Kenzo menatap tajam menuju ke arah Ayu, bisa-bisa nya dia meninggalkan Kenzo di kamar sendirian, seharusnya Ayu menunggunya di depan pintu atau setidaknya mereka turun bersama-sama. Namun, Ayu sepertinya turun terlebih dahulu karna Kenzo juga melihat Lia di samping wanitanya. Ayu yang merasa ditatap seperti itu hanya mengalihkan pandangannya ke arah mana saja yang penting ia tak ingin menatap mata pria yang menikahinya.
Mati aku "Lia, sini sayang duduk, kita sarapan," ucap Mommy kepada anaknya itu tanpa menyapa Ayu.
"Kak, ayo sarapan," ucap Lia saat melihat mommy nya ini hanya menyapa nya tanpa menyapa kakak ipar. Mereka pun duduk dan menikmati sarapan masing-masing, tidak ada yang bersuara sedikit pun dimeja ini karna memang peraturannya masing-masing, tidak ada yang berkata sedikit pun di meja ini karna memang peraturannya jika sedang berada di meja makan tidak boleh berbincang atau mengobrol karna tidak sopan katanya. Ada rasa senang di hati terdalam Ayu karna ia bisa makan di meja makan bersama keluarganya bukan maksudnya keluarga tuan mudanya ini. "Andai aku bisa makan bersama ayah pasti aku bahagia." gumam Ayu dalam hati.
Setelah sarapan sudah selesai, mereka mulai sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ayu membawa tas tuan mudanya dan mengantarkan Kenzo ke depan rumahnya. "Lain kali tunggu aku keluar dari dalam kamar!" bentak Kenzo kepada wanita yang ada di depannya.
Ayu hanya menunduk saat mendengar ucapan daei tuan mudanya ini berbicara, Dia pun segera menganggukan kepalanya sebagai jawaban dari perintah Kenzo. "lyaa." jawab Ayu singkat.
"Kalo ada yang ngomong tatap orangnya," Ayu yang mendengar itu pun langsung menegakkan kepalanya menatap laki-laki yang ada di depanya.
"Benarkan dasi ku!" titah Kenzo dan Ayu pun membenarkan dasi tuan mudanya, ia merasa gugup karna tubuh mereka berdekatan apalagi tatapan Kenzo yang sepertinya hanya mengarah kepada Ayu.
"Tuan, ini tasnya." Ayu menyerahkan tas kerja itu kepada Kenzo. Kenzo pun menerima dan langsung melangkahkan kakinya menuju mobil yang sudah siap berangkat. Namun, sebelum itu Ayu lebih dulu memanggilnya dan Kenzo pun membalikkan badannya mengarah ke arah Ayu.
Dengan segera Ayu mengambil tangan Kenzo dan menyalami nya layaknya istri yang patuh pada suaminya. "Hati-hati ya tuan." Kenzo yang tak menyangka jika Ayu melakukan ini pun hanya mengangguk singkat.
"Hm..." Setelah itu Kenzo pun berjalan menuju mobil yang sudah dibuka oleh Jimmy agar tuannya itu bisa masuk dan langsung duduk. Bagaimana pun Ayu adalah seorang istri dari Kenzo. Jadi, ia harus patuh pada tuan mudanya itu walau sebenarnya ia tak ingin memiliki suami mirip seperti kulkas berjalan itu. Ketika sudah tidak melihat mobil itu di depannya, Ayu pun membalikkan badannya melangkah menuju ke kamarnya rencana ia hari ini akan ke butiknya mengecek para pekerjanya.
Ayu masuk ke dalam mension itu dan melihat Rena sedang berdiri sembari menatap nya intens. Drama apa lagi ini? Ayu hanya tersenyum dan menyapa Rena dan melanjutkan langkahnya menuju kamar. ini masih terlalu pagi, Ayu tidak ingin mendengar hinaan lagi dari mulut mommy mertuanya itu.
"Ck! liat saja saya akan memikirkan bagaimana caranya agar kau ditendang dari rumah ini," ucap Rena menatap sinis ke arah Ayu yang menghentikan langkahnya dan menatap mommy mertuanya yang sudah seperti ibu tirinya.
Tuh kan mulai lagi. "Maaf nyonya, silakan nyonya melakukan semau nyonya tapi saya tidak akan pergi jika bukan tuan muda yang menyuruh saya pergi" jawab Ayu tenang sembari tersenyum ke arah Rena.
Raut wajah Rena seketika berubah ia sepertinya menahan amarahnya itu. "Cih, perempuan rendahan seperti mu ini tidak pantas menjadi menantu keluarga ini, seharunya Kenzo bisa mencari wanita yang lebih berkelas dari kamu," ucap Rena cetus.
"Tuan Kenzo sendiri yang mau menikahi saya, lagian saya tidak pernah meminta dinikahi tuan Kenzo, nyonya." Ayu hanya mencoba menjawab dengan baik setiap kata-kata ibu mertuanya ini. Rena hanya menatap kesal ke arah Ayu, wanita ini benar-benar kurang ajar di pikiran Rena karna Ayu berani-beraninya menjawab setiap ucapan Rena.
"Maaf nyonya saya permisi dulu." sahut Ayu membuyarkan tatapan kesal yang ditunjukan Rena, ia pun segera melangkahkan kakinya menuju kamar yang ia tempati saat pertama kali datang kesini.
"Kau menjual tubuh mu ya? Sudah berapa banyak laki-laki yang kau poroti hartanya? kenapa Kenzo mau dengan wanita seperti mu ini, ckck..." celetuk Rena asal.
***
Kenzo masuk ke dalam gedung besar yang ada di pusat kota ini, ia berjalan dengan diikuti Jimmy yang berjalan di belakangnya. banyak yang pasang mata yang menatap nya penuh kekaguman khususnya para kaum hawa. yang di tatapun hanya mengacuhkan dengan pandangan dingin.
"selamat pagi tuan,"
"Pagi tuan,"
"Pagi tuan muda,"
Tak sedikit karyawan yang menyapa tuan mudanya ini tapi hanya dibalas dengan tatapan sekilas dengan kaki yang masih berjalan. Semua karyawan sudah biasa diperlakukan seperti itu namun mereka masih menyapanya karna bentuk hormat dari bawahan kepada atasan. Kenzo memasuki lift yang hanya diperuntukan untuknya dan Jimmt pasti nya, Setelah menekan tombol lantai 10 ia pun terdiam di lift tersebut sampai menunggu sampai di lantai tujuannya.
Seketika ia mengingat bagaimana wajah kebingungan dari Ayu saat ia terbangun di tempat tidur tadi. Kenzo tersenyum kecil mengingat ekspresi yang sering ditunjukan Ayu padanya. Jimmy yang melihat itu sedikit kebingungan ya walaupun senyuman itu kecil namun Jimmy tahu jika tuan mudanya ini tersenyum. Apa karna nona Ayu? Kenzo keluar dari lift yang sudah terbuka, dilantai ini tak banyak karyawan yang bekerja disini mungkin hanya beberapa saja. Jimmy membukakan pintu ruangannya Kenzo dan ia pun ikut masuk saat tuan mudanya itu sudah masuk.
Kenzo duduk dan menatap berkas-berkas yang ada dimeja kerjanya, ia menarik nafas gusar. karna pernikahannya kemarin menghabiskan waktu banyak sehingga pekerjaan nya di kantor menumpuk. Huh "Jimmy, kau silakan keluar!" ucap Kenzo saat melihat Jimmy yang masih setia berdiri di depannya.
"Baik tuan." setelah mengucapkan itu Jimmy pun keluar dari ruangan itu meninggalkan Kenzo sendiri.
Drt!
Kenzo menatap ponselnya yang berdering disitu tertera nama salah satu bodyguard nya yang ia perintahkan untuk mengawasi Ayu. "Nona Ayy pergi bersama laki-laki menggunakan motor tuan," mendengar bawahannya itu berbicara seperti itu membuat Kenzo meradang. Sialan! benar-benar ya wanita itu!
"Ikuti dia,jangan sampai kehilanganya!" titah Kenzo.
"Baik." sambungan telepon itu pun terputus, Kenzo menatap jendela besar yang ada di samping mejanya, la menyeringai kejam.
"Kembalian nya ambil aja ya, pak," ucap Ayu saat turun dari motor itu dan memberikan uang berwarna merah dari dalam tasnya. "Duh kebanyakan banget uang kembaliannya, dek," ucap laki-laki yang mungkin umurnya seperti ayahnya. "Iya sekalian saya bersedekah pak, makasih ya." Ayu berjalan memasuki Bangunan Butik besar yang ada di hadapannya. "Eh ada Ibu Ayu," ucap salah satu pegawai yang ber-tag Meli disaat melihat Ayu masuk ke dalam Butiknya. Ayu mengedarkan pandangan nya ke sekeliling Bangunan ini. "lya Mel, dimana yang lain kok terlihat sepi?" tanya Ayu yang menatap ke arah ke sekelilingnya. "Ada di belakang Bu, biasa masih bersih-bersih." jawab Meli sopan. "Oh, ya udah Mel, aku ke atas dulu ya." balas Ayu. "Iya mbak." jawab Meli dan ia menatap punggung Ayu yang ditutupi oleh hijab. Ayu berjalan menuju ke arah ruangannya yang terletak di lantai 2 gedung ini. sembari berjalan ia menatap hasil dari jerih payahnya selama in
Ayu bingung harus menjawab apa? Jika ia bilang yang sebenarnya, kemungkinan besar ibu-ibu ini akan menceritakan nya pada semua orang? Jujur saja, ia belum siap jika harus melihat wajah munafik dari orang-orang yang dulu selalu menatap ia rendah, Ayu nyaman dengan ini karna ia tau mana orang yang benar-benar tulus padanya dan mana orang yang memang benar-benar tak suka padanya. Drt! Drt! Ayu mengalihkan pandangannya menuju ke arah tas milik salah satu wanita itu dan wanita itu mengambil ponsel dari tas branded original pengeluaran terbaru. "Eh, suamiku sudah menjemputku. Ayo pulang bareng aku nanti aku kenalin anak gadis aku yang super cantik," ucap Versyah dan dibalas anggukan oleh Maudi. Mereka berdua pamit di hadapan Ayu dan Ayu menatap kepergian mereka yang kian menjauh. "Syukurlah, aku tidak bilang yang sebenarnya." kata Ayu dalam hati. *** Kenzo mendapatkan laporan dari bodyguard nya yang ia suruh mengikuti Ayu. Jika wanita itu pe
“Tuan, mereka hanya mengantarkan nona saja setelah itu mereka pergi mencari penumpang lainnya” ucap Jimmy berdiri di depan Kenzo. “kau membantah ku!” sahut Kenzo menatap tajam ke arah Jimmy. "Aku hanya menyelamatkan mu dari tingkah cerdas mu ini tuan." kata Jimmy yang tidak berani ia lontarkan secara langsung di depan tuannya. “Mereka tidak memiliki hubungan apa-apa selain mengantarkan lalu dibayar dan setelah itu selesai tuan.” jelas Jimmy. “Cih! Tapi kau liat ini berdekatan sekali, bagaimana jika Laki-laki itu memanfaatkan keadaan seperti mengerem mendadak atau menyuruh wanitaku ini berpegangan kepadanya,” ucap Kenzo. “Tuan, tukang ojek itu tidak mungkin seperti itu karna ada beberapa peraturan juga yang harus ditaati setiap ojek online, kalo memang ada pasti penumpang itu akan mengirim kan pesan kepada pihak aplikasinya agar bisa menegur ojek tersebut,” ucap Jimmy berusaha menjelaskan kembali. “Aku tidak ingin ada yang menyentuh wan
Ayu sudah muak dengan semua orang yang mengatainya murahan, Mengapa semua orang menyimpulkan bahwa dirinya rendahan? apa memang ia terlihat seperti itu? Ketika tersadar dari kelakuan nya pada tuan muda, ia menatap tangan yang masih mematung di samping wajah Kenzo. Kenzo yang menerima tamparan mendadak itu pun tidak bisa menghindar, ia hanya menatap Ayu dengan tangan yang memengang pipinya walau tamparan Ayu tidak ada rasa apa-apa baginya. “Beraninya kau! menantang ku rupanya ya?” Ayu menggelengkan kepalanya, matanya yang berkaca-kaca sudah tidak bisa dibendung, Ia langsung bergegas melangkah pergi dari kamar ini namun ada tangan yang menahannya sebelum Ayu membuka pintu ruangan ini. “Lepaskan” ucap Ayu sembari mencoba melepaskan tangannya dari tuan muda. “Tidak semudah itu baby, aku akan menghukum mu sebelum kau keluar dari kamar ini” Kenzo membalikan tubuh Ayu dan memojokkannya di tembok. Ayu yang merasa posisi ini tidak menge
Hari sudah menjelang sore, Ayu yang telah menyelesaikan ritual mandinya itu. Ia duduk di pinggiran kasur, sebentar lagi tuan mudanya pulang ia harus apa? Jujur saja, melihat wajah tuan Kenzo sekarang membuat ia takut.“Aku pura-pura pingsan aja kali ya?” gumam Ayu, ia memikirkan cara agar tidak bertemu dengan Kenzo sekarang namun ia belum cukup keberanian untuk melakukan itu."Apakah aku berpura-pura sakit? Berpura-pura tidur? Berpura-pura amnesia?" tanya Ayu dalam hati.Ayu pusing memikirkan bagaimana caranya untuk tidak bertemu dengan tuan mudanya.“Huh... Berpura-pura tidur saja,” Ayu kembali merebahkan tubuhnya. Jujur saja sebenarnya badannya masih sakit karna tadi malam tapi ia tahan, Ayu tidak mau ada yang tau jika ia sakit.Terdengar suara riuh dari bawah sepertinya tuan mudanya sebentar lagi akan sampai di mension ini, seperti biasanya ada yang mengetuk pintu kamar Ayu untuk memberitahu jika tuan muda sudah sam
Kepergian Kenzo ke luar kota untuk memantau bisnisnya, membuat Ayu merasa sedih. Semua keluarga Kenzo dan Ayu mengantarkan Kenzo dengan selamat tanpa tujuan. “Sayang, kamu hati-hati ya disana.” sahut Rena dengan memeluk Kenzo tanpa melepaskan genggamannya dari Ayu“Kakak hati-hati ya,” ucap Lia.“Kak Kenzo hati-hati ya,” ucap Nita yang merupakan sepupu jauh Kenzo yang baru 2 jam tiba di mension milik Kenzo.Kenzo dan Ayu melanjutkan langkahnya menuju ke arah mobil yang terparkir di halaman.“Kau jangan mencoba kabur ya karna aku tidak ada disini,” ucap Kenzo menatap tajam ke arah Ayu.Ayu mengangguk patuh. “Aku tidak mungkin kabur tuan.” sahut Ayu.“Awas saja sampai kau coba menghubungi selingkuhan mu itu.” balas Kenzo.Lagi-lagi Ayu mengangguk, terserah apa kata tuan mudanya yang jelas dia sudah jelaskan bahwa pria itu hanya tukang ojek bukan selingkuhannya.
Mereka langsung duduk di meja makan yang sudah banyak tersedia makanan yang mengunggah selera Ayu.Tak lama kemudian, Rena dan Nita turun dari lantai atas menuju ke arah meja yang sudah di tempati Ayu dan juga Lia."Mereka tadi ngomongin apa ya?" kata Ayu dalam hati.Bukan maksud Ayu menguping atau ingin tahu tapi tadi ia mendengar nama nya di percakapan mereka berdua, sebenarnya ada apa?Ayu menatap kedua orang yang sudah duduk dihadapannya. nampak kedua orang itu hanya acuh melihat kehadiran Ayu.Semua nampak tenang disana, tak ada suara apapun dimeja itu hanya ada suara sendok dan garpu yang menyentuh piring.***“Jimmy, kemarilah ponselku!” ucap Kenzo.Kenzo dan Jimmy sekarang berada di mobil. mereka baru sampai tadi pagi, sekarang mobil itu melaju ke arah hotel tempat dimana mereka akan beristirahat s
Ayu mendengar samar-samar suara gaduh dari dalam Butiknya, dengan segera ia langsung berjalan menuju asal suara tersebut.Ia menatap sekumpulan orang-orang yang sedang melingkari sesuatu disana.Ayu berjalan dan mendekat ke arah sana “Ini ada apa ya?”Mendengar suara yang sangat mereka kenal, sekumpulan orang itu berbalik menatap suara wanita tadi.“Eh ada mbak Ayu,” ucap salah satu orang yang berkumpul disana.Mereka mulai minggir memberi jalan untuk pemilik Butik ini.Ayu menatap ke arah depannya, disana berdiri Lina yang memandangnya dengan pandangan memohon pertolongan. lain dengan orang yang sedang berjongkok di depan Lina dengan pandangan berharap."Pasti dia lagi, sudahlah lebih baik aku langsung masuk ke dalam ruangan atas." Ayu melangkah kaki menuju ke arah anak tangga.Saat sudah sampai di ruangan itu, Ayu langsung duduk di kursi nya, tak lupa juga ia mengecek handpone nya."Belum ada noti