Share

11. Sensitivitas Rasa

Natya membuka mata, dan hal pertama yang dilihatnya adalah plafon berwarna cokelat yang terbuat dari kayu. Suasana ruangan yang klasik dan nampak tidak asing meski ia baru pertama kali berada di sana. Dugaannya terjawab ketika wajah Daksa muncul dari balik pintu ruangan di sisi sebelah kanannya.

“Nat?”

Natya menoleh ke arah datangnya panggilan itu. Di sebelah kirinya, Natya bisa melihat Beno yang memberikan pandangan khawatir sekaligus lega dari matanya.

“Ehm … hai?”

“Udah sadar?” sapaan Daksa terdengar lebih santai dari sebelumnya.

Sebelumnya?

Natya langsung mendudukan diri begitu mengingat kejadian terakhir sebelum dirinya kehilangan kesadaran. “G-gue di mana?”

“Kamu masih di restoran saya. Ini ruang istirahat staff.” Daksa yang menjawab.

“Ma-maaf. Tadi itu …”

“Gue anter lo balik ya, Nat.” Beno langsung berdiri, memotong kalimat yang akan diucapkan oleh Natya.

Daksa hanya memperhatikan Natya dan Beno sambil bersandar pada dinding dan memangku kedua tangannya di dada.

“Sebentar, Ben.”
atriaskhaer

Haii! Selamat datang di buku kedua aku! Enjoy~

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status