Home / Romansa / Terbakar Asmara Bosku / Bab 2. Peran Baru

Share

Bab 2. Peran Baru

last update Last Updated: 2025-10-03 16:18:39

Honey duduk termenung di depan banner besar audisi. Kepalanya masih berdenyut, tubuhnya lemah. Semua terasa hancur. Audisi yang ia perjuangkan jauh-jauh dari Pennsylvania lenyap begitu saja.

“HONEY!” suara lantang memecah lamunannya.

Honey mendongak. Angelica, sahabatnya yang ikut datang ke Boston berlari dari seberang jalan. Begitu sampai, ia langsung memeluk Honey erat.

“Apa yang terjadi semalam? Aku mencarimu di kamar dan kamu tidak ada!” Angelica mencecar cemas setelah mereka duduk di sebuah kafe waffle.

Honey menunduk, jemarinya menggenggam cangkir teh hangat. “Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi, Angelica. Aku terbangun di kamar hotel lain … dengan seorang pria asing. Entah apa yang sudah terjadi, aku tidak mengerti bagaimana aku bisa ada di sana.” Honey berbisik pelan dengan raut kebingungan serta sedih.

Air matanya menetes perlahan dan ia menunduk. Angelica tertegun, lalu meraih tangannya. “Apa kamu tidak bertanya pada pria itu?”

“Aku takut. Kalau Ayahku tahu, dia akan kecewa. Kalau Axel dengar, dia akan marah. Aku tidak mau menjadi beban mereka lagi.”

Angelica menarik napas panjang. Ia tahu Honey pasti ketakutan sehingga tidak berpikir panjang.

Saat ingin kembali bertanya, mata Angelica lalu jatuh pada leher Honey. “Eh, kalungmu mana?”

Honey refleks meraba lehernya. Matanya seketika melotot saat menyadari jika ia kehilangan kalungnya. “Kalungku! Tidak mungkin … itu peninggalan Ibuku. Aku tidak boleh kehilangan kalung itu!”

Angelica mengangguk dan langsung berdiri. “Mungkin tertinggal di hotel itu. Ayo kita ke sana!” Honey pun langsung mengangguk.

Mereka berdua langsung kembali ke hotel tempat Honey keluar tadi pagi. Sesampainya di lobi, seorang manajer hotel menghampiri. “Nona Clarkson? Ada titipan untuk Anda.” Ia menyodorkan sebuah amplop.

Honey menerima dengan tangan gemetar. Di dalamnya, ada kalung kesayangannya. Ia hampir melepaskan napas lega dengan senyuman. Namun, sebuah cek bernilai sepuluh ribu dolar dan secarik catatan singkat, membuat senyuman itu kembali datar.

[Aku harap ini kembali padamu. Maaf tentang kejadian semalam. Semoga keberuntungan menyertaimu]

Honey terdiam. Cek itu seolah menegaskan bahwa benar ada yang terjadi semalam tanpa ia sadari telah merenggut semuanya. Angelica yang ikut membaca menoleh pada Honey dengan raut cemas.

“Kita akan cari tahu siapa pria ini. Dia harus menjelaskan yang terjadi.”

“Apa pun alasannya, aku sudah kehilangan semuanya,” bisik Honey melirih pilu dengan air mata yang menetes.

Angelica lantas mengajak Honey kembali ke hotel tempat mereka menginap agar mereka bisa bersiap kembali ke Crawford. Mimpi Honey yang hilang kini tak berguna ditangisi.

“Lalu apa rencanamu sekarang?” tanya Angelica saat mereka sudah duduk di kereta dalam perjalanan pulang. Honey hanya menoleh lemah dengan senyuman tipis.

“Meneruskan kuliah. Aku harus mencari tempat magang jika ingin lulus tahun ini.”

Saat di perjalanan, ayah Honey yaitu Abraham menelepon. Ia ingin mengetahui kabar audisi Honey hari ini. Honey terpaksa jujur dan mengakui kegagalannya.

“Tidak apa, Sayang. Kamu kan masih bisa meneruskan kuliahmu dan mencari pekerjaan lain.”

Honey tersenyum mendengar kalimat lembut sang ayah. “Terima kasih, Dad. Aku berencana mengambil kesempatan bersama Axel di New York. Mungkin di sana, kesempatanku akan lebih baik.”

“Baiklah, kita bicarakan itu setelah kamu sampai nanti. Hati-hati, Sayang. Aku akan menjemputmu di stasiun. I love you.”

Honey nyaris meneteskan air matanya saat mendengar dan membalas ucapan dari ayahnya. Ia sudah mengecewakan ayahnya dengan gagal audisi. Jika ia mengetahui yang terjadi di hotel, Honey tidak bisa membayangkan patah hati sang ayah dan adik laki-lakinya, Axel.

Meski tidak bisa mengingat yang terjadi, Honey yakin jika pria asing itu sudah mengambil kehormatan yang ia jaga untuk pria yang akan menikahinya nanti. Namun, Honey memilih tak ingin bicara. Ia ingin melupakannya selamanya.

Seminggu kemudian, Honey mengambil tawaran magang dari Skylar Labels di New York agar ia dapat menyelesaikan kuliahnya. Masalahnya, hanya pria yang diterima di sana. Honey pun mengambil risiko itu dengan menyamar sebagai Axel Clarkson.

Ia datang dengan kemeja putih dan dasi milik adiknya yang membuatnya berpenampilan seperti seorang pria. Di dada terdapat badge bertuliskan Axel Clarkson menempel di saku.

Honey menarik napas panjang dengan gugup terus merapal dalam hati. Aku harus lakukan ini. Aku harus mendapatkan surat magang itu.”

Honey memberanikan diri melangkah dengan percaya diri ke meja resepsionis. “Selamat pagi, saya ingin bertemu dengan manajer HRD, Nyonya Mills,” ucapnya dengan senyuman aneh.

“Ada yang bisa kubantu?”

Honey mengangguk cepat dan langsung memberikan sebuah surat. Resepsionis itu membaca sebentar sebelum memberikan petunjuk agar Honey pergi ke lantai lima dan melaporkan diri.

“Ini badge pengujungmu dan segera temui staf HR!”

Honey pun bergegas masuk ke dalam lift menuju ruangan HRD. Manajer HR belum datang dan seorang staf yang menerima laporan Honey langsung memberikannya tugas pertama.

“Tolong bereskan ruang kerja The Midas.”

Honey membelalak. “Eh? Aku … aku bukan petugas kebersihan.”

Staf itu langsung menatapnya tajam. “Apa kamu tidak membaca email job description? Jangan membantah apa lagi kamu hanya staf magang.”

Honey menelan ludah, lalu mengangguk. Dengan hati berdebar, ia masuk ke ruangan luas di lantai paling atas.

Mulut Honey terbuka, tertegun saat melihat dinding kaca besar yang memisahkannya dengan pemandangan gedung pencakar langit di luar. Di depannya ada meja kerja dengan kertas berserakan. Tanpa instruksi, Honey mengasumsikan hal yang harus ia bereskan. Ia pun mengambil kertas-kertas itu lalu menumpuknya rapi dan menyusun ke dalam laci.

“Semoga orang itu tidak marah,” gumamnya lirih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 72. Menyandarkan Hati

    Kepanikan Rei makin bertambah saat Honey telah berhasil turun ke bawah tanpa bisa dicegah. Seluruh anggota keluarga langsung berdiri dan ikut bingung melihat kejadian itu. Hanya Ares yang mengetahui bahwa Honey adalah Honey dan ia langsung menghampiri Rei yang tengah mengetuk pintu lift yang sedang tertutup.Rei terengah dan terlihat panik dengan kedua tangan akhirnya berkacak pinggang. Ares menarik lengan Rei separuh berbisik ikut bertanya padanya.“Rei, kenapa dia kabur? Axel kenapa?” Rei menggelengkan kepalanya cepat. Arjoona yang juga curiga dengan pergerakan anaknya jadi ikut menyusul untuk bertanya.“Rei, apa yang terjadi?” tegur Arjoona kemudian. Rei hanya menoleh tapi tak menjawab dan ia segera berlari keluar dari penthouse Aldrich tanpa pamit.“Rei ... Rei!” panggil Claire pada Rei tapi ia tak peduli dan tetap berlari keluar untuk mengejar Honey.Honey sudah keluar dari lift di lobi paling bawah dan lang

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 71. Kolase Kenangan Dulu

    Di mobil Honey mengambil kesempatannya untuk menghubungi Axel lewat layanan chat. Rei menoleh pada Honey yang tengah mengetik pada ponselnya.“Kamu menghubungi siapa?” tanya Rei sedikit mengintip pada Honey yang tengah mengetik di ponselnya dengan serius.“Adikku,” jawab Honey singkat tanpa menoleh pada Rei yang masih menyetir. Rei menaikkan sedikit alisnya tanda mengiyakan. Honey masih sibuk mengetik di ponsel dan Rei sibuk curi-curi pandang pada Honey.“Apa kamu sedang memberitahukan pada adikmu jika kamu akan pulang larut malam?” Honey jadi menoleh pada Rei dan sedikit terperangah. Ponsel masih berada di tangannya.“Memangnya kita akan pulang larut malam ya?” tanya Honey dengan pandangan polosnya. Rei menoleh sekilas sambil menaikkan ujung bibirnya seperti menyeringai.“Memangnya kenapa jika kita pulang malam? Apa kamu punya jam pulang malam?” tanya Rei seperti tengah meledek. Honey han

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 70. Ayah Yang Murka

    Blake mendengarkan semua penjelasan Grey tentang Rei dan dugaannya bahwa ia telah tidur dengan Honey yang sebenarnya adalah Jewel Belgenza. Dari tertegun sampai melongo dan harus menelan ludah beberapa kali, jantung Blake semakin keras berdetak.“Aku sangat kenal Rei Harristian. Dia tidak mungkin melakukan hal seperti itu apa lagi pada Jewel! Itu sangat tidak mungkin, Grey! Aku yakin jika dia sebenarnya sudah difitnah dan dijebak!” tukas Blake usai Grey alias Abraham menceritakan semuanya. Grey mengangguk pelan dan menyandarkan dirinya.“Aku juga tidak memiliki bukti yang kuat. Bisa saja itu orang lain. Tapi semua hal mengarah padanya, termasuk ini ...” Grey kemudian mengeluarkan potongan cek yang ia kumpulkan di satu kertas dan sudah ditempeli. Blake memeriksa kertas tersebut dan mengernyit.“Menurutmu siapa yang menandatangani cek itu?” tanya Grey dengan nada datar. Blake menarik napasnya berat.“Rei ...”

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 69. Kembalinya Grey

    Blake Thorn sedang menyelesaikan latihan larinya beberapa saat sebelum seorang pelayan memberitahukannya jika ada seseorang yang tengah mencarinya.“Suruh tunggu di ruang kerjaku saja!”“Baik Tuan!” Pelayan itu pun pergi memberitahukan pada tamu tersebut agar menunggu di ruang kerja. Sedangkan Blake memilih untuk menyelesaikan beberapa waktu untuk terus berlari di treadmill nya. Namun tiba-tiba mesinnya dilambatkan oleh seseorang yang menekan tombol di depannya. Blake menoleh dan kaget lalu terjatuh di mesin treadmill sampai terjungkal ke belakang.“Oh Tuhan, kamu baik-baik saja?” tanya Grey mencoba membantu Blake. Ia benar-benar kaget dan hampir melompat sendirian.“Oh tidak ... Grey! GREY, KAU MASIH HIDUP?” pekik Blake dengan wajah pucat penuh histeris. Grey Hunter yang ikut berjongkok lalu bangun dan tak jadi membantu Blake. Blake cepat-cepat berdiri dan mencoba mendekat lalu melihat sosok Grey dengan sek

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 68. Ancaman Manis

    Honey terjebak di antara kejujuran dan desakan untuk tetap mempertahankan identitasnya sebagai seorang Axel Clarkson. Maka setelah ia didesak dan dicecar sedemikian rupa oleh Rei, akhirnya ia harus keceplosan.“Untuk apa dia datang menemuimu?” tanya Rei lagi masih dengan nada dan sikap yang sama.“Aku tidak tahu. Mana aku tahu!” sahut Honey mulai kesal. Ia benar-benar tak bisa lolos dan Rei makin menginterogasi seenaknya.“Tidak mungkin dia mencarimu jika tidak ada maksud tertentu! Apa dia pacarmu?” tukas Rei lagi. Ia makin berjalan mendekat namun Honey pun makin mundur ke belakang sampai punggungnya menyentuh sisi meja.“Dia …”“Jawab Axel! Apa dia pacarmu?”“Dulu …” Honey langsung dengan cepat menutup mulutnya. Mata Rei benar-benar terbelalak saat tahu jika yang menemui Honey ternyata adalah mantan kekasihnya. Memang Honey langsung menutup mulutnya. Matan

  • Terbakar Asmara Bosku   Bab 67. Bos Posesif

    Rei mendengus kesal dan sempat mondar-mandir beberapa kali kala melihat Honey pergi begitu saja gara-gara sambungan telepon.“Siapa yang sudah mencarinya? Aku penasaran!” gumam Rei lalu ikut keluar dari ruangannya untuk menyusul Honey. Sementara di bawah Honey sudah hampir tak bernapas saat melihat yang mencarinya adalah Josh Hartlin.“Honey?” Honey membesarkan matanya dan langsung maju untuk mendorong Josh menjauhi meja resepsionis. Resepsionis itu bahkan sudah berdiri karena curiga dengan gerak gerik Axel yang mencurigakan.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Honey dengan suara tertahan. Matanya lalu berseliweran ke segala arah agar tak ada yang mengenalinya. Josh masih tak mengerti. Mengapa saat ia meminta bertemu dengan Axel Clarkson tapi yang muncul malah Kakaknya?“Aku mencari Axel ... tapi kenapa kamu ada di sini? Apa kamu bekerja di sini juga?” tanya Josh dengan wajah kebingungan. Honey jadi makin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status