author-banner
Radhika Dayita
Radhika Dayita
Author

Novels by Radhika Dayita

Teman Tapi Panas

Teman Tapi Panas

Ditolak wanita idamannya membuat Andi patah hati lalu kabur ke Semarang dan menjalani hidup seperti dengan berganti-ganti wanita seperti berganti baju. Hidup Andi harusnya baik-baik saja kalau ia tidak bertemu dengan Triana Sahrena, gadis yatim piatu yang membuat Andi ingin melindunginya. Saat Andi mulai goyah dengan hatinya tiba-tiba wanita masa lalu kembali menawarkan cinta. Manakah yang akan Andi pilih?
Read
Chapter: 7. Pergolakan Batin
Tok...tok..tok... Ana langsung mendorong Andi untuk menjauh, ia merapikan rambut dan bajunya yang bersikap sementara Andi justru menjilati tangannya yang sedikit basah. "Non Ana, sudah bangun? Maaf, kata Ibu kalau jam 8 belum bangun suruh dibangunin buat sarapan."" Terdengar suara asisten rumah tangga di balik pintu. "Sudah, Mbak. Ini baru mau mandi dulu." Ana memastikan tampilannya sudah rapi dan hendak membuka pintu ketika tiba-tiba badannya limbung ke kasur, Ana hendak berteriak tapi Andi lebih dulu mengunci bibir Ana dengan bibirnya. "Mau dianterin ke kamar apa gimana sarapannya, Non?" tanya asisten lagi dan Ana tidak bisa menjawab karena bibir Andi yang menciumnya. Ana langsung melotot tapi Andi justru mengunci sisi kanan dan kiri kepala Ana dengan dua tangannya, sehingga Ana tidak bisa melepaskan ciumannya. "Non?" Ana panik, sementara ciuman Andi tidak juga terlepas. "An...." Ana bahkan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena ciuman Andi yang begitu menggebu-ge
Last Updated: 2025-09-02
Chapter: 6. Status Baru
Pintu kamar hotel tertutup dan Andi langsung menyerbu Ana dengan ciuman ganas hingga membuat gadis itu kehilangan keseimbangan. "Triana...Triana...Triana...." Andi berkali-kali menyebutkan nama Ana dan itu membuat Ana bahagia, gadis itu tersenyum disela ciuman mereka. Andi terus mendesak, mendorong Ana hingga berbaring di kasur tanpa melepas ciumannya. "Napas... Napas...." Ana berseru dan Andi menghentikan ciumannya. "Kasih aku waktu buat napas dulu," ujar Ana sambil terengah-engah. Sepanjang hidupnya, ini ciuman paling memabukkan dan Ana kewalahan tapi juga menikmati. Andi tidak tinggal diam, ia memang menghentikan ciumannya tapi tangannya bergerak menyingkap rok mini Ana, cukup dengan satu gerakan ringan hawa dingin langsung menerpa selangkangan Ana karena Andi berhasil melepaskan celana pendeknya. "Kalau mau berhenti, sekarang saatnya," ujar Andi sambil mendaratkan ciuman di kaki dan paha Ana membuat gadis itu bergidik. Ana tidak menunjukkan penolakan justru mendesah s
Last Updated: 2025-08-18
Chapter: 5. Semua Karena Alkohol
"Nggak apa-apa. Aku gak kemana-mana." Andi masih memeluk Ana yang menangis.Andi melirik meja mereka yang berada di seberang ruangan, beberapa dalam kondisi teler sedangkan sisanya tidak terlihat kemungkinan sedang menari atau sudah berakhir di kamar masing-masing, Tiadak ada yang bisa diharapkan untuk menenangkan Ana. Andi melepas jaketnya lalu memakaikannya ke Ana dan membawa gadis itu keluar dari area bar.Lift mereka tiba di rooftop, Ana sudah lebih tenang sehingga kini Andi hanya perlu merangkul Ana yang sedikit limbung."Maaf merepotkan," ujar Ana saat keduanya tiba di rooftop.Keduanya duduk bersandar pada tembok, menikmati semilir angin malam yang menggelitik.Tidak ada percakapan, hanya Ana yang duduk memeluk lutut dan Andi yang menghisap rokok elektrik, wangi vanila dari asap rokok elektrik bercamour dengan udara malam dan parfum Andi yang tertingal di jaket menyelimuti Ana."Keberatan kalau aku ngerokok?" Andi mengeluarkan sebungkus rokok.Ana menggeleng."Nikotin sialan,"
Last Updated: 2025-07-09
Chapter: 4. Pesta Bujangan
Hentakan musik terdengar bersahutan dengan tawa dan teriakan penyemangat, di atas meja Destra menari bersama seorang gadis, tangannya merangkul pinggang gadis tersebut sementara si gadis mengalungkan tangannya di leher Destra dan mengoyangkan badan mengikuti irama musik."Si anjing, dia nggak lupa dua minggu lagi mau nikah kan?" Umpat Andi melihat tingkah Destra yang justru memeluk gadis dengan pakaian terbuka itu lebih erat.Andi menoleh pada meja sebelah tampak Ifa—calon istri Destra—justru baru menyelesaikan one shoot drink dengan laki-laki yang bertelanjang dada."Pantesan jodoh." Andi lalu melipir menuju meja bar area VIP yang tampak lebih sepi, ia memesan segelas bir dan menikmati bir itu dalam ketenangan. Beberapa gadis tampak bertukar pandangan dan memberikan senyuman nakal yang jelas Andi pahami arah tujuannya.Malam Minggu jelas puncak keramaian diskotik, lantai dansa penuh dengan manusia yang berjoget seperti cacing kepanasan, beberapa bahkan sambil bertukar ciuman atau mul
Last Updated: 2025-07-09
Chapter: 3. Momen Pertama
Andi menahan napas saat gadis itu mendekat, bau parfum manis Ana menggelitik hidung menggoda Andi untuk mengendus si pemilik tubuh, padahal ia yakin tidak mencium parfum itu saat mereka makan malam tadi.Hormon sialan, maki Andi dalam hati."Makasih, Trifandi." Ana beranjak dari kasurnya. Andi berusaha menoleh ke lemari pakaian yang terletak di sisi kanannya, ia harus mengalihkan pandangan dari baju tidur longgar yang membuat pikirannya membayangkan hal-hal yang ditutupi di baliknya. Lebih mudah jika ia langsung keluar kamar seperti pesan ibunya, sayangnya Andi tidak berniat menuruti saran itu sekarang, ia justru semakin ingin berlama-lama dengan Ana.Ana meminum wedang jahenya seteguk kemudian mendesah lega, cairan hangat itu membuat perutnya lebih nyaman. Ia sama sekali tidak menyadari jika suaranya barusan justru makin membuat Andi panas dingin, Ana mengikuti arah pandang Andi dan menemukan rak kaca berisi action figur dari anime Naruto yang terletak di samping lemari baju."Gila!
Last Updated: 2025-07-09
Chapter: 2. Semua Berawal
"Trifandi Dewangga! Kalau kamu nggak pulang, Ibu bakal nyuruh ayahmu buat bikin perusahaan cuci-cuci kamu itu bangkrut." Suara itu melengking dari speaker ponsel yang diangkat sembarangan oleh Raka—teman sekamarnya—dan kini menggema di seluruh apartemen kecil mereka di Jakarta."Nyokap lu megang saham BUMN, apa gimana sih? Kok kayak nuklir hidup gitu," gumam Raka sambil menyerahkan ponsel ke Andi yang masih tengkurap di balik selimut.Andi hanya mendengus, separuh wajahnya masih terkubur bantal. “Lu ngangkat duluan siapa suruh.”“Gue kira itu pacar lu yang mana lagi.”“Pacar lu juga bukan yang mana-mana. Lu tuh…”“TRIFANDI!!!”Mereka berdua refleks menoleh ke ponsel yang masih menyala.Dan begitulah, sang “Kanjeng Ratu Dewangga” kembali mengancam mengirim utusan kerajaan dari Semarang hanya untuk menyeret anak bungsunya pulang demi sebuah… pesta pernikahan. Bukan milik Andi, tentu saja. Tapi milik Destra, sepupu sekaligus sahabat brengseknya dan selalu dianggap "anak kebanggaan keluar
Last Updated: 2025-07-09
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status