Share

Chapter 22: Penyesalan Nesa

"Kakak kemana aja sih? Pagi-pagi banget keluar rumah? handphone-nya juga ngga bisa dihubungin?" Nisa menghampiri putri sulungnya yang baru saja datang.

"Bu... a—aku... aku dari rumah—" Nesa masih mencoba berpikir keras tentang alasan apa yang akan ia buat untuk pertanyaan ibunya.

"Permisi...."

"Bian! Ke rumah Bian, dia sakit, Bu. Pagi-pagi Bian telepon aku suruh ke rumahnya," jawab Nesa cepat.

Bian—lelaki yang baru datang tentu saja langsung kebingungan mendengar perkataan Nesa. Dia saja baru datang, tidak tahu apa-apa, kenapa Nesa menyebutkan nama dirinya?

"'Nak Bian sakit?" Nisa menatap Bian dengan raut khawatir.

Baru saja Bian membuka mulutnya untuk berbicara, dengan gerakan cepat Nesa langsung melingkarkan tangannya memeluk lengan Bian. "Iya, tadi pagi katanya mual-mual gitu, Bu. Makan sembarangan kali ya. Tapi tadi aku udah beliin Bian obat, kok. Sekarang udah baikan kayanya, dia maksa mau anterin aku pulang, jadi ya... gini." Nesa menampilkan senyunya berbicara sangat lancar, dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status