Beranda / Romansa / Tawanan Mafia Blackwood / Bab 20 - Malam Ini Milik Kita

Share

Bab 20 - Malam Ini Milik Kita

Penulis: Avelina Anggel
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-28 10:00:51

Aurora menatap jam di dinding, jarum yang bergerak terasa lebih lambat dari biasanya. Damian belum juga pulang sejak tadi. Hanya pesan singkat yang ia terima sebelum pria itu menghilang: “Jangan menunggu.”

Tapi bagaimana mungkin ia tidak menunggu? Sejak pertemuan dengan kedua orang tuanya siang tadi, pikirannya berantakan. Dan sekarang… hening di rumah ini membuat dadanya sesak.

Suara mesin mobil terdengar di kejauhan. Aurora refleks berdiri, melangkah ke arah pintu. Detik berikutnya, Damian muncul tinggi, tegap, kemeja hitamnya terlepas beberapa kancing, dasi menggantung longgar di leher. Rambutnya sedikit berantakan, dan yang membuat napas Aurora tercekat adalah aroma samar parfum wanita yang menempel di bajunya.

Jantung Aurora seperti diremas. Ada rasa panas yang merambat ke dada, antara marah, sakit, dan anehnya cemburu.

“Dari mana?” Suaranya terdengar pelan, tapi tajam.

Damian melepas jas, meletakkannya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 91

    Udara basement menahan napas saat Damian berhadapan dengan pria yang selama ini dikira telah meninggal. Gabriel Blackwood berdiri di sana hidup, menatap putranya dengan mata yang membawa seluruh beban masa lalu. Aurora menggenggam lengan Damian. Ia tak percaya sosok yang dulu hanya muncul di cerita Papa Valente kini benar-benar ada di depannya. Damian membuka suara, pelan namun tajam. “Kenapa bersembunyi selama ini, Ayah?” Gabriel menatapnya tenang. “Karena kalau aku tetap hidup di mata dunia, keluarga ini sudah dilenyapkan. Musuh kita terlalu banyak.” Damian menahan amarah. “Nama Blackwood sudah tercoreng bahkan tanpa kau.” Gabriel mendekat perlahan. “Aku tahu. Tapi yang lebih parah dari kehancuran nama adalah kebohongan yang menahannya tetap berdiri.” Aurora menatap mereka bergantian. “

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 90 — Bayangan di Balik Nama

    Pagi menyapa mansion Blackwood dengan cahaya keemasan yang menembus jendela tinggi. Aroma kopi memenuhi ruang makan, menandai hari yang, untuk sekali ini, terasa normal.Aurora berdiri di dekat jendela besar, menatap taman yang masih diselimuti embun. Damaro tertawa kecil di kursi bayi, tangannya terangkat mencoba meraih bayangan ibunya di kaca. Damian duduk di seberang meja, membuka surat-surat yang dikirimkan oleh bawahannya semalam laporan keamanan, daftar transaksi bersih, dan satu amplop tanpa pengirim.Ia menyipitkan mata, membuka amplop itu perlahan.Di dalamnya hanya ada satu foto lama, sudah menguning. Foto itu memperlihatkan Gabriel Blackwood berdiri berdampingan dengan seseorang yang sangat Damian kenal: Valente.Dan di pojok bawahnya, sebuah tulisan tangan halus terbaca samar:“Darah yang sama. Rahasia yang sama.”Damian menatap foto itu lama, sebelum akhirnya mengangkat pandangan ke Aurora. “Kamu tahu siapa yang pernah foto bareng

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 89

    Bab 89 Malam itu, mansion Blackwood akhirnya bisa bernafas lega setelah hari-hari penuh darah. Di ruang tamu, Aurora duduk di sofa panjang, menimang bayi mereka yang perlahan terlelap. Senyumnya lembut, meski kelelahan masih membayang di wajahnya. Damian berdiri di dekat perapian, diam menatap api yang berkelip, seolah mencari jawaban dalam kobaran itu.“Aku masih nggak percaya… kita bisa sampai di titik ini,” ucap Aurora pelan, tatapannya jatuh pada Damaro kecil yang tidur pulas.Damian berbalik, mendekat, lalu duduk di sampingnya. Tangannya menggenggam jemari Aurora. “Damai ini… cuma di permukaan. Aku bisa rasa, badai masih menunggu di luar sana.”Aurora menarik napas panjang, lalu menatap Damian. “Tapi aku tahu kita nggak sendirian. Papa dulu sering cerita soal Gabriel Blackwood katanya dia orang keras, tapi setia sama keluarganya. Sahabat yang bisa diandalkan.” Aurora tersenyum tipis. “Aku nggak pernah sangka akhirnya aku

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 88

    Damian menghantam wajah Viktor berkali-kali, darah muncrat membasahi lantai gudang. Viktor masih berusaha melawan, tapi setiap gerakannya melambat. Pukulan terakhir Damian mendarat tepat di pelipis, membuat tubuh Viktor terkulai. Damian berdiri terhuyung, napasnya kasar, darahnya bercampur dengan darah Viktor di tangannya. Ia menatap tubuh musuh lamanya itu, lalu menggumam pelan, “Semua ini… untuk keluargaku.” Dengan sisa tenaga, Damian meraih pecahan besi tajam dan menancapkannya ke dada Viktor. Suara pekikan terakhir Viktor bergema di gudang, lalu hening. Di luar, suara langkah tergesa membuat Robert dan Raka menoleh. Lorenzo muncul bersama beberapa anak buahnya, mencoba menyerbu masuk untuk menyelamatkan Viktor. “Tahan mereka!” teriak Marcus, memberi isyarat ke Elias dan Clara. Baku tembak pun pecah. Dentuman peluru memecah keheningan malam. Robert bergerak cepat, senapannya menghantam dua anak buah Lorenz

  • Tawanan Mafia Blackwood   Bab 87

    Damian meraih pecahan besi, lalu menyerbu. Viktor menyambutnya dengan hantaman popor senapan. Suara keras terdengar saat besi dan baja beradu. Tubuh Damian terlempar, namun ia bangkit lagi dengan mata penuh tekad.“Untuk Aurora… untuk anakku… dan untuk Ayahku,” gumam Damian, menggenggam senjata seadanya.Viktor menghantam keras, membuat Damian terdesak ke sudut. Senapan di tangannya terangkat, ujung moncongnya menempel di dahi Damian.“Sudah ku bilang, kau tak akan menang.”Jari Viktor mulai menekan pelatuk. Saat itu, peluru berdesing dari arah lain … srett! melesetkan senapan Viktor beberapa inci saja. Tembakannya melesat ke langit-langit.Damian terkejut. “Apa—?!”Viktor melotot, menoleh ke arah sumber tembakan. Tapi tak ada siapa-siapa, hanya kegelapan.Dari balik bayangan di atas, Gabriel menghela napas panjang, menurunkan pistolnya. “Kali ini… Ayah ikut campur sedikit. Bertahanlah, Damian.”Damian mera

  • Tawanan Mafia Blackwood   BAB 86

    Pertarungan di gudang itu makin liar. Tinju Damian mendarat di rahang Lorenzo, tapi lawannya juga bukan tipe yang gampang tumbang. Lorenzo balas meninju perut Damian hingga ia terhuyung. Nafas keduanya memburu, tubuh penuh keringat bercampur darah.Lorenzo terkekeh meski bibirnya pecah. “Lihat dirimu, Damian... mau mati demi seorang wanita dan bayi yang bahkan belum bisa memanggilmu ‘ayah’? Konyol.”Damian menyeringai, meski sudut bibirnya berdarah. “Justru karena mereka, aku tak akan kalah.”Dengan tenaga sisa, Damian menghantamkan kepala ke wajah Lorenzo. Suara tulang beradu membuat Lorenzo menjerit. Pistol yang tadi terlempar kini berada tak jauh dari jangkauan. Keduanya berebut meraihnya, merangkak di lantai berdebu.Saat Lorenzo hampir menyentuh gagangnya, Damian menendang keras. Senjata itu melayang ke kegelapan. Seketika ruangan kembali jadi arena baku hantam tangan kosong.Setiap pukulan terasa seperti taruhan nyawa. Damian tahu jika ia jatuh sekali saja, keluarganya tak akan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status