Share

Bab 16 Petuah dari Sosok Ayah

Gadis itu terbaring sambil merenungkan setiap kata yang terucap dari mulut Agam siang tadi. Rinjani sadar jika dia sedang dihadapkan oleh dua pilihan. Bukan antara dia dan dirinya, melainkan mengikuti kata hati atau terus berpegang pada logika yang terpengaruh oleh trauma.

Dari posisi terlentang, menyamping, hingga tengkurap sudah Rinjani coba untuk mencari kenyamanan dalam ritual rebahannya. Namun, semuanya sia-sia karena dia sedang berperang dengan dirinya sendiri.

Rinjani duduk bersila memasang wajah kusut layaknya baju yang tak pernah disetrika. Dia merasa sangat kesal dengan dirinya sendiri.

“Ada apa sebenarnya dengan diriku? Kenapa hal sepele begini bisa membuatku uring-uringan?” tanya Rinjani pada dirinya sendiri yang jelas tidak tahu jawabannya.

Kedua tangan rinjani menjambak rambutnya gemas dan membuat surai hitam itu berantakan menutup wajah.

“Huh, lebih baik aku keluar dari kamar jika tidak mau gila!” Helaan napas lelah diiringi den

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status