Share

Cerai

Suara Arya yang menyerukan kata "Kejutan!" justru terdengar seperti suara gemuruh petir di siang hari, atau suara dentuman bom atom, atau bahkan seperti lolongan srigala di tengah malam, semuanya sama-sama mengerikan saat sampai di pendengaran.

"A-Arya?!" Cicit Maya tertahan, mood bercinta yang tadi sedang tinggi-tingginya dan seolah menerbangkannya ke langit ke tujuh itu, kini seakan menghempaskannya ke dasar bumi.

Kegiatan panas pasangan yang tak semestinya itu harus di hentikan secara paksa meski keduanya belum mencapai puncaknya, Maya menutupi tubuh polosnya dengan selimut yang sudah berpindah posisi yang biasanya di atas kasur kini tergeletak di lantai, bersisian dengan pakaian mereka yang juga berceceran di lantai.

Sepertinya mereka sangat bernafsu sampai-sampai lupa menutup pintu dengan sempurna, atau mungkin mereka merasa aman karena Arya sedang dinas di luar kota, sementara asisten rumah tangganya memang hanya bekerja sampai jam empat sore saja.

Tak jauh berbeda dengan Maya, Dimas juga berusaha meraih pakaiannya yang teronggok di lantai, lantas memakainya dengan asal, wajahnya yang purih berubah menjadi pias karena kedapatan meniduri istri dari sahabat dekatnya.

Sementara Arya masih terpaku menonton kegugupan istri dan sahabatnya di ambang pintu, tak sedetik pun matanya beralih dari pemandangan yang sungguh teramat menyakitkan dan akan menjadi sebuah trauma tersendiri baginya di kemudian hari.

"Kenapa berhenti? Begini kelakuan kalian jika di belakang ku?" Tanya Arya dengan nada yang datar, sungguh dirinya kehilangan tenaga meski begitu besar keinginannya untuk menghajar Dimas sampai pria yang sudah di anggapnya sebagai saudara itu babak belur tak berdaya, bahkan sampai mati jika perlu.

Tapi Arya tak kuasa melakukan itu semua, bukannya berarti Arya tak punya nyali, namun sedari dulu Arya memang bukan tipe orang yang mengedepankan otot di banding dengan otak, dia hanya ingin semua ini di bicarakan dan di selesaikan tanpa ada adu fisik.

Seberapa dalamnya pun Arya mencintai Maya, tapi jika harus berkelahi demi seorang wanita yang jelas-jelas menghianatinya rasanya itu terlalu berlebihan bagi Arya, meskipun mungkin sebagian banyak orang di luaran sana akan melakukan segala cara termasuk membunuh selingkuhan pasangannya, karena merasa harga dirinya di injak-injak, namun itu tidak berlaku bagi Arya.

Arya berpikir untuk apa membuang-buang energi jika hasil akhirnya sama, yaitu berpisah!

Sudah menjadi prinsip hidupnya kalau dia tak akan pernah menerima sebuah penghianatan, dan konsekuensi dari perselingkuhan adalah perpisahan, seharusnya Maya sangat tahu itu, karena sedari awal pernikahan Arya sudah mewanti-wanti hal itu, kalau dia tak akan pernah memaafkan sebuah perselingkuhan apapun alasannya.

"A-Arya, maaf!" Hanya kata itu yang dapat keluar dari mulut Maya, wanita yang selama tiga tahun ini mendampingi dirinya sebagai istri, atau jangan jangan selama tiga tahun ini mereka sudah menjalin hubungan terlarang tanpa sepengetahuan dirinya yang terlalu percaya pada istri dan sahabatnya itu.

"Sejak kapan?" Arya mengulang pertanyaannya yang belum mendapat jawaban dari kedua orang di hadapannya yang kini tertunduk malu tak berani mengangkat wajahnya.

"JAWAB!" Bentak Arya karena diantara Dimas dan Maya tak ada yang mau membuka suara.

"E-empat tahun!" Gagap Maya berbarengan dengan suara teriakan Arya yang menggelegar.

"Oh shit, empat tahun? Bahkan kalian berhubungan dari sebelum kita menikah? Pantas saja kau tak pernah mau mengatakan siapa yang mengambil kesucian mu, karena saat malam pertama kita kau sudah tak virgin lagi, rupanya dia orangnya!" kepala Arya terasa berdenyut sangat kencang memikirkan betapa bodohnya dia selama empat tahun ini menjadi bahan tertawaan dua orang yang sama-sama menempati tempat terbaik di hatinya, tadinya.

"Maya Puspita aku talak kamu, mulai hari ini, detik ini, kamu bukan istri ku lagi." Ucapan itu terdengar tegas, jelas dan lugas di ucapkan oleh Arya dengan sangat fasih.

Tak ada maaf dan kesempatan bagi istrinya yang bahkan dengan gilanya membawa masuk selingkuhannya ke dalam kamar mereka, bahkan bercinta di atas ranjang yang sama tempat mereka biasa memadu kasih, itu terlalu menyakitkan dan menjijikan jika Arya tetap mempertahankan pernikahan sinting ini.

Sungguh dirinya tak lagi berkeinginan untuk tahu, mengapa mereka berselingkuh dan atas alasan apa mereka telah menjalin hubunga sejak empat tahun yang lalu namun Maya memutuskan untuk menikah dengan dirinya, namun masih melanjutkan hubungan terlarangnya dengan Dimas dibalik punggungnya.

Maya sebenarnya ingin protes atas keputusan Arya yang serta merta langsung menjatuhkan talak padanya tanpa ampun, tapi Maya juga sadar diri, kesalahannya terlalu fatal untuk di maafkan, sepertinya bukan hanya Arya, pria manapun tak akan pernah bisa memaafkan jika melihat live streaming istrinya bercinta dengan pria lain, apalagi pria itu sahabatnya sendiri, rasa sakitnya tentu saja akan terasa berkali-kali lipat bahkan ribuan kali lipat lebih sakit, jadi Maya memutuskan akan menerima apapun yang menjadi keputusan Arya terhadap nasib pernikahannya.

*Flash back off

Arya melayangkan gugatan cerai secara resmi pada hari berikutnya, dan setelah sidang perceraiannya berakhir dan akta perceraian keluar, Arya memutuskan untuk mengambil tawaran perusahaan agar dirinya memegang perusahaan yang berada di luar negeri, apalagi setelah tersiar kabar bahwa tak lama setelah perceraian antara dirinya dan Maya diputuskan, mantan istri dan sahabatnya itu melangsungkan pernikahan dengan sangat mewahnya.

Sungguh nasib terasa begitu kejam terhadapnya,

Maya yang pernah menadi poros dunianya selama bertahun tahun, menjadi sumber kebahagiaanya, begitu pun Dimas yang selalu menjadi dahabat bahkan saudara yang selalu ada di setiap cerita suka dan dukanya itu, ternyata mereka berdua lah yang ternyata akhirnya menghancurkan duanianya menjadi berkeping-keping dan meyisakan sakit dan dendam yang yang tak pernah pernah padam dalam hatinya.

Pernah bersama dan pernah menghabiskan hal dengan manis membuat kata 'pernah' seolah menjadi pengingat kalau dia dan dirinya tak lagi bersama.

Ketika harus menerima kenyataan jika dirinya ditinggalkan oleh orang yang di sayanginya, memang Arya tak pernah siap, kata siap itu tak pernah benar-benar terwujud nyata di hati Arya, karena sampai kini, bahkan sampai tiga tahun berlalu, rasa benci dan dendam itu tak pernah benar-benar hilang, justu rasa itu semakin berkobar dan membakar seluruh jiwanya, rasa ingin membalas perlakuan mantan istri dan mantan sahabatnya itu semakin menjadi saat Arya kembali ke tanah air, di kota kelahirannya yang menyimpan banyak kenangan pahit itu dia bertemu denga seorang gadis yang di anggapnya akan sangat pas di jadikan alat untuk membalaskan semua dendamnya.

'Kalian hanya perlu menunggu balasan yang akan ku berikan, dan itu aku pastikan akan lebih sakit dari yang pernah kalian berikan pada ku, aku jamin itu!' gumamnya dalam hati

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status