Akibat sebuah kesalahpahaman membuat Adelia (19) dan juga Raden (30) harus menjalani pernikahan yang tak pernah mereka bayangkan apalagi mereka harapkan terlebih Adelia diketahui masih seorang pelajar di salah satu SMA di Jakarta dan Adelia terkenal sebagai primadona di sekolahnya. Sedang Raden diketahui sudah memiliki seorang kekasih yang merupakan seorang model majalah dewasa. Kesalahpahaman apa yang membuat orang tua Raden harus menikahkan Adelia dengan Raden? Apa tujuan orang tua Raden sebenarnya? Bagaimana kehidupan Adelia dan juga Raden setelah mereka menikah tanpa ada rasa cinta dan juga tidak saling mengenal?
View MoreAbimanyu mendengar cerita Yola dengan sangat serius dan rahang yang mulai mengeras. Rasanya seperti Abimanyu ingin meledak saat mendengar bahwa kelalaian Niko membuat menantunya celaka dan Niko malah memilih bersama dengan wanita yang sangat ia benci. Abimanyu mengajak Yola untuk menunggu Niko di ruang tamu sembari Abimanyu menelpon Niko. "Halo," "Halo, Pa. Ada apa? Clara ada di rumah gak ya, Pa?" Niko menjawab pada deringan pertama. "Segera pulang ke rumah Papa." Abimanyu langsung menutup panggilan telepon setelah memerintahkan agar Niko segera pulang ke rumah Yola tanpa membiarkan Niko menjawab. Dari nada yang Niko terima, Niko sudah tau pasti Abimanyu sedang marah. Hanya saja Niko tidak tau alasan yang membuat Abimanyu marah. Apakah terjadi sesuatu pada Clara? Atau apakah dirinya bertemu dengan Stevani ketahuan oleh Abimanyu? Jantung Niko berdegup kencang membayangkan apa yang
Clara diantar pulang oleh Raja setelah keluarga Sisil datang untuk menemani Sisil. Clara termenung mengingat perkataan Sisil sebelum keluarganya datang tadi. Dalam kondisi menangis Sisil memeluk Clara dan meminta maaf padanya dan Sisil juga mengucapkan banyak terima kasih pada Clara dan meminta agar Clara tidak membencinya. Perasaan Clara menjadi campur aduk saat ini. Raja terus menyetir sembari memerhatikan Clara yang hanya diam dan menatap kosong keluar jendela. "Bagaimana lukanya? Apa kamu yakin tidak ingin dirawat di rumah sakit aja?" Raja memulai percakapan. "Tidak, terima kasih. Aku akan lebih sakit jika berada di rumah sakit," jawab Clara tanpa menoleh. "Kak, terima kasih untuk hari ini dan juga maaf karena telah membuatmu terluka." Mata Clara berkaca-kaca saat Clara mengucapkan banyak terima kasih pada Raja dan menangis karena merasa sakit hati saat penggilan teleponnya di tolak oleh Niko.
Clara dengan buru-buru mencari nomor seseorang yang berada di kontaknya dan menghubunginya namun seseorang yang ternyata dia adalah Niko tidak menjawab ponselnya karena sedang pergi ke toilet dan meletakkan ponselnya di atas meja yang telah ia pesan bersama Stevani di salah satu restauran. Melihat ponsel Niko berdering, Stevani hanya melihat nama Clara sekilas lalu menolak panggilan tersebut sebelum Niko kembali. Sedang di sisi lain, Clara yang sudah mulai panik dengan kondisi Sisil memencet nomor Raja berharap Raja akan langsung menjawab teleponnya dan membantunya. Tuttttt .... Pada deringan pertama Raja menjawab telepon Clara dan menjadi panik setelah mendengar suara Clara. "Halo, Kak. Tolong aku!" "Halo, kamu kenapa? Dimana? Share lokasi sekarang!" Clara menutup panggilannya dan mengirimkan posisi dirinya saat ini pada Raja agar bisa
Pak David mengehela napas panjang melihat kelakuan murit barunya yang genit. "Sudah, cukup! Sekarang kalian bertiga ambil posisi push up." Clara, Renata dan Putri telah siap dengan posisi mereka dan para penonton mulai teriak tidak terima jika Clara harus mendapatkan hukuman itu karena tau lemah secara fisik. "Maaf, Pak. Boleh kah saya saja yang menggantikan hukuman untuk Clara?" Dimas maju menawarkan diri lebih dulu karena tidak terima jika guru tampan mereka menekan wanita pujaannya. Pak David mengerutkan dahi melirik ke arah Dimas, dan berkacak pinggang. Pak David berjalan ke arah Dimas dengan karismanya dan menepuk pundak Dimas hingga berhasil membuat Dimas tergoyah takut. "Mana yang namanya Clara?" Clara mengangkat tangan saat Pak Dimas melihat ke arah mereka bertiga. "Apa gadis itu pacarmu?" Pak David bertanya mengintimidasi kepada Dimas. "Tidak, Pak."
Sesuai dengan yang telah disepakati hari ini Niko dan Clara akan tetap tidur di kamar yang berbeda. Tapi bukan Niko namanya jika tidak bertindak curang dan licik. Malam hari saat Clara sudah tidur, diam-diam Niko menyelinap masuk ke dalam kamar Clara seperti seorang pencuri. Niko tersenyum senang saat berhasil masuk tanpa harus memikirkan dan melakukan banyak cara tipuan. Niko melihat Clara yang tertidur dengan nyenyak dan mulai berjalan mendekatinya. Dengan sangat lembut dan perlahan Niko mulai merebahkan tubuhnya tepat di samping Clara. Niko mulai memeluk Clara masuk ke dalam pelukannya namun gerakan Niko ini mengganggu tidur Clara dan membuatnya terbangun. Clara melirik Niko sekilas dan kemudian mengabaikannya. Niko melanjutkan aksinya dengan mulai mengusap paha Clara dan terkejut saat tangan Niko menyentuh benda aneh yang sedikit tebal menutupi jalan masuk lembah idaman Niko.
Baru saja Niko dan Clara tiba di rumah, tapi rasanya Clara sangat malas untuk masuk ke dalam rumah yang hanya dihuni oleh dirinya dan juga Niko. Clara seperti sudah bisa membayangkan jika Niko pasti akan membuat ulah padanya. Clara masuk ke dalam rumah setelah Niko membuka kunci rumah dan segera bergegas menyiapkan makanan di dapur. Sedang Niko langsung pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri karena Niko belum mandi sam sekali sejak semalam sore. Clara yang kepalaparan memutuskan untuk makan lebih dulu sebelum Niko keluar dari kamarnya dan saat makanan Clara hampir habis baru lah Niko datang menghampiri Clara dengan wajah bingung. Untung saja Sisil tidak melihat Clara bersama Niko atau mungkin saja ini akan menjadi masalah baru untuk Clara. "Hei, kenapa kamu tidak menungguku lebih dulu?" Niko protes saat Clara dengan cuek menghabiskan makanannya. "Duduklah, aku sudah selesai." Clara memberesk
Niko tidak ingin mandi di rumah Yulia, jadi Niko hanya berganti pakaian saja. Sembari menunggu Clara kembali, Niko mengambil ponsel Clara yang masih terhubung dengan alat pengisi daya dan mencoba memerikasanya. Tapi gagal karena ponsel Clara menggunakan kunci sidik jari. Di saat yang bersamaan Clara masuk sudah dengan pakaian baru dengan rambut yang masih dililit handuk. "Apa yang kamu lakukan dengan ponselku?" tanya Clara penasaran dan juga curiga. Clara mengambil ponselnya dari tangan Niko dan segera berjalan ke arah lemari untuk mengambil hijab. Niko memperhatikan Clara jalan dan tersenyum kagum. Clara sudah bisa berjalan normal, mungkin Clara menyesuaikan langkah kakinya agar tidak terlalu banyak bergerak dan membuat pahanya bergesekan. "Kak, kamu bisa keluar duluan. Di meja sudah ada makanan," ujar Clara melirik sedikit ke arah Niko yang memperhatikannya. "Oke." Bukannya pergi, Niko malah
"Sttt, jangan berteriak seperti aku akan memperkosamu saja. Ini rumah Bunda, tidak ada ruang kedap suara. Kalau kamu berteriak malah akan membangunkan mereka dan mengganggu warga sekitar," ujar Niko masih dengan membekap mulut Clara. Niko melepaskan tangannya dari mulut Clara yang sudah terkena air liur Clara setelah Clara mengangguk. "Yasudah, kamu boleh tidur di sini biar aku yang tidur di bawah," ujar Clara berpindah tempat dan mengancingkan ulang bajunya. Niko mendengus kesal mendengar jawaban Clara yang seolah menolak melayaninya. Niko yang tidak terima segera turun dan menggendong Clara dan meletakkannya ke atas ranjang hingga Clara yang belum benar-benar tertidur kaget dan kehilangan rasa kantuknya. "Hei, apa yang kamu lakukan?" Clara menekankan suaranya agar tidak membuat suara keributan. "Layani aku! Ini perintah, hakku!" Tanpa memberikan aba-aba, Niko menarik kedua ta
Niko dan Clara mengambil kue yang telah Yulia sajikan dan mulai memakannya. Clara sudah sering memakan kue buatan bundanya dan Clara selalu menyukai rasa khas yang selalu bundanya buat. Sedang Niko masih mencoba menyesuaikan rasa manis di lidahnya karena sejujurnya Niko tidak suka makanan manis. Yulia merasa aneh melihat Niko terus berdiri sedang Clara duduk dengan nyaman di atas ranjang tanpa mengucapkan apapun. "Niko kenapa berdiri, duduk saja di samping Clara," ujar Yulia akhirnya menyadari hal yang ingin Niko tunjukkan. Clara terdiam tanpa bisa menyela ucapan Yulia dan ini kesempatan bagus untuk Niko untuk membuat Clara menurut dengannya. "Eh, Bunda katanya Kak Niko mau pulang, makanya berdiri." Clara beralasan. "Benar Niko?" Yulia memastikan. Clara memberi kode pada Niko agar Niko setuju dan pergi, tapi Niko malah melakukan hal sebaliknya. "Enggak kok, Bunda. Sebenarnya kita
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.