공유

Bab 3 Perkenalan

작가: D Lista
last update 최신 업데이트: 2022-10-30 03:10:54

Eps 3

"Bi, Bi Marni...,"

"Ada apa, Mas arka?" jawab seorang ibu berusia sekitar 50an yang masih mengenakan celemek.

"Ayah mana, Bi?"

"Pak Hangga ada di teras belakang habis renang tadi. Mbaknya siapa, pacar Mas Arka?"

Arka hanya melotot kesal pada asisten RT yang sudah dianggapnya sebagai keluarga.

Arka menarik tangan Swari menuju keberadaan ayahnya.

"Ayah,..."

Pemilik sapaan yang merasa terpanggil segera mengarahkan pandangannya pada putra semata wayangnya.

"Ada apa, Arka? Kamu tiba-tiba menggandeng perempuan ini, dapat dari mana?" tanya Hangga heran.

Sementara Swari hanya diam terpaku melihat sosok ayah Arka sekaligus pemilik mobil mewah yang ditabraknya. 

'Kenapa ayahnya jauh berbeda dengan anaknya. Sosok yang lebih kalem, tapi fix dia tampan. Ups, kenapa aku jadi kebablasan mikirin suami orang. Aku masih waras, banyak pria single di luar sana macam Satria tapi dari dulu dia juga hanya menganggapku sahabat tidak lebih,' Swari justru melamun dengan pemikirannya.

"Ini yah, mbaknya yang nabrak mobil ayah. Bagian lampu depan yang ditabraknya ringsek," terang Arka tanpa meminta Swari menjelaskan.

"Eits, tunggu dulu Om biar saya jelaskan. Dia nggak tau apa-apa karena ada di dalam distro," seru Swari tak mau kalah.

"...."

Dan mengalirlah cerita Swari tanpa ditambah kurang sedikitpun. Hangga sesekali mengangguk paham, tapi banyak juga menggelengkan kepala ataupun mengernyitkan dahi.

"Jadi gimana Om, bukan saya yang salah kan?

"Kamu... Siapa namamu?"

 "Swari, Om."

 "Iya Swari, kamu juga salah. Di jalan tidak boleh ngebut. Mengendarai motor tidak hanya untuk keselamatanmu saja tapi menyangkut keselamatan orang lain juga."

 "Wek, wek," ledek Arka membuat Swari menghentakkan kaki ingin menghajar bocah dihadapannya.

 "Awas, ya."

 "Kamu juga salah, Arka. Kamu tidak izin memakai mobil ayah."

 "Tapi, Yah," protes Arka namun segera dibantah Hangga.

 "Sekarang kalian berdua harus bertanggung jawab karena sudah merusak mobil kesayangan saya."

 Swari dan Arka dibuat melongo karena harus menanggung akibat kesalahan mereka.

 "Tapi Om, saya tidak punya banyak uang untuk membayari bengkel mobil mewah itu. Saya masih mahasiswi semester akhir sambil kerja juga mengajar les privat," mohon Swari dengan wajah memelas dihadapan Hangga.

Hening, Swari melihat laki-laki dewasa yang berdiri di depannya sedang berpikir. Dia sedikit menjauh dan mengeluarkan ponselnya.

"Mau kemana kamu?" tanya Arka.

"Mau telepon teman sebentar."

 Swari menelpon Satria untuk menjemput di rumah pemilik mobil yang ditabraknya. Dia harus bisa melarikan diri manakala keadaan darurat terjadi karena posisinya yang tidak membawa motor.

Tak berselang lama Satria sudah mengangkat panggilannya dan meminta Swari share lokasi.

"Baiklah, sanksi buat kalian berdua adalah."

Hangga menjeda kalimatnya dengan sedikit senyuman tersungging di bibirnya membuat Swari terkagum.

"Arka terima Swari jadi guru lesmu yang baru. Tidak ada penolakan titik."

"Apa?" Kedua anak muda di hadapan Hangga melongo tak percaya.

Swari tidak bisa membayangkan mendapat murid yang menyebalkan dan angkuh, sepertinya Arka terlihat ganti-ganti guru les seperti yang disebutkan ayahnya kalau dirinya menjadi guru les yang baru.

"Tapi yah?" protes Arka namun ayahnya tetap kekeh. Semua demi anaknya supaya belajar disiplin karena sebentar lagi kelulusan dan Arka akan masuk kuliah.

"Kamu sudah berapa kali ganti guru les, Ar? Kali ini ayah minta kamu bisa belajar lebih baik dari dia!" tunjuk Hangga pada Swari yang masih kaget dengan permintaan ayah Arka.

'Benar, sesuai dugaanku ini anak pasti nggak betah sama guru les sebelumnya. Hufh, cobaan macam apa ini aku disuruh ngurus bocah menyebalkan,' gerutu Swari dalam hati.

Sementara Arka tak kalah memandang sengit lawannya yang sebentar lagi menjadi guru lesnya.

'Tunggu saja, akan aku buat kamu tidak betah jadi guru lesku,' seringai Arka dengan kalimat yang muncul di benaknya.

Arka maju mendekati Swari dan menarik lengan kanannya, hendak memberi ancaman pada Swari.

"Semua ini gara-garu kamu tahu nggak? Tunggu saja, bisa kupastikan kamu nggak betah jadi guru lesku!" Ancam Arka sembari mengayunkan tangan kanan pura-pura ingin memukul Swari.

Reflek tangan Swari maju menangkis pukulan gertakan dari Arka. Melihat reaksi perempuan dihadapannya justru membuat Arka naik pitam, sebentar lagi bakalan ada adu jotos. Swari berniat memberi pelajaran pada bocah di depannya untuk tidak menyelesaikan masalah dengan kekerasan meski dilihatnya Arka hanya ingin menggertaknya.

Hangga yang kaget melihat jurus yang dikeluarkan Swari tidak biasa langsung menarik Arka dari posisinya.

'Perempuan ini sepertinya jago karate, bisa-bisa Arka dihajarnya,' batin Hangga.

"Sudah-sudah, jangan berkelahi!"

"Kamu tidak akan bisa menandinginya, Ar. Sepertinya dia jago beladiri," bisik Hangga lirih namun masih bisa didengar Swari.

Tin tin.

Terdengar klakson motor dari luar rumah memunculkan Bi Marni yang bermaksud memanggil Swari.

"Tuan, ada laki-laki muda mencari temannya."

"Oh itu teman yang jemput saya, Bi. Saya permisi dulu Om. Insya Allah saya siap menghajarnya, eh mengajarnya," seru Swari sembari menunjuk Arka.

"Baiklah, kasih nomer ponselmu dulu sebelum pergi," titah Hangga yang diamati Swari sebagai laki-laki dewasa minim ekspresi.

Swari segera berlari kecil keluar dari rumah besar itu setelah memberi nomer ponselnya pada Hangga dan menghampiri Satria yang masih berada di atas motornya.

Dia langsung turun menyambut Swari dengan salam ala atlet karate menurut versi mereka. Tangan kiri Satria menepuk punggung Swari.

"Apa yang terjadi,Ri. Kamu nggak apa-apa kan?" tanya Satria dengan mimik khawatir.

"Aman," balas Swari sambil tos dengan tangan kanan mengepal.

Semua itu tidak luput dari pandangan Hangga dan Arka yang hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Arka kok kayak familiar dengan laki-laki tadi,Yah. Seperti..."

"Memang siapa laki-laki tadi?"

"Hah, dia atlet karate yang mewakili kota Yogya di ajang olahraga nasional. 

"Masak sih? Harusnya ayah kenal dong."

"Ishh, beda generasi kali yah." Hangga hanya mengernyitkan dahi, dia memang rutin olahraga karate tapi itu dulu. Semenjak jadi CEO di perusahaan tekstil turun temurun milik kakeknya, pemilik sabuk hitam itu jadi tidak punya waktu mendatangi dojo milik pamannya untuk melatih karate.

"Ingat kamu harus belajar yang baik sama guru lesmu yang baru, atau kamu siap-siap babak belur," ucap Hangga sambil tertawa sedangkan Arka hanya bersungut mencari ide untuk membuat Swari tidak betah.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 51B Bahagia (Ending)

    "Mas, di mana?" Suara Raihan terdengar dari seberang."Siapa, Mas." tanya Dena penasaran."Astaga, Mas Ardi di mana? Ingat Mas, Mbak Dena belum ketemu kenapa Mas Ardi sama perempuan lain. Suara siapa perempuan tadi?" teriak Raihan memaksa Ardi menjauhkan ponselnya. "Pakai baju, Sayang. Ada Raihan."Ardi lalu mengubah panggilan Raihan menjadi videocall."Ada apa, Rai?""Mas apa-apaan nggak pakai baju gitu. Mas tidur sama...""Hush, jangan sembarangan. Ini Mas sama Mbak Dena.""Hah?!" Dena menyunggingkan senyum di depan layar ponsel. "Dena! Mana Dena putriku?""Mama!" jerit Dena saat melihat wajah mama Ardi dan mamanya ada di layar menggantikan Raihan yang sudah memberi ruang bagi kedua wanita paruh baya itu. Sorot mata sendu terutama terlukis di wajah Bu Sinta--mama Dena. Mamanya beberapa hari menginap di rumah sahabatnya sekaligus besannya itu. Ia tidak tahan sendirian di rumah kare

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 51A Bahagia (Ending)

    "Na, tolong dengarkan aku! Semua bisa diselesaikan dengan baik-baik. Jangan gegabah. Jangan berpikiran sempit. Kamu tidak sendiri, Sayang. Ada aku, mama, papa, teman-teman. Kumohon, buka pintunya, Na!"Teriakan memohon dari Ardi sebagai usaha terakhir setelah dengan kalimat lembut tidak mempan, akhirnya membuahkan hasil.Cklek, Ardi bersyukur Dena mau membuka pintu. Namun, begitu ia masuk kamar mandi, Dena masih terisak. Tubuhnya menggigil karena terlalu lama mengguyur dengan air dari shower."Ya Allah, Dena! Apa yang terjadi? Kenapa kamu jadi begini?!"Ardi meraih handuk lalu mengganti baju Dena dengan bathrope. Ia memapah Dena keluar kamar mandi. Hening, tidak ada yang mau memulai pembicaraan. Ardi membiarkan istrinya tenang dengan memberi segelas teh panas buatannya."Minumlah untuk menghangatkan badanmu, Na!" Ardi memberi ruang pada Dena untuk berpikir dingin supaya tenang hatinya.Tidak berselang lama, Dena justru

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 50 Kumohon

    Dena berniat menuju restoran untuk menikmati makan malam karena Ardi sudah mengirim pesan agak terlambat datang. Ia sudah merasa lapar, karena Ardi tidak kunjung tiba. Sampai di restoran hotel. Dena berjalan pelan hingga tubuhnya terpaku di pintu masuk restoran. Netranya memicing ke arah sosok yang dilihatnya mirip Ardi.Deg,"Ardi? Kenapa dia malah makan malam sendiri?" Dilihatnya Ardi hanya duduk sendiri menikmati makan dan minuman. Namun, Dena baru mau melangkah terlihat seorang wanita berjalan menuju kursi di seberang Ardi."Hah, siapa wanita itu?" Dena melihat pakaian wanita itu rapi, rambutnya digelung ke atas. Keduanya terlihat akrab saat menikmati makan.Dena merasakan setitik nyeri di dada, pun rasa sesak menyeruak hingga membuatnya susah bernapas."Kenapa kamu melakukan ini padaku, Ar? Apa karena semalam aku menolakmu." Berbagai spekulasi menari-nari di otak Dena hingga membuat kepalanya pening. Ia masih setia berdiri

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 49 Bangkit

    Bab 49 Bangkit"Suami? Istri? Astaghfirullah." Dena menepuk jidatnya berkali-kali setelah ingat kalau mereka sudah menikah."Iya kamu istriku, tapi belum istri yang sesungguhnya karena belum melakukan ini.""Ardi?!" Dena sudah menjerit akibat sentuhan lembut dan dingin mengejutkan dari Ardi terasa di bibirnya. Dekapan erat pun menyusul menghangatkan tubuhnya, hingga keduanya bersiap melakukan ibadah yang dinantikan selama ini."Aargh. Jangan sentuh aku. Pergi!"Dena berteriak sekencang-kencangnya saat Ardi hendak memberikan sentuhan penuh cinta. Sontak saja Ardi terkejut luar biasa, ternyata istrinya masih trauma. Ia segera mendekap erat Dena yang tubuhnya masih gemetaran. Bahkan istrinya itu meronta-ronta saat ia ingin melakukan lebih jauh."Maafkan aku, Sayang. Aku tidak akan memaksamu. Tenanglah! Aku di sini melindungimu."Dena masih sesenggukan dengan kepala merebah di dada bidang suaminya. Ia bisa merasakan suaminya mendesah pelan seolah menahan sesuatu. Raut kecewa jelas terlukis

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 48 Dekapan Hangat

    Bab 48"Mbak Kusuma ayo pulang!""Tidak! Tolong pergi! Jangan ikuti saya!" Teriakan histeris Dena semakin membuat Pak Rahmat panik. Ia tidak tahu kejadian tak terduga itu. Bahkan Dena mendadak pingsan karena teriakan disusul tangisannay yang kencang."Mbak, Mbak Kusuma, Bangun!"Pak Rahmat menepuk-nepuk lengan lalu pipi Dena tetapi tidak ada respon."Astaga! Kenapa jadi begini. Kalau terjadi apa-apa bagaimana ini."Pak Rahmat bergegas membobong Dena ke mobil. Pakaian keduanya sudah mulai basah terkena air hujan terutama Pak Rahmat. Setelah dibaringkan di kursi belakang, Pak Rahmat mencari apa saja yang bisa untuk menutupi tubuh Dena supaya tidak kedinginan. Lama mengobrak abrik bagasi hingga akhirnya Pak Rahmat menemukan sebarang kain.Pak Rahmat merasa lega, lalu berniat keluar dari mobil dan harus segera membawa Dena ke rumah sakit. Namun, baru saja hendak keluar, ia dikejutkan oleh sebuah tarikan pada kerahnya.

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 47A Trauma itu

    Bab 47 Trauma itu"Jadi, Bapak tinggalkan mereka berdua?! Kalau terjadi apa-apa dengan istri saya bagaimana?! Siapa yang bertanggung jawab, hah?!" Ardi sudah tidak bisa mengontrol emosinya. Semua mata tercengang mendengar ucapan mengejutkan Ardi."Istri?" lirih Andi."Ya, Dena Artha Kusuma adalah istri saya.""Apa?!" Semua saling pandang dengan wajah dipenuhi penyesalan.Gegas Ardi menarik Andi menuju mobil yayasan untuk mencari Dena."Ya Allah, semoga Dena baik-baik saja."Ardi tidak mempedulikan hujan lebat yang mengguyur, bahkan petir pun terdengar bersahutan. Ia menarik lengan Andi dan bergegas mencari Dena juga Pak Rahmat."Saya ikut juga, Pak!" Suara Pak RT terdengar lantang. Karena merasa bersalah telah meninggalkan mobil Pak Rahmat yang membawa Dena bersamanya."Mari, Pak!" ucap Andi karena Ardi sudah tidak sempat membalas. Akhirnya mobil itu berisi empat orang, bu kepala panti pun turut kembali mencari Dena. Ia khawatir terjadi apa-apa pada salah satu relawan yang terlihat pal

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 46B

    Bab 46B Kepanikan"Yang ini bagus, Mbak Tantri," sahut Ardi sambil melirik ke arah istrinya yang berdecak kesal."Dasar suami berondong. Awas saja kalau besok sampai rumah." Dena melanjutkan kegiatannya sambil sesekali mencuri pandang ke arah suaminya, manatahu suaminya tebar pesona hingga membuat Tantri salah mengartikan.Sampai waktu menjelang senja, beberapa pengunjung telah kembali pulang. Ardi dan Andi serta tim relawan membantu anak panti membawa beberapa barang kembali ke rumah panti. Namun, Dena masih membereskan tempat pameran bersama Tantri, Pak Rahmat, kepala panti dan juga anak-anak."Bu, ada info rombongan dari sekolah SD mobilnya macet di dekat hutan. Apa bisa kita beri pertolongan?" ucap Tantri dengan wajah sedikit khawatir, tangannya memegang ponsel yang baru saja menyala."Ada apa, Mbak?" Dena mendekati Tantri yang mengobrol serius dengan kepala panti."Ada mobil pengunjung yang membawa anak-a

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 46A Kepanikan

    Bab 46A KepanikanPagi itu suasana panti ramai oleh hiruk pikuk anak-anak yang semangat menyiapkan karya mereka yang akan dipamerkan di hari terkahir. Andi sudah bangun awal dan bersiap dengan seragam kaosnya. Pikirannya masih terngiang percakapan semalam dengan Ardi di kamar."Hmm, maaf nih Pak Ardi kalau saya lancang.""Ya, Mas.""Tadi...hmm, saya lihat Pak Ardi keluar dari kamar Mbak Kusuma."Uhuk, uhuk."Pak Ardi nggak apa-apa?""Nggak, Mas. Saya tadi kebetulan lewat depan kamarnya. Ada suara jeritan dari dalam. Katanya sih kecoa. Ya, saya bantu ngusir.""Oh."Andi masih belum percaya, tetapi pikiran aneh-anehnya segera terhempas begitu saja. Ia harus membantu persiapan hari ini."Mbak Kusuma, di mana?" tanya Andi sambil mengangkat dus berisi karya anak-anak panti. Teman relawan yang kebetulan lewat mengambil dus snack pun menjawab."Itu pergi sama Pak Rahmat dan bu kepala panti untuk menjemput rombongan siswa dari sekolah yang ingin kemari, Mas.""Oh, oke. Makasih infonya. Ayo k

  • Terjebak Cinta CEO Duda   Bab 45B

    Bab 45B Salah Sangka"Sttt!" Dena merapat dengan sigap tangannya menutup mulut Ardi. Tanpa sadar keduanya saling menatap,menyelami manik mata masing-masing. Ada kerinduan yang ingin disampaikan lewat tatapan mata.Ardi mengikis jarak hingga kening keduanya menempel."Aku mencintaimu, Na. Izinkan aku menyelami hatimu hingga tidak ada lagi lara yang tertinggal di sana. Hanya ada kamu dan aku yang akan mengukir masa depan. Menghadirkan keramaian anak-anak kita nantinya."Memilih diam mencerna setiap kata lembut yang keluar dari mulut suaminya, Dena tenggelam dalam pusaran kerinduan yang terobati dengan sentuhan. Hingga tak terasa keduanya merasakan puncak kebahagiaan dengan sentuhan. Dena menarik diri karena harus menghirup oksigen banyak-banyak. Kedua tangannya reflek menutup bibir bahkan mukanya yang sudah memerah seperti buah Cherry."Kamu cantik sekali kalau seperti ini, Na. Kita lanjutkan besok pulang dari sini ya, sekalian ho

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status