Home / Young Adult / Teman Tapi Panas / 2. Semua Berawal

Share

2. Semua Berawal

last update Last Updated: 2025-07-09 21:47:03

"Trifandi Dewangga! Kalau kamu nggak pulang, Ibu bakal nyuruh ayahmu buat bikin perusahaan cuci-cuci kamu itu bangkrut." Suara itu melengking dari speaker ponsel yang diangkat sembarangan oleh Raka—teman sekamarnya—dan kini menggema di seluruh apartemen kecil mereka di Jakarta.

"Nyokap lu megang saham BUMN, apa gimana sih? Kok kayak nuklir hidup gitu," gumam Raka sambil menyerahkan ponsel ke Andi yang masih tengkurap di balik selimut.

Andi hanya mendengus, separuh wajahnya masih terkubur bantal. “Lu ngangkat duluan siapa suruh.”

“Gue kira itu pacar lu yang mana lagi.”

“Pacar lu juga bukan yang mana-mana. Lu tuh…”

“TRIFANDI!!!”

Mereka berdua refleks menoleh ke ponsel yang masih menyala.

Dan begitulah, sang “Kanjeng Ratu Dewangga” kembali mengancam mengirim utusan kerajaan dari Semarang hanya untuk menyeret anak bungsunya pulang demi sebuah… pesta pernikahan. Bukan milik Andi, tentu saja. Tapi milik Destra, sepupu sekaligus sahabat brengseknya dan selalu dianggap "anak kebanggaan keluarga"

Meski takut-takut Andi akhirnya bersuara, "Ada rencana merger perusahaan, Bu. Sebagai CEO aku ngga..." Andi belum sempat menyelesaikan ucapannya tapi kembali dipotong oleh ibunya.

"Ibu kutuk kamu jadi jambu monyet mau? Ibu sumpahin kamu bakalan..."

"Oke, aku pulang. Kasih waktu seminggu buat ngelarin doku-"

"Tiga hari atau ibu kutuk kamu." Perintah mutlak lalu telepon dimatikan. 

Sejurus kemudian ponsel Andi bergetar tanda ada pemberitahuan dari aplikasi pesan. Ia baru saja ditambahkan ke dalam sebuah grup bernama "Melepas Perjaka Destra". Andi hanya mengirimkan satu stiker untuk menanggapi sapaan dari teman-temannya dan meletakkan ponsel, terdengar bunyi telepon dan Andi langsung mengangkatnya tanpa memeriksanya terlebih dahulu.

Andi sebenarnya tidak memiliki masalah dengan Destra, tidak juga dengan calon istri Destra yang cantik tapi sepertinya cukup sial karena mendapat suami kekanakan seperti Destra. Satu-satunya masalah Andi adalah pesta itu adalah ia pasti mengundang Rihana—sahabat baik Destra yang pernah menghancurkan Andi bertahun-tahun yang lalu.

Mantan FWB-annya yang menganggapnya hanya ‘teman’ aja. Sialan kan?

Bunyi telepon mengganggu lamunan Andi, ia memilih mengabaikan telepon dari Destra, pasti pria itu hanya akan mengeluarkan ancaman lain agar ia datang. Ponsel Andi kembali berbunyi, ia enggan mengangkatnya tapi dia urungkan niat tersebut karena melihat nama yang terpampang di layar ponsel.

Kanjeng Ratu Dewangga— ibunya.

"Trifandi Dewangga, kalau kamu nggak datang ke pernikahan Destra, ibu bakal datang ke Semarang buat nyeret kamu ke KUA dengan wanita mana aja pilihan ibu." Skakmat. Titah yang mulia sudah turun, Andi hanya bisa pasrah dan menerima nasibnya.

Dan telepon itu langsung dimatikan.

-

Andi baru saja tiba di rumah, masih setengah ngantuk akibat perjalanan udara dari Jakarta. Begitu masuk ruang tamu, ia langsung disambut suara riuh keluarganya yang seperti biasa, tak mengenal jam istirahat.

"Ini Ana, keponakan saya yang kerja di Semarang, di bagian pengembangan program apa gitu. Pokoknya bikin program gitu," ujar Bude Rini sembari memperkenalkan Ana. Nama perempuan yang kini membuat Andi mendongak.

Setibanya Andi di rumahnya. Ana–sepupunya Ifa– calon istrinya si Destra akan menumpang di rumahnya beberapa hari ke depan.

"Ini orang tua Destra." Bude Rini menunjuk dua orang yang duduk di sofa panjang, "Ini ibunya Andi, tempat kamu nginep selama beberapa hari ke depan." lanjut Bude Rini sambil menunjuk seorang wanita yang duduk di sofa tunggal.

"Maaf merepotkan ya, Tante," ujar Ana sambil menyalami Ibu Andi. Wanita itu tersenyum dan justru merangkul Ana.

"Panggil Ibu saja, nggak suka dipanggil tante, kesannya kayak tante-tante girang," canda wanita itu yang disahuti tawa semua orang.

"Wah, takutnya saya nyaman terus ngelunjak minta dijadiin anak mantu loh." Ana menyahut setelah tawanya reda, ia menyukai wanita ini. Selera humornya cocok dengan Ana, sepertinya tinggal bersama wanita itu memang pilihan lebih baik daripada berdiam diri di rumah dan menjadi bahan ocehan keluarga besar yang akan datang esok hari.

"Ana, ini Trifandi anak kedua tante. Tri, ini Ana, sepupu Ifa yang ijin menginap di sini. Ana nanti tidur di kamar Kakakmu, jangan cari kesempatan buat nyelinap ke sana! Kecil gini dia pegang sabuk hitam, loh." Ibu Andi mengancam setengah bercanda, Ana tertawa sementara Andi mencebikkan bibir kesal dengan gurauan ibunya. 

"Ingat ya, Tri. Jangan coba-coba menyelinap ke sebelah atau burungmu ibu sunat sampai pangkalnya," ujar Ibu Andi berbisik, tangan kanannya terangkat ke depan dada membuat gerakan memotong. 

Setelah makan malam, Ana ijin naik duluan ke kamar. Andi baru ingin lanjut nonton, tapi—

“Ini anterin wedang jahe ke Ana.”

Perintah itu membuat Andi melotot tak percaya, bukannya tadi ia dilarang dekat-dekat bahkan menjaga radius aman?

"Ada kemungkinan aku lihat Ana lagi tidur, terus aku tergoda dan gelap mata," balas Andi menyindir perkataan ibunya beberapa saat yang lalu.

Detik selanjutnya Andi berteriak karena telinganya dijewer, "Kamu itu kalau disuruh orang tua selalu ada aja alasannya," omel wanita itu.

“Ya kali aja. Ibu mau mantu baru,” 

Kamar yang Ana tempati adalah milik Dwi, kakak Andi yang kini menjadi TNI dan tengah melaksanakan misi perdamaian di negara entah mana karena Andi lupa, kamar itu letaknya bersebelahan dengan kamar Andi yang terletak di lantai dua, sementara kamar orang tuanya ada di lantai satu. Setelah makan malam tadi Ana terlihat sedikit pucat, Ibu Andi sempat menawarinya ke dokter tapi gadis itu beralasan hanya sedang datang bulan, akhirnya Ana ijin untuk kembali ke kamar lebih cepat untuk beristirahat.

"Na, aku disuruh ibu anterin wedang jahe."

"Masuk, nggak dikunci," sahut Ana dari dalam kamar, meski ragu Andi akhirnya membuka kamar tersebut.

Andi tidak masalah jika kamar ini ditempati Dwi, ia bahkan terbiasa menerobos kamar itu tapi tidak dengan saat ini karena penghuni kamar itu kini adalah wanita, perlu diketahui bahwa imajinasi pria itu sangat liar. Kamar dan wanita digabungkan bukanlah hal yang baik, Andi mungkin tidak akan 

Sejujurnya Andi sangat menyukai senyum Ana, hatinya sempat berdesir saat wajah Ana muncul di balik pintu tadi, hal yang terjadi selanjutnya membuat Andi makin frustasi. Ana ada di atas kasur mengenakan baju tidur bergambar doraemon yang lucu sambil menekuri laptop, kacamata bertengger di wajahnya. Wanita, kamar, dan kacamata, sungguh perpaduan yang pas untuk membuat Andi panas dingin.

Ini bukan efek jomblo kelamaan kan? menyerang Ana tapi mungkin ia akan berakhir di kamar mandi dengan bayangan Ana yang menemaninya.

Sial, umpat Andi karena pikirannya mulai bermain-main.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Teman Tapi Panas   5. Semua Karena Alkohol

    "Nggak apa-apa. Aku gak kemana-mana." Andi masih memeluk Ana yang menangis.Andi melirik meja mereka yang berada di seberang ruangan, beberapa dalam kondisi teler sedangkan sisanya tidak terlihat kemungkinan sedang menari atau sudah berakhir di kamar masing-masing, Tiadak ada yang bisa diharapkan untuk menenangkan Ana. Andi melepas jaketnya lalu memakaikannya ke Ana dan membawa gadis itu keluar dari area bar.Lift mereka tiba di rooftop, Ana sudah lebih tenang sehingga kini Andi hanya perlu merangkul Ana yang sedikit limbung."Maaf merepotkan," ujar Ana saat keduanya tiba di rooftop.Keduanya duduk bersandar pada tembok, menikmati semilir angin malam yang menggelitik.Tidak ada percakapan, hanya Ana yang duduk memeluk lutut dan Andi yang menghisap rokok elektrik, wangi vanila dari asap rokok elektrik bercamour dengan udara malam dan parfum Andi yang tertingal di jaket menyelimuti Ana."Keberatan kalau aku ngerokok?" Andi mengeluarkan sebungkus rokok.Ana menggeleng."Nikotin sialan,"

  • Teman Tapi Panas   4. Pesta Bujangan

    Hentakan musik terdengar bersahutan dengan tawa dan teriakan penyemangat, di atas meja Destra menari bersama seorang gadis, tangannya merangkul pinggang gadis tersebut sementara si gadis mengalungkan tangannya di leher Destra dan mengoyangkan badan mengikuti irama musik."Si anjing, dia nggak lupa dua minggu lagi mau nikah kan?" Umpat Andi melihat tingkah Destra yang justru memeluk gadis dengan pakaian terbuka itu lebih erat.Andi menoleh pada meja sebelah tampak Ifa—calon istri Destra—justru baru menyelesaikan one shoot drink dengan laki-laki yang bertelanjang dada."Pantesan jodoh." Andi lalu melipir menuju meja bar area VIP yang tampak lebih sepi, ia memesan segelas bir dan menikmati bir itu dalam ketenangan. Beberapa gadis tampak bertukar pandangan dan memberikan senyuman nakal yang jelas Andi pahami arah tujuannya.Malam Minggu jelas puncak keramaian diskotik, lantai dansa penuh dengan manusia yang berjoget seperti cacing kepanasan, beberapa bahkan sambil bertukar ciuman atau mul

  • Teman Tapi Panas   3. Momen Pertama

    Andi menahan napas saat gadis itu mendekat, bau parfum manis Ana menggelitik hidung menggoda Andi untuk mengendus si pemilik tubuh, padahal ia yakin tidak mencium parfum itu saat mereka makan malam tadi.Hormon sialan, maki Andi dalam hati."Makasih, Trifandi." Ana beranjak dari kasurnya. Andi berusaha menoleh ke lemari pakaian yang terletak di sisi kanannya, ia harus mengalihkan pandangan dari baju tidur longgar yang membuat pikirannya membayangkan hal-hal yang ditutupi di baliknya. Lebih mudah jika ia langsung keluar kamar seperti pesan ibunya, sayangnya Andi tidak berniat menuruti saran itu sekarang, ia justru semakin ingin berlama-lama dengan Ana.Ana meminum wedang jahenya seteguk kemudian mendesah lega, cairan hangat itu membuat perutnya lebih nyaman. Ia sama sekali tidak menyadari jika suaranya barusan justru makin membuat Andi panas dingin, Ana mengikuti arah pandang Andi dan menemukan rak kaca berisi action figur dari anime Naruto yang terletak di samping lemari baju."Gila!

  • Teman Tapi Panas   2. Semua Berawal

    "Trifandi Dewangga! Kalau kamu nggak pulang, Ibu bakal nyuruh ayahmu buat bikin perusahaan cuci-cuci kamu itu bangkrut." Suara itu melengking dari speaker ponsel yang diangkat sembarangan oleh Raka—teman sekamarnya—dan kini menggema di seluruh apartemen kecil mereka di Jakarta."Nyokap lu megang saham BUMN, apa gimana sih? Kok kayak nuklir hidup gitu," gumam Raka sambil menyerahkan ponsel ke Andi yang masih tengkurap di balik selimut.Andi hanya mendengus, separuh wajahnya masih terkubur bantal. “Lu ngangkat duluan siapa suruh.”“Gue kira itu pacar lu yang mana lagi.”“Pacar lu juga bukan yang mana-mana. Lu tuh…”“TRIFANDI!!!”Mereka berdua refleks menoleh ke ponsel yang masih menyala.Dan begitulah, sang “Kanjeng Ratu Dewangga” kembali mengancam mengirim utusan kerajaan dari Semarang hanya untuk menyeret anak bungsunya pulang demi sebuah… pesta pernikahan. Bukan milik Andi, tentu saja. Tapi milik Destra, sepupu sekaligus sahabat brengseknya dan selalu dianggap "anak kebanggaan keluar

  • Teman Tapi Panas   1. Malam Yang Panas.

    Semua berawal dari pesta bujang semalam. Destra, sahabat karib Andi akan menikah.Awalnya, Andi tidak ingin hadir karena pasti Destra juga akan mengundang Rihana, teman mereka, yang juga mantan FWB Andi. Jelas, Andi tidak mau bertemu dengan wanita itu karena masih memendam kesal sebab perasaannya tak dibalas, dan justru ia hanya dianggap sebagai objek oleh Rihana.Namun, karena paksaan Destra dan ibundanya yang menyuruh pulang, akhirnya Andi kembali ke Jakarta dan akan menghadiri acara pernikahan itu. Hingga akhirnya, ia bertemu dengan Ana, sepupu jauh dari istri Destra.Awalnya hanya gairah kecil-kecilan saat Ana menginap beberapa hari di rumah Andi. Dan sekarang, entah bagaimana, Andi berakhir di hotel kamar dengan Ana."Na, kalau kamu mau berhenti sekarang waktunya. Aku gak jamin bisa menahan diri.” Andi memberikan peringatan terakhir sebelum kesadarannya ikut meluap dan satu-satunya yang menguasai adalah gairah membara dan tuntutan untuk dilampiaskan.Seumur hidupnya, Trifandi D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status