Share

Daniel

Penulis: luscie
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-25 23:48:59
Keduanya tertidur hingga menjelang pagi. Suasana berkabut di musim dingin seperti hari ini membuat udara terasa membekukan tulang. Sebastian bangun lebih dulu dan kembali menambah kayu di atas perapian yang hampir padam.

Sebastian mendekati ranjang dan memeriksa Eloise. Tubuh Eloise sudah tidak sedingin saat awal ia menemukannya di tempat ini. Untunglah Eloise tidak menghapus aplikasi alat pelacak yang terhubung di ponsel milik Sebastian sehingga dengan mudah ia mengetahui keberadaan Eloise.

Tubuh Eloise bergerak gelisah. Ia menggumamkan sesuatu.

"Aku tidak melakukannya, Ibu."

Eloise masih memejamkan mata, tampaknya ia mengigau. Sebastian merapatkan selimut pada tubuh Eloise.

"Itu fitnah." Eloise menangis dalam tidurnya, "percayalah padaku, Ibu." Eloise menangis tersedu.

Sebastian tak tahan, ia sedikit mengguncang tubuh Eloise mencoba membangunkan wanita itu.

"Eloise," bisik Sebastian.

Eloise terisak masih dengan mata terpejam. Apakah kesedihan Eloise ada kaitannya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Pil penunda kehamilan (Warning 21+)

    Eloise kalut sejenak. Ucapan ibunya terngiang kembali memintanya untuk merelakan Sebastian untuk Jolie. Tapi ia juga merindukan pria yang saat ini berada di atas tubuhnya.“Jangan Sebastian, hentikan. Aku tak mau melakukannya.” Tapi Eloise tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Saat Sebastian menunduk untuk menciumnya lagi, Eloise menyambutnya dengan penuh gairah.“Pembohong,” bisik Sebastian bergerak liar ke bawah tubuh Eloise, merangsang puncak dada Eloise hingga Eloise meremas erat rambut coklat Sebastian dengan mendesah kuat.Sebastian bergerak semakin ke bawah, memberi jejak basah di sekitar perut Eloise hingga kepala pria itu tenggelam di antara paha Eloise, memberi sentuhan demi sentuhan dengan lidah dan bibirnya. Eloise berteriak saat mendapat klimaks pertamanya. Sebastian berdiri, tersenyum lebar melihat Eloise yang lemas tak berdaya. Ia melepas celana boxernya. Ia bergerak naik di atas tubuh Eloise dan memposisikan diri di antara tubuh bawah Eloise.Suara-suara desahan

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Ulah Jolie

    Eloise terdiam dengan tubuh gemetar usai menerima pesan singkat dari Stephen. Bagaimana ini?Besok ia harus hadir merangkai bunga segar untuk acara pertunangan Sebastian dan Jolie? “Aku mengandalkanmu, Eloise. Bertha absen karena harus mengerjakan proyek di tempat lain.” Tulisan Stephen di layar ponsel membuatnya bingung. Tidak mungkin ia sanggup merangkai bunga untuk acara pertunangan suaminya sendiri. Tetapi jika ia menolak, bagaimana nasib hubungan kerjasamanya dengan Stephen? Stephen pemilik EO cukup besar dan terkenal di NYC. Jika ia mengecewakan pria itu, ia khawatir akan menghambat kelangsungan bisnis toko bunganya di masa depan. “Baiklah, aku pasti datang.” Eloise mengetik pesan balasan. Sementara di mansion, Jolie tampak gembira mendapat kabar dari Stephen tentang kesediaan Eloise untuk merangkai bunga segar untuk acara pertunangannya. Jolie sengaja mencari tahu tentang bisnis Eloise dan mencari di media sosial milik Eloise, dengan siapa saja wanita itu bekerja sama sela

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kabar pertunangan

    Hampir seminggu tak ada kabar, Jolie mendesak ibunya untuk menelepon Sebastian. “Dia masih mengurus perceraiannya, Jolie. Bersabarlah.”“Tidak, Ibu. Ini sudah terlalu lama. Setidaknya aku dan dia bertunangan lebih dulu.”“Aku tak tahu dia setuju atau tidak.”“Cobalah bilang padanya, Bu,” rajuk Jolie.“Aku akan mengatakannya saat dia pulang.” Valerie tidak mungin mengatakan tidak pada putri kesayangannya. Saat Sebastian tidak pulang ke mansion, Valerie terpaksa meneleponnya.“Jolie ingin kalian bertunangan lebih dulu,” ucap Valerie saat suara Sebastian terdengar di seberang telepon.Tak ada jawaban. “Suruh anakmu bersabar, apa susahnya menunggu beberapa minggu lagi?” tanya Sebastian terdengar kesal.“Tapi Jolie bersikeras ingin bertunangan denganmu, Sebastian.”Diam sesaat. “Tanda tangani setengah saham yang ingin kau jual, kutransfer uangnya, setelah itu urus acara pertunangannya.” Usai bicara Sebastian menutup teleponnya.Valerie bimbang. Bagaimana jika Sebastian mengingkari perjan

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Kesepakatan

    Eloise menyibukkan diri usai membeli perlengkapan toko. Ia berusaha mengenyahkan semua pikiran tentang Sebastian hari ini. Saat teringat kembali, ia menangis lagi. Terus berulang hingga suara Daniel mengagetkannya.“Butuh bantuan?” tanya Daniel sembari berdiri menyandar di kusen pintu masuk.Eloise menoleh kaget. Ia buru-buru berpaling dan menyeka air mata, berharap Daniel tidak melihatnya menangis tadi.“Sudah hampir selesai, Daniel.”Daniel masuk tanpa diminta, melihat sekeliling ruangan. “Kau butuh tangga lipat untuk meletakkannya di sana,” tunjuk Daniel dengan dagu, terarah pada dinding yang tinggi.Eloise tidak memikirkan hal sedetail Daniel, sesaat menyadari jika dirinya terlalu lama melamun hingga perlengkapan yang dibelinya masih banyak yang berantakan.“Iya, aku kurang fokus hari ini.”Daniel melihat sekilas mata Eloise yang basah. Tapi ia tak berkata apapun. Ia pergi dan kembali dengan membawa tangga lipat.“Tokoku sepi hari ini, ayo kubantu membereskannya.”Eloise tidak men

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Ini saatnya

    Sudah genap satu tahun. Eloise menunggu saat yang tepat untuk mengucapkan perpisahan pada Sebastian. Ia takkan menunggu pria itu mengatakannya atau bahkan mengusirnya. Ia yang harus tahu diri. Malam itu momen yang ia tunggu. Sebastian duduk santai di atas sofa, terlihat membaca sesuatu di atas layar laptopnya. Eloise mengambil tempat duduk di samping Sebastian. Pria itu menoleh sekilas, memberikan senyuman dan merengkuh tubuh Eloise untuk merapat di sampingnya. "Sebastian," panggil Eloise sejenak kemudian. Sebastian menggumam sesaat, masih tampak serius. "Aku kau masih sibuk? Apa aku menganggu?" tanya Eloise. Sebastian memalingkan wajahnya menatap Eloise, menyadari jika ia tidak memperhatikan istrinya. Ia menutup laptop dan memandang Eloise. "Ada apa?" "Aku ingin berbicara tentang sesuatu." "Bicaralah." Eloise ragu sejenak, tak menyangka jika akan sesulit ini untuk mengatakan pisah. "Sudah satu tahun, Sebastian," bisik Eloise bergetar. Sebastian tampak ta

  • Terjebak Ambisi Sang Pewaris   Menyerah?

    Sebastian dan Eloise berdiri berdampingan menatap bangunan toko di hadapan mereka. Bangunan berlantai dua itu terkesan kokoh dan tampak menonjol dibandingkan dengan beberapa deret bangunan di kedua sisinya. Eloise memeluk pinggang Sebastian, menyandarkan kepala di lengan Sebastian. Pria di sampingnya telah menciptakan keajaiban dalam hidupnya, membuat cita-citanya menjadi kenyataan. Sebastian merengkuh bahu Eloise. "Kau menyukainya?" tanya SebastianEloise mengangguk. "Sangat. Ini lebih dari yang kubayangkan selama ini. Terima kasih, Sebastian, kau telah membuat impianku menjadi kenyataan," ucap Eloise terbata penuh haru. "Kau istri dari presdir Olympic Corp, kau tinggal bilang apa yang kau mau, semua pasti akan ku sediakan untukmu." Sebastian bicara dengan gaya bicara meyakinkan. Eloise tergelak. "Sombong sekali."Sebastian ikut tertawa. "Apa lagi yang kau inginkan?" tantang Sebastian. Eloise masih memandang Sebastian dengan tawa. Ingatannya kembali pada kata-kata Valerie. "Satu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status