Share

* 6 *

Author: KOMALA
last update Last Updated: 2025-03-03 16:22:50

“Jadi ini alasan Mas mengijinkan aku tetap di London? Mas punya wanita lain?” teriak Camelia marah seraya menunjuk Nia yang mengkerut kaget dan ketakutan di kursinya.

“Camel?! Kau sudah pulang?!” tanya Sam terlihat terkejut.

“Ia aku pulang! Kenapa?! Terkejut karena akhirnya aku memergokimu?!” histeris Camelia. "Aku pulang untuk memberimu kejutan, Mas! Tak kusangka aku yang malah kemudian menerima kejutan darimu!" tuding Camelia.

“Tenanglah sayang!” pinta Sam, seraya meraih lengan istrinya dan menariknya lembut agar duduk di kursi. Tapi dengan kasar Camelia menepiskannya.

“Dengarkan aku dulu!” pinta Sam berusaha bersabar. “Dia Nia, staff invoice di kantor. Kami baru selesai meeting dengan klien di kantor sebrang jalan depan sana!” Tutur Sam. Dia terlihat tenang dan mengagumkan. Bahkan Ketika istrinya histeris di tempat ramai, dia masih bisa tenang dan lembut terhadap istrinya.

“Pikirmu aku percaya?”

“Duduklah dulu! Kamu sudah makan?” tanya Sam masih terdengar lembut.

“Mas pikir aku masih bisa makan sekarang?!” Camelia makin histeris.

Saat Nia terlihat semakin ketakutan, aku memutuskan kembali ke meja untuk ikut menjelaskan bahwa Sam tidak hanya berdua dengan Nia, tapi ada aku juga Pak Satrio, dan kami benar-benar bersama karena urusan pekerjaan.

“Permisi, mohon maaf.” sapaku dengan sesopan mungkin.

“Siapa kamu?” tanya Camelia.

“Mohon maaf, perkenalkan saya Kabag. Marketing di perusahaan Pak Sam, saya datang bersama Pak Sam serta staff invoice kami.” Terangku, seraya menunjuk Nia dengan sopan dan formal. “Kebetulan kami baru selesai meeting dan memutuskan untuk makan bersama sebelum kembali ke kantor. Bahkan ada Pak Satrio bersama kami, yang merupakan sopir kantor dan kebetulan juga sedang di toilet sekarang.” tuturku menerangkan. Tak lama Pak Satrio datang dengan wajah bingung.

Camelia terdiam menatap Sam dengan kesal, sementara Sam hanya tersenyum lucu dengan tingkah istrinya. Sam memang luar biasa. Dia tidak tersinggung bahkan setelah dipermalukan istrinya di tempat umum.

“Duduklah dan ikut makan! Kamu kesini karena mau makan bukan?”

Camelia cemberut, tapi dia duduk di kursi di sebelah Sam yang sudah Sam tarik untuknya. Dan Sam berbalik mencari pelayan berniat meminta daftar menu untuk istrinya. Dan saat itulah Camelia melihatnya, cap merah berbentuk bibir di punggung kameja putih Sam yang tampak kontras.

“Aaakkkkhhhh!!!” lagi, Camelia berteriak histeris. Tapi aku tidak terkejut dan sudah menduganya, bahkan hatiku ketar-ketir sejak menyadari bahwa Camelia adalah istri Sam.

“Kenapa?!” tanya Sam, dia terdengar terkejut dan wajahnya tampak mulai kesal.

“Itu cap bibir siapa? Siapa yang berani-beraninya mencium punggungmu dengan lipstick merah norak itu?!”

Sam termangu dan bingung untuk sesaat. Kemudian dia menyadari sesuatu saat melihat Nia dan bibirnya yang memakai lipstick merah. Dan Nia tertunduk ketakutan. Sam beralih menatapku. Aku membisu kelu!

“Tenanglah Cam! Aku tidak membawa baju ganti di mobil, tadi OB dikantor depan tidak sengaja menabrakku. Aku tidak tahu kalau itu meninggalkan bekas.” Sam menjelaskan dengan sabar.

Bohong, ia Sam berbohong. Tapi rasanya memang tidak ada lagi yang bisa dikatakan selain itu.

Camelia menatapku memastikan.

“Maaf, saya tidak memiliki keberanian untuk memberitahunya, karena bahkan saya tidak tahu pasti kejadiannya. Jadi saya merasa tidak enak untuk mengatakan tentang cap merah di kemejanya pada Pak Sam.” tuturku pelan, aku tidak dapat memikirkan kalimat yang tepat untuk menjawab tatapan tajam Camelia.

“Sa, saya melihatnya, saat petugas kebersihan kantor depan terpleset dan menabrak Pak Sam. Ta, tapi, saya tidak tahu juga kalau kejadian itu membuat kotor kameja Pak Sam.” sela Nia dengan suara yang jelas terdengar gugup, wajahnya bahkan tampak tegang.

Camelia menatap Sam kesal, “Aku mau pulang.”

“Baiklah, ayo kita pulang.” Sam meraih lengan Camelia dan menggandengnya. “Mohon maaf atas keributannya, nikmati makan siang kalian! Dan Mala, nanti struk makannya klaim saja kekantor.” Sam memberi intruksi sebelum dia berlalu pergi dengan istrinya.

Aku mengangguk mengiyakan, dan mengangguk juga pada Camelia sebagai rasa hormatku pada istri CEO. Sedang Camelia hanya mendelik lantas berbalik dengan menggandeng lengan Sam.

"Aku minta kamu buang kameja ini segera, aku tidak mau melihatnya lagi bahkan meski sudah dibersihkan sekalipun!" tuntut Camelia saat dia melangkah meninggalkan meja. lantas terdengar Sam mengiyakannya dengan yakin.

Sepeninggal Sam dan istrinya, kulihat Nia menghembuskan napas lega sedang Pak Satrio tertawa geli. Dan aku terdiam sejenak menenangkan diri. Sebenarnya aku kesal dengan Nia, tapi rasanya tak ada alasan untuk kesal karena sepertinya itu bahkan diluar kendali Nia! Dia terlalu polos dan mudah dibaca, serta mentalnya terlalu rapuh untuk dengan sengaja berniat licik menciptakan kekacauan, itu tidak mungkin!

“Aku ke toilet dulu.” pamit Nia, lantas beranjak dan pergi meski aku tak bereaksi.

Kulihat sosok Nia yang melenggang anggun dengan sepatu hak tinggi. Dia perempuan cantik dengan postur tinggi berisi namun proporsional dan menarik. Kulit putih terawatnya, rambut hitam lurusnya, yang sepertinya hampir setiap bulan perawatan di salon hingga berkilau sehat dan cantik. Dan aura perempuannya tengah bersinar cerah. Entah mengapa, siapapun perempuan yang berstatus janda, di mataku yang bahkan adalah seorang perempuan, terlihat lebih cantik dan menarik. Padahal aku sama merawat diri, dan aku tidak merasa jelek. Waktu masih sama-sama single aku dan Nia terkenal sama-sama cantik, juga merupakan gadis popular di sekolah. Tapi sekarang saat aku adalah seorang istri yang bersuami dan Nia yang seorang janda, dan entah mengapa aku merasa insecure saat bersama Nia.

Ya, Nia adalah seorang janda, 3 tahun lalu suaminya meninggal karena sakit. pernikahannya yang berjalan hampir 2 tahun namun belum dikaruniai seorang anak, dan itu menjadikan Nia menantu yang tidak terlalu disukai mertuanya. Sampai ketika suaminya meninggal, Nia disalahkan karena dianggap tidak becus merawat suaminya. Dan setelah kehilangan suaminya, Nia benar-benar sendiri. Nia tidak memiliki apa-apa. Dia tidak lagi punya keluarga atau sanak saudara lagi. Selama ini Nia bertahan dengan uang asuransi dari suaminya yang memang cukup besar. Namun ketika dia menyadari bahka dia bahkan harus move on dan mulai bekerja, kemudian dia datang padaku.

“Apa aku bisa bekerja di perusahaan tempatmu bekerja? Apa ada lowongan pekerjaan yang sekiranya cocok untukku? Rasanya aku tidak bisa terus-terussan mengandalkan uang asuransi suamiku. Usiaku bahkan semakin bertambah tua.” Nia bertanya dengan menyedihkan.

Dan saat itu, sebagai sahabatnya aku sangat mengerti keadaannya. Dia memang harus mulai bekerja untuk menstabilkan kehidupan dan keuangannya, mulai membuka interaksi dengan dunia luar, setelah hampir 3 tahun dia berkabung atas kepergian suaminya. Dan uang asuransi sepertinya tidak akan cukup menanggung hidupnya sampai Nia tua, sebelum dia benar-benar tua dan tidak mampu bekerja, sudah tepat baginya memutuskan untuk memulai hidup baru. Dan kebetulan saat itu ada staff invoice yang resign karena suatu hal, dan aku merekomendasikan Nia kekantor untuk mengisi kekosongan yang ditinggal Mba yuni, staff invoice sebelumnya. Dan begitulah sampai akhirnya aku bekerja di perusahaan yang sama dengan Nia, sahabatku, yang kemudian menjadi awal mula Nia bertemu Sam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 51 *

    Dan di sinilah aku sekarang, terduduk di salah satu kursi pesawat kelas bisnis bersama Sam yang duduk santai di sebelahku dengan wajah sumringah. Aku masih belum bisa mencerna apa yang benar-benar terjadi padaku sejak pagi sampai aku berakhir bersama Sam saat ini! Dan untuk membicarakannya dengan Sam rasanya bahkan tak nyaman, aku juga tak tahu bagaimana harus memulainya. Sampai kemudian segala kebingungan dalam kepalaku akhirnya hanya bisa kutelan sendiri saja.“Kenapa?” Tanya Sam khawatir. “Kamu terlihat gelisah.”“Tidak apa.” Jawabku sekenanya, karena memang aku tak tahu apa yang bisa kukatakan padanya sekarang.“Rileks, Mal. Tidak perlu memikirkan hal rumit apapun saat ini, setidaknya saat bersamaku! Cukup nikmati saja waktumu dan berbahagialah” mohon Sam, seraya memencet tombol untuk menggerakkan kursi yang tengah kududuki demi mengatur posisinya agar kemudian bisa digunakan untuk merebahkan tubuh dengan nyaman.Aku sedikit terkejut saat merasakan pergerakan dari kursi yang kudud

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 50 *

    Aku sedikit terlonjak karena terkejut, pun dengan Sam. Lelehan kejunya lantas mengotori pipi dan sekitar mulut Sam, bahkan cipratannya juga mengotori kameja putih yang Sam kenakan. Melihatnya, refleks aku menarik tisu dan mengelap mulut serta pipi Sam, juga mengusap-usap noda kuning itu di kemeja Sam. Membuat laki-laki itu terkejut dan bahkan menghentikan mobilnya. Aku terus saja sibuk membersihkan lelehan keju di pipi dan mulut Sam, tak menyadari bahwa laki-laki itu kini tercenung diam dan menatapku lekat, sementara mulutnya penuh sosis yang belum juga dikunyahnya. Sampai tiba-tiba dia memegang lenganku dan menghentikanku. Genggamannya yang erat dan terasa hangat seketika menarik kesadaranku."Maaf." seruku panik, seraya menepiskan lengan Sam dan menegakkan tubuh serta memperbaiki posisi dudukku lalu fokus melihat ke depan. Sementara Sam kemudian mengunyah sosisnya dengan ekspresi seperti menahan tawa."Kok mobilnya berhenti Pak?" tanyaku baru sadar."Kita sudah sampai di bandara." k

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 49 *

    Melihatku melongo shock, Sam ikut melongo. Dia menatap lekat pada pahaku yang memang terbuka karena hanya mengenakan hotpants, yang kini bahkan blepotan saus tomat dan mayonaise serta ada potongan sosis diantaranya. Tak lama Sam lantas tertawa, sedang aku masih mematung menyesali sepenuh hati karena sudah mengenakan jeans super pendek alias hotpants.Kemudian dengan santainya Sam mencomot potongan sosis di pahaku dan memakannya sekaligus dalam satu suapan, the real sekali happ sampai aku terbelalak melihatnya! Seperti tak menyadarinya atau memang pura-pura tak menyadari reaksiku, Sam lantas menarik selembar tisu dan mengelap-elap pahaku untuk membersihkan saus dan mayonaise di sana.Aku terlalu terkejut dengan tingkahnya sampai tak bisa berkata-kata. Sosis di mulutku bahkan belum kukunyah sama sekali! Selain piyama tipis yang nyaman, kini bertambah lagi item fashion yang harus kublacklist, yaitu hotpants!"Pak, saya bisa melakukannya sendiri." protesku pelan saat berhasil mengumpulkan

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 48 *

    POV : MalaAku berhenti melangkah, sedikit memicingkan mata untuk memastikan bahwa laki-laki yang berdiri di depan warung ayah itu adalah benar Sam. Dan saat laki-laki itu tersenyum padaku, aku tahu pasti bahwa dia memang benar adalah Sam.“Apa yang dilakukan Sam sepagi ini di depan warung ayah?” pikirku dengan kening berkerut heran. Segera aku menyeret koperku dan melangkah mendekati Sam.Namun sang CEO itu tidak hanya diam menunggu, dia bergerak cepat mendekatiku dan mengambil alih koper yang kuseret.“Pak!” seruku terkejut.Dan Sam tak menghiraukanku. Sampai aku kemudian hanya melongo bingung, saat kulihat Sam memasukkan koperku ke bagasi mobilnya.“Apa yang sedang dilakukannya?” pikirku heran. “Apa Nia menelepon Sam dan memintanya menjemputku karena khawatir ketinggalan pesawat?”Aku masih tercenung bingung dengan tingkah Sam. Sekarang, dia bahkan membukakan pintu mobilnya untukku.“Mau masuk tidak?” tanyanya, melihatku hanya melongo seperti perempuan bego.“Ah.” Aku terhenyak, sed

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 47 *

    POV : BenAku tidak tahu apa sebenarnya yang sudah kuperdebatkan dengan Mala, sampai akhirnya dia pergi dengan perasaan kesal! Bahkan Mala sama sekali tidak membiarkanku untuk mengantarnya ke bandara. Memang aku tidak menawarkan dan Mala juga tidak meminta. Tadi aku terlalu shock saat tahu Mala hendak ke Bali lagi karena urusan pekerjaannya, sampai kemudian kita bertemu hanya untuk bertengkar saja. Aku sudah sangat berekspektasi, setelah turun gunung dengan kepala dingin akan kuhadapi Mala dengan lembut dan kuceritakan semua permasalahanku padanya secara deep talk. Namun seketika buyar, begitu tiba di depan rumah dan mendapati Mala telah bersiap dengan kopernya dan bilang mau ke Bali lagi!Aku emosi? Ya aku emosi!Minggu kemarin dia terbang ke Bali sampai kita harus cukup lama tak bersama. Dan pagi ini, baru saja kami akhirnya bertemu dan bahkan aku sudah sangat menantikannya. Tapi ternyata dia sudah akan berangkat lagi ke Bali? Pernikahan macam apa ini? Aku seketika kehilangan kontro

  • Terjebak Cinta CEO Beristri   * 46 *

    POV : BenAku mencintai Mala, tak pernah terpikirkan olehku untuk menyakitinya. Aku tak pernah berniat membohongi istriku. Semua perkataanku selaras dengan apa yang kulakukan. Tapi kondisiku memang sempat tidak terkontrol, dan sekarang bahkan menjadi diluar kendali. Aku bahkan tak tahu apa yang harus kulakukan dan bagaimana caraku untuk menjelaskan semuanya kepada Mala? Sekali lagi kutegaskan, aku mencintai Mala dan tak ingin kehilangannya sampai kapanpun!Aku tidak berbohong saat aku mengatakan akan pergi hiking ke gunung. Aku memang ke gunung, tapi bukan acara kepenulisan seperti yang kukatakan pada ibu mertuaku, ibunya Mala, saat aku mengantarkan Kayas untuk menitipkannya di rumah neneknya.Aku ke gunung untuk healing. Aku biasa melakukannya dan Mala tahu itu. Saat aku jengah, suntuk, tak punya inspirasi, aku kerap melakukan healing sendiri. Entah itu pergi ke gunung, ke pantai, ke hutan, ke pasar, ke mal, atau sekadar duduk di pesawahan sendirian. Dan akhir-akhir ini Mala sangat s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status