Share

Berubah

Bab 12



Seminggu setelah kepergian Dina, Umi tak mau makan dan minum. Ia hanya melamun di dalam kamar. Rohim tak pernah datang menjenguk Uki. Kang Udin setiap hari datang ke rumah. 

Maduku tinggal di kontrakan kecil tak jauh dari rumah. Perkerjaan saja suamiku tak punya. Setiap hari makan di rumah. Akupun tak mau tahu keadaannya. Umi akan tinggal di rumahku sampai 40 hari kepergian Dina. Uki akan kurawat seperti anak sendiri. Lala begitu menyayanginya.

Kesedihan yang mendalam, kehilangan adik yang begitu kusayangi  menyelimuti di rumah ini. Tak ada lagi ocehan dari bibirnya. Tawanya, manjanya masih terlihat di mata. Rengekannya ketika merayu meminta sesuatu kepadaku masih terlintas dipikiranku. 

Tangisan Uki membuatku terperajat. Aku menghampirinya ke kamarnya. 

"Mba, Uki kenapa?" tanya aku kepada babysister Uki. 
"Badannya panas Bu, sejak pagi buang air terus," jawabnya.
"Kita bawa ke Klinik saja. Mba siap-siap yach! saya mau ganti baju dulu."
"Iya, Bu." 

Kami pergi menggunakan taksi online. Kudekap badan Uki, tangisnya tak berhenti. Semoga saja tidak terjadi apa-apa. 

"Bagaimana keadaan keponakan saya Dok?" 
"Tidak apa-apa, hanya demam biasa. Pencernaannya terganggu mengakibatkan buang air besar berkali-kali, saya akan menulis resep," ujar ibu Dokter.

Aku menghela nafas lega. Alhamdulillah, tidak ada penyakit yang serius. Menciumin pipinya yang semakin bulat seperti bakpau. Uki tidur dalam dekapanku. 

Obat sudah ditembus dan biaya administrasi sudah dibayar.
"Ayo Mba, kita pulang!" ajakku. 

"Bu, pampers dan susu Uki habis," ungkap Tina babysister Uki. 
"Nanti beli yach, kamu pulang duluan. Ibu turun di swalayan sekalian beli keperluan yang lain. Apa ada yang lain yang mesti dibeli?"
"Enggak ada Bu." 

Taksi berhenti di depan rumah menurunkan Tina dan Uki. Aku melanjutkan kembali perjalanan ke swalayan yang letaknya lumayan jauh dari rumah. 

Kudorong kereta belanjaan mencari barang kebutuhan. Dari kejauhan kulihat Rini bersama lelaki. Rohim! mengapa dia disini, aku pikir dia sudah kembali ke kampung, ternyata berduaan dengan gadis liar. Tanah istrinya saja masih basah kelakuannya main gila dengan iparnya sendiri. Aku harus mencari bukti permainan mereka. Bergegas mengambil barang yang penting saja. Memulai memotret mereka yang sedang menautkan jarinya, kemesraan terlihat jelas. Kang Udin harus tahu kelakuan bejat istri kesayangannya. Dengan cepat mendorong kereta belanjaan ke kasir dan membayarnya.

Mengambil gawai hitam bermerek Sam***g dan menekan aplikasi online, mengantar belanjaan ke rumah agar bisa mengikuti mereka. Kuserahkan kantung belanjaan kepada ojol dan memberi tips.

"Eni, kamu sedang apa?"
Tepukan di bahu mengagetkanku.
"Amir, kamu membuatku terkejut!" Dadaku terasa berdegup kencang. Takut dan cemas jika Rohim yang menemukanku, dan menggagalkan rencana.

Amir terkekeh melihat wajahku yang gugup.
"Kamu kenapa? seperti maling yang ketangkap basah," candanya.

Aku lihat Amir baru tiba, aku menyeret tanganya ke parkiran motor. 
"Aduh, kenapa tanganku ditarik," cetusnya.
"Bapak guru yang terhormat, mohon bantuannya. Aku harus mengikuti seseorang," ungkapku.
"Siapa?" 
"Nanti aku ceritain, kita tunggu mereka di pintu keluar parkir," bujukku. 

Aku melihat mobil Rohim keluar dari swalayan. Kupakai masker agar mereka tak mengenaliku.

"Amir, jangan sampai ketinggalan?" perintahku.
"Baik permaisuri," ejeknya.

Selama perjalanan aku menceritakan tujuanku. Aku mengakui Rini adalah maduku dan Rohim suami dari Dina. 

"Astaghfirullahaladzim, mereka manusia laknat," geramnya.
"Bantu aku agar suamiku mengetahui hubungan busuk mereka."
"Dengan senang hati, aku akan membantumu sebisa mungkin."

Mereka memasuki sebuah penginapan bintang tiga. Amir memberhentikan motornya tak jauh dari mobil Rohim. 
Kesempatan aku mengambil foto mereka. Rohim merangkul bahu Rini memasuki hotel tersebut. Kulangkahkan kaki mengikuti mereka dari kejauhan. Mereka hendak masuk kesebuah kamar, kesempatanku membuat video dengan durasi lima belas detik. Mereka saling berpautan. Yes ... aku berhasil merekam adegan mereka yang tak tahu malu. Rini aku akan balas semua perbuatanmu yang merengut kebahagian kami.

"Terima kasih yach, sudah membantuku."
"Enggak masalah, semoga semua rencanamu berjalan lancar."
"Aamiin."
Melambaikan tangan kearah Amir. Aku senang akhirnya memiliki bukti foto dan video. 

"Bagus, sudah berani pergi bersama laki-laki lain," hardik kang Udin.
"Akang ...."
"Kenapa? kaget ketahuan selingkuh," tuduhnya.

"Siapa yang selingkuh? aku atau ...," potongku. 
"De, Akang heran kamu berubah jadi pembangkang. Ke mana istri Akang yang mencintai sepenuh jiwanya dan setia?" 

"Istri Akang yang mencintaimu, setia, berani berkorban, menerima segalanya dan rela untuk mencintai daripada dicintai sudah terkubur alias mati!" tekanku.

"Tidak! Akang tidak rela jika kamu berubah. Kamu harus menjadi Eni yang mencintai Akang dengan tulus."
"Egois! tak ada wanita yang rela dimadu walaupun rasa cinta kepada suaminya besar. Karena kesalahan yang diperbuat suami, hati wanita akan berubah menjadi batu. Cinta itu terkikis. Lebih baik kita bercerai saja. Aku mengalah demi kamu yang mencintai wanita lain."

"Akang tidak akan pernah menceraikanmu, sampai kapan pun."
"Aku yang akan menceraikan Akang!" Tunjuk jariku di dadanya. Tatapan emosiku semakin memuncak. Ingin mencabik-cabik tubuhnya.

Mata suamiku terlihat merah, emosi sedang menerpanya. Rasa cinta di hatiku sudah kubuang ke laut. Tak akan kutumbuhkan lagi perasaan itu. Telah layu hingga tak bisa tumbuh subur lagi. 

Kang Udin menarik tanganku kasar aku memukul-mukul tangannya. Tubuhku diseret kedalam kamar kami. Aku memaki dan berteriak. Tak pernah suamiku bersikap kasar. Tubuhku dihempaskan ke tempat tidur. Suara tubuh terjatuh terdengar kencang, aku meringis menahan rasa sakit. 

Sebuah tangan melayang di udara suaranya mengema dalam ruangan. Mata yang penuh amarah dan kecewa. Bentakan kasar terucap dari bibirnya. 

"Jangan ...," teriakku.

****

Jangan lupa rate dan komentarnya. Bagaimana cara Eni membuktikan skandal madunya kepada sang suami. Pantau terus ceritaku. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status