Seperti mendapat lampu hijau dari Jasmin, Arya semakin bersemangat dalam melakukan aksinya, Antara bingung, takut, dan menikmati apa yang dilakukan Arya padanya, Jasmin hanya bisa terdiam, jujur saja ini pengalaman pertama baginya dalam hal-hal seperti ini, sungguh dia tak tau apa yang harus dilakukannya pada saat seperti ini.Arya yang sudah sangat berpengalaman dalam menggauli perempuan itu dengan cekatan sudah meloloskan seluruh kain penutup di tubuh Jasmin, merasa malu, Jasmin berusaha menutupi bagian atas dan bawah tubuhnya dengan kedua tangannya, wajahnya pun terlihat sangat memerah karena malu, untung saja lampu dimatikan, sehingga Arya tak begitu melihat rona itu di kedua pipi Jasmin yang terasa memanas."Lepas, jangan ditutupi!" Arya menyingkirkan kedua tangan istrinya agar tak menutupi bagian bagian indah yang sangat menggoda dan menarik perhatiannya itu.Otak dan jiwa Arya sudah ditutupi oleh kabut gairah sehingga tak ada logika dan ak
Arya meraba raba kasur disebelahnya, namun sayangnya terasa kosong, tak ada sosok wanita yang tadi memuaskannya sampai dia terlelap kelelahan, hampir lima tahun lamanya tak melakukan hubungan suami istri membuat dirinya seakan kewalahan melawan nafsunya sendiri.Waktu masih menunjukkan pukul setengah empat pagi saat Arya melirik jam yang menggantung di dindingnya dengan susah payah, matanya masih sangat terasa berat saat dipaksa untuk melihat angka di dinding kamarnya itu.Kepalanya memutar ke semua penjuru kamarnya, merasa tak menemukan sosok Jasmin dimanapun, membuat pria yang masih belum mengenakan pakaiannya itu beranjak dari ranjang dan memunguti celananya yang tergeletak di lantai, lantas memakaianya dengan malas. Samar-samar terdengar suara isakan tertahan dari arah balkon kamar, membuat Arya menajamkan pendengarannya dan mencari-cari dari mana arah sumber suara itu.Perlahan Arya mendorong sedikit pintu balkonnya yang ternyata tak te
"Kak, apa aku boleh bekerja?" tanya Jasmin takut takut.Dirinya sering sekali merasa bosan sendirian di rumah karena Arya hampir setiap hari pulaang larut malam, hanya pagi seperti ini saja dia bisa bertemu dengan suaminya, dan malam kalau Arya sedang ingin menuntaskan hasratnya, selebihnya bahkan mereka hampir tak pernah saling bicara satu sama lain.Sudah hampir tiga bulan Jasmin menjalani pernikahan tak normalnya ini dengan Arya, dia selalu menjalani semua kewajibannya sebagai seorang istri, baik itu kewajiban di dapur maupun di kasur.Sayangnya dia tak pernah mendapatkan haknya sebagai istri, Arya tak pernah memberinya uang bulanan, meski kebutuhan rumah selalu dia cukupi dengan cara membelikan kebutuhan dapur dan lain lainnya, namun tak pernah sekalipun membelikan kebutuhannya,sebagai wanita tentu saja dia juga punya banyak kebutuhan untuk dirinya pribadi, namun rasanya begitu sungkan untuk meminta pada Arya, uang bulanan yang normalnya suami berikan pad
Ini hari ke empat Jasmin bekerja di hotel milik keluarganya yang masih merupakan anak perusahaan milik ayahnya dan kini di kelola Dimas, membantu sang kakak dengan menjadi wakilnya, sekaligus memastikan kalau Dimas bekerja dengan baik dan benar sesuai amanat yang di berikan Bagas padanya.Blue Palace hotel yang merupakan hotel berbintang itu menjadi tempatnya menerapkan ilmu yang di timbanya selama ini, sehingga Jasmin bisa mematahkan anggapan orang-orang kalau dirinya bekerja di hotel itu hanya karena hotel tempatnya bekerja adalah milik keluarganya, namun memang sesuai dengan jurusan public relation yang selama ini di pelajarinya.Siang itu Jasmin mengernyitkan keningnya dan mengurungkan niatnya saat akan bertemu Dimas di ruangannya yang berjarak beberapa meter dari ruangannya, Jasmin menghentikan langkahnya tepat di muka pintu ruang kerja Dimas yang tak tertutup sempurna, Gita seorang wanita yang pernah berkunjung ke rumahnya menemui suaminya itu kini terli
Sepertinya rencana jahat Arya untuk mengumpankan Gita pada Dimas berbuah hasil, Dimas sudah terlihat memakan umpan yang sengaja di berikan Arya padanya, seperti hari ini, Dimas terlihat sedang makan siang berdua dengan Gita yang akhir akhir ini selalu menempel padanya seperti lintah."Pak, apa istri anda tak marah jika anda sering keluar makan dengan saya seperti ini?" pancing Gita."Aku sudah bilang berkali-kali, jangan panggil aku dengan sebutan pak, aku jadi berasa tua, panggil saja nama ku, atau Mas terdengar lebih syahdu," goda Dimas dengan seringai nakalnya."Dan untuk masalah Maya, dia tak pernah mengekang ku, mungkin karena kami juga sudah lama bersahabat saat kami sama-sama belum menikah, jadi kami sudah saling percaya dan saling memahami masing masing." "Oh, baguslah kalau begitu, soalnya malam ini saya ingin mengajak mas untuk merayakan keberhasian pemenangan tender Multy, mas bersedia, kan?" todong Gita semakin berani tat kala Dimas member
Sementara di tempat lain, tak biasanya Arya pulang lebih awal dari biasanya, jam enam sore dia sudah sampai ke rumahnya, seperti biasanya tak ada interaksi atau obrolan apapun antara Arya dan Jasmin meski kini mereka berada dalam satu kamar yang sama.Jasmin asik mematut diri di cermin, sementara Arya yang baru saja selesai mandi pun langsung mengenakan pakaian rapi dan formal.Namun sayangnya Jasmin tak tergoda untuk bertanya kemana suaminya itu akan pergi, terserahlah, toh kalau di tanya pun jawabannya paling akan sinis dan menyakitkan, pikir Jasmin."Aku ke rumah ibu, kak." pamitnya asal. "Tunggu!" seru Arya saat Jasmin menyambar cluth nya dan hendak keluar dari kamar itu, membuat Jamin menghentikan langkahnya di ambang pintu."Kita kesana bersama, aku juga di undang ayah mu untuk menghadiri acara anniversary abang mu, akan terasa aneh dan menjadi pertanyaan jika kau datang sendiri tanpa aku." ucapnya lagi seraya menyusul Jasmin keambang p
Benar saja tepat sekitar puku sepuluh pagi Maya mendatangi kantor Arya, seorang sekretaris wanita muda nan seksi mengantarkan Maya menuju ruang kerjamantan suaminya itu.Ada sedikit nyeri dan sesal di hatinya, andai saja dirinya tak melakukan kesalahan fatal itu, mungkin saat ini dirinya lah yang menjadi nyonya direktur di perusahaan besar itu, dan hidup mereka juga pasti akan sangat bahagia, namun sesal hanya sesal dan andai tinggalah andai, semua sudah terjadi, nyatanya kini dirinya sudah berpisah dan sudah mempunyai pasangan masing-masing, meskipun kini dirinya sedang menuai karma buruknya karenja ternyata sang suami ditengarai melakukan perselingkuhan di belakangnya.""Ah, masuk.Silahkan duduk nyonya Dimas!" sapa Arya terkesan sangat formal saat menyambut kedatangan Maya karena ada sekretarisnya disana, meskipun dia yakin sekretarisnya tak akan banyak bicara pada siapapun, namun dirinya tetap harus menjaga imejnya, mencegah lebih baik daripada mengobati, buka
Semenjak pertemuan saat itu di kantor yang awalnya hanya membahas tentang kedekatan Dimas dan Gita, kini kedekatan itu terjadi juga pada Arya dan Maya, dengan dalih ingin membantu Maya dalam mengusut hubungan suaminya dengan wanita idaman lain yang merupakan teman kantor nya itu berlangsung sukses.Alih-alih beralasan ingin membantu agar rumah tangga mantan istrinya itu bisa yerselamatkan dan kembali menjadi baik-baik saja, namun kenyataannya Arya justru semakin memperkeruh susana dengan mengompori Maya secara halus, memperlakukan mantpan kekasihnya dengan penuh perhatian, membuat timbul perasaan bersalah dan menyesal di hati Maya yang semakin menggunung, dan berakhir dengan keinginan kuatnya untuk mengambil kembali pria yang dulu pernah sangat mencintainya itu."Arya, andai saja dulu aku tak melakukan kesalahan itu, mungkin saat ini kita sedang menikmati hari hari bahagia kita," cicit Maya yang siang itu sedang berada di sebuah restoran Jepang yang dulu menj