Share

Bumerang

Penulis: Diandra 05
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-19 14:48:40

Berita Devan yang mengklaim Seea sebagai calon istrinya telah tersebar di ibu kota hingga ke orang tua Devan. Ya. Devan sama sekali tidak menyadari ketika Devan mengucapkan dengan lantang dan mengklaim Sera sebagai calon istri Devan, ada pencari berita yang tengah berasa di kantor Devan dan disekitar mereka mengobrol tadi. Devan tidak menyadari jika di perusahaannya tengah diadakan launching produk baru sehingga ada banyak wartawan disana.

Sera menghembuskan nafas kasar saat melihat tayangan di televisi yang memberitakan Devan dan Sera.

“Kenapa beritanya ini semua?” Sera menggerutu kesal

Sera memencet tombol power berwarna merah pada remote televisi sehingga televisi yang tadi menyala langsung mati. Sera beranjak masuk ke kamar mengambil ponsel yang berada diatas nakas. Banyak panggilan tidak terjawab dan banyak pesan yang terlewatkan Sera. Sera membuka pesan sembari duduk disofa yang berada di kamarnya.

Huft

Lagi dan lagi Sera menghela nafas panjang dan kasar. Pesan yang masuk isinya sama, menanyakan kabar yang beredar di media baik elektronik atau online.

“Orang gila. Kalau bicara nggak dipikir dulu jadinya kaya gini.” Ucap Sera kesal melempar ponselnya keatas kasur

Sera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mungkin dengan berendam bisa menjernihkan pikirannya walau hanya sebentar.

***

Devan yang masih berada di perusahaan menggebrak meja kerjanya saat melihat berita tentang Devan dan Sera. Sebenarnya Devan merasa senang dengan berita itu, tapi satu hal yang cukup Devan takuti, Devan takut Sera akan marah dan berujung menghindarinya. Devan tidak mau hal itu terjadi. Bagaimanapun Devan sudah tertarik dengan Sera sejak pandangan pertama saat jamuan makan malam Candra kakak Sera.

“Whoa.. Luar biasa Van. Ucapan lo sudah menyebar seantero Jakarta. Lo sudah kaya artis Van.” Rangga meledek Devan yang tengah sedikit emosi

“Berisik lo!” Devan melempar berkas yang berada didepan kearah Rangga. Naas Rangga tidak bisa menghindari lemparan berkas Devan dan terkena keningnya

“Awww.. Jahat banget lo jadi orang. Kalau kening gue lecet, lo ganti yya ama yang masih mulus.” Omel Rangga

Suara sering ponsel menghentikan Devan yang hendak membuka mulutnya. Devan mengambil ponsel yang berada diatas meja kerjanya dan melihat ID pemanggil. Devan mengesah pelan saat mengetahui siapa yang menghubunginya.

Ibu Negara..

Ya. ID pemanggil di ponsel Devan tertera nama ibu negara alias mama Devan ibu Soraya. Devan menscroll tombol warna hijau dan panggilan terhubung.

“Ha..” Devan tidak melakukan jutkan sapaaan ke mamamnya karena ucapan Devan dipotong oleh mamanya

“Jelaskan pada mama apa maksud kabar yang tersebar Devan!” Teriakan mama Soraya yang melengking memekakan gendang telinga Devan sehingga Devan menjauhkan ponsel dari telinganya

Devan menghela nafas pelan lagi sebelum menjawab ucapan mamanya. Ya. Devan sudah memprediksi semua ini akan sampai ke telinga mamanya. Mamanya sosialita yang sangat luas pergaulannya.

“Nanti... “ Ucapan Devan dipotong lagi oleh mamanya

“Bawa wanita itu ke rumah! Mama tunggu besok malam di rumah!” titah mama Devan lalu menutup sambungan telepon secara sepihak tanpa menunggu balasan dari Devan. Kebiasaan mama Soraya seperti ini jika sedang telepon.

Huft

Devan menghela nafas panjang dan meraup muka kasar. Apa tadi mamanya bilang? Membawa Sera ke rumah? Jelas tidak mungkin Devan lakukan. Sera bahkan mungkin saat ini tengah marah besar mendengar kabar ini.

Rangga menghampiri sahabatnya yang tengah kebingungan itu.

“Lho kenapa Van?” tanya Rangga menepuk pelan babu Devan dan menyadarkan kembali Devan dari lamunannya

“Nyokap Ngga.” Balas Devan

“Kenapa tante Soraya Van? Tante tahu berita lo dan Sera?”

“Bukan sekedar tahu Ngga, tapi nyokap minta besok malam bawa Sera ke rumah. Gila kan?”

Rangga terkejut mendengar ucapan Devan. Mama Devan meminta Devan membawa Sera ke rumah? Apakah mungkin bisa? Apa Sera mau? Rangga segera menyadarkan dirinya sendiri lalu memberi semangat ke Devan.

“Kenapa gila Van?”

“Jelas gila lha. Mana mungkin Sera mau gue ajak ke rumah ketemu mama. Kita kan juga nggak ada hubungan apa-apa Rangga.”

“Kenapa lo ragu kalau lo belum mencoba? Lo bisa minta tolong kak Candra, Van.”

“Kayanya nggak mungkin Rangga. Kita tahu kaya apa Sera. Sejak berpisah sama mantan suaminya, Sera jadi dingin dan menjaga jarak dengan pria.”

“Iya benar. Tapi nggak ada salahnya kan mencoba Van. Masih ada waktu cukup banyak sampai besok malam. Hampir 24 jam.”

Devan tampak memikirkan ucapan Rangga. Devan akan mencoba saran Rangga meminta bantuan kak Candra jika Sera tidak bisa diajak bicara baik-baik. Devan akan mencoba menemui Sera terlebih dahulu sebelum meminta bantuan kak Candra.

***

Devan berkunjung ke rumah Candra sebelum berangkat ke perusahaanya. Devan duduk diruang tamu menunggu pelayan memanggilnya Candra yang tengah sarapan bersama Sera. Candra menawarkan Devan untuk sarapan bersama melalui pelayan, namun Devan menolak dengan alasan sudah sarapan di rumah. Candra berjalan ke ruang tamu diikuti Sera. Sera sangat malas bertema Devan, apalagi setelah berita mereka menjadi santapan pemburu berita, tetapi paksaan kakaknya akhirnya Sera menemani kakaknya bertemu Devan.

“Tumben Van pagi-pagi kesini. Ada apa Van?” tanya Candra yang duduk diseberang tempat duduk Devan

“Begini kak.. Saya mau meminta ijin ke kakak untuk mengajak Sera bertemu dengan mama nanti malam.” Balas Devan yang sangat mengejutkan Sera hingga membulatkan kedua bola matanya

Candra tersenyum ke Devan dan Sera.

“Kalau kakak sih..” ucapan Candra dipotong oleh Sera yang dengan tegas langsung menolak permintaan Devan

“Sera nggak mau kak!” tukas Sera lantang

Candra menghela nafas berat. Ya. Seperti inilah Sera sekarang sejak perpisahannya dengan Dino. Menutup diri dari lawan jenis. Devan menatap Sera dengan tatapan sulit diartikan. Walau semua telah diprediksikan oleh Devan, namun Devan masih berharap ada keajaiban agar Sera mau menerima ajakannya bertemu dengan mamanya nanti malam.

“Sera..” ucap Candra pelan

“Sera nggak mau kak. Dia kan yang bikin masalah. Berarti dia yang harus menyelesaikan sendiri tanpa campur tangan Sera. Permisi.” Sera beranjak dari tempat duduknya naik ke lantai dua menuju kamarnya

Candra menggelengkan kepala melihat sikap Sera yang masih tetap saja seperti itu. Candra menatap kearah Devan dengan perasaan tidak enak.

“Nanti kakak akan mencoba bicara lagi ke Sera ya Van.”

“Iya kak. Devan permisi kak.”

Setelah berjabat tangan dengan Candra, Devan pergi meninggalkan rumah Candra memutar kemudian ke perusahaannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terima Kasih Cinta   Patricia?

    “Patricia?”Sera akhirnya menggumamkan satu nama yang tidak asing bagi dirinya. Devan menautkan kedua alis saat mendengar Sera menggumamkan nama Patricia.“Iya. Patricia. Apa kamu mengenalnya sayang?” jawab Devan dengan bertanya kepada Sera“Patricia Geraldine?” Sera kemabli bertanya sembari menatap ke arah DevanDevan menganggukan kepala membalas pertanyaan sang istri, “Iya sayang. Apa kamu mengenalnya sayang?”Huft..Helaan nafas berat terdengar dari bibir Sera setelah mendengar jawaban dari Devan. Apa yang berada di dalam pikiran Sera ternyata benar adanya. Patricia Geraldine. Satu nama yang sama dan dapat Sera pastikan jika orang yang sama juga dengan orang dari masa lalu Sera.“Ada apa sayang? Apa kamu mengenal Patricia?” tanya Devan semakin penasaran melihat sikap sang istri yang berubah setelah mendengar nama PatriciaSatu helaan nafas berat kembali terdengar da

  • Terima Kasih Cinta   Istri Agresif

    Hari yang cerah dengan matahari yang menyinari bumi menjadi hari yang baru bagi pasangan suami istri yang telah sepakat untuk berdamai. Masa cuti yang telah habis sehingga hari ini Sera harus berangkat ke sekolah seperti biasanya.Setelah menikmati hidangan sarapan, Devan mengantar Sera ke sekolah dimana sang istri bekerja. Devan tidak ingin melarang sang istri bekerja karena pekerjaan itu cita-cita sangat istri yang Devan ketahui dari kakak iparnya, Candra.“Kerjanya hati-hati iya sayang.. Sore mas jemput lagi sayang. Jangan pulang dulu sebelum mas datang iya sayang,” ucap Devan“Iya mas.. Mas juga hati-hati iya kerjanya. Yang semangat kerjanya demi istri dan calon anak kita nanti,” balas SeraDevan mengangakan mulut mendengar apa yang diucapkan oleh sang istri. Lihatlah wanita yang kini telah menjadi istrinya itu lebih berani saat ini. Padahal di awal pertemuan dan pernikahan mereka, Sera sangat menolak dengan tegas. Ah.. Tapi De

  • Terima Kasih Cinta   Apa Ini Mas?

    Malam yang indah bertabur bintang dan bulan yang bersinar dengan cerah di angkasa menjadi saksi dua insan yang telah resmi menjadi sepasang suami istri dan telah memutuskan untuk berdamai itu kini sedang menembus jalanan ibu kota yang tampak lengang jika sang surya telah tenggelam.Ya. Devan menepati janji membawa Sera jalan-jalan hari ini. Setelah menyelesaikan pekerjaan, Devan membawa Sera menikmati ibu kota Indonesia dengan menggunakan mobil sport Lamborghini berwarna merah itu. Malam ini Devan memiliki rencana membawa sang istri makan malam di luar seperti yang telah direncanakan pagi tadi.Disinilah Devan dan Sera berada saat ini, sebuah restoran mewah yang berada di pusat kota Jakarta di lantai lima puluh dua. Konsep mewah restoran ini dapat dirasakan mulai dari pintu masuk dengan desain yang elegan. Sera memang bukan dari kalangan bawah. Sera kalangan atas dimana sang kakak dan perusahaan mendiang kedua orang tuanya berkembang dengan pesat dan sangat berpengaruh

  • Terima Kasih Cinta   Berkerimgat Bersama (Dewasa)

    “Hari ini kamu tidak usah kerja dulu iya sayang.. Nanti mas yang akan meminta izin ke kepala sekolah,” ucap Devan setelah menikmati hidangan makan pagi“Memangnya kenapa mas?” bukan menjawab pertanyaan sang suami, Sera bertanya balik kepada sang suami“Mas ingin mengajak kamu jalan-jalan sayang. Kita kan belum pernah jalan-jalan sejak menikah. Apa kamu mau kita pergi bulan madu sayang?” sambung Devan“Tidak usah mas. Kita bulan madu di rumah saja iya..” Sera mengecup pipi sang suami lalu meninggalkan sang suami ke dapur untuk meletakan piring ke dalam wastafel dan menutupi rasa malu sera karena mengecup pipi sang suami terlebih dahuluDevan mengulum senyum lalu menggelengkan kepala melihat tingkah laku sang istri yang di luar dugaannya saat ini. Lihatlah.. Wanita yang beberapa hari kemarin sangat cuek dengan dirinya kini telah berani menggoda Devan terlebih dahulu. Baiklah. Tampaknya Devan harus memberikan h

  • Terima Kasih Cinta   Memilikimu Seutuhnya (Dewasa)

    “Apa mas boleh minta sekarang sayang?”Deg..Ada yang berdetak dengan tidak normal saat mendengar sang suami mengucapkan sebuah kalimat, yakni jantung Sera. Sera menatap ke arah sang suami dengan tatapan yang sulit untuk di artikan. Sementara itu Devan mengunci manik mata Sera yang sedang menatap ke arah dirinya. Terlihat keraguan dalam manik mata Sera. Devan dapat memahami hal itu mengingat ini bukan pernikahan pertama bagi Sera. Devan dan Sera juga menikah tanpa cinta. Jadi wajar jika Sera merasa ragu untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Devan yang kini berstatus sebagai suaminya. Devan dapat memahami apa yang kini sedang dirasakan oleh sang istri.“Kalau kamu ragu tidak apa-apa sayang,” ucap DevanSera merasa bersalah mendengar apa yang diucapkan oleh sang suami. Apalagi saat sang suami hendak memejamkan mata. Sera meraih telapak tanah sang suami yang lebar itu.“Mas..” Sera memanggil sang suami yang henda

  • Terima Kasih Cinta   Pelukable

    “Kenapa Pak Devan bicara seperti itu ke Dino siang tadi?” tanya Sera setelah mereka menikmati hidangan makan malam bersama hari ini. “Apa kamu tidak ingin membalas apa yang telah dilakukan mantan suami kamu?” bukan menjawab pertanyaan Sera, Devan bertanya balik kepada Sera Sera mendengus kesal dengan apa yang diucapkan oleh sang suami, “Membalas dendam yang seperti apa? Seperti yang Pak Devan katakan ke Dino siang tadi?” “Memangnya ada yang salah dengan apa yang saya ucapkan siang tadi Sera? Kita kan suami istri. Sudah halal. Aku ingatkan kalau kamu lupa,” balas Pak Devan dengan nada dingin dan tegas kepada sang istrinya itu Deg.. Satu ucapan Devan menohok relung hati paling dalam Sera. Ya. Apa yang diucapkan oleh Devan benar adanya. Devan dan Sera suami istri yang sah dan halal. Sera menatap raut wajahnya Devan yang tampan untuk sesaat. Tampak Devan sedang bermain dengan ponsel yang berada di tangan. Ah.. Mungkin Devan sedang memeriksa berkas pekerjaan yang baru dikirimkan oleh R

  • Terima Kasih Cinta   Mandul?

    Setelah menikmati makan siang di dalam ruangan Devan, Sera ikut meeting Devan di kantor seperti apa yang telah diberitahukan Devan kepada Sera pagi tadi. Dengan berat hati Sera menuruti permintaan sang suami karena Sera sedang tidak ingin berdebat dengan sang suami saat ini. Sera tidak suka jika berhubungan dengan dunia bisnis. Oleh sebanyak-banyaknya itu Sera lebih memilih mewujudkan cita-cita menjadi seorang guru daripada ikut terjun bersama dengan sang kakak mengelola perusahaan peninggalan kedua orang tuanya.Disinilah Devan dan Sera saat ini berada. Di sebuah ruangan besar tempat biasa diadakan meeting di perusahaan Devan. Ruangan yang mirip dengan aula namun memiliki fasilitas seperti proyektor bdan perlengkapan meeting lainnya sehingga mereka tidak perlu lagi untuk mengatur perlatan yang akan digunakan pada saat akan diadakan meeting. Lebih simple. Itulah yang berada di dalam benak Devan saat merubah ruangan ini menjadi ruangan khusus untuk meeting dengan rekan bisnis

  • Terima Kasih Cinta   I Love You

    Devan menghampiri Sera ang kini sedang duduk di balkon kamar mereka menikmati indahnya pemandangan di malam hari dengan sinar bulan dan bintang yang cerah di angkasa. Semilir angin menerbangkan rambut panjang Sera yang tergerai dengan indah dan menutupi sebagian wajah cantik Sera.“Sera..” Devan memanggil sang istri dengan lembut sembari meletakan dua cangkir cokelat hangat di atas meja“Iya Pak,” jawab Sera tanpa mengalihkan pandangan dari apa yang sedang di pandangnya saat ini“Saya minta maaf tidak bisa menjaga kamu siang tadi. Saya tidak seharusnya meninggalkan kamu ke toilet. Saya minta maaf Sera,” sambung Devan“Tidak apa-apa Pak. Tidak masalah juga Pak. Ini bukan salah Pak Devan kok,” ujar Sera“Tapi saya merasa tidak berguna. Saya menikah dengan kamu selain karena saya mencintai kamu juga saya ingin menjaga kamu dan mereka yang selalu mengganggu Sera,” tukas Devan“Tid

  • Terima Kasih Cinta   Bertemu Nenek Lampir

    Sera pergi ke rumah Alma dengan diantar supir pribadi sesuai dengan permintaan Devan sebelum Devan berangkat ke kantor. Sebenarnya Sera merasa risi dengan apa yang dilakukan Devan. Semenjak dulu Sera sangat jarang pergi menggunakan supir pribadi. Sera lebih senang pergi dengan mengendarai mobilnya sendiri selain lebih leluasa juga lebih nyaman.“Lo ngapain kesini? Bukannya lo di rumah sama suami lo, Ra?” tanya Alma ketika Sera tiba di rumahnya“Gue bete di rumah sendirian Al.” balas Sera singkat“Maksud lo? Jangan bilang lo dan Devan beramtem.” seru Alma“Sembarangan lo kalau ngomong. Devan kerja ada meeting dengan klien dari luar negeri nyang nggak bisa ditunda atau digantikan Alma.” balas SeraAlma ber oh ria mendengar ucapan Sera. Sera merebahkan diri diatas tempat tidur Alma sembari bercerita dengan sahabat baiknya itu.***Devan kembali ke ruangannya setelah meeting deng

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status