi yang masih tidak ingin mengakui perasaannya.Setelah selesai dengan tugasnya, Raja membaringkan tubuhnya sejenak di samping Steve dan mengistirahatkan matanya yang terasa kering dan lelah karena harus bekerja sejak pagi.Pagi hari.Setelah Steve bangun

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status