Home / Romansa / Terjebak Birahi Pengacara / 4. Sebuah Interupsi

Share

4. Sebuah Interupsi

Author: MMZ
last update Last Updated: 2021-06-23 16:06:21

Daru tak mengerti setan apa yang sedang merasuki dirinya saat itu. Ia sering melewatkan waktunya bersama wanita-wanita cantik, bukan kali ini saja. Tapi sikap Ella dengannya sejak menit pertama mereka bertemu, membuat Daru seolah kehilangan akal.

Daru merasakan kalau tangan Ella sudah mengacak rambut belakangnya. Wanita itu seperti tak pernah merasakan yang namanya berciuman. Nafasnya sudah terengah dan desahan berkali-kali keluar dari mulut mungil Ella.

Naluri Daru sebagai laki-laki tak bisa disalahkan. Jemarinya mulai membuka kancing kemeja yang dikenakan Ella. Jemarinya menyusup mencari suatu benda yang membuatnya penasaran tadi.

Beberapa saat mencoba menelisik bra yang dipakai Ella, Daru semakin menegang saat jemarinya menyentuh puting wanita itu. Ia mengusap benda itu dengan kasar dan memilinnya.

"Hmmmphh.." Ella mendesah dan tangannya meraba-raba tubuh Daru seolah sedang mencari sesuatu.

Daru hampir meneriaki Ella saat tangan mungil Ella hanya berhenti di pangkal pahanya. Daru merasa semakin gila dan sesaat lupa bahwa mereka sedang berada di kantornya.

Dengan jemarinya yang masih memilin dan merasakan puncak dada Ella, Daru menyadari kalau dada wanita itu sangat luar biasa. Ia tak sanggup jika harus membayangkan bagaimana bentuk dan warna lingkaran mungil yang sekarang berada di jepitan dua jarinya.

Sedikit tergesa, tanpa melepaskan ciumannya, Daru melepaskan dua kancing kemeja Ella dan dengan sekali tarikan sebagian bra wanita itu.

Daru menunggu wanita itu menamparnya, tapi sedetik kemudian ia menyadari bahwa Ella tengah merintih lirih seperti sedang menanti ciumannya di puncak dada itu.

Ella pasti tak memiliki pacar pikirnya, wanita itu begitu haus akan sentuhan. Tak perlu berlama-lama, Daru langsung melepaskan ciuman mereka dan mengangkat kepalanya memandang payudara indah milik Ella.

Daru mulai menyesap keras puting merah jambu yang masih berupa titik kecil manis yang menggoda. Ella semakin merintih dan menegang. Daru semakin berani dan kembali meraih kancing kemeja Ella untuk melepaskannya. Ia harus melihat benda itu utuh.

Namun saat lidahnya tengah menyapu puncak dada Ella, suara alunan lagu yang berasal dari sebuah ponsel tiba-tiba memenuhi ruangan. Itu bukan suara ponsel miliknya.

Bersamaan dengan itu, Ella berhenti mendesah dan membuka matanya. Wanita itu mendorong tubuh Daru dan meraba-raba tasnya yang jatuh ke lantai.

"Suara ringtone khusus?" tanya Daru yang menyadari Ella seperti disetrum saat mendengar alunan lagu itu.

"Oh Shit..." gumam Ella. Nama LOVE dan foto Ella bersama seorang pria memenuhi layar.

"Aku gak mungkin jawab sekarang," ucap Ella seperti pada dirinya sendiri. "Oh Shit..." Ella kembali memaki saat meyadari ia sudah nyaris setengah telanjang. Dan sejak tadi satu payudaranya berada di luar bra.

Ella menunduk dan melihat bercak merah bekas gigitan Daru barusan.

Daru yang tadi sempat didorongnya menjauh kini duduk di sofa dan menatap sinis pada Ella.

"Seorang guru yang gampang sekali memaki," tukas Daru.

"Saya harap anda bisa membedakan tempat. Saya tetap sebagai guru di sekolah," tukas Ella mulai mengancingi kemejanya.

"Love?" sindir Daru pada Ella.

"Oke, aku akan mulai menggunakan bahasa aku dan kamu. Yang terjadi hari ini, terutama yang barusan tadi memang gila. Sangat gila. Kalau aku gak suka, mungkin aku akan nendang kamu di menit pertama. Tapi aku gak mau kamu salah menanggapi. Aku udah punya pacar. Dan mungkin sebentar lagi si Love--pacarku itu, bakal ngelamar aku," terang Ella. Pakaiannya kini telah rapi kembali.

"Punya pacar dan begitu mudah bercumbu dengan laki-laki lain..." Daru mendecih. Ia merasa diremehkan oleh wanita itu.

Biasanya prialah yang bersikap seperti Ella. Sudah memiliki pasangan, tapi bisa bercumbu panas dengan orang lain.

"Jangan memikirkan hal yang bukan-bukan," desis Ella membuka ikatan rambutnya yang berantakan.

Perempuan munafik, batin Daru. Jangan memikirkan yang bukan-bukan katanya. Apa wanita di hadapannya ini sudah lupa kalau sesaat yang lalu mereka telah melakukan yang bukan-bukan.

"Kau pernah berhubungan seks?" tanya Daru tiba-tiba.

"Tak ada hubungan pertanyaan itu dengan hal yang baru aja terjadi." Dan kini Ella telah selesai merapikan dirinya. Ia harus segera pergi dari tempat itu. Berlama-lama bersama ayah muridnya itu akan membuatnya semakin kehilangan akal.

"Aku pulang sekarang, kamu nggak perlu nganterin aku." Ella bangkit dari sofa dan menenteng tasnya.

Saat Ella melintas di depannya, dengan cepat Daru menangkap tangan wanita itu. Bokong Ella terhempas ke pangkuannya seketika.

"Aku bilang aku mau pulang. Pacarku pasti cemas karena aku tak pernah tak menjawab telfonnya," ujar Ella. Ia menantang Daru melalui tatapannya. Wajah mereka hanya bertaut tak lebih dari lima senti. Dan Ella bisa merasakan nafas Daru menerpa wajahnya.

"Kamu baru aja mendesah karena ciumanku, tapi sekarang sibuk bercerita soal pacarmu. Kamu yakin kalau pacarmu itu mencukupi semua kebutuhanmu Miss?" Bibir Daru sebagian telah menempel pada bibir Ella.

Menyadari bahwa ia telah membuang-buang waktunya, Ella melompat turun dari pangkuan Daru yang membuat jantungnya semakin gelisah.

"Aku pulang!" teriak Ella. "Soal tadi, aku mohon lupain aja. Aku cuma khilaf. Dan tolong agar kamu bisa menilai ku secara objektif." Ella menurunkan roknya yang sempat naik dan melangkah ke luar.

"Berhenti! Aku anter!" teriak Daru.

"Gak usah!" balas Ella.

Daru semakin kesal dan bangkit sedikit berlari mengejar langkah Ella yang mulai mencapai pintu.

"Aku anter!" sergah Daru merampas tas Ella dan menggandeng tangan wanita itu.

Saat Daru memutar kenop pintu dengan satu tangan, seorang wanita tengah berdiri di depan pintu memegang beberapa map dan menatap bingung pada Daru dan Ella yang sedang bertingkah bak sepasang kekasih yang sedang bertengkar.

"Pak..." gumam Tyas masih menatap tangan Daru yang menggenggam tangan seorang wanita dengan sebuah tas wanita di tangan lainnya.

"Berkas yang saya minta tadi ya? Kamu taruh di atas meja aja Yas..." pinta Daru memandang wajah bingung Tyas.

"Ini..." Tyas menatap Ella yang cemberut dan sedang memalingkan wajahnya. Tyas tahu betapa Daru sangat mencintai almarhumah Nadya. Isteri atasannya itu adalah sahabatnya di kampus.

Tyas sudah mulai menerima selama bertahun-tahun atasannya itu menolak berkencan sesungguhnya karena rasa cintanya pada wanita yang telah meninggal.

Namun pemandangan hari itu berbeda. Wajah Daru yang biasa selalu datar kini terlihat semakin menyeramkan. Tapi hal itu juga sangat kontras dengan sebuah tas lucu di tangannya.

"Ini siapa? Saya gak dikenalin?" tanya Tyas penasaran. Ia bahagia melihat Daru bisa kembali menggenggam tangan seorang wanita di kantornya yang sakral itu.

"Siapa?" tanya Daru.

"Ya ampun, yang digandeng sekarang ini siapa?" ulang Tyas.

"Aku juga nggak tau ini siapa. Gak usah dipikirkan. Ini cuma perempuan muda labil yang merepotkan!" sergah Daru. Ia terus berjalan menyeret Ella menuju lift.

Ella telah menikmati cumbuan mereka, batin Daru. Tapi sekarang wanita itu memintanya untuk segera melupakan hal itu.

Seorang pacar? LOVE? Daru mendengus kesal.

Kelelakiannya semakin tertantang untuk membuktikan diri pada Ella.

To Be Continued.....

By @juskelapa_

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (11)
goodnovel comment avatar
wiwin sriasih
njus mah selalu lope ............
goodnovel comment avatar
Wakhidah Dani
ealah ini kolaborasi Kak jus, Childa, ama galon ya
goodnovel comment avatar
min_che
huh deg degan.... ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Birahi Pengacara   117. Hari Baru (Tamat)

    Sewaktu kecil Ella tak pernah merasakan bagaimana memiliki seorang ayah. Dia anak yang tumbuh besar dari ibu tunggal yang membesarkannya dengan menyingkir dari kecaman keluarga dan omongan orang terdekat. Sudah tak heran lagi kalau kebanyakan manusia selalu menganggap dirinya yang paling benar dan sempurna. Sehingga merasa lebih mudah untuk menghakimi kehidupan orang lain. Satu perasaan yang selalu Ella syukuri adalah bahwa ia dibesarkan oleh seorang wanita tangguh yang mengorbankan masa muda dan mampu mengalahkan egonya untuk tidak menikah lagi. Dulu Ella tak mengerti. Ia menganggap kalau apa yang dilakukan ibunya memang suatu keharusan. Membesarkannya, merawatnya, memberinya jajan yang cukup, pakaian bagus dan pendidikan mahal. Ella tak pernah bertanya uangnya dari mana. Dan ia tak pernah menyangka kalau sebagian besar apa yang diperolehnya berasal dari seorang pria yang ternyata diam-diam masih bertanggungjawab

  • Terjebak Birahi Pengacara   116. Kekasih Berengsekku

    Hidup itu selalu tentang pilihan. Tentang baik dan yang buruk, tentang kesulitan dan kemudahan, tentang berjuang atau memasrahkan, juga tentang menjadi baik atau tidak. Semuanya tentang pilihan. Tentu saja semua orang ingin hidupnya berjalan dengan baik. Namun, seringnya yang terjadi malah jauh melenceng dengan yang direncanakan. Begitu pula Andi yang sejak dulu merencanakan memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia bersama Ella. Gadis yang menjadi kekasihnya selama bertahun-tahun, namun hubungan itu kandas karena perselingkuhan yang dilakukan oleh wanita itu. Andi tetaplah manusia biasa. Laki-laki yang jauh dari kata sempurna. Ia marah, murka, membalas, puas, kemudian melampiaskan semuanya dalam satu waktu. Andi yang menjaga dirinya menjadi sosok lelaki berengsek, malah berubah menjadi sosok itu. Bagi Ella, Andi pernah menjadi lelaki berengsek. Bagi Andi, Ella juga pernah menjadi wanita berengsek yang mengkhian

  • Terjebak Birahi Pengacara   115. Hari Bahagia

    "Oke ... mengejan sekali lagi ya Ibu Ella, sedikit lagi kepalanya sudah kelihatan ya ... siap ya, hitungan ketiga," ujar Dokter Sarah yang membantu persalinan Ella. "Satu ... dua ... tiga ... sekarang Bu Ella," titah sang Dokter. Ella mengejan sekuat tenaga, semampu yang dia bisa. Genggaman tangan Ella semakin erat menggenggam tangan Daru, Daru meringis menahan sakit kala genggaman itu mencengkeram semakin kuat seakan akan mematahkan jari jemari Daru. "Iya ... terus Ibu, bagus ...." Suara tangis bayi memenuhi ruangan persalinan, bayi mungil yang masih ditempeli sisa-sisa plasenta itu menangis begitu keras. "Sempurna, ya ... semua lengkap, perempuan, cantik, berat badan dan tinggi semuanya baik," ucap dokter Sarah. "Selamat Bapak Daru dan Ibu Ella," ujar Dokter Sarah. Ella meneteskan air matanya, saat bayi mungil mereka berada di atas dadanya, mencari-cari puting susu sang Ibu. "Cantik," ujar Daru menatap bayi mereka. "Benar

  • Terjebak Birahi Pengacara   114. Sudah Saatnya

    Daru membuka pintu kamarnya perlahan, dia membawakan susu hangat sesuai permintaan Ella tadi. Istrinya itu sedang duduk bersandar pada headboard, menggulir layar ponselnya. Ya, belakangan ini Ella memang lebih tertarik dengan ponselnya di banding yang lain. Berlama-lama melihat online shop lebih menarik dan menjadi salah satu hobi terbaru Ella. "Susunya di minum dulu, Miss Ella," ujar Daru yang sengaja memanggil Ella dengan sebutan Miss seperti dulu saat mereka pertama kali bertemu. "Terimakasih, Pak Daru." Ella pun tersenyum, menyesap susu yang diberikan oleh Daru. Dari duduk di sebelah istrinya, sambil mengusap-usap perut yang semakin membesar itu. "Kamu pasti belanja baju bayi lagi, ya?" tanya Daru yang melihat Ella sedang memilah-milah jumper untuk bayi mereka. "Lucu-lucu, Mas ... nggak mungkin aku lewatkan." "Iya, tapi kan sayang kalo ke pakenya cuma sebentar, itu yang kemarin kamu belanja sama ibu aja belum ka

  • Terjebak Birahi Pengacara   113. Perasaan Arya

    Lalu lintas sore itu cukup padat, Arya melirik jamnya berkali-kali khawatir ia terlambat untuk makan di restoran. Tempat yang diminta Arya datangi oleh Papahnya. Sambil menatap lampu merah yang lama, Arya teringat dengan pembicaraan dengan Papanya tiga hari yang lalu. Saat di mana Papanya tiba-tiba memanggilnya dan memberikan satu pertanyaan yang tidak pernah Arya duga sebelumnya. “Arya, bolehkan Papa menikah lagi?” Arya mengenang pertanyaan Ayahnya, pertanyaan yang paling simple, paling to the point dan pertanyaan yang paling tidak di duga oleh dirinya. Mengingat selama dua tahun Papanya menjadi seorang duda, sibuk dengan dunia politik. Papanya tidak pernah membicarakan tentang pendamping hidup semenjak kepergian Ibunya. Arya tahu bahwa orang tuanya dinikahkan melalui jalan perjodohan tapi, selama mereka hidup sebagai pasangan suami istri, mereka adalah rekan, partner, rekan dan sahabat baik. Ibu Arya memang selalu tidak sehat, kesehatannya memang ti

  • Terjebak Birahi Pengacara   112. Lamaran Yang Sebenarnya

    Dulu, Diana sangat terkesima dengan sosok Syarif Chalid muda yang begitu gagah dan penuh kharisma. Seorang angkatan bersenjata dengan karir yang cemerlang. Usia mereka bertaut cukup jauh, dan Diana muda yang naif begitu singkat dalam berfikir. “Ella memang lagi di rumah?” tanya Chalid di dalam mobil, menoleh ke arah Diana yang pandangannya mengarah ke luar kaca jendela mobil. “Iya, Ella nunggu hari kelahirannya. Belakangan dia sering nginep di rumah bawa Bayu. Aku juga minta dia di rumah sementara ini. Khawatir ... Daru kerja kadang pulangnya larut malam,” sahut Diana, menoleh sekilas ke arah Chalid kemudian mengembalikan tatapannya ke depan. “Jadi, Bayu juga lagi di rumah?” tanya Chalid lagi. “Iya, Mas. Tadi malah katanya mau ikut kalau dia belum makan. Tapi, kayaknya dia keburu makan sop,” ujar Diana tertawa. Ia menoleh ke arah Chalid dan bertemu pandang sesaat. Tawanya langsung lenyap berg

  • Terjebak Birahi Pengacara   111. Hidup Baru

    Diana sudah berdiri di depan kaca selama setengah jam. Wanita 45 tahun itu sudah tiga kali berganti pakaian. Pertama tadi dia hanya mengenakan celana panjang dan kemeja santai. Beberapa langkah keluar pintu kamar, ia kembali ke dalam dan kembali mematut diri.Sekarang Diana telah mengenakan terusan berwarna kuning muda yang menutup hingga ke betisnya. Rasa-rasanya ia sudah sangat lama tidak mengenakan jenis pakaian seperti itu.Alasannya bukan karena tidak suka, tapi lebih ke tidak adanya kesempatan atau tempat yang cocok untuk ia bisa mengenakannya. Tak ada pergaulan yang sangat penting yang terjadi dalam hidupnya setelah ia memiliki Ella.Setelah pernikahan yang amat singkat dengan Chalid, ayah kandung Ella, Diana membelanjai dirinya sendiri dengan memanfaatkan sedikit uang peninggalan orangtuanya. Diana berinvestasi kecil-kecilan di perusahaan temannya. Hasilnya memang tak banyak, tapi setidaknya ia bisa menjaga egony

  • Terjebak Birahi Pengacara   110. Wejangan

    "Em ... karena—" Ratih tercekat, ternyata nyalinya juga belum cukup kuat untuk mengatakan sejujurnya pada kedua orangtuanya. "Jadi gini, Om ... Tante. Saya dan Ratih, kami ...." Andi menguatkan hatinya. "Kami memohon restu dari Om dan Tante, saya ingin menikahi Ratih putri Om," ujar Andi tegas. "Maksudnya gimana ini, Ibu gak ngerti." Retno duduk di sisi suaminya. "Ratih akan berhenti bekerja, Bu ... kami minta restu dari Ayah sama Ibu, Andi ingin Ratih menjadi istrinya." "Sudah berapa lama?" tanya Ridwan menatap Andi. "Kami kenal sudah enam bulan kurang lebih, Yah." Ratih menjawab cepat. "Ayah tanya pacar kamu." Ekspresi datar dari seorang Ridwan, pensiunan polisi itu. "Enam bulan, Om ... sudah enam bulan." "Pekerjaan kamu?" "Baru selesai ambil spesialis, Om." "Dokter?" "Iya, Om." "Kamu bisa pastikan anak saya bahagia? Dengan latar belakang dia, kehidupan dia bahkan masa lalunya?"

  • Terjebak Birahi Pengacara   109. Minta Restu

    "Oh? Hanya oh?" Ratih berjalan cepat tanpa memikirkan perutnya, troli yang berisi barang belanjaan mereka dia tinggalkan begitu saja. Andi yang serba salah menyusul Ratih hingga meja kasir, wanita hamil itu melenggang begitu saja membiarkan Andi kesusahan membawa barang belanjaan mereka. "Tih ... ya ampun Tih, jangan cepet-cepet jalannya, ingat kamu lagi hamil." Andi meringis melihat Ratih berjalan cepat tanpa menoleh ke belakang. "Buka pintunya," ujar Ratih dengan ekspresi wajah kesal. "Astaga, Tih!" Andi membuka pintu mobilnya. Andi benar-benar harus menahan amarahnya menghadapi Ratih yang selalu sensitif selama masa kehamilannya. Ratih masih dengan mode diamnya, pandangannya dia alihkan keluar jendela mobil. Sementara Andi, merasa kikuk dengan tingkah Ratih yang selalu membuat serba salah. "Maaf ya," ujar Andi yang akhirnya mengalah. Ratih masih terdiam. "Kamu kan tau, hampir tiga bulan ini aku sibuk dengan pro

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status