/ Romansa / Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta) / BAB 1 Tawaran Pekerjaan Lain

공유

Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)
Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)
작가: Nia Masykur

BAB 1 Tawaran Pekerjaan Lain

작가: Nia Masykur
last update 최신 업데이트: 2024-05-02 15:29:32

Seorang gadis bernama Jessica Jill mengambil bekal makan siangnya. Ia segera menuju bagian atas gedung perusahaan tempatnya bekerja.

Tidak semua karyawan bisa mengakses, bagian atas gedung. Gadis yang akrab di sapa Jessi itu bisa ke sana karena ia bekerja sebagai Office Girl.

Padahal di perusahaan tersebut sudah tersedia pantry dan bisa di gunakan oleh seluruh karyawan. Jika sudah waktunya makan, Jessi memang lebih nyaman sendirian seperti ini. Terus terang saja, Jessi sering kali minder jika dirinya mau makan bersama dengan karyawan lainnya. Bersama teman Office Girlnya saja Jessi minder. Apalagi jika mau bersama dengan karyawan yang memiliki jabatan tertentu.

Begitu duduk di tempat yang nyaman, Jessy segera membuka kantong plastiknya. Baru saja Jessy akan membuka tempat makannya, Jessy dibuat terkejut karena merasakan getaran ponsel.

"Ibu," gumamnya saat menatap layar ponsel. Segera Jessi menerima panggilan suara tersebut. "Halo, Bu."

"Jessi sedang apa, Nak?" tanya perempuan yang bernama Yosi Febrian.

"Jessi sedang istirahat, Bu."

"Jessi, kalau ponselmu masih bisa digunakan, tidak perlu beli dulu ya, Nak!"

Baru saja Jessi ingin menikmati suapan pertamanya, tapi sekarang Jessi meletakkan sendoknya begitu saja.

"Kenapa, Bu?"

"Hutang ayahmu sudah jatuh tempo. Sedangkan Ibu sama ayah belum punya uang. Adik-adikmu juga sudah pada minta sepatu, Jess. Sepatu mereka sudah sempit. Tas mereka juga sudah mau jebol."

Jessi hanya bisa menunduk dalam dan menahan air matanya. Padahal sudah sejak bulan lalu Jessi mengatakan kalau bulan ini dirinya tidak akan mengirimi uang ke orang tuanya. Karena Jessi ingin membeli ponsel baru. Tapi apa yang dia dengar sekarang?

"Iya, Bu. Besok kalau sudah gajian, Jessi pasti cepat kirim uang. Sudah dulu ya, Bu. Waktu istirahat sudah mau habis."

Begitu sambungan suara itu sudah terputus, Jessi menangis untuk melepaskan segala beban pikirannya.

"Kenapa semuanya harus dibebankan padaku?" Jessi menangis sesenggukan. Karena ia pikir, tidak ada orang lain di atap gedung ini.

Jessi adalah gadis yang berlatar belakang pendidikan SMA. Sebagai seorang anak, sebenarnya Jessi ingin sekali melanjutkan pendidikan seperti kebanyakan teman sekolahnya. Namun, Jessi harus mengubur mimpinya karena kedua orang tuanya justru memintanya untuk bekerja dan membantu memenuhi kebutuhan rumah beserta yang lainnya.

Sudah 1 tahun ini Jessi bekerja di PT Variels Cling Cleaning. Selama itu, sebagian besar gaji Jessi digunakan untuk membayar hutang orang tua dan memenuhi kebutuhan kedua adiknya.

Sehari-harinya saat akan berangkat kerja, Jessy selalu menggunakan kendaraan umum yang lebih terjangkau. Bahkan ia juga makan seadanya. Sampai saat ini, sudah banyak hal yang Jessi tahan. Seperti gadis pada umumnya, tentu Jessi juga ingin memiliki sesuatu hal pribadi untuk menyenangkan diri sendiri.

"Kenapa semuanya jadi dilimpahkan ke aku? Aku juga ingin membeli kebutuhanku sendiri."

Setelah tenang, Jessi kembali menutup tempat bekal makan siangnya yang hanya berisi nasi dan sebutir telur rebus. Nafsu makannya sudah hilang. Selain itu, waktu istirahat juga sudah hampir habis.

"Jessi?" gumam seorang lelaki yang sejak tadi mengintip sekaligus menguping semua keluh kesah perasaan Jessi.

*

"Selamat siang, Pak Farrel!" salam sapa hormat ketua bagian OB dan OG.

Rasanya baru kali ini anak pemilik perusahaan datang langsung untuk menemui seluruh karyawan kebersihan bagian ini.

"Siang."

Lelaki yang bernama Farrel Gevariel itu melihat semua karyawan yang berdiri dengan begitu rapih. Farrel berusaha memilih satu orang yang akan bertugas khusus di ruang kerjanya. Karena OB sebelumnya sedang cuti kerja karena 2 hari yang lalu mengalami kecelakaan.

"Mulai hari ini, kamu yang bertugas membersihkan ruang kerja saya," ucap Farrel begitu tegas, sambil menunjuk salah satu orang.

"Eh! Sa-saya, Pak?" Jessi sampai tergagap dan juga tidak percaya.

"Kamu pikir saya sedang menunjuk siapa? Saya mau meeting sekarang. Ruangan saya harus sudah bersih sebelum saya kembali."

Setelah berucap demikian, lelaki yang terkenal cukup galak itu langsung pergi. Membuat semua karyawan saling menatap dan menghelakan nafas lega sambil mengusap dada. Tentu kecuali Jessi.

"Pak, ini serius saya yang harus membersihkan ruangan pak Farrel setiap hari?" tanya Jessi. Ia belum percaya dengan tugas barunya.

"Benar sekali," jawab kepala bagian sambil mengacungkan kedua jempolnya. "Utamakan ruangan pak Farrel dulu. Baru kamu bisa mengerjakan yang lainnya. Kamu harus cepat tanggap setiap kali pak Farrel membutuhkan kamu."

Semua orang juga tahu, kalau OB sebelumnya adalah karyawan yang paling lama bertugas di ruangan Farrel.

"Sudah, jangan mengeluh. Cepat kerja sana. Asal kamu tahu, ini pertama kalinya pak Farrel memilih sendiri karyawan kebersihan untuk di ruangannya."

"Tapi, Pak!" Jessi memperlihatkan wajah memelasnya. Belum apa-apa saja, Jessi sudah takut sendiri.

"Kamu hanya perlu menurut saja dengan perintah pak Farrel. Dan jangan sampai membuat kesalahan. Kalau beliau merasa tidak cocok dengan kinerjamu, pasti beliau akan menggantimu."

*

Ini sudah menjadi minggu kedua Jessi membersihkan ruangan kerja Farrel. Jessi sangat bersyukur, karena 1 minggu kemarin, Farrel tidak pernah protes dengan pekerjaannya. Jessi berusaha cepat tanggap, karena ia takut kalau sampai membuat Farrel marah dan membuatnya di pecat.

Zaman sekarang, mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Maka Jessi tidak mau menyia-nyiakan jalan hidupnya yang begitu penting ini.

"Silahkan minumannya, Pak!" Jessi menyodorkan segelas minuman hangat yang Farrel minta. "Apa ada pekerjaan lain yang harus saya lakukan lagi, Pak?"

"Duduklah! Aku mau bicara sama kamu."

'Aku? Apa aku tidak salah dengar?' batin Jessi diiringi perasaan yang berkecamuk di dada. Jessi takut kalau dirinya sudah melakukan kesalahan.

Jessi justru tercengang menatap Farrel. Ia jadi merasa kalau Farrel sedang berusaha mengakrabkan diri.

"Kamu tidak dengar ucapanku tadi?"

"Ma-maaf, Pak!" Gertakan Farrel membuat Jessi terkejut dan langsung duduk di sofa. Sedangkan Farrel menghirup aroma kopi susu. Setelah itu, Farrel menyesap minuman tersebut.

"Aku butuh seseorang untuk melakukan pekerjaan di apartemenku. Apa kamu bersedia?" tawar Farrel tanpa basa-basi.

"Apa, Pak?" Bukannya tidak dengar, hanya saja Jessi terkejut. Dirinya sudah bekerja seharian di kantor, tapi sepertinya Farrel akan menambah pekerjaannya.

"Tentunya aku akan memberimu uang di luar gajimu di kantor ini. Kamu hanya cukup membersihkan apartemenku dan menyiapkan makanan jika aku ingin." Farrel menggerakkan jemarinya karena melihat reaksi wajah Jessi yang nampaknya tertarik. "Dan tentunya pekerjaan lain yang aku mau darimu. Tertarik?"

"Saya mau, Pak!" Tanpa pikir panjang, karena bagi Jessi dirinya akan mendapatkan uang lebih. "Saya jelas bisa bersih-bersih. Saya juga bisa memasak, asal Bapak tidak meminta saya untuk memasak yang aneh-aneh."

Farrel tersenyum tipis dan tersimpan makna terpendam. Tanpa Jessi sadari, Farrel memperhatikan Jessi dari atas hingga ke bawah. "Sebentar lagi sudah waktunya pulang. Jika pekerjaanmu sudah selesai, tunggu aku di basement. Kita ke apartemen sekarang."

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (4)
goodnovel comment avatar
Nia Masykur
semoga suka ya.........
goodnovel comment avatar
Dewie Ranie
hallo thor aku hadir nih di GN pnasan sama jessi dan s B4j!n94n hemmm,,
goodnovel comment avatar
wisaka damar
ikut kesini demi kak Nia. semoga sukses ditempat baru ya kak ... pak Farrel mencurigakan
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 71 Tawaran berbisnis

    "Emmm, masakan Mama selalu juara," puji Rhona sambil mengacungkan jempolnya. Jessi melirik ke arah Regan dan Carla sebentar. "Terima kasih, Sayang. Sudah, kita makan dulu." "Enakkan Opa masakan mama?" "Enak sekali. Jessi memang suka memasak? Papa suka sama rasa sambalnya." "Bukan yang suka sekali sih, Pa. Hanya kalau memungkinkan, saya usahakan untuk masak." "Kamu tidak memberikan Art untuk istrimu, Farrel?" "Ada, Pa. Hanya saja Art khusus untuk bebersih dan mengurus pakaian saja. Itu juga tidak setiap hari datang ke sini. Papa jangan salah paham ya. Jessi tidak selalu memasak. Kami juga sering beli makanan." "Baguslah. Jangan sampai kamu menikahi perempuan hanya untuk kamu jadikan tukang masak." "Mau yang ini?" tanya Farrel karena menolong Jessi yang tidak sampai mengambil salah satu menu. "Lagi?" "Cukup. Terima kasih." Tindakan Farrel pada Jessi tidak luput dari perhatian Carla. Ia jadi merasa kalau anaknya memang sudah cinta buta pada Jessi. "Sambal ini sepertinya cocok

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 70 Makan Malam

    'Kenapa perasaanku seperti ini?'Begitu Farrel pergi, Jessi segera membereskan belanjaannya. Awalnya Jessi akan mengikuti perintah Farrel untuk memesan makanan. Namun, pada akhirnya Jessi memutuskan untuk memasak beberapa menu. "Kamu masak?" "Eh!" Jessi sampai terkejut. Apalagi sekarang Farrel berdiri dibelakannya. Jarak yang begitu dekat, membuat tubuh mereka bersentuhan. Jika dulu, saat momen seperti ini Farrel akan langsung memeluk Jessi dan mengusik pekerjaan Jessi, hingga terbengkalai. Sekarang, hal itu justru menjadi ingatan yang membayangi benak Jessi. "Iya," lanjut Jessi. Ia gugup tapi berusaha biasa saja. 'Apa yang kamu pikirkan, Jessi?" Jessi berusaha menyadarkan diri sendiri. "Kenapa kamu suka sekali merepotkan diri? Apa yang bisa aku bantu?" Farrel mulai melipat lengan kemejanya. "Aku bingung mau memesan makanan apa. Aku juga tidak tahu makanan kesukaan papamu apa. Lagipula aku tadi sudah janji mau memasakkan sesuatu untuk Rhona. Jadi sekalian saja." Jessi melihat F

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 69 Rencana Makan Malam

    "Yang diajak pergi sama opa itu tadi siapa, Ma?" tanya Rhona. Meski Jessi sudah menarik Rhona agar mereka segera ke atas, tapi Rhona masih menoleh kebelakang. Dan sekarang Rhona terkejut dan menahan rasa kecewa karena Regan pergi tanpa berpamitan padanya. "Opa?" gumam Jessi. Dirinya masih sangat terkejut dengan situasi yang baru saja terjadi. Sampai detik ini, Jessi bahkan belum pernah berkhayal akan bertemu dengan orang tua Farrel. Atau bahkan berharap diterima mertuanya tersebut. Karena Jessi cukup sadar diri. "Padahal opa belum selesai bermain dengan Rhona. Siapa orang tadi, Ma? Kenapa orang tadi sepertinya memarahi papa?" "Itu ..." Jessi bingung mau menjawab apa. Kalau dirinya memberitahu Rhona siapa Carla, Rhona pasti terkejut. Mau sekarang ataupun nanti, Rhona pasti akan tetap terkejut. "Itu oma, Sayang. Omanya Rhona." "Farrel." Jessi tidak percaya kalau Farrel akan langsung berkata jujur. "Oma? Tapi kenapa oma memarahi Papa?" "Oma marah ke Papa karena Papa tidak

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 68 Cucu Kita?

    Beberapa bulan yang lalu, Carla memergoki Farrel yang sedang menatap cincin diponsel. Membuat Carla mengira kalau Farrel sedang dekat dengan seseorang. Karena penasaran dan tidak sabaran, Carla langsung menanyai Farrel. Namun, kala itu Farrel mengaku kalau ia sedang menilai cincin yang akan dibeli oleh temannya. Saat itu, setelah mendengar jawaban Farrel, Carla menahan rasa kecewa. Lagi-lagi harapannya pupus. Namun, sekarang setelah melihat cincin yang melingkari jari manis Jessi, membuat Carla jadi menduga-duga. Tanpa ragu, Carla langsung mengikuti Jessi. "Apartemen ini?" gumam Carla. Sebelum keluar mobil, Carla menutupi kepala dan wajahnya menggunakan kain panjang yang ada di dalam mobil. "Dulu dia menjalin hubungan dengan Farrel diapartemen ini. Apakah dia sudah tinggal di sini? Tapi Farrel bilang sudah menjual apartemen ini kan?" Setelah melihat tujuan lantai Jessi, Carla segera memasuki lift karena tidak ingin kehilangan jejak Jessi. Namun, meskipun dirinya kehilangan

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)    Bab 67 Opa?

    Regan sudah meminta seseorang untuk membuntuti Farrel akhir-akhir ini. Namun, Regan tidak mendapatkan informasi yang memuaskan. Regan merasa kalau orang yang ia suruh telah menutupi sesuatu. "Sudah selesai meetingnya?" tanya Regan saat baru saja Farrel keluar dari sebuah ruangan. "Eh, Papa!" Farrel terkejut sekaligus keheranan. Untuk kepentingan apa Regan berada di sini. Namun, dirinya tidak berpikir yang tidak-tidak. "Sudah, Pa. Emmm, aku keruanganku dulu, Pa!" "Mau pergi kemana kamu sebenarnya?" gumam Regan karena melihat Farrel melangkah begitu cepat. Sesuai dengan dugaan Regan. Baru saja dirinya memasuki mobil, Farrel juga sampai basement dan langsung melajukan mobil. Tanpa ragu, Regan mengikuti mobil Farrel menggunakan mobil temannya. Karena Regan tidak ingin jika Farrel sampai curiga padanya. "Kenapa dia ada di sini?" Jantung Regan rasanya sudah berdetak tidak karuan. Karena sekarang ia sudah berhenti disebuah sekolahan dasar. Deg. "Apa-apaan ini? Anak sia

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 66 Gundik

    Malam ini seperti bukan malam-mallam yang sudah berlalu. Karena malam ini telah berhasil membuat tidur nyenyak Farrel dan Jessi terasa sangat berbeda. Rhona dengan segala pemikiran dan keyakinannya sendiri. Setelah buang air kecil, Rhona memilih tidur dikamarnya sendiri. Ia yakin kalau Jessi dan Farrel akan menepati ucapan mereka. "Emghhh ..." gumam Jessi sambil menyusupkan wajahnya. Ada sesuatu yang mengekang tubuhnya. Tapi Jessi tidak terusik. Karena kekangan tersebut justru terasa lebih nyaman. Farrel yang awalnya masih terlelap jadi langsung bangun karena Jessi terus mengendus dadanya. Satu tangan Farrel meraba kasur. Kemudia ia membuka selimut. Tidak ada Rhona di sana. Karena yang Farrel lihat justru Jessi yang memeluk tubuhnya. 'Cantik,' batin Farrel. Ia tersenyum bersamaan wajah yang bersemu. Momen seperti ini adalah sesuatu hal yang sangat ia inginkan. Farrel melihat jam. Sebentar lagi sudah saatnya Rhona bersiap untuk sekolah. Farrel ingin segera bangun untuk

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 65 Tidur Bersama

    "Aku punya adik perempuan. Setiap kali pulang sekolah, aku ajak adikku bermain boneka. Bermain apapun yang kita sukai. Seru deh." Ucapan salah satu teman Rhona tersebut sepertinya terus mengusik pikirannya. "Mama sama Papa tidur bersama kan?" Farrel dan Jessi yang sedang menikmati makanan mereka langsung menatap Rhona keheranan. Sampai saat ini, Rhona mengira kalau mereka berdua tidur dikamar yang sama. "Iya!" jawab Farrel setelah saling beradu tatap dengan Jessi sebentar. "Kenapa, Sayang?" "Kalau begitu, apakah nanti Rhona akan punya adik?" "Hah!" Farrel sangat terkejut. "Uhuk-uhuk," Jessi yang sedang meneguk air minum jadi tersedak. Entah apa yang sudah terjadi sampai Rhona bertanya sejauh ini. "Pelan-pelan!" Spontan Farrel menepuk punggung Jessi. "Aku tidak apa-apa," ucap Jessi. Namun, dirinya seperti tidak menolak apa yang sedang Farrel lakukan kini. "Kenapa Rhona tanya begitu?" Farrel mulai mengintrogasi. 'Kamu tidak akan punya adik, Rhona. Papa ka

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 64 Adik?

    "Mau diperhatikan seperti apapun, Rhona mirip sekali dengan Pak Farrel. Seperti bukan anak sambung." 4 orang di sana sekarang sudah duduk bersama. Jessi duduk sejajar dengan Nesya. Sedangkan Farrel bersama dengan Rhona. Gadis kecil tersebut sekarang memilih fokus dengan makanannya sendiri. Membuat Jessi keheranan melihat bagaimana lahapnya Rhona. "Rhona memang darah daging saya." Farrel tersenyum kecil sambil membawa anak rambut kebelakang telinga Rhona. "Ceritanya sangat panjang. Yang pasti, bukan waktu yang sebentar hingga saya bisa bertemu dengan mereka." "Saya jadi penasaran, tapi saya juga tidak berhak mengulik lebih jauh kisah kalian. Melihat pak Farrel yang begitu mencintai kamu, aku jadi berharap kekasihku juga sangat mencintai aku dan memperjuangkan aku," ucap Nesya sambil menepuk lengan Jessi. "Sepertinya kita sudah terlalu lama mengobrol. Saya permisi pulang." "Biar kami antar," ucap Farrel. "Bagaimana mungkin anda bicara begitu didepan istri anda sendiri,

  • Teman Ranjang Sang Pewaris (Karma Cinta)   Bab 63 Sama-sama Menolak Perjodohan

    "Rhona, sekarang Papa harus pergi untuk mengurus sesuatu. Sepertinya Papa akan pulang telat. Atau mungkin Papa tidak akan pulang. Tidak apa-apa kan kalau nanti malam Rhona makan sama mama saja?" Jessi hanya bersedekap dan menatap Farrel sinis. 'Dasar pembohong,' batin Jessi. "Besok pagi sekolahnya diantar supir dulu ya? Papa janji, pulang sekolah Papa yang akan jemput Rhona." "Tidak apa-apa, Pa. Tapi Papa harus janji segera pulang kalau pekerjaan Papa sudah selesai." "Janji, Sayang." Farrel mencium pipi Rhona. "Aku pulang ke rumah dulu," pamit Farrel pada Jessi. "Ok!" Begitu singkat Jessi memberikan tanggapan. Ia seolah tidak perduli dengan apa yang akan Farrel lakukan. 'Sabar Farrel, sabar. Meski sulit mendapatkan hatinya lagi, setidaknya usaha ini lebih baik dari pada mencari Jessi selama 8 tahun.' Begitu sampai rumah, Farrel sudah disambut dengan tamu yang diundang oleh Carla. Dalam keadaan seperti ini, Carla masih sempat-sempatnya membuntuti Farrel ke kamar untuk memarahi a

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status