Home / Romansa / Terbakar Asmara Bosku / Bab 3. Pria Asing Malam Itu

Share

Bab 3. Pria Asing Malam Itu

last update Last Updated: 2025-10-03 16:19:25

Setelah rapi dan beres, Honey tersenyum dan kembali ke ruang HRD. Ternyata manajer yang dimaksud sudah datang. Honey pun melaporkan diri sebagai Axel Clarkson.

“Tunggu dulu Anda bilang aku akan menjadi asisten?” pekik Honey kaget.

“Benar, kamu akan bertugas sebagai asisten pribadi The Midas. Ayo ikut aku!”

Begitu mereka mendekat, terdengar suara ribut di dalam ruangan The Midas. Manajer itu sempat menoleh pada Honey dan mengernyit. Honey yang polos diam saja dan tak mengerti.

“Maaf Tuan, ada apa ini?”

The Midas benar-benar mengamuk karena kertas-kertas pekerjaannya kini menghilang. “Sekarang pecat dia. Dasar tidak becus!” tunjuk The Midas semena-mena pada staf kebersihan yang ia tuduh menghilangkan miliknya.

“Sungguh Pak, bukan aku yang membuang kertas itu.” Staf itu kembali menangis.

“Tuan, biar dicari dahulu. Mungkin kertas itu jatuh atau tersimpan di tempat lain,” ujar manajer HR menyela.

“Apa yang dimaksud adalah kertas pekerjaan di atas meja?” sahut Honey memotong.

“Maaf, tadi aku yang disuruh untuk membereskan ruangan ini jadi aku mengumpulkan kertas itu dan menyimpannya di dalam laci,” jawab Honey membuat The Midas berbalik padanya. Ia langsung menunduk dan membuka laci meja lalu kertas yang dimaksud itu berada di sana.

“Siapa yang sudah berani masuk dan membereskan milikku tanpa ijin?”

“Tuan, perkenalkan ... ini adalah asisten barumu, Axel Clarkson!”

Manajer itu langsung menarik pergelangan tangan Honey dan membawanya pada The Midas. Mata Honey membesar saat menengadah pada sosok tinggi di depannya. Sedangkan kening Rei langsung mengernyit.

“Baru satu hari dan kamu sudah berani mengacak-acak meja kerjaku!” hardik The Midas Rei terdengar tajam pada Honey.

Honey menggigit bibirnya. Ia berusaha menahan gemetar di tangannya. Ia pernah mendengar suara itu, mirip dengan suara pria asing yang membawanya ke kamar hotel. Honey makin tercekat, mungkinkah itu adalah pria yang sama? Rasanya tidak mungkin.

“Aku tidak butuh asisten tidak becus sepertimu!” The Midas makin memarahinya.

Honey makin menunduk, lalu buru-buru keluar sebelum air matanya pecah di hadapan calon bos barunya.

The Midas Rei mengangkat kepala, keningnya berkerut. Asisten barunya barusan kabur? Ia bukan tipe bos yang sabar, tapi biasanya staf hanya terdiam ketakutan bukan menangis begitu. Sekilas rasa janggal menyelinap, meski ia segera menepisnya.

“Manajer Mills,” suaranya datar. “Kenapa kamu memberiku mahasiswa magang cengeng begitu? Aku butuh asisten pria yang kuat!”

Alesandra Mills, manajer HRD tetap menghadapi kekesalan bosnya dengan tenang. “Tuan, Axel Clarkson adalah satu-satunya mahasiswa yang diterima magang di sini dan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Kita tidak punya kandidat lain sekarang. Kalau mencari kandidat lain, Anda harus menunggu tiga minggu lagi.”

The Midas Rei jadi kesal. Ia meminta dengan jelas jika asistennya harus seorang pria yang bisa ia andalkan. Ternyata yang datang adalah seorang pria lemah yang gampang menangis.

Sementara itu, Honey yang terguncang bersembunyi di toilet wanita. Ia menutup pintu rapat-rapat. Air matanya menetes deras, bercampur dengan perasaan takut yang belum hilang sejak malam itu.

Jantungnya serasa berhenti ketika ia menyadari suara pria itu. The Midas ternyata adalah Rei Alexander. Sosok yang sama dari malam tragis di Hotel Poseidon. Meskipun, Honey tidak mengingat wajah pria itu, tapi suaranya tidak akan pernah hilang dari ingatan Honey. Suara dalam yang khas, makin menusuk saat Honey mengetahui jika itu bos barunya adalah pria yang sama yang merengut kehormatannya.

Tangannya bergetar saat menyeka mata. Bagaimana bisa dunia sekecil ini? Pikirannya kacau. Kalau Rei mengenalinya, maka pria itu akan langsung memecatnya. Honey tidak akan memperoleh surat magang, lalu Axel akan tahu, begitu pula dengan ayahnya. Ia tidak sanggup menanggung rasa malu itu.

Beberapa menit kemudian, Alesandra Mills menemukan Honey keluar dari kamar mandi. Tatapannya tajam, tapi ia masih berbicara lembut layaknya seorang bibi. “Clarkson, dengar baik-baik. Kamu magang di sini bukan untuk melakukan hobimu. Jika The Midas menolakmu, surat magangmu batal. Kamu mengerti konsekuensinya kan?”

Honey terdiam, lalu mengangguk pelan. Ia tidak punya pilihan. Ia sangat membutuhkan surat magang itu dan menjadi asisten pria bagi The Midas Rei adalah satu-satunya cara.

Mereka lalu kembali ke ruang kerja The Midas. Suasana hening, pandangan The Midas hanya terarah pada layar di sampingnya. Ia bahkan tidak menoleh ketika Alesandra mendorong Honey ke depan.

“Tuan, ini adalah asisten Anda. Dia akan mulai bekerja hari ini.”

Perlahan, Rei melirik. Tatapan dinginnya jatuh pada wajah Honey. Honey pun memberanikan diri menatap bos barunya itu tapi hanya berakhir menunduk.

Honey menahan napas. Entah bagaimana caranya ia bertahan menjadi asisten pria seperti The Midas. Pandangannya menusuk seolah sedang mencari kesamaan bayangan di malam itu, atau hanya Honey yang merasakannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 72. Menyandarkan Hati

    Kepanikan Rei makin bertambah saat Honey telah berhasil turun ke bawah tanpa bisa dicegah. Seluruh anggota keluarga langsung berdiri dan ikut bingung melihat kejadian itu. Hanya Ares yang mengetahui bahwa Honey adalah Honey dan ia langsung menghampiri Rei yang tengah mengetuk pintu lift yang sedang tertutup.Rei terengah dan terlihat panik dengan kedua tangan akhirnya berkacak pinggang. Ares menarik lengan Rei separuh berbisik ikut bertanya padanya.“Rei, kenapa dia kabur? Axel kenapa?” Rei menggelengkan kepalanya cepat. Arjoona yang juga curiga dengan pergerakan anaknya jadi ikut menyusul untuk bertanya.“Rei, apa yang terjadi?” tegur Arjoona kemudian. Rei hanya menoleh tapi tak menjawab dan ia segera berlari keluar dari penthouse Aldrich tanpa pamit.“Rei ... Rei!” panggil Claire pada Rei tapi ia tak peduli dan tetap berlari keluar untuk mengejar Honey.Honey sudah keluar dari lift di lobi paling bawah dan lang

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 71. Kolase Kenangan Dulu

    Di mobil Honey mengambil kesempatannya untuk menghubungi Axel lewat layanan chat. Rei menoleh pada Honey yang tengah mengetik pada ponselnya.“Kamu menghubungi siapa?” tanya Rei sedikit mengintip pada Honey yang tengah mengetik di ponselnya dengan serius.“Adikku,” jawab Honey singkat tanpa menoleh pada Rei yang masih menyetir. Rei menaikkan sedikit alisnya tanda mengiyakan. Honey masih sibuk mengetik di ponsel dan Rei sibuk curi-curi pandang pada Honey.“Apa kamu sedang memberitahukan pada adikmu jika kamu akan pulang larut malam?” Honey jadi menoleh pada Rei dan sedikit terperangah. Ponsel masih berada di tangannya.“Memangnya kita akan pulang larut malam ya?” tanya Honey dengan pandangan polosnya. Rei menoleh sekilas sambil menaikkan ujung bibirnya seperti menyeringai.“Memangnya kenapa jika kita pulang malam? Apa kamu punya jam pulang malam?” tanya Rei seperti tengah meledek. Honey han

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 70. Ayah Yang Murka

    Blake mendengarkan semua penjelasan Grey tentang Rei dan dugaannya bahwa ia telah tidur dengan Honey yang sebenarnya adalah Jewel Belgenza. Dari tertegun sampai melongo dan harus menelan ludah beberapa kali, jantung Blake semakin keras berdetak.“Aku sangat kenal Rei Harristian. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu apa lagi pada Jewel! Itu sangat tidak mungkin, Grey! Aku yakin jika dia sebenarnya sudah difitnah dan dijebak!” tukas Blake usai Grey alias Abraham menceritakan semuanya. Grey mengangguk pelan dan menyandarkan dirinya.“Aku juga tidak memiliki bukti yang kuat. Bisa saja itu orang lain. Tapi semua hal mengarah padanya, termasuk ini ...” Grey kemudian mengeluarkan potongan cek yang ia kumpulkan di satu kertas dan sudah ditempeli. Blake memeriksa kertas tersebut dan mengernyit.“Menurutmu siapa yang menandatangani cek itu?” tanya Grey dengan nada datar. Blake menarik napasnya berat.“Rei ...”

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 69. Kembalinya Grey

    Blake Thorn sedang menyelesaikan latihan larinya beberapa saat sebelum seorang pelayan memberitahukannya jika ada seseorang yang tengah mencarinya.“Suruh tunggu di ruang kerjaku saja!”“Baik Tuan!” Pelayan itu pun pergi memberitahukan pada tamu tersebut agar menunggu di ruang kerja. Sedangkan Blake memilih untuk menyelesaikan beberapa waktu untuk terus berlari di treadmill nya. Namun tiba-tiba mesinnya dilambatkan oleh seseorang yang menekan tombol di depannya. Blake menoleh dan kaget lalu terjatuh di mesin treadmill sampai terjungkal ke belakang.“Oh Tuhan, kamu baik-baik saja?” tanya Grey mencoba membantu Blake. Ia benar-benar kaget dan hampir melompat sendirian.“Oh tidak ... Grey! GREY, KAU MASIH HIDUP?” pekik Blake dengan wajah pucat penuh histeris. Grey Hunter yang ikut berjongkok lalu bangun dan tak jadi membantu Blake. Blake cepat-cepat berdiri dan mencoba mendekat lalu melihat sosok Grey dengan sek

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 68. Ancaman Manis

    Honey terjebak di antara kejujuran dan desakan untuk tetap mempertahankan identitasnya sebagai seorang Axel Clarkson. Maka setelah ia didesak dan dicecar sedemikian rupa oleh Rei, akhirnya ia harus keceplosan.“Untuk apa dia datang menemuimu?” tanya Rei lagi masih dengan nada dan sikap yang sama.“Aku tidak tahu. Mana aku tahu!” sahut Honey mulai kesal. Ia benar-benar tak bisa lolos dan Rei makin menginterogasi seenaknya.“Tidak mungkin dia mencarimu jika tidak ada maksud tertentu! Apa dia pacarmu?” tukas Rei lagi. Ia makin berjalan mendekat namun Honey pun makin mundur ke belakang sampai punggungnya menyentuh sisi meja.“Dia …”“Jawab Axel! Apa dia pacarmu?”“Dulu …” Honey langsung dengan cepat menutup mulutnya. Mata Rei benar-benar terbelalak saat tahu jika yang menemui Honey ternyata adalah mantan kekasihnya. Memang Honey langsung menutup mulutnya. Matan

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 67. Bos Posesif

    Rei mendengus kesal dan sempat mondar-mandir beberapa kali kala melihat Honey pergi begitu saja gara-gara sambungan telepon.“Siapa yang sudah mencarinya? Aku penasaran!” gumam Rei lalu ikut keluar dari ruangannya untuk menyusul Honey. Sementara di bawah Honey sudah hampir tak bernapas saat melihat yang mencarinya adalah Josh Hartlin.“Honey?” Honey membesarkan matanya dan langsung maju untuk mendorong Josh menjauhi meja resepsionis. Resepsionis itu bahkan sudah berdiri karena curiga dengan gerak gerik Axel yang mencurigakan.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Honey dengan suara tertahan. Matanya lalu berseliweran ke segala arah agar tak ada yang mengenalinya. Josh masih tak mengerti. Mengapa saat ia meminta bertemu dengan Axel Clarkson tapi yang muncul malah Kakaknya?“Aku mencari Axel ... tapi kenapa kamu ada di sini? Apa kamu bekerja di sini juga?” tanya Josh dengan wajah kebingungan. Honey jadi makin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status