Share

Bab 168

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-13 23:42:02

Udara hari itu terasa lembab, hujan turun tanpa henti sejak mereka tiba di rumah. Butiran air membentuk garis-garis bening di kaca, memecah bayangan pepohonan di halaman yang bergoyang pelan tertiup angin. Hazel berdiri di depan jendela, jemarinya menyibakkan tirai tipis. Pemandangan pekarangan yang basah seharusnya menenangkan, namun pikirannya justru dipenuhi kegelisahan yang sulit diusir.

Di belakangnya, suara Xavier terdengar rendah dan dalam, berbicara lewat telepon dengan nada yang tegas namun terkontrol. Hazel tak berusaha mencuri dengar, tapi setiap nada bicara pria itu selalu memancarkan wibawa yang membuatnya sulit untuk diabaikan.

Begitu panggilan usai, langkah kaki Xavier terdengar mendekat. Dalam sekejap, lengannya melingkari pinggang Hazel, tubuhnya merapat, dan dagunya bertumpu di sisi pundak perempuan itu. Kehangatan tubuhnya kontras dengan udara lembab di ruangan.

“Aku sudah bicara dengan ayahmu,” ucap Xavier pelan, suaranya menembus bunyi rintik hujan di luar. “Besok
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 175

    Seperti yang sudah Hazel janjikan, mereka akhirnya berangkat mengunjungi Jacob dan Luna di pulau yang kini menjadi tempat tinggal tetap pasangan itu.Selasa pagi yang cerah, langit biru bersih tanpa awan. Dari belakang rumah Xavier, suara baling-baling helikopter berderu, mengguncang udara dengan dentuman berirama. Angin kencang menerbangkan dedaunan dan membuat rambut Hazel sedikit berantakan. Dengan langkah mantap, Xavier dan Hazel memasuki helikopter yang sudah menunggu, dikendalikan oleh seorang pilot berpengalaman yang tahu betul arah tujuan mereka.Perjalanan itu memakan waktu lebih dari dua jam. Dari ketinggian, pandangan mata hanya dipenuhi hamparan laut biru tak bertepi, berkilauan di bawah cahaya matahari. Seolah mereka terbang di atas dunia yang sunyi, jauh dari hiruk pikuk kota."Bagaimana mungkin Jacob memilih tinggal di tempat yang begitu jauh dari kota… bahkan tanpa internet?" gumam Xavier, nada suaranya mengandung ketidakpercayaan.Hazel menoleh sambil tersenyum kecil.

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 174

    Satu bulan telah berlalu. Dedaunan di luar jendela mulai menguning, angin musim gugur akhir berhembus pelan, membawa aroma tanah basah yang khas. Hazel berdiri di depan wastafel kamar mandi, menatap alat tes kehamilan di tangannya. Satu garis. Lagi.Tangannya lemas, dan ia hanya bisa menarik nafas panjang. Bukan kecewa pada siapa pun, tapi rasa kosong itu semakin sulit diabaikan.Pagi ini Xavier sudah berangkat lebih awal ke kantor. Hazel memutuskan pergi ke rumah sakit untuk memastikan, barangkali ada hal yang luput dari perhatiannya. Ia duduk di ruang periksa, mengisyaratkan pada dokter agar segera menyampaikan hasil.“Bagaimana, Dokter?” tanyanya, mencoba tersenyum walau suaranya terdengar gugup.Dokter menatap hasil pemeriksaan sebelum berkata, “Semuanya normal, Nyonya. Tidak ada masalah dengan kesehatan Anda. Hanya saja, mungkin stres atau beban pikiran mempengaruhi hormon kesuburan. Dan untuk lebih jelasnya, sebaiknya suami Anda juga ikut diperiksa.”Suami? Hazel tersenyum tipis

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 173

    Acara gala premier akhirnya ditutup dengan tepuk tangan meriah. Musik mengalun lebih riang, para tamu mulai berdiri dari kursinya, sebagian bergerak menuju area cocktail untuk melanjutkan perbincangan santai.Xavier dengan senyum formalnya, menyalami beberapa investor dan kolega yang menghampirinya. Kalimat-kalimat singkat, penuh basa-basi bisnis, mengalir di antara mereka.“Senang bertemu lagi, Tuan Brown. Kita akan bahas detailnya minggu depan…” semuanya berjalan seperti bagian dari rutinitas sosial yang sudah biasa ia jalani.Namun di sela interaksi itu, matanya menangkap sesuatu. Seorang pria yang tadi duduk di baris belakang, masih berdiri tak jauh dari pintu keluar. Pandangannya tidak lepas dari Xavier. Tatapan itu terasa dingin, penuh perhitungan. Xavier tidak mengubah ekspresi wajahnya, hanya sesekali melirik seakan tak sengaja, memilih untuk mengabaikannya… untuk saat ini.Hazel yang berdiri di sisinya tampak sibuk menyapa beberapa tamu wanita yang ia kenal. Tapi Xavier sadar

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 172

    Delapan bulan, hanya untuk pembuatan gaun pernikahan. Hazel memandangi pantulan dirinya di cermin, membiarkan pikiran melayang. Artinya… setelah delapan bulan itu, apakah pernikahan mereka akan langsung dilangsungkan? Anehnya, hatinya berdegup lebih cepat. Ada antusias yang sulit dijelaskan, bahkan lebih besar daripada saat ia menantikan hari pernikahan dengan Neil yang gagal, setahun lalu.“Apa yang kau pikirkan?” suara Xavier muncul begitu dekat dari belakang, membuat Hazel sedikit tersentak.Pantulan sosok pria itu terpampang jelas di cermin. Xavier mengenakan setelan hitam rapi, rambutnya tertata sempurna, aura elegan yang tak bisa disangkal. Sementara Hazel tengah duduk di meja rias, menyelesaikan sentuhan terakhir sebelum menghadiri gala premier yang sempat ia dengar dari Xavier siang tadi.“Selain gaun pernikahan…” Hazel menatap bayangannya sendiri sebelum melirik Xavier melalui pantulan kaca, “apalagi yang akan kau persiapkan dari sekarang?”Xavier tidak langsung menjawab. Ia

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 171

    Tepat pukul sebelas siang, deru mesin mobil berhenti di halaman villa. Seorang pria berpenampilan rapi turun sambil membawa map kulit dan gulungan kain mahal di tangannya. Hazel menatapnya dari balik pintu, sedikit tidak percaya bahwa Xavier benar-benar menepati ucapannya. Baru semalam mereka melakukan pertemuan keluarga, dan hari ini, tanpa menunggu lama, ia sudah mendatangkan seorang desainer gaun pernikahan khusus untuknya.“Berapa lama proses pembuatan gaun?” tanya Hazel begitu mereka duduk di ruang tamu yang dipenuhi aroma segar dari bunga peony di vas meja.Pria berkacamata itu tersenyum sopan, membuka buku desain dengan gerakan hati-hati seperti sedang menyingkap rahasia berharga. “Tergantung model yang Anda pilih, Nyonya. Kerumitan ada pada detail bahan, potongan, dan taburan hiasannya. Kalau Anda berkenan, saya membawa beberapa rancangan awal yang bisa Anda lihat.”Halaman demi halaman terbuka, memperlihatkan gaun-gaun megah yang nyaris tampak seperti karya seni. Hazel mengagu

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 170

    Dustin menatap sekilas ke arah ruang makan, di mana Hazel dan Elsa masih saling bercanda. Suara tawa mereka terdengar lembut, mengalun seperti musik yang menghangatkan ruangan. Kini, ia dan Xavier berdiri di balkon yang terbuka menghadap kota Boston, angin malam membawa aroma asin laut yang samar-samar masih menempel di udara. Langit tampak berat, awan hitam menggantung seolah menyimpan rahasia hujan.Dustin mengangkat gelas winenya, menyesap pelan sebelum menoleh ke Xavier. “Aku bisa melihat dari matanya… Hazel benar-benar menyukaimu,” ucapnya, nada suaranya tenang, namun mengandung makna yang lebih dalam daripada sekadar komentar.Xavier menunduk sedikit, bibirnya melengkung tipis. “Banyak yang sudah terjadi antara kami, Sir. Dulu Hazel… begitu membenciku. Dia berusaha mati-matian menjauhkan aku dari Luna. Tapi sekarang…” Ia menatap ke dalam ruangan, melihat Hazel tertawa sambil menutupi mulutnya. “…dia justru yang mendekatiku, hingga sejauh ini.”Dustin mengangguk pelan, lalu menar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status