Sesaat, kedua matanya mengerling saat rumahnya sangat sepi, tak ada orang sama sekali.
Berkali-kali, Satria mengecek dengan teliti. Tapi hasilnya juga sama. Sepi dan tak ada orang di rumah.
"Kemana mereka?" tanyanya berpikir.
"Ada apa?" tanya Doni yang melihat Satria sedang ada masalah.
Tak ada jawaban ataupun menoleh ke arahnya. Biasanya, jika Satria seperti itu, ia sedang berpikir untuk mengatasi masalah tersebut.
"Stroller junior," gumam Satria mengecek cctv yang ada di stroller putranya.
Doni mengernyit dan melirik Satria yang sangat fokus dengan ponsel yang ada di tangannya.
Satria mendesah sebal. Ia tak habis pikir jika stroller milik junior tak ada signal.
"Ada apa, Sat? Apa ada masalah besar?" tanya Doni seraya mengemudi mobilnya.
"Apa hari ini, ada laporan dari mereka?"
"Tidak, hari ini tak ada laporan dari mereka? Memangnya kenapa?" tanyanya penasaran.
"Di rumah sepi dan tak ada orang s
"Apa kamu suka?" tanya Satria memegang kedua pipi istrinya yang chubby."Heem," kata Rachel terkejut saat suaminya melumat bibirnya dengan lembut.Satria menyeringai. Jari jemari tangannya tak berhenti membelai rambut indah Rachel yang terurai panjang."Bukankah kamu bilang ke Surabaya tiga hari? Kenapa hari ini pulang? Apa semua baik-baik saja?" tanya Rachel seraya melingkarkan tangannya di pinggang Satria."Semua baik-baik saja."" Apa kamu tidak bisa mengatasi masalah dengan klien?""Tidak, semua baik-baik saja!""Trus apa?" tanya Rachel penasaran."Aku tak mau kamu kecewa!"Rachel menyunggingkan senyumnya. Ia seakan masih tak percaya dengan surprise yang di berikan Satria kepadanya. Sangat Romantis dan sangat berbeda dengan acara ulang tahun sebelumnya."Makasih, ya. Kamu pulang di hari ulang tahun aku. Dan aku juga tak menyangka kalo suamiku menyiapkan semua ini untukku," tutur Rachel yang membuat senyum Satria sedikit m
Rachel terbelalak kaget. Ia mulai panik saat junior tidak ada di tempat tidurnya."Junior ke mana?" tanya Rachel bingung mencari buah hatinya.Sesaat, langkah kakinya terhenti ketika melihat junior tertidur pulas di pelukan suaminya.Rasa bingung, panik seketika hilang dengan sendirinya."Ternyata kamu tidur sama papa, Nak!" gumam Rachel menyeringai.'Ya Tuhan, terimakasih atas kebahagiaan yang Engkau berikan untuk keluarga kecilku ini. Terimakasih juga Engkau telah memberikan suami seperti dia.'Rachel mengikat rambutnya yang terurai panjang.Secara perlahan, ia mulai mendekati dua orang yang kini mengisi hati kecilnya."Kalian mirip banget," lirih Rachel tersenyum seraya mendekap tubuh suaminya.Satria yang merasa ada sentuhan di tubuhnya, secara perlahan mulai terbangun dari tidur.Ia membuka kedua matanya yang masih menahan rasa kantuk yang mendalam.Rachel tersenyum dan tak berhenti m
Rachel terperangah saat mendengar nama suaminya terlontar dari mulut Laura."Sahabat kecil Satria?" tanya batin Rachel seraya menatap wajah cantik Laura yang berdiri di sampingnya.Wajah cantiknya seketika cemberut saat suaminya memiliki sahabat yang begitu cantik dan anggun. Oma hanya mendesah dan tak menggubris akan perkataan laura kepadanya.Senyum laura memudar. Ia menoleh ke arah Rachel yang sedari tadi tersenyum tipis ke arahnya."Kamu, pasti istrinya Satria?" tebak Laura menunjuk ke arah Rachel.Rachel tersenyum."I ...," kata Rachel terhenti."Rachel, kita pulang saja! Oma capek!" perintah oma pergi seraya mendorong scottler milik junior.Rachel mengernyit. Ia tak mengerti apa yang terjadi sebenarnya antara oma dan Laura."Iya, Oma!" jawab Rachel mengambil tas kecilnya.Laura menghela nafas panjang. Ia tak habis pikir dengan sifat jutek oma kepadanya.Ia menoleh ke arah Rachel yang masih berdi
"Di sana pemandangannya sangat indah, udaranya juga sejuk. Bawa istri dan anak kamu juga! Aku yakin, dia pasti mau. Apalagi, dia sangat hobi bermain golf 'kan?"Perkataan dan pertanyaan sakti membuatnya terkejut. "Bagaimana bisa dia tau kalo Rachel sangat suka bermain golf?" tanya batin Satria mengerutkan keningnya.Sakti menyeringai. Ia sangat tau dengan apa yang di pikirkan oleh Satria saat ini."Semua orang tau apa hobi istri kamu, Satria. Sebelum menikah dengan kamu, banyak kegiatannya bermain golf di beranda medsosnya," tutur Sakti menjelaskan.Satria menghela nafas panjang. Ia benar-benar tak pernah tau tentang isi medsos milik istrinya."Ya sudah, aku pulang dulu! Kalo ada waktu, kamu bisa hubungi aku!" kata Sakti masuk ke dalam mobilnya.Satria menyeringai melihat Sakti pergi meninggalkannya."Bagaimana bisa aku tak tau tentang medsos istriku sendiri? Hobinya saja aku tau dari orang lain," gerutu Satria menop
Ceklek!Sesaat, senyum Rachel memudar. Ia terbelalak kaget saat Laura tiba-tiba memeluk tubuh suaminya dengan erat."Satria, akhirnya aku menemukan kamu!" kata Laura tanpa memperdulikan perasaan Rachel."Laura, lepaskan!" pinta Satria melepaskan pelukan Laura.Senyum Laura meredup. Kedua matanya menatap ke arah tangan kekar Satria yang begitu erat memegang jari jemari tangan Rachel."Satria, aku ....""Dia istriku. Dan tak seharusnya kamu bersikap seperti itu," ujar Satria bernada tinggi.Rachel menatap wajah tampan suaminya. Ia menyeringai saat Satria sangat menjaga perasaannya."Iya, maafkan aku! Aku tak bermaksud untuk ....""Jangan biasakan lagi! Semuanya sudah berubah, jangan samakan seperti dulu!" ketus Satria tegas.Hati laura seakan teriris mendengar bentakan dari satria. Suatu hal yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam persahabatan mereka."Iya. Sekali lagi, maaf, ya! Rachel, maafkan aku, y
Lepaskan aku! Aku sangat mencintai dia. Dari dulu sampai sekarang, aku ingin bersamanya." kata-kata Laura mulai melintas di pikirannya."Siapa orang yang ia maksud?" tanya Sakti penasaran.Dengan cepat, ia mengambil ponselnya yang ada di saku celananya.Jari jemari tangannya dengan cepat menekan nomor yang ada di layar ponsel."Kamu ikuti terus ke manapun dia pergi!" perintah Sakti mematikan ponselnya."Sampai kapanpun aku tak bisa melepasmu, Laura!" gumam Sakti melirik ke arah ponselnya yang bergetar."Iya," jawab Sakti seraya mengambil jas yang tergeletak di bahu kursi.****Dinda melirik Satria. Sudut matanya mengerut melihat sahabatnya yang sedari tadi terdiam seribu bahasa."Da apa? Apa ada masalah dengan Rachel?" tanya Dinda penasaran.Satria mendongak dan menatap ke arah sekertarisnya yang begitu ingin tau tentang dirinya."Sudah selesai?" tanya Satria yang fokus pada pekerjaan yang
Ke mana dia? Tak biasanya dia seperti ini?" tanya Rachel melacak gps milik Satria. Sejenak, kedua matanya terbelalak kaget saat gps suaminya mengarah ke arah villa.Villa? batin Rachel bertanya. Ia seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Kedua matanya berputar melihat arah jalan yang ia lintasi satu arah menuju villa."Fajar, kita ke villa sekarang!" perintah Rachel yang mengejutkan dua pengawalnya."Tapi, Non ...," kata Bayu terhenti."Masalah oma, biar saya yang bicara! Kita ke villa sekarang!" ujar Rachel yang terlihat begitu marah."Baik, Non!" jawab Fajar melirik Bayu yang duduk di sampingnya. Bayu hanya menaikkan bahunya. Ia tak tau apa yang terjadi dengan nona bossnya. Dengan cepat, ia menulis pesan via wa untuk Doni. Ia memberitahu tentang Rachel yang akan pergi ke Villa.Rachel mendesah sebal. Tatapan matanya tertuju ke arah luar jendela mobil. Bisa-bisanya dia selingkuh di belakangku? Apa salahku sehingga ia tega melakuk
Sesampai di depan pintu, Satria terkejut saat pintu kamarnya terkunci.Di kunci? gumam batin Satria mendesah."Junior, malam ini kita tidur berdua, ya? Mama kamu lagi sensi sama papa," kata Satria tersenyum melihat putranya yang juga tersenyum ke arahnya. Celotehan kecil junior membuat rasa lelah Satria sedikit hilang.Di kamar, Rachel mulai jenuh. Ia merasa kesepian saat berada di kamar yang terbilang sangat luas. Kedua matanya tampak sembab. Jari jemari tangannya mulai mengusap air mata yang membasahi pipinya."Ya Tuhan, Junior! Bagaimana bisa aku melupakan anakku di saat aku marah seperti ini," gerutu Rachel beranjak dari tempat tidurnya seraya mengikat rambutnya yang panjang.Rachel keluar dari kamar dan mencari keberadaan junior. Kedua matanya berputar mencari keberadaan sang buah hati. Sesaat, langkahnya terhenti ketika melihat arah jarum jam yang menunjukkan pukul 23.00 WIB."Jam sebelas malam? Jadi, aku meninggalkan junior bers